Heal Me

Cast: Always Hunhan and other
Genre: Yaoi Only
Rate : T

FF persembahan HunHan SeRaXi yang ke-3, sebagai pengganti dari Damn Iam Manly Oh Sehun, yang dalam tahap hiatus karena bulan puasa, baiklah ini yang author janjikan, semoga readers-nim suka dan hasil RFF nya seimbang lagi ^^


Disebuah gereja yang kini dijadikan tempat pemberkatan, terlihat seorang pemuda tampan nan berwibawa tengah membacakan janji sucinya dengan seorang wanita anggun pilihannya. Keduanya membacakan janji suci tersebut dengan lantang, seusainya sang pastur meresmikan mereka berdua menjadi pasutri dan pemuda tersebut mencium dahi istrinya dengan mesra yang langsung mendapat tepukan meriah dari tamu undangan yang hadir.

"Selamat Oh Sehun, aku amat bahagia melihatmu" seorang wanita dengan pakaian formal memeluk pemuda dihadapannya dengan erat

"Terimakasih telah menyempatkan datang ke acara pernikahanku, Noona" pemuda bernama Oh Sehun itu tersenyum ceria kearah seorang wanita yang ia panggil Noona

"Kau juga selamat Oh Hani (Exid), sekarang kau juga bagian dari keluarga Oh, kuharap kau bisa menjaga dan melayani adikku dengan baik" wanita itu tersenyum kearah yeoja yang sekarang menyandang marga Oh, Oh Hani.

Oh Sehun adalah duda single kaya raya, ia telah menikah sebelumnya dengan yeoja cantik bernama Baek Suzy dan yang kedua dengan yeoja sexy bernama Im Yoona, tapi pernikahan itu kandas karena mantan istri pertamanya, Suzy. ketahuan berselingkuh saat Sehun mengadakan meeting diluar negeri, dan mantan istrinya yang kedua, Yoona. Dia sering menghamburkan uang Sehun untuk kecantikannya, tapi ketika Sehun meminta buah hati, Yoona menolaknya karena ia lebih mementingkan tubuh sintalnya daripada seorang anak.

Dan kini Sehun menikah lagi untuk yang ketiga kalinya dengan yeoja sederhana bernama Hani, mereka bertemu saat Sehun menghadiri launching produk barunya dan kebetulan Hani adalah seorang SPG yang mempromosikan produk tersebut, saat itu Sehun terpana melihat kecantikan Hani dan akhirnya mereka menikah setelah menjalin hubungan selama 3 tahun.

" Kau ingin honeymoon kemana Chagi?" Tanya Sehun begitu mereka sampai dimansion Oh

"Bagaimana kalau ke pegunungan? kita bisa menghabiskan waktu sambil melihat pemandangan, pasti menyenangkan" Hani memberi usul dan Sehun berpikir

"Kau tidak ingin keluar negeri? Seperti Paris misalnya?" Sehun memastikan dan Hani menggeleng

"Kalau di negara kita memiliki pemandangan yang indah, untuk apa kita jauh-jauh keluar negeri hanya untuk honeymoon?" Hani menjelaskan dan Sehun tersenyum

"Baiklah, nanti sekertarisku akan memesankan tiket kesana dan kita akan segera berlibur!" Sehun mengusak rambut istrinya tersebut dan tersenyum

"Yeayy! Aku tak sabar menantikan hari itu, Sehun" Hani bersorak gembira

Seminggu setelah pernikahan mereka, kini Sehun dan Hani sudah berada di Jeju dengan mengunjungi Hallasan National park sebagai destinasi utama mereka, Hani dengan gembiranya menggandeng lengan Sehun untuk berjalan-jalan menyusuri hamparan bunga dan rerumputan yang terlihat indah dimatanya, sedangkan Sehun hanya menuruti keinginan Hani untuk berjalan kemana saja.

"Kau Senang, Hani?" tanya Sehun dan Hani mengangguk semangat

"Tentu saja Sehun! Ini mengagumkan ,ayo kita abadikan momen ini!" Hani menyiapkan ponsel nya dan mereka berfoto berdua dengan background hamparan bunga yang indah

"Tanganmu terasa dingin" Sehun melepas syalnya dan melilitkan syal tersebut pada leher Hani

"Gomawo Sehunna, aku mencintaimu" Hani tersenyum dan mencuri satu kecupan dibibir sehun, setelahnya ia berlari

"Heii-tunggu! Kau mulai nakal rupanya" Sehun menyerigai dan ikut mengejar Hani

Kira-kira seperti itulah perjalanan rumah tangga mereka sekitar 8 bulan ini, semuanya berjalan normal, setiap kali Sehun pulang ke mansion, Hani selalu menyiapkan air hangat untuk Sehun dan jika suaminya lelah, maka Hani bersedia untuk memijat punggungnya.

Malam itu ketika Hani hendak tidur, ia merasakan perutnya mual. Ia bolak-balik pergi kekamar mandi hanya untuk memuntahkan air liurnya, Hani terlihat pucat dan Sehun khawatir melihat keadaan istrinya.

"Kau baik-baik saja?" Sehun membantu memijat leher Hani yang sejak tadi mual-mual

"Aku rasa hanya masuk angin, Sehunna. Kau tenang saja" Hani berucap lirih dan ia berusaha terlihat baik

"Bagaimana hanya masuk angin jika kau sampai pucat begini?" Sehun nampak gusar dan ia memapah Hani untuk berbaring dikasur

"Kau tidurlah, aku akan memanggil dokter" Ucap Sehun cemas

"Ini sudah malam Sehunna, aku baik-baik saja" elak Hani dengan tersenyum

"Aku tak ingin terjadi apa-apa padamu, kau tunggulah disini, akan kupanggilkan Noona untuk menemanimu" setelahnya Sehun beranjak dari kamarnya meninggalkan Hani yang nampak ketakutan

"Astaga bagaimana ini? Bagaimana jika aku positive hamil! Tidak ini tidak mungkin!" Hani meraih ponselnya berniat menghubungi seseorang namun jemarinya terhenti ketika pintu kamarnya terbuka

"Hani-yah, kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" yeoja yang diketahui sebagai kakak perempuan Sehun itu terlihat khawatir, segera Hani menyembunyikan ponselnya dan berbaring lemah

"Setelah mual-mual tadi, aku merasa perutku sakit" Hani memegangi perutnya

"Itu karena kau memuntahkan makananmu, kau tunggu disini ya, akan aku buatkan bubur untukmu" yeoja itu hendak beranjak namun Hani menahannya

"Tidak usah Sera unnie, sebaiknya kau temani aku saja disini hingga Sehun datang" Hani memasang wajah berharapnya, dan yeoja yang dipanggil Sera unnie itu akhirnya menuruti kemauan adik iparnya

"Tidurlah dengan nyaman, aku akan mengatur suhu penghangat ruangannya" Sera menaikkan selimut Hani dan ia lekas menyetel suhu penghangat ruangan yang terletak di meja nakas, sesudahnya ia mendudukkan dirinya disebelah Hani yang masih belum tidur

"Kau tidak tidur?" tanya Sera dan Hani menggeleng

"Kau tahu jika adikku itu sangat mencintaimu? Dia bahkan rela memanggil dokter malam-malam begini hanya untukmu, Aku berpesan padamu tolong bahagiakan Sehun, buat dia tersenyum setiap hari, semenjak orangtua kami meninggal, ia jadi anak yang mandiri, ia mengambil alih semua aset perusahaan dan menjadi seseorang yang sukses sekarang" Sera menghela napasnya sejenak

"Dia memang duda untuk kedua kalinya, itu karena istrinya yang dulu hanya memanfaatkan kekayaannya saja, aku menaruh harapan padamu, Hani-yah. Di dunia ini sekarang Sehun-mu itu hanya memiliki kau dan aku yang harus ia lindungi, jadi tolong jangan kecewakan adikku sebagai suamimu" Sera tersenyum dan mengusap helaian rambut Hani

"Aku mengerti Unnie" Hani tersenyum dan setelahnya dokter maupun Sehun sudah sampai dikamarnya, seusai diperiksa dokter itu tersenyum dan menjabat tangan Sehun

"Selamat tuan, istri anda sedang mengandung 3 minggu. Tolong anda jaga kesehatannya, saat ini istri anda baik-baik saja, mual-mual itu wajar bagi wanita hamil" dokter itu tersenyum dan Sehun tak dapat menyembunyikan rasa kegembiraannya, ia memeluk istrinya dengan erat

"Terimakasih tuhan, dan terimakasih untukmu, Hani-yah" Sehun mengecup pucuk kepala Hani

"Sehunna, Chukkae. Aku turut bahagia" Sera memeluk Sehun

"Noona, tolong kau jaga Hani jika aku bekerja, jika dia menginginkan sesuatu katakan padaku" pinta Sehun dan Sera tersenyum

"Tentu saja, apapun untuk adikku semuanya akan kulakukan"

Setelah kejadian itu, dipagi hari Hani menelpon pacar gelapnya, yang tentu saja tanpa sepengetahuan Sehun maupun Sera, ia terus menoleh kebelakang tepat Sehun tengah tertidur pulas sambil menunggu panggilannya terjawab

"Oppa, bagaimana ini aku hamil!" ucap Hani ketika panggilannya terjawab

"Oohh... baguslah, lakukan sesuai rencanaku, Hani" seseorang itu tertawa senang

"Tapi setelah semuanya tahu mengenai kehamilanku, aku pasti tidak akan diperbolehkan kemana-mana, aku harus bagaimana?" Hani terlihat khawatir

"Kau tenang saja, aku sudah mengetahui dimana berkas itu dengarkan baik-baik..." orang itu mulai menjelaskan rencana liciknya dan Hani menyimak

"Baiklah, akan kucoba" Ucap Hani pada akhirnya

"Kau harus cepat Hani-yah, dan sesudah bayi itu lahir. Dia akan jadi milikku" orang itu memperingati Hani

"Aku mengerti, oppa" Hani tersenyum licik

Hari itu, Sera harus menghadiri peragaan Fashion di Busan. Ia menitipkan Hani pada Kim Ahjumma, pelayan kepercayaan mereka sejak kecil. Ini jadi kesempatan emas bagi Hani, ia berjalan kearah ruang kerja Sehun, saat itu disana ada seorang pelayan yang tengah membersihkan gucci disebelah ruang kerja Sehun, Hani berusaha mengusir pelayan tersebut dengan halus.

"Pelayan, bisakah kau belikan yoghurt strawberry sekarang? Aku menginginkannya" Hani memerintah pelayan itu dan segera si pelayan pergi untuk membelikan pesanannya

Hani melirik kesekelilingnya, tidak ada orang, bagus. Ia mulai membuka pintu ruang kerja tersebut, ia melihat kesekitar, dimana kira-kira berkas itu disimpan?, ia membuka satu-persatu isi nakas kemudian folder-folder Sehun yang diletakkan diatas mejanya dan terakhir adalah sebuah brankas. Hani mengamatinya, ia tiba-tiba teringat password yang diberikan pacar gelapnya, Hani mencobanya dan

Klikk...

Brankas tersebut berhasil terbuka, dan ia menemukan sebuah map. Segera ia buka map tersebut dan benar, isinya adalah berkas rancangan proyek kerjasama suaminya dengan perusahaan asing yang diincar oleh pacar gelap Hani.

"Assa! Aku mendapatkannya" Hani segera menutup brankas tersebut dan menukar map tadi dengan yang lain, sedangkan map yang asli ia sembunyikan dibalik blazernya

"Mianhae Sehunna, kau terlalu baik padaku" Hani menyerigai

Beberapa hari kemudian, rapat besar tersebut digelar. Sehun dengan susah payah telah merencanakan ini jauh-jauh hari agar proyek kerjasamanya berhasil, ia telah menyiapkan siasat agar para investor tertarik akan idenya menjalin sebuah investasi yang menguntungkan satu sama lain.

Saat Sehun akan menyiapkan presentasinya, tiba-tiba ia terkejut ketika membuka isi map tersebut. Isinya berbeda jauh dengan yang Sehun rencanakan, ia yakin ini bukan berkas tersebut, ia menghubungi segera sekertarisnya

"Apa benar ini berkas rancangan proyek kita?" Sehun melemparkan tatapan tajamnya pada sang sekertaris

"Benar sajangnim, saya sudah mengambilnya di brankas yang sajangnim maksud. Dan itu adalah satu-satunya, tidak mungkin ada yang lain" sang sekertaris membela diri

"Tidak! Ini tidak mungkin" Sehun tidak percaya, ia meminta para investor tersebut untuk menunggu sejenak, karena Sehun ingin memastikan satu hal

Sehun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia harus segera sampai dirumahya, dan ketika sampai, ia tidak melihat Hani yang biasanya berdiam diri dirumah, tapi Sehun tidak memperdulikan hal itu, ia segera menuju ruang kerjanya dan membuka brankas tersebut dengan tidak sabaran. Dan benar, brankas tersebut kosong, itu artinya ada seseorang yang sengaja menukar berkas tersebut tanpa sepengetahuannya.

"Sial!" Sehun menyandarkan dirinya dikursi meja kerjanya

"Sekertaris Han, apa kau menyimpan data salinan proyek itu" Sehun menelpon sekertarisnya, dan yang dihubungi tersebut tengah sibuk mengutak-atik komputernya untuk mecari data salinan yang Sehun maksud

"Sajangnim..." terdengar nada ketakutan disana, "Data itu hilang, sungguh!. Aku tak pernah menghapusnya dan aku bahkan telah menyimpannya beserta passwordnya juga, maafkan kelalaian saya"

Dan akhirnya rapat besar itu dibatalkan, ia harus menerima kerugian karena telah mempersiapkan semuanya dengan matang, termasuk fasilitas gedung yang harus ia bayar mahal. Ia meminta penundaan rapat beberapa hari lagi untuk meyakinkan para investor tersebut.

Namun nasib sial berpihak pada Sehun, para investor tersebut tiba-tiba tertarik akan penawaran investasi oleh rivalnya, Kim Junmyeon. Sebagian besar mereka beralih menjalin kerja sama dengan Junmyeon daripada Sehun, dan Sehun harus mengalami kerugian besar saat ini, kerjasamanya tersebut dengan perusahaan asing membutuhkan dana yang besar, dan dana itu berasal dari hasil patungan kedua perusahaan beda negara tersebut.

"Direktur Oh Sehun, proyek kita gagal dan perusahaan kami mengalami kerugian, kau harus segera mengganti kerugian perusahaanku Direktur Oh" Direktur berkebangsaan Amerika tersebut memperingati Sehun

"Ya, saya akan mengganti kerugian tersebut secepatnya" Ucap Sehun pasrah, ia bahkan tidak tahu harus melakukan apa saat ini

Malam itu Sehun pulang larut, jika biasanya Hani selalu menyambutnya, namun kali ini tidak. Sehun selalu mendapat sambutan hangat ketika ia pulang dan kali ini ia tidak mendapatkannya yang tentu saja membuat dirinya gusar, ia mencari Hani, namun perempuan itu tidak ada dimanapun.

"Kim Ahjumma, dimana Hani?" Tanya Sehun gusar

"Dia meminta ijin padaku, katanya dia ingin menemui seseorang di Restoran" Ucap Kim ahjumma

"Malam-malam begini?" Sehun memastika dan ahjumma tersebut mengangguk

Sehun mau tak mau harus membawa Hani pulang, ia khawatir setengah mati, bagaimana tidak? Hani sedang mengandung dan usia kandungannya menginjak 5 bulan, ia takut terjadi apa-apa pada istrinya, dan parahnya ia pergi sendirian tanpa memberikan kabar pada Sehun.

Sesampainya di restoran yang dimaksud, Sehun langsung memasuki restoran tersebut dengan cepat, dan ia terperangah ketika melihat istrinya sedang digenggam mesra tangannya oleh orang asing. Sehun geram dan menarik Hani menjauh

"Apa yang kau lakukan, Hani-yah?" sorot tajam sehun seakan-akan ingin membunuh Hani saat ini juga

"Akhirnya kau datang..." Lelaki asing itu menyerigai, ia membuka kacamatanya dan tersenyum licik kearah Sehun

"Kau-"

"Yahh.. aku-lah Kim Junmyeon, senang bertemu denganmu" Junmyeon memberikan senyum mengejeknya

"Apa yang kau lakukan disini bersama istriku?" Sehun tampak menggeram dengan tatapan kilat yang tajam

"Bukan urusan yang penting" Junmyeon menjeda ucapannya "Aku yakin kau pasti tak sanggup melunasinya dalam waktu dekat kan?, jadi kemasi barang-barangmu bersama Noona mu itu, karena sebentar lagi pasti akan ada petugas yang menyita seluruh aset pribadimu" Junmyeon menyerigai

"Dan soal Hani, ia mengandung ANAKKU! BUKAN ANAKMU!" Junmyeon berteriak di akhir kalimatnya

"Mwo! Jadi selama ini..."

"Yahh.. kau benar, kau terjebak dalam permainannya, perusahaanku untung besar sekarang, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk membeli saham perusahaanmu, Direktur Oh. Dan perusahaan yang telah ayahmu bangun sekian lama, sebentar lagi akan jatuh ditangaku, Selamat tinggal untuk semuanya, Hahaha..." Junmyeon menarik lengan Hani keluar dari restoran tersebut meninggalkan Sehun yang masih mematung disana.

Ddrrtt..Ddrtt..

Nama Noona nya tertera dalam layarnya, Sehun segera mengangkat panggilan tersebut

"Sehunna, Cepat kemarilah! Petugas itu menyita seluruh aset rumah kita" diujung sana noona nya berujar panik

"Sial! Baik aku akan segera kesana"

Sesampainya disana, Sehun terkejut. Dengan tidak hormatnya Noona nya diseret keluar dari mansion mewah tersebut, sambil sesenggukan sang Noona tersebut memeluk Sehun dan memintanya untuk mengusir petugas itu

"Cepat pergi dari sini! Mansion ini bukan milik kalian sekarang!" bentak salah satu petugas berbadan kekar

Dan tak ada pilihan lain bagi mereka selain menjauh dari mansion tersebut, Sera memutuskan untuk tinggal dibutiknya sementara waktu bersama adiknya, karena butik tersebut dibangun atas usaha Sera sendiri dan bukan termasuk salah satu aset orangtuanya.

"Sehunna, sebaiknya kita tinggal disini saja. Tidak apa-apa kan?" Sera tampak khawatir dan Sehun hanya mengangguk

Sebenarnya Sera juga tidak tega, bagaimana bisa tiba-tiba seluruh harta orangtuanya disita?. Sebenarnya Sera ingin menuntut penjelasan tapi ketika melihat keadaan Sehun, ia jadi tidak tega dan membiarkan adiknya sendiri untuk sementara waktu.

Sehun masih memikirkan ucapan Junmyeon tadi, yang ada dalam kandungan Hani bukan anaknya?, itu berarti selama ini Hani telah mengelabuhinya. Dan Sehun curiga jika yang melakukan semua ini adalah Hani dibantu dengan Junmyeon, ternyata rivalnya itu sangat licik.

Sehun sungguh tidak terima, itu adalah peninggalan orangtuanya, bagaimana bisa jatuh ditangan orang lain dengan cara seperti itu?, Sehun meratapi nasibnya yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ia menyesal, sungguh menyesal telah menikahi Hani yang mengkhianatinya. Bahkan Sehun sendiri sudah memantapkan hati untuk mencintai gadis itu selamanya.

Tiba-tiba ia teringat dengan mantan istrinya yang pertama, kejadiannya hampir sama dengan waktu itu, namun Hani lebih parah, ia bahkan telah merenggut hati beserta harta Sehun. Bukankah itu keterlaluan?, Sehun membecinya sangat membencinya.

"Arghhh... kenapa mereka semua mengkhianatiku!" Sehun meratapi nasibnya, menjadi direktur sukses kaya raya tidaklah menjamin sebuah kebahagian. Yang ia hadapi selama ini adalah perempuan-perempuan cantik yang mendekatinya hanya untuk mendapatkan harta.

Selang beberapa bulan kemudian, Sehun menjadi pendiam, jika Sera berbicara maka ia tidak akan meresponnya, atau yang lebih kasar, ia akan mengusir Sera secara terang-terangan, tidak peduli bahwa Sera adalah kakak yang paling ia sayangi.

Karena setelah kejadian itu, Sehun mengalami tekanan kuat dalam psikis nya, pernikahan ketiga yang ia harapkan menjadi yang terakhir harus berakhir,setelah Hani menyerahkan surat cerai padanya, dan anak yang dikandung itu sebentar lagi akan lahir, sesungguhnya ia tak bisa menerima kenyataan bahwa bayi itu bukanlah anaknya, tapi setelah mengetahui kecurangan Hani, pupus sudah semua harapannya selama ini.

"Sehunna, ayo makan! Kakak buatkan sup kesukaanmu" Sera berucap lembut dan mengusak surai adiknya yang kini terlihat berantakan, Sera miris melihatnya, namun dalam hati ia mengutuk gadis itu yang telah melukai Sehun hingga seperti ini

"PERGI DARI SINI!, AKU TAK INGIN MELIHATMU!, PERGI!" Sehun menghempaskan tangan kakaknya, ia mendorong Sera sekuat mungkin untuk menjauh

"Sehunna, apa yang kau lakukan?!" Sera nampak ketakutan, ia terus berjalan mundur setelah Sehun membentaknya dengan kasar untuk yang pertama kalinya seumur hidup Sera

"PERGI! ,KUMOHON PERGI SEKARANG!" Sehun menjatuhkan dirinya dilantai, ia menarik rambutnya kencang sambil menangis terisak, sedangkan Sera tak berani mendekatinya, ia terlalu takut ketika adiknya memberontak

"Sehunna..." Sera ikutan menangis, ia benar-benar tidak menyangka adiknya akan seperti ini, sedangkan Sehun sendiri, ia terlalu memikul beban yang berat dalam dirinya, ia tidak mungkin menceritakan ini pada kakaknya karena ia tidak ingin terlihat lemah setelah kematian kedua orangtuanya.

"Ya tuhan, haruskah aku melakukannya?" Sera bergumam dalam hatinya

Prang...

Sehun membanting sebuah vas yang berada disebelahnya, ia terlalu masuk dalam masalahnya hingga tak kuat menahan amarah yang menggebu dalam benaknya, Sera tentu terkejut, ini tidak bisa dibiarkan, sehun bisa saja melukai dirinya sendiri jika dibiarkan

"Haruskah aku mengirimnya ke rumah sakit jiwa?" Sera menjatuhkan airmata dalam keterdiamannya, ia masih memperhatikan Sehun yang meraung, sungguh ia masih menyayangi adiknya. Tapi mau bagaimana lagi? Ia sendiri tak bisa mengendalikan adiknya yang amat terpuruk.

~TBC~


Huhuhu... big sorry banget yang udah nungguin author update T.T maaf ya ^^ btw kalian udah pasti bisa menebak karakter Luhan muncul sebagai apa ^^ saya tahu jika ff semacam ini terlalu pasaran. Tapi author berusaha agar ff ini berbeda dengan yang lain yahh..walau pakai tema yang sama.

Big thanks to readers-nim yang udah nyempetin baca ^^ I Love you so much :* and the siders? Go out now! -_- udah ya sekian cuap-cuapnya. Annyeong...