Mate

An EXO Fanfiction

Rating : T

Pairing : Sekai, Chanbaek, Krisho

Chapter 5 : The One With The Ending

Jongin berlari sekuat yang ia bisa. Tidak peduli dengan hujan rintik yang turun membasahi jalanan Seoul. Ia tahu bahwa ini salah. Ia tidak seharusnya lari dari kenyataan. Ia seharusnya mendengarkan perkataan Sehun. Tapi nampaknya, hatinya tidak bisa sejalan dengan logikanya.

Jongin tidak peduli dengan dering telpon di saku mantel hangatnya. Itu pasti Sehun, atau Baekhyun atau Chanyeol. dan Jongin tidak peduli akan hal itu. Ia tidak peduli dengan Baekhyun yang akan mencemaskan dirinya, Sehun yang akan kelimpungan mencarinya – atau tidak – dan Chanyeol yang akan sibuk menelepon teman-teman sekitar mereka agar memeberi tahu jika bertemu Jongin.

Jongin tidak tahu harus kemana. Yang ia inginkan adalah lari sejauh-jauhnya dari orang yang sudah membuat malamnya menjadi sebuah mimpi buruk.

Malam itu, dunia menjadi gelap bagi Jongin.

Dan ia tidak ingat apa-apa.

Yang ia ingat adalah ia merasakan tubuhnya melayang lalu terjatuh secara keras diatas tepi jalan.

.

.

.

"Demi Tuhan! Aku benar-benar tidak tahu jika itu Jongin! Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas!"

"Kau pasti mabuk! Yifan hyung, kau pasti mabuk!"

"Aku tidak mabuk, Sehun! Aku berani jamin aku akan mati jika aku berbohong!"

It was Yifan.

Orang yang membuat Jongin terlempar bermeter-meter dari tempat berpijak malam itu adalah Yifan. Tentu saja tidak sengaja. Malam itu adalah malam yang melelahkan bagi Yifan dan ia mengakui bahwa ia kehilangan konsentrasi saat mengendarai Range Rovernya.

"Bisakah kalian berhenti berteriak?"

Baekhyun, dengan kemeja kusut dan mata sembab mencoba untuk membuat dua pria dewasa tersebut tenang.

"Ini masih di rumah sakit dan ya Tuhan ini sudah pukul 2 pagi. Dan ingatlah didalam sana Jongin sedang berusaha untuk mempertahankan nyawanya. Yang seharusnya kalian lakukan saat ini adalah berdoa, bukannya mengumpat satu sama lain,"

Yifan dan Sehun saling memandang. Yang dikatakan Baekhyun memang benar adanya. Mereka seharusnya berdoa untuk Jongin yang sudah berada dalam ruang semenjak 10 menit yang lalu. Jongin yang sedang berjuang untuk kembali bangun dengan bantuan dari alat-alat yang menempel di tubuhnya.

"Maafkan aku hyung,"

"...?"

"Aku seharusnya tidak se-emosional itu. A-ak-aku panik, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Ak-aku tidak seharusnya menerima ajakan Kyungsoo, aku seharusnya... hiks.. ak-aku.."

Semua tatapan di ruang tunggu tersebut tertuju kepada Sehun.

Pertahanan Sehun malam itu runtuh. Seingatnya ini adalah tangisan pertamanya setelah 10 tahun.

"S-sehun.."

"Aku sudah berjanji kepada ibunya bahwa aku akan menjaganya selama sisa hidupku, dan sekarang aku mengacaukannya... ak-aku payah, dia seharusnya mendapatkan seseorang yang lebih baik daripada seorang bajingan sepertiku,"

"Sehun... ini bukan salahmu, ini takdir Sehun,"

"INI SALAHKU HYUNG! TIDAKKAH KAU MENGERTI BAHWA SEHARUSNYA AKU MENOLAK AJAKAN KYUNGSOO UNTUK MENEMANINYA MINUM, AKU SEHARUSNYA BISA MENGHENTIKN PERCAKAPAN KAMI DAN PERGI BERSAMA JONGIN. DAN INI SEMUA TIDAK AKAN TERJADI!"

Malam itu, hujan rintik membasahi Seoul dengan langit gelap nan kelabu.

Dan malam itu, langit bukanlah satu-satunya hal yang kelabu.

.

.

.

Jongin mengerjapkan matnya berkali-kali. Putih. Kosong. Bersih. Tiga hal itulah yang terlintas di benaknya pertama kali setelah ia berhasil membuka matanya dengan sempurna. Ada sesuatu yang menempel diatas hdung dan mulutnya. Dan ia bisa merasakan pening yang luar biasa di belakang kepalanya.

Ia mencoba untuk mengangkat tangan krinya tapi ia bisa merasakan kulit kasar yang menempel di punggung tangannya dan menggenggamnya erat.

Jongin memang pening. Tapi ia yakin bahwa sosok yang menggenggam tangannya pagi itu adalah Oh Sehun. Tertidur diatas tangan mulus milik Jongin dengan kantung mata yang sangat tebal.

Jongin mencoba untuk menggerakkan tangannya. Niatnya untuk membuat Sehun bangun dan menjelaskan apa yang terjadi padanya sampai ia berada di salah satu tempat yang ia benci setelah Kebun Binatang dan Laut.

"Eungh..."

Sehun mengeluh. Sepertinya ia merasakan pergerakan dibawah kepalanya. Sehingga ia pun menengadahkan wajahnya menghadap Jongin dengan cepat. Lalu pria tampan itu tersenyum halus dan mendekatkan kursinya kearah Jongin.

"Selamat pagi sayang,"

Jongin tidak membalas sapaan Sehun. Ia hanya mengelus lembut pipi Sehun.

"Kau mau makan?"

Jongin menggeleng. Tangannya mencoba untuk menggapai benda diatas mulutnya. Melepas benda tersebut kasar dan bngkit dari tidurnya.

"Jongin, kau seh-"

"Ssst..."

Lelaki tan itu menempelkan telunjuknya ke mulut Sehun. Memerintahkan pria pucat ersebut agar tidak banyak bicara karena kepalanya masih sangat pening.

Apa yang dilakukan Jongin setelah itu benar-benar tidak terduga oleh Sehun. Jongin menghapus jarak diantara mereka dan mencium bibir Sehun perlahan. Hanya menempel, tidak lebih. Tidak ada lumatan. Tidak ada lidah.

Sehun hanya bisa terbelalak kaget saat merasakan bibir Jongin menempel dengan sempurna di bibir tipisnya. Sedangkan Jongin memejamkam matanya erat dan mengernyitkan dahinya.

"Jong, ada apa?" tanya Sehun setelah Jongin mundur dan melepaskan ciuman mereka.

"Sehun, apa kau bahagia?"

"Apa maksudmu,Jong?"

"Selama ini, selama kau menikah denganku apa kau bahagia?"

"Jo-"

"Sehun, aku ingin kau bahagia. Dan aku tidak pernah melihat kau tersenyum lebar seperti tadi malam selama kita menikah,"

"Jongin, aku bu-"

"Aku tidak ingin membahas kejadian tadi malam, aku memaafkanmu dan aku hanya berharap hal tersebut tidak akan terjadi lagi. Aku tidak peduli siapa itu Kyungsoo, apa yang kalian lakukan atau apa yang ia harapkan darimu semalam. Aku hanya ingin kau menjawab pertanyaanku, apa kau bahagia selama kau menikah denganku? Karena kalau tidak, mari kita cer-"

Sehun menarik rahang Jongin kasar dan mendekatkan bibir tebal Jongin agar bersentuhan dengan miliknya. Sehun melumat bibir Jongin dengan kasar. Tidak peduli dengan pukulan-pukulan kecil yang diberikan Jongin di dadanya.

Sehun menggigit bibir Jongin kasar agar pria tan itu membuka bibirnya dan menjulurkan lidahnya.

"Ack-"

Segera setelah pekikan kecil tersebut, Sehun melesakkan lidahnya ke dalam mulut Jongin. Bermain-main dengan lidah Jongin. Tentu saja Jongin kewalahan dengan ciuman itu. Sehun melakukanya dengan kasar dan dengan tempo yang cepat, nampak sekali bahwa Sehun sedang tersulut emosi.

PLAK!

Jongin menampar keras pipi kanan Sehun setelah Sehun melepaskan tautan mereka. Matanya berkaca-kaca, bibirnya memerah dan bengkak. Tangannya mengepal kencang.

"Apa yang ada di pikiranmu sebenarnya, Oh Sehun!?"

"Kau boleh menamparku sekeras dan sebanyak yang kau mau, kau boleh membentakku atau memaki sesering yang kau mau. Tapi aku mohon, jangan pernah terpikirkan olehmu untuk kita bercerai. Aku akui, semalam aku benar-benar seorang bajingan, ini semua salahku,"

"Sehun..."

"Dan tentang pertanyaanmu itu, aku memang merasa tertekan saat pertama kali kita menikah. karena sehrusnya aku menikahi seseorang yang benar-benar aku cintai. Tapi seiring berjalannya waktu, aku merasa bahagia bersamamu Jongin,"

Jongin membelakkan matanya lebar-lebar.

"Aku mohon tetap bersamaku, Jongin"

.

.

.

"Sini Jiwon main bersama Hyung dan Noona,"

Junmyeon mengajak Jiwon kecil untuk bermain bersama anak-anaknya. Tentu saja balita itu senang bukan main. Kaki-kaki kecilnya berlari semangat menuju ruangan berwarna kuning dimana anak-anak lainnya berada.

Baekhyun dan Jiwon saat ini sedang ada di rumah Junmyeon. Semenjak Jongin di rumah sakit, Baekhyun jadi sering sekali berkunjung ke rumah Junmyeon. Menurutnya dengan ketidak hadiran Jongin di sekeliling mereka, semuanay terasa menjadi lebih sepi.

"Hhh, aku rindu Jongin,"

"Ini baru beberapa hari Jongin di rumah sakit tapi rasanya sudah seperti bertahun-tahun,"

"Iya hyung, aku juga merasa begitu,"

"Apa menurutmu Sehun dan Jongin baik-baik saja?"

"...?"

"Kemarin aku menelepon Sehun, aku menanyakan hubungan mereka setelah kejadian malam itu. Dan Sehun bilang semuanya baik-baik saja dan aku tidak usah khawatir, tapi aku terus-terusan memikirkan mereka,"

Junmyeon menghela napasnya panjang. Ia sungguh-sungguh berharap bahwa hubungan Sehun dan Jongin akan baik-baik saja. Karena dia bersumpah bahwa jika sesuatu hal terjadi pada mereka, dia akan membunuh Kyungsoo. Tidak peduli siapa Kyungsoo itu.

"Jika Sehun berkata semuanya baik-baik saja, maka ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya hyug, aku yakin dia mampu memperbaiki hubungannya dengan Jongin,"

DDRRTTT...DDRRTTT...

"Hyung,ponselmu bergetar"

junmyeon epat-cepat menyambar ponsel pintar dari atas meja dan mendektkan benda persegi tersebut ketelinganya.

"Halo?"

"..."

"Aku dirumah, Baekhyun sedang berkunjung,"

"..."

"Anak-anak sedang bermain seperti biasanya. Ada apa, Fan?"

"..."

"Jongin pulang hari ini!?"

.

.

.

Sehun menghentikan Mercedes-Benz nya saat ia memasuki halaman rumahnya. Ia membuka seat-beltnya dan bergegas mengambil sebuah tas tenteng yang berisi pakaian milikya dan Jongin dari kursi penumpang belakang. Ia juga menghampiri Jongin yang duduk di sampingnya dan membukakan pintu mobil.

"Aku bisa sendiri, Hunnie" Jongin mengelak ketika Sehun mendekatkan dirinya kearah Jongin dan hendak menggendong pria dihadapannya tersebu.

"Kau mungkin yain bisa berjalan sendiri tapi aku tidak yakin sayang. Naiklah ke punggungku cepat,"

"Kau tahu aku tidak suka piggy back kan,Sehun?"

"Oh ya Tuhan, maafkan aku Jong,"

Jongin terkekeh geli saat Sehun dengan panik memutar badan tegapnya agar berhadapan dengan Jongin dan menggendongnya layaknya koala. jongin meneratkan pelukan tanggannya di bahu Sehun dan mengeratkan kakinya agar di tidak terjatuh mengenaskan.

"Aku pasti berat ya,"

"Tidak, aku rasa kau semakin kurus Jong,"

"Sehun terima kasih ya,"

"Untuk?"

"Untuk semuanya, hal-hal yang kau lakukan denganku. Aku sangat berterima kasih,"

"Kau bodoh,"

"APA!?"

"Iya kau bodoh, aku yang seharusnya berterima kasih. Kau memaafkan bajingan seperti aku ini dengan tulus,"

"Aku masih ingat dengan jelas, 13 tahun yang lalu ada seorang pemuda tampan yang tidak pernah serius mencoba menasehatiku. Pemuda itu berkata 'when you forgive,you heal' dan aku tidak perah menyangka kalimat itu bisa sangat berarti dalam kehidupanku,"

Sehun menghentikan langkahnya. Ia tahu bahwa pemuda yang dimaksud Jongin adalah dirinya. Sehun tidak pernah menyangka bahwa Jongin mengingat perkataannya sampa sekarang.

"Hey! Kenapa berhenti? Aku sudah lelah Hun, ingin tidur,"

"Aku mencintaimu Jongin,"

"Ew, kau cheesy"

"Hey! Aku romantis bukan cheesy,"

"Cerewet! Cepat ayo masuk ke dala, disini dingin,"

"Tidak sebelum kau menjawab perkataanku,"

"Aku mencintaimu bodoh!"

.

.

.

"Jongin, kau yakin kalian baik-baik saja?"

Jongin menganggukkan kepalanya.

"Hyung, kau sudah menanyakan pertanyaan itu sekiitar 100x semenjak kau datang kerumahku. Dan aku tegaskan, aku dan Sehun dan baik-baik saja,"

Baekhyun dan Junmyeon saling bertatapan.

"Apa yang Sehun katakan di rumah sakit?"

"Iya, apa dia sudah menjelaskan semuanya Jong?"

"Dia tidak,"

"APA!?"

"Hyung, tenanglah. Aku yang memintanya untuk tidak menjelaskan kejadian malam itu,"

"Kau gila Jongin,"

"Memangnya kenapa?"

"Kau memaafkannya begitu saja?"

"Ya. Dia mencoba untuk menjelaskannya waktu itu, tapi aku melarangnya. Aku tidak mau tahu dengan apa yang terjadi malam itu, karena jika aku mengetahui kejadian malam itu aku tidak akan pernah bisa memaafkan Sehun. Aku tahu apa yang dilakukan Sehun dan malam itu tempo hari adalah hal yang buruk, dan aku hanya berharap hal itu tidak akan terjadi lagi,"

"Aku tidak habis pikir denganmu Jong,"

"Setiap orang punya caranya sendiri untuk memaafkan Hyung, aku hanya tidak mau masalah ini menjadi panjang dan bertele-tele,"

"Ah payah, padahal aku ingin sekali menghajar wajah si Do Kyungsoo sampai dia mati,"

Jongin hanya terkekeh geli melihat kelakuan Baekhyun dan Junmyeon.

.

.

.

"Aku percaya kau melakukan hal tersebut secara tidak sengaja hyung,"

"Aku benar-benar tidak tahu kalau itu kau Jongin. Maafkan aku sekli lagi, aku ben-"

"Sudahlah hyung, berhenti meminta maaf. Lihatlah aku baik-baik saja sekarang,"

Yifan memeluk Jongin erat-erat. Ia baru saja menemui Jongin untuk memina maaf atas kejadian yang menimpa Jongin. Bagaimanapun juga dialah yang menabrak Jongin malam itu. dia benar-benar merasa bersalah atas perbuatannya.

Sehun menghampiri Yifan dan Jongin yang berada di ruang tamu kediamannya. ia tersenyum melihat interaksi Yifan dan Jongin. Lalu mengambil coat tebal milik Jongin yang tersampir di sofa pojok ruangan tersebut.

"Ayo Jongin, kita harus berangkat sekarang,"

Jongin melepaskan pelukan Yifan dan menghampiri Sehun.

"Hyung, aku tiitp rumah ini selama kami berlibur ya,"

Ya. Sehun dan Jongin memang memutuskan untuk berlibur sementara waktu. Menisirahatkan pikirn mereka ats kesibukan di Seoul. Hanya 2 minggu tapi itu sangat berarti untuk mereka demi mempererat hubungan mereka yang sempat goyah.

"SEHUN! JONGIN! Taxi nya sudah datang!"

Sehun dan Jongin bergegas keluar dari rumah mereka dan berpamitan dengan Baekhyun, Junmyeon. Chanyeol dan tentu saja anak-anak mereka.

"Hatii-hati disana ya Jong, aku akan merindukanmu,"

"Jangan lupa oleh-oleh untuk kami ya,"

"Uncle Sehun, jangan lupa ambil foto di patung Liberty,"

"Aku berharap sesuatu yang hot akan terjadi disana,"

Sehun dan Jongin tersipu malu mendengar perkataan Chanyeol barusan.

"Hey! Jaga ucapanmu Chanyeol, aku tidak mau anak-anakku dan Jiwon ternodai olehmu,"

"Kami berangkat dulu ya hyungdeul. Anak-anak yang manis, aunty berangkat dulu ya, Bye!"

Kelima bocah kecil tersebut melambaikan tangan kecil mereka kearah Jongin dan Sehun. Begitu juga dengan empat orang dewasa di belakang mereka.

"Hati-hati dijalan!"

"Jangan ada yang ketinggalan!"

"Sehun jaga Jongin dengan benar!"

"Sampai jumpa hyung!"

"Bye!"

.

.

.

END OF STORY

Notes :

YUHU! Akhirnya aku sanggup menyelesaikan cerita ini. terima kasih untuk semua yangs udah review. Maaf ya terlambat karena saya tidak bisa me manage waktu dengan baik T.T

Tadinya mau bikin Sehun sama Jongin pisah, tapi banyak yang review bilang ga pingin liat mereka pisah, yasudah deh saya rombak ulang ceritanya. Semoga puas ya, karena aku juga bingung sama endingnya huhu.

Okheyyy, terima kasih sekali lagi dan tunggu cerita-cerita saya kedepannya ya. #spreadlove #nohate