"Matcha Ice Cream"

Mr. Actor and Mr. Singer

The Sequel of Kitten

This is Yaoi fict...

Maybe has a mature content...

If you don't like the pairing, just close this page immidiately..

You've been warned baby...

.

.

.

Kisah Tuan Wu dan Kitten cantiknya yang tengah mengandung...

Bagaimana si tampan berhati dingin ini menghadapi siklus kehamilan sang Istri yang luarbiasa menakjubkan...

Dan belajar untuk menjadi seorang kepala keluarga yang baik bagi istri dan anaknya...

.

.

.

"Matcha Ice Cream"

.

.

.

"Master Yifaaan~~~ Master Yifan banguuuun~~~"

Yifan menggeliat pelan. Merasa terganggu dengan tepukan pelan pada pipinya, dan guncangan pada bahunya. Ingin membuka mata namun terlalu malas.

"Master Yifaaaaan~~~ Yaaaaaaa~~~"

"Ada apa Zi?"

Yifan mengerang kesal. Bangkit dari acara berbaringnya dan meraba sakelar lampu tidur yang berada di atas nakas. Demi Tuhan ia baru saja terlelap selama dua jam setelah menyelesaikan pekerjaan pentingnya. Dan sekarang mau tak mau ia harus melepas waktu istirahatnya karena rengekan menyedihkan makhluk menggemaskan yang duduk disebelahnya.

"Tao mau ice cream matcha..."

"Apa?!"

Yifan hampir saja membuang seluruh image coolnya jika saja tak dapat mengontrol diri. Terlalu shock dengan permintaan aneh istri cantiknya.

"Tao lapar.. Ingin makan ice cream... Belikan Tao ice cream matcha ya~~"

Dengan tergesa, si tampan Wu meraih ponselnya. Hampir berteriak saat melihat jam yang tertera pada wallpaper benda tipis itu. Beralih menatap kittennya yang kini merajuk dengan manja.

"Akan kumasakkan sesuatu untukmu.. Tunggu disi-"

"Tapi Tao mau ice cream matcha miawww~~~"

"For God Sake Huang, ini pukul tiga pagi okay?!"

"Pokoknya Tao mau ice cream matcha miaw! Master kan sudah janji akan memberikan apapun yang Tao minta!"

Yifan kembali menghela nafasnya lelah. Memijat pelipisnya frustasi karena sindrom kehamilan Zitao yang mengerikan.

"Beruntung aku begitu mencintaimu Tao.." batinya pelan.

"Aku memang pernah berkata seperti itu.. Tapi sekarang pukul tiga pagi sayang... Tidak baik makan makanan dingin... Kau bisa sakit..."

Zitao menghentikan acara merengeknya. Bibir sewarna kelopak mawarnya bergetar pelan. Manik sekelam malamnya mulai berlapis kaca. Siap meneteskan air mata dan meongan menyedihkannya yang mampu membuat Yifan merasa bersalah.

"Hiks.. Hiks.. Baby... Daddy sudah tidak sayang lagi pada Baby... Sudah tidak sayang juga pada Mommy... Hiks.. Hiks.."

Siapapun, tolong pukul Yifan sekarang juga! Sepertinya Zitao sudah benar-benar pandai memanfaatkan kelemahannya. Terbukti, kini pria itu meraih mantel yang tergantung di balik pintu kamar mereka. Memakainya cepat, kemudian menyambar kunci mobil dan dompet yang berada di nakas.

"Tunggu disini... Aku akan segera kem-"

"Tidak mau! Tao mau ikut!"

Kitten manis itu melompat cepat dari ranjang. Menggamit lengan Yifan cepat seraya menggeleng. Tidak mau ditinggal.

"Tao... Come on.. Tunggu saja aku diisini.. Udara malam tidak baik untukmu dan Baby Wu... Aku tidak mau kau sakit..."

"Tidak! Tao tidak akan sakit! Tao mau ikut saja!"

Bukannya melepas gamitan pada lengan si tampan, Zitao justru beringsut memeluk erat perut CEO Wu Empire itu. Tak mau mengalah bahkan saat Yifan berusaha melepaskan pelukannya.

"Biarkan Tao ikut miaw~ Tao tidak mau ditinggal miaw~~ Nanti kalau ada pencuri bagaimana? Atau orang jahat? Tao tidak mau sampai-"

"Okey.. Okey... Kau boleh ikut... Tapi kau harus berjanji untuk diam di mobil okay?"

Dan si manis pun mengangguk cepat. Tersenyum begitu menggemaskan hingga taring mungilnya terlihat.

Untuk kesekian kalinya, pria tampan ini mengalah. Melepas mantelnya dan memakaikannya pada tubuh Zitao. Menggenggam jemari lentik pemuda itu kemudian melangkah menuju mobil yang terparkir manis di halaman mansion mereka.

Menjalankan audi hitam mengkilat itu menyusuri jalanan yang terasa begitu sepi. Bagai kota mati. Sesekali melirik kesebelahnya dimana Zitao justru terlihat antusias memandang kearah jendela.

Dan disinilah mereka berada. Area parkir sebuah minimarket yang buka dua puluh empat jam. Dengan Zitao yang duduk manis menanti suami tampannya kembali dengan pesanannya.

Brak!

Suara pintu yang tertutup membuat lamunan pemuda bertelinga kucing ini buyar. Menoleh dan mendapati Yifan yang kini berada disebelahnya dengan satu regular cup vanilla ice cream dan matcha powder. Membuat dirinya mengernyit bingung.

"Mereka kehabisan es krim matcha.. Jadi kuputuskan untuk membeli rasa vanilla dan bubuk matchanya... Kita buat es krimnya dirumah okey?" ujar Yifan tergesa. Bersiap menyalakan mesin mobilnya yang berakhir gagal karena Tao terlebih dulu menahan lengannya.

Kitten cantik ini menggeleng. Mengambil cup ice cream yang berada di dekat persneling dan membukanya cepat. Menaburkan matcha powder ke dalam ice creamnya dan mengaduknya dengan hati-hati.

"Kalau menunggu sampai dirumah, ice creamnya akan cair..." ujarnya seraya menciduk gumpalan susu itu.

"Master Yifan aaaaaa~~~"

Pria Wu ini mengenyit kala satu sendok ice cream berwarna hijau berada di depan mulutnya. Menatap malas Zitao yang berada di sebelahnya.

"Tidak Tao.. Aku tidak suka manis okay..." tolaknya pelan.

"Maka dari itu, Tao ingin Master mencobanya dulu... Aaaaaaaa~~~~"

"Tao..."

"Pretty please~~~~"

Tak punya pilihan lain, mau tidak mau Yifan menerima suapan itu. Sedikit mengernyit kala sensasi dingin susu beku itu menyapa lidahnya. Namun belum sempat mengulum ice cream itu, Zitao lebih dulu menarik kerah piyama tidurnya.

Mempertemukan belah bibir mereka dalam ciuman yang tiba-tiba. Membuatnya terkejut dan membuka mulut yang berujung bencana karena kitten itu justru melesakkan lidahnya. Menyesap ice cream yang masih berada dalam rongga mulutnya.

"Mmmmmhhh~~"

Lenguhan manis terlontar dari bibir yang lebih muda. Merasa nyaman karena pagutan balasan yang diberikan Yifan untuknya. Hingga cairan manis itu hilang dan si tampan memutus ciuman mereka.

"Ya! Dasar kucing nakal!" kesal Yifan. Mencubit gemas kedua pipi gembil si cantik yang tersenyum menggemaskan di hadapannya. "Kenapa menciumku seperti itu hmm?"

"Karena kalau makannya dari mulut Master, ice creamnya terasa hangat... Dan manis.. Tao suka!"

Terimakasih pada sindrom ibu hamil kucing menggemaskan ini. Meski kehilangan waktu tidurnya, setidaknya Yifan bisa puas menikmati bibir Zitaonya yang cantik.

"Kalau begitu silahkan nikmati ice creammu... Nyonya Wu..."

Yifan merebut cup ice cream yang berada dalam genggaman Zitao. Melahap satu sendok gumpalan susu itu kemudian menyeringai. Menarik tengkuk Zitao dan membungkam bibir peach itu dalam ciuman hangatnya.

Hingga tak tanpa mereka sadari, mentari mulai mengintip. Melukiskan rona samar pada langit gelap. Menggambarkan betapa manisnya cinta diantara Sang CEO Wu dan kitten cantiknya.

.

.

.

F I N

.

.

.

Yoooo...

Ini saya bawa chapter duanya...

Jangan tanya saya dapet ide gila darimana...

Pokoknya salahin aja es krim matcha sama bibir basah sexy Tao...

Sampai ketemu di chap depaaaan~~~

Chu~~~