White Tee

.

.

Jung Taekwoon

Cha Hakyeon

.

.

Romance(?)

Smut

Man x Man

.

.

M rated

*For little bit Mature content*

.

.

Enjoy Please. . .

.

.

Bosan. . .

Kiranya itulah yang tengah melanda lelaki berkulit tan yang kini tengah berguling tak jelas di ranjang megah bercover putih. Panggil saja dia Hakyeon. Ia tengah berguling - guling tak jelas hampir ke semua sudut ranjang hingga selimut yang mula nya terlipat rapi berubah menjadi gulungan tak berbentuk.

Pagi itu terasa membosankan bagi Hakyeon. Kekasihnya - Taekwoon - sudah keluar dari apartment mereka pagi - pagi sekali. Memang susah jika memiliki hubungan dengan selebritis. Ya, Taekwoon adalah seorang aktor sekaligus penyanyi solo. Dan kini ia tengah di sibukan dengan jadwal barunya bermain sebuah drama musikal.

"Hahh. . . Bosan~"

Hakyeon bangkit dari acara berguling tak jelasnya dan mencari slipper yang tergeletak tak jauh dari kaki ranjang. Biasanya pagi hari dia pasti di sibukkan dengan mengomel pada kekasih tampannya. Mulai dari mengomel untuk kebiasaan sang kekasih yang suka memeluknya dari belakang kala ia memasak hingga kebiasaan menumpahkan minuman saat mereka sedang sarapan.

Lelaki tan itu membuka kulkas besar yang berdiri kokoh di sudut dapur. Meraih sebotol banana milk dan sepotong pie buah yang ada di dalam sana. Ia berjalan ke ruang tamu dan menyalakan televisi besar yang terpajang angkuh di dinding. Menekan beberapa kali tombol pada remote yang kini sudah berada di tangan kirinya, sedang tangan kanannya masih sibuk menyuapkan potongan pie ke dalam mulutnya. Hakyeon duduk bersila di sofa panjang di ruangan itu sembari menikmati cemilan pagi setengah siang nya.

"Tak adakah acara menarik hari ini," gumam Hakyeon bosan – setelah menjelajahi beberapa channel televisi.

Jemari panjangnya masih sibuk menekan tombol remote ketika tiba – tiba salah satu channel menayangkan press conference drama musikal kekasih tampannya. Untuk beberapa detik ia terpaku dengan apa yang tengah disiarkan oleh benda persegi panjang itu. Tak ada yang spesial. Hanya video kekasihnya yang tengah turun dari mobilnya dengan setelan kasual – celana hitam dan kemeja putih.

Wait a minute.

Kemeja putih?

Hakyeon lantas menajamkan pengelihatannya pada televisi di depannya. Taekwoon disana. Dengan celana hitam pas badan yang membentuk kaki jenjang nan kokohnya. Lelaki tan itu membawa matanya menilik kebagian atas tubuh sang kekasih. Tubuh atletis itu terbalut kemeja putih berkerah shanghai yang di buka 2 kancing teratasnya. Dari keseluruhan penampilan Taekwoon hari ini, hanya kemeja putih itu lah yang menjadi pusat atensi Hakyeon.

Kemeja putih itu membawa banyak kenangan baginya.

Kemeja putih yang selalu membungkus tubuh polosnya usai malam – malam panasnya bersama sang kekasih.

Hakyeon menelan ludahnya kasar. Tenggorokannya mendadak mengering dan tubuhnya perlahan terbakar gairah yang entah mengapa tiba – tiba berkobar.

"Oh shit," umpatnya kesal.

Mata Hakyeon tak bisa terlepas pada sang kekasih yang tengah menyapa beberapa fans yang menunggu di luar gedung. Sebesit scene Taekwoon yang tengah tersenyum terekam kamera. Ah, itu bukan senyuman. Lebih mirip segaris seringai miring ketimbang sebuah senyuman. Dan itu cukup membuat sesuatu dalam dada Hakyeon meletup – letup. Ia masih menilik setiap gerak sang kekasih yang tampil menawan walau hanya dengan balutan celana hitam dan kemeja putih itu.

Kemeja putih.

Kemeja putih.

Kemeja putih.

Pikirannya benar – benar melayang ke udara saat ia kembali memikirkan tentang potongan pakaian berwarna putih itu. Angannya semakin berkeliaran saat terbesit ingatan saat ia dan Taekwoon bercinta di balkon dengan ia yang hanya mengenakan kemeja itu. Tak hanya itu, ia masih ingat bagaimana panasnya pergumulan penuh gairah dirinya dengan sang kekasih, saat lelaki tampan yang begitu ia cintai itu mencumbu panas dirinya di atas pantry dapur mereka beberapa hari yang lalu.

Bahkan saat ia baru akan melepas kemeja itu untuk mandi, namun justru Taekwoon menawan dirinya diantara dinding kamar mandi dan mengulang kembali kegiatan penuh gairah mereka. Ya, kemeja itu selalu menjadi saksi bisu bagaimana liarnya Taekwoon di setiap pergumulan panas mereka. Membayangkan semua hal panas yang ia lakukan dalam balutan kemeja putih itu membuat Hakyeon merasakan ereksinya yang mengeras di bawah sana.

"What the hell is going on with me? Arrrggh," umpat Hakyeon sembari mengacak kasar surai dark brown nya.

Menengguk habis banana milk nya, Hakyeon mematikan siaran televisi dan melangkah kembali ke kamar tidur. Membanting kasar tubuh kecilnya ke hamparan empuk ranjang, ia menatap nanar sesuatu di antara kedua pahanya yang mengeras. Ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Ya, ia memang sering melakukan pergumulan panas dengan sang kekasih. Tapi tak sampai harus membuatnya menjadi seorang submassive yang haus akan belaian seperti sekarang.

Kembali dengan acara bergulingnya yang tak jelas, Hakyeon semakin frustasi merasakan bagian paha dalamnya yang perlahan terasa nyeri. Dia telah terbakar. Terbakar gairah yang hanya akan padam dengan segala belaia dan cumbuan penuh gairah dari sang kekasih – Taekwoon.

"Ahhh,"

Hakyeon mencoba menyentuh dirinya sendiri. Terasa asing. Sangat asing. Tak seperti kala Taekwoon yang membelainya. Ia masih membiarkan tangannya bekerja di balik celana pendek yang ia kenakan saat sebuah ide – yang cukup brilliant – terlintas di otaknya. Bergerak cepat menuju sisi ranjang yang bersebelahan dengan meja nakas, lelaki tan itu meraih benda metal yang tak lain adalah ponselnya.

Beringsut menuju sisi tengah ranjang dengan tumpukan bantal yang menahan sisi punggungnya, Hakyeon memastikan ide brilliant nya kali ini akan sanggup membawa sang kekasih melesat pulang seusai acara selesai. Membiarkan sweater hitam longgarnya jatuh hingga mengekspose sisi collarbone dan pundak kanannya. Lelaki tan itu mulai bekerja dengan ereksinya yang semakin menyiksa.

"T-taekwoon-aah,"

Desahnya tertahan, saat sentuhannya seakan tak mampu menuntaskan segala gairah yang meletup di sekujur tubuhnya. Tapi ia harus tetap melakukan ini. Keringatnya bercucuran membasahi pelipis hingga dahinya. Dengan tangan kiri yang masih bekerja di balik celana pendeknya, Hakyeon membawa tangan kanannya yang bergetar memegang ponsel lalu mengarahkannya pada angle yang hanya menampakkan wajahnya yang penuh peluh. Dan dengan satu sentuhan di tombol merah pada layar ponsel, ia memulai ide briliantnya.

"Nggghh,"

.

.

The other side

Taekwoon tengah terjebak dengan sekerumunan orang yang tak lain adalah para actor dan staff pendukung pada proyek drama musikal nya kali ini. Ia baru saja menyelesaikan sesi interview beberapa saat lalu. Dan sekarang para kru tengah berkumpul di aula untuk membuat jamuan makan siang. Jujur saja ia cukup bosan. Sedari tadi ia hanya memasang senyum – terpaksa – menawan saat berbicara dengan para staff ataupun sang produser.

Ping.

Ia sempat berjengit merasakan getar ponsel di saku celananya saat sebuat notifikasi masuk. Alisnya bertaut bingung saat ia melihat ada satu pesan video yang di kirim oleh kekasih tan manis nya. Sang produser yang berada di hadapannya lantas berucap tanya saat melihat ekspresi sang aktor.

"Ada apa Taekwoon-ah?"

Taekwoon menatap sang produser dan mengulas sesimpul senyum, "Nothing. Aku permisi ke kamar mandi dulu,"

Lelaki berpundak lebar nan kokoh itu melangkah menuju kamar mandi dengan jutaan tanya di dalam kepalanya. Fyi, kekasih tan nya itu tak pernah mengirim pesan video jika bukan dia yang meminta. Dan beberapa detik lalu lelaki yang telah menjadi kekasihnya 4 tahun terakhir itu baru saja mengiriminya sebuah pesan video. Bukankah itu terasa sedikit, janggal?

Blam.

Taekwoon menutup bilik kamar mandi dengan sedikit kasar. Entahlah, ada antusiasme tersendiri mengingat sang kekasih manis dan seksinya mengirimnya sebuah pesan video. Meraih earphone wireless yang ada di dalam saku celananya, Taekwoon duduk di closet yang tertutup dan mulai membuka video yang berdurasi kurang dari 2 menit itu. Dan saat layar ponselnya mulai memutar video, lelaki berparas tampan itu tak bisa untuk tak membiarkan mulutnya menganga yang mungkin akan membuat kadar ketampanannya sedikit berkurang.

Well, tak ada yang mengejutkan disana. Hanya seorang Cha Hakyeon yang tengah terengah dengan wajah berpeluh dan nafas memburu. Jangan lupakan sweater hitam yang Taekwoon tahu tadi pagi terlihat seksi di tubuh sang kekasih itu kini tengah menggantung rendah hingga mengekspose pundak menggoda sang terkasih.

"Oh shit," umpat Taekwoon kesal – ia mulai resah saat suara – yang entah mengapa terdengar menggoda – milik Hakyeon menembus gendang telinganya.

'Nnghh, T-taekwoonie, , aku tak tahu apa y-yang terjadi dengan diriku, , , aakkh, ,' Taekwoon semakin resah saat suara Hakyeon terdengar begitu mendayu di telinga kanannya. Ia mulai menyesal karena hanya memakai earphone wireless yang hanya untuk satu telinga. Ia ingin mendengar dengan lebih jelas desah menggoda sang kekasih yang ia yakinin tangannya yang lain tengah sibuk dengan bagian bawah tubuhnya.

'a-aku hanya melihatmu di televise, , nnghh, , with that white tee,'

Taekwoon melirik kemeja putih yang ia pakai saat ini. Memang ada apa dengan kemeja ini?

'S-shit! I get horny just looking at you with that tee,'

Umpatan lelaki tan itu membuat Taekwoon sedikit berjengit. Kekasih tan nya itu terdengar begitu frustasi. Namun, entah mengapa justru semakin membangkitkan gairah tersediri dalam dirinya.

'nnghh, , just come home, taekwoon-ie,'

Suara kekasih manisnya terdengar menggoda. Apalagi saat ini Hakyeon seakan menatapnya dengan tatapan penuh gairah yang menggoda lewat layar ponselnya.

'wrap me with that white tee. And fuck me hard,'

Dan dengan seuntai dirty talk yang begitu menggoda, layar ponsel Taekwoon menggelap. Lelaki bertubuh tinggi semampai itu masih berusaha mengumpulkan kesadarannya yang sempat menguap akibat tontonan vulgar yang di suguhkan kekasih tan seksinya beberapa saat lalu. It was first time he saw Hakyeon like that.

But he like it.

Sesimpul senyum – oh bukan. Itu adalah seutas seringai. Taekwoon mengulum seringai nya dan bangkit dari duduknya. Sedikit menahan gejolak hormon yang sudah mulai meletup sejak ia memutar video nakal tadi. Lelaki tampan nan gagah itu berjalan keluar dari kamar mandi dan berpamitan dengan para staff, pemain lain bahkan produser dengan senyum yang menawan.

Tak ada yang tahu, sebenarnya di balik senyum menawan yang di lukis sang aktor tengah merancang seperti apa kegiatan panasnya dengan sang kekasih tan tercinta nanti.

'Wait me, babe. I'll come and fuck you hard,'

.

.

The End

.

.

Hello reader yang budiman,

Jangan tanya saya tentang apa itu yang ada di atas. #tutupmata

Saya hanya sedang terpengaruh hormon saat tanpa sengaja menemukan foto Leo dengan white tee berkerah shanghai saat dia datang ke drama musikal nya. Mungkin dia terlihat tampan seperti biasa. Tapi itu sangat BERPENGARUH pada saya! #brak

.

Oke abaikan kelabilan saya barusan. LeoNcyclopedia ini nanti hanya akan menjadi wadah untuk cerita – cerita tak seberapa jelas saya untuk 2 makhluk tsundere ini. #contekOmoganSalahSatuReader

Nantinya disini hanya akan berisi Oneshot, Short-Fic ataupun Drabble di luar cerita utama yang masih dalam pengerjaan yakni Fated.

Saya sengaja tak mau buat cerita berchapter lain, karena takut tiba – tiba hilang ingatan(?) dan malah terbengkalai. :D

.

Lastly, terima kasih atas semua partisipasi para reader yang sudah mau berpartisipasi pada cerita saya yang lain *baca : Fated*

Mind to review?

With love,

Flush