Genre : Family-Range, Incest, GS for All Uke

Rating : M

Length : Chaptered

Cast :

Oh Sehun

Xi Luhan

Others

.

.

Princess Jewel Shiny Present

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

-Previous-

"Bukankah mereka juga pasti memikirkan hal yang sama, lalu kenapa harus masih bersikap tertutup seolah tidak pernah tau hubungan masing-masing"

"Uuu.. Apa ini akan menjadi semacam four…" Chanyeol menaik turunkan alisnya

"Kau sudah tau yang mommy maksud sayang" Baekhyun mengecup bibir Chanyeol

"Apa kau tidak ingin melanjutkan yang tadi hmm?" Baekhyun duduk di pangkuan Chanyeol menggesekkan kedua kelamin mereka yang masih tertutup pakaian

Chanyeol meletakkan snacknya di meja, meremas kedua dada Baekhyun dari luar lingerie-nya.

"Tentu saja kita bisa melanjutkannya lagi"

Chanyeol melahap cepat kedua belah bibir Baekhyun, dengan tangan yang terus bekerja melucuti setiap kain yang melekat pada tubuh wanita di atasnya.

.

.

.

- How Jerk Is My Family (Chapter 5) -

.

.

.

.

.

Malam ini Luhan dan Sehun sedang berada di ruang tamu penginapan yang mereka sewa, Luhan yang sedang bermanja ria dengan sang ayah pun dengan nyamannya merebahkan kepalanya di paha sang ayah, dan sang ayah tengah bersantai menikmati tontonan melalui handpphone-nya. Tentunya kesepuluh jemari Sehun tidak senantiasa berdiam begitu saja, kelima jemari pada tangan kirinya tidak lupa untuk memelorotkan tanktop pink Luhan, setelah mendapatkan gundukan yang diinginkannya, tentu saja jemari itu mengerjakan tugasnya dengan sangat lihai bergerilya memelintir dan mencubit gemas niiple pink Luhan dengan sesekali meremas gundukan kenikmatan itu.

"Dad, sudah dua malam kita berada disini dan besok adalah hari terakhir kita, tidakkah dad ingin mengajakku berkeliling dan membeli beberapa oleh-oleh?" Tanya Luhan

"Baby, apa kau lupa? Bukankah kau berasalan sedang pergi ke gunung dengan teman-teman mu kepada ibumu? Lalu apakah wajar jika kau memberi mereka oleh-oleh yang terlalu berlebihan dan asing? Itu akan menimbulkan kecurigaan, baby" Sehun mengecup kening Luhan yang sedang merebahkan diri di pangkuannya.

"Benarkah begitu? Kalau begitu tidak jadi membeli oleh-oleh, tapi bagaimana dengan berkeliling? Apa dad tega hanya mengurungku selama dua hari disini, lalu keesokan paginya aku terbangun di atas tempat tidur ku seperti biasa? Ini tidak ada bedanya seperti berada di salah satu hotel di Seoul, jika hanya mengurungku sepanjang hari di penginapan"

"Tentu saja tidak, dad akan mengajakmu berkeliling besok"

"Janji?" Tanya Luhan

"Of course, baby"

"Kau benar, baby. Besok adalah hari terakhir kita berada disini. Dan karna itu, dad tidak berjanji kau bisa menikmati acara berkeliling mu dengan santai besok" Ucap Sehun sambil menurunkan celana dalam Luhan.

~Luhan POV~

"Eunghh.."

Aku melenguh saat jari telunjuk dan jari tengah tengah dad mejepit nipple kiri ku dan tak lupa jempol tangannya ikut menekan kebawah, dan kenikmatanku bertambah saat dad mengocok payudaraku dengan kecepatan yang luar biasa.

"Dad, hmm.." Aku menarik tengkuknya yang berada diatas ku, melahap rakus bibirnya dan tak lupa memberi gigitan kecil di sela ciuman kami.

Tanpa kusadari ketiga jari tangan sebelah kanan ayah sudah bersarang di vaginaku, yang bisa ku lakukan hanya pasrah atas kenikmatan bertubi-tubi yang dad berikan pada bagian atas dan bawahku.

"Dad.." Aku menggantungkan ucapanku saat ciuman kami terlepas.

"Ya baby" Sahutnya

"Aku ingin cup ku mendapatkan ukuran yang lebih besar, jadi… bisakah dad mengabulkannya?" Pinta ku

"Tentu baby, berapa ukurannya sekarang?" Tanyanya

"Cup B" Jawab ku, diia terkekeh kecil mendengarnya

"Akan ku buat ini menjadi cup D" Ujarnya semakin gencar meremas payudaraku dan tak lupa mulut hangatnya yang juga tak berhenti bekerja untuk membuat payudaraku tumbuh untuk ukuran yang lebih besar.

"Ahnn.. dad" Aku tak kuasa menahan desahanku saat ketiga jarinya yang sedang bersarang di vagina ku saat ini menekuk keatas dan berhasil mengorek sweetspot-ku berkali-kali dengan telak, aku gatal, seluruh isi vaginaku gatal, aku ingin dimasuki sekarang, tapi aku tidak ingin kegiatan 'mari menuju cup D' ku berakhir

"Ahh.. Ahnn.. Aku hampir sampai dad, kumohonhh.. jangan hentikan.. Ohh" Aku keluar, dan seperti permintaanku, dad tidak berhenti menggaruk vaginaku, tidak membiarkan aku mendapatkan pelepasan dengan nikmat seperti yang kuharapkan.

"Sial, Luhan.. aku benar-benar ingin memasukimu sekarang" Ia menggeram buas diatas ku

"Buat aku semakin gatal dad, hingga aku tidak bisa mengatakan berhenti untuk digagahi dengah penis besarmu itu" Ceracau ku padanya, yang lebih terdengar seperti jalang murahan di luar sana.

Secara tiba-tiba dia menggeser posisinya, dan membuat kepalaku terkantuk lantai kayu di bawahku, aku mengaduh pelan. Ku tatap dalam kearah, dapat kulihat awan nafsu berkabut tebal menutupi mata elangnya yang siap melahap ku habis malam ini, ingin menjadikanku kudapan penutup paling bergairah dan mengenyangkan hingga sang nafsu berteriak puas malam ini, aku menerimanya dan menantangnya dengan kilatan mata bak rusa betina yang sedang dilanda masa heat ganas dengan kilatan nafsu yang sama membumbungnya di atas kepala masing-masing.

Ia memutar tubuhku kearah nya, kini vaginaku berhadapan dengan ereksi sekeras kayu dibalik kimono tidur yang ia pakai.

Drtt…. Drrtt... Drtt...

Dering ponselnya yang secara tiba-tiba mengejutkan ku, aku menatap ke arahnya, dan dia tidak terlihat seperti akan mengangkat panggilan itu.

Drtt…. Drrtt... Drtt...

Namun seolah tak kenal menyerah, seseorang di seberang sana tetap tidak mau berdamai dengan ereksi ayahku dan cuatan nipple tegangku atas kabut nafsu milik kami berdua yang belum selesai tersalurkan dan harus terinterupsi oleh dering sialan yang berasal dari handphone ayahku.

"Aku mengutuk siapapun orang itu, jika dia adalah karyawanku aku akan memecatnya sepulang dari Hokkaido" Aku terkekeh atas luapan amarah ayahku, tentu saja, karna orang itu sangat mengganggu di waktu yang sangat tepat.

"Sehun.."

"Ya Baek.. Ada apa?" …. Upss.. Apa itu ibuku?

"Kapan kau akan pulanghh?"

"Besok malam, kenapa?"

"Enghmm.. Tak apa, aku hanya ingin mendengar kabarmu. Kalau begitu aku tutup sayanghh"

~Luhan POV END~

Panggilan itu pun berakhir, dengan orang diseberang sana yang lebih awal memutus kontak mereka.

"Dari siapa?" Tanya Luhan

"Ibumu" Jawab Sehun santai

"Kenapa? Apa yang dia katakan?" Desak Luhan

"Hanya menanyakan kapan aku akan kembali ke Seoul"

"Uhh.. Sepertinya mom sudah benar-benar merindukan dad, hm.. Aku cemburu" Luhan terkekeh pelan atas candaan main-mainnya

"Dad, tidak yakin. Asal kau tau, walau samar, dad bisa mendengar lenguhan ibumu, dad berani bertaruh, mereka sedang bercinta sekarang, dan ibumu menelpon hanya untuk memastikan bahwa dad tidak akan pulang secara tiba-tiba dan mendapati mereka sedang bergumul rakus bersama, lagi"

"Kalau begitu, mom keterlaluan. Seharusnya dia punya firasat, jika kita juga tidak ingin diganggu ataupun di interuspi saat ini. Aku kehilangan mood ku, huft.. Dad, apa kau masih ingin melanjutkan yang tadi?" Tanya Luhan

"Tentu baby" Jawab Sehun menggoda, dan menarik tengkuk Luhan

"Tunggu dulu" Interuspsi Luhan

"Apa maksud ayah dengan 'Lagi'? Apa ayah sebelumnya sudah pernah melihat mereka?" Tanya Luhan

"Haha.. Berapa usia mu sekarang Lu?" Tanya Sehun

"17 Tahun, dad"

"Dan di usia berapa kau mendapatkan seks pertama mu?"

"1 Tahun yang lalu di hari kelulusan junior high school ku, dad melakukannya saat kita sedang berlibur di Jeju saat itu. Eumm.. Berarti saat usia ku 16 Tahun"

"Senang mendengarnya, bahwa dad yang pertama bagimu" Bangga Sehun

"Bagaimana dengan oppa?"

Sehun melepaskan seluruh kain yang masih melekat di tubuhnya, dan menyamai Luhan yang sedang bertelanjang bulat di hadapannya. Tak menyiakan kesempatan, Sehun menarik sebelah tangan Luhan, dan menangkupkannya pada penisnya, dan membuat gerakan turun-naik seakan mengajari Luhan bagaimana cara memuaskannya.

Luhan bukanlah seorang yang amatir dalam berhubungan intim, terlalu banyak serapan ilmu ia dapat dari sang ayah yang mampu menghantarkannya pada keahlian dalam mengoral dan memuaskan nafsu buas seorang lelaki seperti seseorang yang sedang berada di hadapannya saat ini. Setelah paham apa yang ayahnya inginkan, Luhan mempercepat tempo kocokan nya pada penis sang ayah.

"Dad, Aku bertanya" Kesal Luhan pada sang ayah, bukannya menjawab malah kembali mengerjai payudaranya

"Kkk.. Oke, dad akan menjelaskan nanti" Jawab Sehun sambil memasukan batangan ereksinya pada vagina Luhan yang kembali dilanda rasa gatal yang amat sangat, dan membuat kedua nafsu mereka yang berteriak frustasi sejak tadi dapat mengeram puas atas permainan yang Sehun berikan malam ini.

.

.

.

.

- Flashback On –

Cuaca malam ini agaknya kurang bersahabat untuk Sehun, dengan cekikan tumpukan berkas kantor yang menumpuk dan suhu yang terlalu rendah di luar ruangan, membuatnya agak enggan menapakkan kedua kakinya untuk mengakhiri jam kerja berlebihannya hari ini.

Posisi Sehun sebagai CEO menuntutnya untuk dapat melakukan hal sempurna setiap saat, seperti saat ini, ia harus kembali memperpanjang jam kerjanya karna kesalahan karyawannya dalam membuat proposal kerja untuk kerja sama bisnis bersama koleganya nanti.

Sehun melirik keadaan sekitar, dan tak lupa mematut jam tangan yang melingkar di lengan kirinya yang kini telah menunjukan pukul sepuluh lewat tiga belas menit, yang berarti sudah lebih dari lima jam ia memperpajang jam kerjanya hari ini, dan ia pikir sudah cukup waktu yang ia habiskan untuk berada di kantor untuk hari ini. Dengan langkah panjang ia menyusuri koridor gedung perusahaanya, menaiki lift menuju basement dan dengan cepat menggilaskan ban mobilnya menuju aspal yg di selimuti air hujan sedingin es malam ini.

Dua puluh menit kemudian, Sehun telah sampai pada pekarangan rumahnya, dan tak lupa ia memakirkan Bugatti Chiron metallic blue nya pada garasi yang terdapat tepat di bagian samping taman buatan milik Baekhyun.

Dengan tergesa Sehun memasuki rumahnya melalui pintu yang berada tepat di samping garasi. Sehun paham saat semua lampu depan rumah telah padam seluruhnya, dengan cepat Sehun menaiki tangga rumahnya menuju kamar utama miliknya dan Baekhyun. Sesampainya di kamar, Sehun segera membersihkan dirinya dan mengganti setelan kerjanya dengan piyama tidur berwarna coklat milik sebuah brand ternama seharga satu juta won per-setel nya.

Sehun merasa ada yang kurang, dia tidak melihat Baekhyun dari tadi, dimanakah ia? Tanya Sehun dalam hati. Awalnya, Sehun pikir ia tidak akan merasa terganggu dengan pikiran itu, tapi semakin lama ia pun penasaran dan memilih untuk mencari dimana ibu dari kedua anaknya itu berada.

Lampu-lampu di beberapa bagian rumah Sehun nyalakan, dan Sehun pun sudah mencari Baekhyun ke seluruh penjuru ruangan rumah ini. Gelegar petir di luar rumah, beserta air hujan yang berlomba jatuh terasa semaikin deras di luar sana dan membuat suhu semakin menurun, Sehun berpikir tempat terakhir yang akan ia datangi adalah kamar kedua anaknya, setelah ia mematikan kembali seluruh lampu di lantai dasar rumahnya.

Dengan langkah lebarnya Sehun menaiki tangga menuju kamar tidur kedua anaknya, kamar pertama yang didatanginya adalah kamar anak bungsu nya, membuka sedikit pintu kamar Luhan, dan ia dapati Luhan yang tengah bergelung nyaman di dalam selimutnya sambil memeluk boneka lumba-lumba kesayangannya hingga sebatas kepala.

Sehun pun mendatangi kamar anak sulungnya, dan betapa terkejutnya ia melihat pemandangan dimana anak sulungnya yang masih berusia tiga belas tahun dan bahkan baru memasuki bangku kelas satu junior high school tahun ini itu sedang menggeram nikmat ketika penisnya itu sedang di oral oleh seseorang yang sedari tadi Sehun cari, Baekhyun. Sialan, jalang itu memang tidak pernah ber-taubat, sorak hati Sehun. Dengan hati-hati Sehun menutup kembali pintu kamar anak sulungnya, sebelum kedua orang berkegiatan di dalam sana menyadari kehadirannya.

Semenjak itu, Sehun lebih memilih menutup mata dan kedua belah bibirnya dengan apa yang telah ia lihat pada malam itu, dan berakhir dengan tidak mau merasa tersaingi oleh Baekhyun, ia pun melakukan hal yang sama pada anak bungsu nya di hari kelulusan junior high schoolnya.

- Flashback Off –

.

.

.

.

~ Kediaman Oh ~

"Woah, tidak terasa kau sudah sebesar ini sayang, kau tumbuh terlalu cepat dan membuat mom berpikir untuk tidak seharusnya membuang-buang waktu dalam mengurusmu selama ini" Celoteh Baekhyun sambil mengusak lembut untaian surai hitam legam milik Chanyeol, yang saat ini sedang menyandarkan kepalanya pada dada bagian depan Baekhyun, merendahkan tinggi badannya dan meringkuk layaknya seorang anak berusia empat tahun.

"Eumm" Chanyeol menggeleng "Mom telah merawatku dengan baik, dan aku sangat menyayangi mom" Jawabnya sambil mengeratkan kedua tangannya memeluk pinggang ramping sang ibu

"Sebentar lagi kau akan memasuki bangku perkuliahan, apa kau sudah memilih jurusan apa yang akan kau masuki nanti?"

Chanyeol mendongak kan kepalanya, menatap kedua mata anak anjing milik Baekhyun. "Aku tidak tau, tapi mungkin aku akan memilih fakultas ekonomi, ayah bilang aku seharusnya tau posisi ku sebagai anak sulung dan seorang lelaki yang sudah sepantasnya kelak yang akan menggantikan posisinya di perusahaan"

"Begitukah? Senang mendengar dad mengatakannya" Jawab Baekhyun dengan kelegaan, bukan tanpa alasan hati Baekhyun merasa cemas dengan bagaimana Sehun bersikap pada putra sulung mereka, memangnya apa yang bisa diharapkan oleh sebuah pernikahan –coret- maksudku pencatatan pernikahan yang didasari oleh sebuah kecelakaan dan kekhilafan di masa lalu? Pikir Baekhyun. Tapi ternyata Sehun tidak seperti seorang lelaki brengsek yang tidak memiliki rasa tanggung jawab seperti yang ia pikirkan.

"Mom, maafkan aku, tapi ini mengingatkan ku pada cerita masa lalu mom dan dad, membuat ku berpikir, bagaimana bisa kalian memiliki Luhan? Maksudku, bagaimana bisa kalian mendapatkan anak untuk kedua kalinya? Menurutku kalian tidak saling mencintai saat itu" Baekhyun terkekeh pelan dengan pertanyaan polos anak sulungnya.

"Tidak saling mencintai bukan berarti membuat kami tidak bisa memiliki anak untuk kedua kalinya, well.. mom pikir seharusnya kau merasa sedikit iri pada adikmu, karna daripada dirimu, penerimaan dad pada kehamilan kedua mom lebih baik daripada saat mom mengandungmu dahulu. Dad bahkan bersikap selayaknya suami siaga dan penyayang istri pada saat itu" Jelas Baekhyun

"Benarkah? Woah.. Luhan memang sudah diberkati bahkan sebelum ia terlahir. Lalu bagaimana hubungan mom dan dad sekarang? Apa sudah lebih baik daripada dulu? Maksudku, aku mungkin tidak tahu bagaimana sikap dad jika bersama mom"

"Menurutmu bagaimana? Dad menyayangi kalian, namun dia tetap saja tidak mengakui mom sebagai istrinya, dia hanya akan mengakui mom adalah seorang ibu dari kedua anaknya"

"Ternyata dad tetaplah lelaki yang sama brengseknya seperti di masa lalu" Terang Chanyeol

"Hush.. kau tidak boleh berkata begitu, dad bahkan telah berpikir kau yang akan mewarisi Oh Corp kelak, itu adalah bukti dia tetaplah seorang ayah yang bertanggung jawab"

"Mom sepertinya terlalu menyayangi dad"

"Tentu saja" Jawab Baekhyun, dengan senyuman kecil yang melengkung di bibir indahnya.

"Mom, aku haus.." Rengek Chanyeol

"Kau bisa mengambilnya sendiri di dapur Chan"

"Tapi aku ingin susu, mom"

"Maksudmu ini?" Tawar Baekhyun sambil menurunkan dalaman kimono tidur bercorak silvernya

"U know me, mom" Dengan sigap Chanyeol melahap payudara sebelah kiri Baekhyun, dan tak lupa ia memanjakan yang satunya

"Mom, jadi merindukan dad, karnamu"

"Uhh.. Aku cemburu mendengarnya, telpon saja kalau begitu" Ujar Chanyeol, Baekhyun pun mengambil handphone-nya di atas nakas dan menghubungi Sehun

~Baekhyun POV~

Tutt…. Tuutt... Tutt...

Tutt…. Tuutt... Tutt...

Setelah cukup lama, terdengar bunyi bip kecil dari seberang telpon, menandakan Sehun telah mengangkat telpon ku.

"Sehun.."

"Ya Baek.. Ada apa?"

Aku mendengar suaranya, ku pikir itu jawaban yang terlalu singkat untuk orang yang sedang bersantai. Apa dia sedang sibuk? Pikirku

"Kapan kau akan pulanghh?" Aku melenguh tanpa sengaja, saat jemari lincah Chanyeol meraba kemaluanku dari luar celana dalam yang ku pakai

"Besok malam, kenapa?" Jawab Sehun singkat

"Enghmm.. Tak apa, aku hanya ingin mendengar kabarmu. Kalau begitu aku tutup sayanghh" Terangku

Ku putuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut, karna ku pikir Sehun sedang tidak ingin menerima panggilan ku sekarang, dan alasan terbesar ku memutus panggilan adalah karna mulut hangat dan lidah basah Chanyeol yang sedang menghisap dan menjilati puting kiriku. Bercinta lagi dengan Chanyeol malam ini ku pikir bukan ide buruk, karna besok mungkin hari terakhirku di pekan ini untuk bisa bermanja dengannya.

~ Baekhyun POV END ~

.

.

.

.

~ Luhan POV ~

Alasan ku untuk mendaki gunung pada mom, ku pikir tidak sepenuhnya bohong. Buktinya saat ini aku sedang berolahraga dengan berlarian kecil mengitari bukit kecil di dekat penginapan. Hokkaido memang terkenal sebagai salah satu provinsi yang memiliki pengunungan yang menganak. Dengan sengaja, aku hanya memakai bra sport dan hotpants super pendek pagi ini, setidaknya kulitku harus sedikit terbakar matahari jika ingin alasan ku pada mom terlihat lebih logis lagi.

Aku terpana melihat ayah yang ikut berolahraga di sampingku, bagaimana aku harus menjelaskannya? Dia adalah seorang lelaki dengan usia yang telah mencapai kepala empat, dan memiliki kedua anak yang bahkan telah beranjak dewasa, tapi bagaimana bisa dia terlihat semenggiurkan ini, hanya dengan kaos hitam berlengan pendek dan celana jeans selutut, mampu membuatku harus menegak air liurku berkali-kali saat dengan sengaja mata nakal ku menelisik pada urat dan otot-otot menonjol pada bagian lengan dan betisnya.

"Luhan, berhenti memandangi ayahmu seperti itu, air liur mu mungkin akan membuat sebuah aliran sungai sebentar lagi" Ejek dad pada ku

"Aku tidak" Rajuk ku

"Dad akan dengan senang hati menelanjangi mu, melakukannya di tempat terbuka mungkin tidak buruk, oh.. atau kita harus mencobanya sekarang?" Bisik ayahku tepat di telingaku dan membuat kedua pipiku merah padam, apa aku harus menjawab 'ya'? Aku juga ingin mencobanya, sensasi bercinta di alam terbuka mungkin akan terasa lebih menegangkan.

"Bagaimana jika aku mengatakan, tentu saja?" Tantang ku

"Kau yang memilih baby"

Setelah menjawab pertanyaan ku, dad menarikku ke sebuah tempat dengan rerumputan yang agak menjulang tinggi, setidaknya dapat menyembunyikan tubuh kami berdua dari penglihatan orang yang berlalu lalang, karna sunggguh.. senikmat apapun rasanya bercinta di alam terbuka, itu tetaplah perbuatan asusila tak terpuji.

.

.

.

.

Jam dinding telah menunjukan pukul dua belas siang, aku dan ayahku saat ini sedang berada di salah satu restoran cepat saji di dekat bandara, yap.. tepat satu jam lagi kami berdua akan kembali ke Seoul. Aku tidak sempat membeli oleh-oleh dan mengabadikan moment ku kali ini, karna dad melarang ku keras untuk itu. Huft, aku benar-benar kelaparan.

Dad telah memberitahuku, tidak seharusnya kami pulang bersama, sehingga ia lebih memilih pergi ke kantor di hari libur dan akan pulang ke rumah nanti malam, sedangkan aku hanya perlu langsung menuju rumah kami setiba di Seoul nanti.

Ini benar-benar terasa cepat berlalu, aku bahkan masih ingin merasakan lebih lama berada di onsen, dan lebih lagi merasakan ayahku berada di dalam ku. Memikirkannya mampu membuat sesuatu di bawah sana terasa hangat, sial.. apa aku keluar hanya karna membayangkan ayahku?

.

.

.

.

Aku telah tiba di Bandara internasional Incheon, ayah memesankan taxi untuk ku, dan dia pun pergi dengan mobilnya. Di dalam mobil aku termenung, pikiran ku sedang menerawang jauh entah apa, hanya saja tiba-tiba aku merasakan kekosongan di dalam diriku saat ini. Aku bingung, bagaimana nasib hubungan kami berempat jika sudah seperti ini, aku sadar ini bukanlah suatu kewajaran dalam hubungan suatu keluarga.

~ Luhan POV END ~

Sekian lama termenung atas lamunan tak berujung, tanpa Luhan sadari taksi yang ia tumpangi telah berada tepat di depan gerbang rumahnya. Luhan pun bergegas menurunkan seluruh barang bawaannya dan membayar biaya taksi, lalu memasuki rumahnya.

"Mom, aku pulang" Teriak Luhan pada ibunya

"Kau sudah pulang, Lu" Sahut Chanyeol dari ruang tv, sepertinya dia sedang bermain playstation disana

"Dimana mom?" Tanya Luhan

"Di dapur atau taman belakang mungkin" Jawab Chanyeol

"Oh" Sahut Luhan sekenanya

Luhan pun menaiki tangga menuju kamar nya yang terletak pada bagian paling ujung di lantai dua, lalu meletakkan asal backpack-nya dan langsung merebahkan dirinya di ranjang empuk miliknya.

Luhan pun membersihkan sedikit badannya, lalu turun ke bawah, mencari dimana ibunya berada.

"Mom" Seru Luhan dan langsung mengalungkan kedua lengannya pada pinggang sang ibu saat mendapati ibunya sedang berapa di dapur

"Kau sudah pulang, Hanie?"

"Eumm" Angguk Luhan dan mengeratkan pelukannya

"Huwee.. Tubuh ku menghitam mom, ini karna aku yang terlalu bersemangat mendaki, bagaimana ini? Kecantikan ku ternodai" Luhan menggoyangkan tubuh ibunya

"Kau tetap cantik, Lu. Seperti mom" Kekek Baekhyun

"Mom sedang membuat apa?"

"Membuat sedikit kue, Hanie"

"Eumm.. Kalau begitu aku akan menunggu di ruang tv bersama oppa"

"Dasar kau ini, bukannya membantu mom"

"Hehe.." Hanya cengiran tak berdosa yang Luhan berikan pada ibunya

.

.

.

.

Saat jam dinding menunjukkan pukul delapan lewat empat menit malam, suara denguran mesin mobil memasuki garasi kediaman Oh. Tentu saja tanpa melihatnya pun Baekhyun sudah tau jika itu adalah Sehun.

"Sehun-ah kau sudah pulang, bersihkanlah dirimu dan berkumpulah untuk makan malam bersama" Tukas Baekhyun saat melihat Sehun memasuki rumah mereka

"Oke, sebentar lagi aku akan menyusul" Jawab Sehun

Makan malam yang damai pun menghiasi kediaman keluarga oh malam ini.

.

.

.

.

Waktu kini telah menunjukkan pukul sepuluh lewat empat puluh dua menit, waktu yang sudah sangat cukup untuk memejamkan kedua belah mata bagi sebagian orang. Tapi tidak dengan sepasang –jika boleh ku sebut- suami istri di dalam kamar mereka saat ini. Kecangguan terasa seakan mencekik leher mereka masing-masing. Tubuh mereka mungkin terbaring pada kasur yang sama, tapi keheningan tetaplah menjadi pengisi kecangguan diantara mereka saaat ini.

"Sehun-ah" Cicit Baekhyun

"Wae?" Sahut Sehun

"Aniya" Baekhyun menggelengkan kepalanya

"Hmm?" Sehun mengangkat satu alisnya "Bagaimana akhir pekanmu minggu ini? Menyenangkan?" Tanya Sehun sarkas

"Huh?" Tanya Baekhyun tak mengerti

"Mengabiskan waktu dengan anak lelaki mu mungkin menjadi kegiatan paling menyenangkan, bukan?"

"Apa maksudmu Oh Sehun?" Tanya Baekhyun tak terima

Sehun hanya mendengus menanggapi nada tak terima yang Baekhyun lontarkan.

"Apa kau pikir aku juga tidak tau apa yang kau lakukan kemarin? Kemana kau membawa Luhan bersamamu? Kau pikir aku bisa dengan mudahnya kau bohongi dengan alasan sepele macam itu?" Cecar Baekhyun dengan amarah yang mulai menggerogoti kerongkongannya

"Uhh.. Kau menanggapinya terlalu cepat, Baek. Aku bahkan belum mengatakan intinya, dank au bahkan telah mengerti apa yang kumaksud disini. Dan kemana aku membawa anakku, itu bukan urusanmu, asalkan Luhan tetap kembali dengan keadaan baik, kenapa harus mempermasalahkannya?" Sahut Sehun santai

"Aku lelah Sehun, tidak bisakah kita menghentikan ini? Maksudku, tidakkah kau berpikir untuk melepaskan anakmu atau mungkin kita?"

"Hey, apa kau benar Baekhyun? Ini tidak seperti dirimu yang biasanya, apa yang membuatmu bertingkah selayaknya seorang ibu yang berbakti kepada anaknya?"

"Ini aku Baekhyun, Sehun. Dan aku memang seorang ibu jika kau lupa"

"Terserah, sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskan Luhan. Asal kau tau" Jawab Sehun lalu memiringkan bahunya membelakangi Baekhyun

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

A/N : Haloha, author kambek setelah bertapa sekian tahun *kkk

Mau curhat sedikit ya, sebenarnya cerita ini pada versi sebelumnya sudah mau tamat :'( tapi bakalan sad ending. Nah.. karna itu author jadi super kehilangan mood buat nulis karna sudah mikirin ending sedih nya, tapi tadi pagi entah dapat ilham dari mana, tetiba langsung kerombak ulang chap 6 ini. Daaan.. Taraa, jadilah chap 6 dengan versi baru.

Btw, chap ini di ketik di dua mood berbeda ya.. jadi kalo bagian akhir nya agak mellow, maafkeun dakuh.. soalnya malem ini author lagi galau.

-Sekian-

I Lup Yu Al

Salam Civok.. ~Muachh~

"