"Ne, ne, Tetsu-kun~"

"Ya, Momoi-san?"

"Aku selalu penasaran, apa sebenarnya hubungan di antara Kiyoshi-san dan Kagamin?"

"…Hm…?"

"Iya, ssu! Aku juga penasaran, ssu! Maksudku, mereka itu benar-benar dekat, dan affection yang saling mereka berikan setiap hari, ssu, membuatku curiga kalau mereka pacaran."

"Hah!? Lo bodoh ya, Kise!? Bakagami gak mungkin pacaran sama tuh orang!"

"Aku 'kan hanya curiga, ssu."

"Aomine-kun benar, Kagami-kun tidak mungkin pacaran dengan Kiyoshi-senpai."

"Siapapun juga tahu kalau mereka seperti ayah dan anak."

XxXxXxX

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadashi

Father and Son © AliceShotacon4Ever

Warning(!): OOC, Typo(s), set after Winter Cup dan Kiyoshi gak pergi ke Amerika, sho-ai, Papa!Kiyo x Son!Gami, AoKagaKuro, slight!GoMxKagami, amburegul, etc.

O|X|O

I.Ayah dan Anak
Hints: KiyoKaga | KuroKaga | AoKaga | KiKaga

XxXxXxX

Kiyoshi itu selalu perhatian sama semua anggota klub basket Seirin. Membantu Hyuuga dan Riko memimpin seluruh anggotanya. Membantu anggota tim ketika ada masalah. Melindungi mereka dengan segenap hati.

Namun, perhatian Kiyoshi berlebih terhadap Kagami.

Kiyoshi selalu memerhatikan Kagami. Selalu mengomelinya, mengontaknya setiap malam, memerhatikan segala kebutuhannya. Intinya, perhatian Kiyoshi berlebihan kepada Kagami.

Perhatian ini mengundang kecurigaan kepada seluruh anggota tim basket. Kuroko, bayangan ace Seirin, yang memiliki perasaan kepada pemuda berisi crimson itu, juga wanti-wanti jika center Seirin itu memiliki hubungan khusus dengan Kagami-nya.

"Aku penasaran hubungan diantara Kiyoshi-senpai dengan Kagami," tutur Kawahara.

"Ya, mereka dekat sekali, bukan? Menunjukkan kasih sayang itu di depan umum," lanjut Fukuda.

"Masa' iya mereka pacaran?" pikir Furihata.

"Itu mustahil, karena aku yang akan menjadi pacarnya Kagami-kun," kata Kuroko, walaupun dengan wajah datar, ketiga benchwarmer kelas satu itu bergidik ngeri.

"Lagian hubungan mereka itu lebih dari teman, namun kurang dari kekasih," ujar Koganei disertai anggukan Mitobe.

"Iya, apa namanya?" tanya Hyuuga.

"Diantara teman dan kekasih," jawab Izuki.

"Bodoh," Hyuuga memukul kepala Izuki.

"Keluarga…gitu?" ujar Tsuchida.

"Hm, hm, mungkin saja begitu," kata Koganei setuju.

"Kalian semua bo~doh!" seru Riko tiba-tiba, semuanya menoleh ke belakang. Riko meletakkan kedua tangannya di pinggang, "dilihat dari sudut manapun, semua orang juga tahu kali, kalo Teppei dan Kagami-kun itu seperti ayah dan anak!"

"Ohhhh…" seluruh anggota tim basket Seirin manggut-manggut mengerti.

"Bagus, posisiku sebagai seme-nya Kagami-kun tidak terancam," Kuroko tersenyum lega, yang lain sweatdrop.

"Tapi kok kelihatan kayak pacar yang begitu perhatian terhadap pasangannya, ya?" gumam Hyuuga.

"Kenapa gak lihat saja nanti saat latihan selesai? Kagami-kun akan pergi ke Majiba dengan Kuroko-kun, 'kan?" Riko menoleh ke arah Kuroko.

Kuroko mengangguk, "Biasanya, Aomine-kun, Kise-kun, dan Momoi-san akan datang juga."

"Nah, Teppei pasti langsung siaga lima karena Kagami-kun akan bertemu dengan tiga orang itu," kata Riko dengan percaya diri.

"Emangnya napa?" tanya Hyuuga penasaran.

"Kubilang 'kan liat nanti," jawab Riko, "nah, sekarang, semuanya kembali latihan!"

"Baik!"

Latihan berakhir jam empat sore. Setelah berganti pakaian, Kagami dan Kuroko akan pergi ke Majiba, bertemu Aomine, Kise, dan Momoi.

"Kagami," panggil Kiyoshi menghampiri pemuda beriris crimson dan pemuda berhawa hantu.

"Iya senpai?" tanya Kagami menoleh, Kuroko ikutan menoleh.

"Setelah ini kau akan pergi kemana?" tanya Kiyoshi.

"Ke Majiba, bareng Kuroko," jawab Kagami.

"Hanya Kuroko…?"

"Hmm…kurasa Aomine, Kise, dan Momoi akan ada juga."

"Aomine, Kise, dan Momoi…?"

"Iya."

Kiyoshi mengusap dagunya, berpikir. Kagami bingung. Kuroko memerhatikan saja. "Tenang saja, Kiyoshi-senpai, aku akan menjaga Kagami-kun," kata Kuroko.

Kiyoshi menatap Kuroko tidak yakin, "Baiklah, aku memercayakan Kagami kepadamu, Kuroko."

"Tentu saja, serahkan kepadaku," Kuroko mengangguk mantap.

"Kiyoshi…ayo pulang!" panggil Hyuuga.

"Baiklah, aku duluan ya, Kuroko, Kagami. Dan, Kagami, jangan tidur malam-malam, oke? Setelah sampai di apartemen, segera hubungi aku. Kalau terjadi apa-apa, hubungi aku juga, oke?" kata Kiyoshi.

"O-oke…" Kagami mengangguk dengan tidak yakin.

Kiyoshi berlari kecil menghampiri Hyuuga dan yang lain. Kagami memandanginya sebentar, lalu menoleh ke arah Kuroko. "Apa maksudnya tadi?" tanyanya.

"Kiyoshi-senpai hanya mengkhawatirkan keselamatan Kagami-kun," jawab Kuroko.

"Hah…? Emangnya aku mau perang, gitu?" Kgaami mengerutkan keningnya.

"Tidak Kagami-kun, ini hanya…sudah malam," jawab Kuroko.

"Astaga, aku bukan anak kecil! Aku pergi malam-malam juga udah biasa, kok!" Kagami memutar bola matanya.

"Kiyoshi-senpai hanya khawatir."

"Ya, ya."

Keduanya pun pergi ke Majiba.

Sementara itu, Kiyoshi…

"Ada apa, Teppei? Kau kelihatan khawatir," tanya Riko.

"Tentu saja aku khawatir. Kagami akan bertemu Aomine, Kise, dan Momoi. Walaupun ada Kuroko, aku tidak yakin Kagami akan selamat. Jadi, aku berpikir untuk membuntuti mereka, tapi…" Kiyoshi mulai mengoceh.

"Aku bawa majalah, dan kacamata kok," kata Riko.

"Aku ada topi," sambung Hyuuga.

Kiyoshi menatap kedua sahabatnya tidak percaya, "Kalian…baik sekali."

"Tentu saja, d'Aho! Kita 'kan sahabat!" seru Hyuuga.

"Nah, ayo kita menyamar dan mengawasi Kagami-kun dan yang lain," Riko tersenyum penuh arti.

Kagami dan Kuroko sudah memesan dan duduk di tempat favorit mereka. Kagami melahap gunung burger di depannya, dan Kuroko menyesap vanilla shake-nya.

Kuroko memerhatikan Kagami yang pipinya menggembung, seperti tupai. Lucunya…batin Kuroko, bisa bahaya kalau Kagami jatuh di tangan yang salah. Terlebih si mesum gosong Aomine-kun. Aku harus pindah kesebelahnya sebelum yang lain datang.

"Kagami-kun―"

"Kagamicchi~!" tiba-tiba, datang makhluk kuning memeluk Kagami.

"Yo, Kagami," sapa makhluk lainnya yang gosong terbakar matahari.

Tatapan Kuroko langsung penuh dengan kebencian. Kagami memandang Kise risih, "Hai Kise," lalu memandang Aomine, "Aomine."

"Aku duduk di samping Kagamicchi, ya~" Kise mendudukkan dirinya di samping Kagami.

"Eh, minggir, Spongebob sialan, gue yang duduk disebelah Kagami," Aomine menarik paksa Kise dari tempat duduk itu.

"Ih, apaan sih, Aominecchi!? Aku yang duluan, kok," seru Kise kesal.

"Pokoknya lu minggir, gue yang duduk di sebelah Kagami," Aomine duduk di sebelah Kagami.

"Minggir! Aku duluan, ssu!" Kise menarik Aomine hingga mereka nyaris jatuh, "aku yang duduk disamping Kagamicchi!"

"Gue-lah, lo mending pergi sana jauh-jauh!" seru Aomine melototi Kise.

"Lo yang pergi jauh-jauh, dasar manusia gosong!" seru Kise melotot balik.

"Lo bilang apa, hah, kuning sialan!?"

Tiba-tiba, Kuroko menggebrak meja, menjadikannya perhatian. "Aku yang duduk disamping Kagami-kun, kalian berdua enyah dari dunia ini," Kuroko men-death glare kedua remaja beda seragam yang sedang adu mulut tadi.

"Hah? Lo yang enyah dari dunia ini! Gue yang duduk di sebelah Kagami. Titik!" seru Aomine melototi Kuroko.

"Aku yang duduk sebelah Kagamicchi!" seru Kise gak mau kalah.

"Aku yang akan duduk disebelah Kagami-kun!" Kuroko juga tidak mau kalah.

Aura tidak mengenakkan menguar dari tubuh ketiganya, membuat banyak pelanggan tidak enak. Kagami yang sedari tadi menonton sweatdrop berat. "Hei…kalian bertiga…jangan berantem, nanti di tendang security loh," kata Kagami.

Ketiganya langsung menoleh ke arah Kagami, "Terus, siapa yang bakal duduk disamping lo!?"

"Suit ae gampang, 'kan?" jawab Kagami datar.

Ketiganya diam. Lalu kembali membentuk lingkaran, "JAN-KEN-PON!" teriak ketiganya membentuk berbagai macam bentuk dengan tangan kanan mereka. Tapi, tak ada yang menang.

"JAN-KEN-PON!" sekali lagi, tak ada yang menang.

"JAN-KEN-PON!" ketiganya langsung diam tak berkutik.

"Yeah, gue menang!" seru Aomine bersorak, langsung duduk di samping Kagami.

"Ih, ih, sampe tiga skor-nya!" seru Kise tidak terima.

"Kita tanding ulang, Aomine-kun!" seru Kuroko juga tidak terima.

"Paan sih? Gue yang menang, kok. Terima kenyataan aja deh lo pada," Aomine menyeringai.

"Tapi―"

"Kalian berdua duduk deh, aku liat security-nya udah melototin kalian," kata Kagami menatap Kuroko dan Kise.

Dengan kesal, Kuroko kembali ke tempat duduknya, dan Kise duduk disebelahnya. Aomine mengalungkan tangannya di leher Kagami, "Hei, Kagami, Sabtu lo sibuk, gak?"

"Hmm..? Gak sih," gumam Kagami.

"Kalo gitu, lo ikut gue ya besok," Aomine menyeringai puas.

"Kemana?"

"Ada deh," jawab Aomine, "tapi, cuman berdua, oke?"

"O…ke…" Kagami mengangguk tidak yakin.

"Kagami-kun terlihat tidak yakin, jadi aku akan ikut menemani," kata Kuroko.

"Hah? Gue bilang 'kan cuman berdua sama Kagami, jadi lo gak usah ikut-ikutan deh, Tetsu!" seru Aomine kesal.

"Aku juga ikut-ssu! Aku tidak akan membiarkan Kagamicchi berduaan doang sama orang dekil macam Ahominecchi!" seru Kise.

"Hah? Lo bilang gue paan, Kise!?" Aomine menatap tajam Kise.

"Orang dekil," jawab Kise menatap sinis orang di depannya.

"Ngomong-ngomong, Momoi mana?" tanya Kagami melahap burger-nya.

"Dia lagi ada urusan, jadi gak bisa datang," jawab Aomine tersenyum miring ke arah Kagami.

Kagami manggut-manggut. "Besok jam berapa?"

"Pagi, sepuluhan, gue jemput, tenang kok," jawab Aomine.

Kagami mengangguk-angguk mengerti, lalu fokus kembali ke makanannya. "Kagami-kun, aku akan menginap hari ini, boleh 'kan?" kata Kuroko memandangi Kagami.

"Hm?" Kagami menatap Kuroko, "tentu, biasanya kau juga menginap setiap malam Sabtu, 'kan?"

"Heee!? Aku juga mau menginap, ssu!" rengek Kise.

"Gak. Cuman aku yang boleh menginap," Kuroko men-death glare Kise.

Kise cemberut, "Curang, ssu…"

"Kalau kau mau menginap, besok malam boleh kok," kata Kagami.

"Beneran, ssu!? Yeaahh!" Kise bersorak bahagia.

"Haahh!? Kok gitu sih!? Kalo gitu gue juga nginep besok malem!" seru Aomine.

"Aku juga menginap, Kagami-kun," kata Kuroko.

"Ah…maaf, tapi, kata Tatsuya, hanya boleh satu orang setiap malam yang boleh menginap di apartemen-ku, atau kau harus bertanya sendiri dengan Tatsuya," jawab Kagami tersenyum maaf sambil menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal.

Sial, batin Aomine dan Kuroko, menatap kesal Kise.

Rasakan itu, kalian berdua, aku akan malam mingguan di apartemen Kagamicchi, hahahahahaahahahahahhahahahaha, batin Kise tertawa laknat.

Sementara itu, tak jauh dari meja Kagami dan kawan-kawan…

"Mereka meributkan apa?" tanya Hyuuga bingung, mengintip dari majalahnya.

"Sepertinya tempat duduk di samping Kagami-kun," jawab Riko menurunkan sedikit kacamata hitamnya.

"Lalu, siapa yang dapat?" tanya Kiyoshi, meremas majalah yang dipegangnya.

Setelah beberapa mengamati, Aomine terlihat bersorak dan langsung duduk disamping Kagami. Seketika, Hyuuga dan Riko bergidik karena merasakan aura mematikan dari sahabatnya.

"Hooo…jadi si gosong dari Touo yang duduk disamping Kagami-ku, hah…?" Kiyoshi tersenyum―senyum-senyum psikopat.

Glek, Hyuuga dan Riko menelan ludah.

Tak berapa lama, Aomine mengalungkan tangannya di leher Kagami, membuat aura mematikan semakin mencekam. "Ngapain dia ngalungin tangan ber-virusnya ke Kagami-ku, hah…!? Dia kira dia siapa berani-berani melakukan itu…!?" senyum Kiyoshi semakin mengembang―dan mengerikan.

"Te-tenang Teppei," kata Riko gemetaran.

"Kau menakuti pelanggan yang lain, d'Aho!" Hyuuga memukul kepala Kiyoshi dengan majalah yang ia gulung.

Kiyoshi meringis, seketika aura mematikan menghilang. "Hyuuga…jangan memukul seperti itu…wajar 'kan aku seperti itu, masalahnya yang berdekatan dengan Kagami itu orang mesum seperti makhluk biru gosong itu."

"Aku tahu, aku tahu, kau overprotective sekali dengan Kagami, ya," kata Hyuuga sarkatis.

"Tentu saja. Kagami itu inosen, sepolos kertas putih, malaikat. Gak mungkin aku membiarkannya di sentuh-sentuh oleh makhluk dakian berjiwa setan macam Aomine," jelas Kiyoshi dengan tampang serius.

"Iya sih…" Hyuuga dan Riko manggut-manggut setuju.

Mereka kembali memerhatikan ke-4 remaja itu. Aomine, Kuroko, dan Kise kembali berdebat, dengan berakhir Kise yang bersorak, dan Aomine serta Kuroko mengutuk.

"Kenapa si kuning bersorak gitu? Dia mau ngapain dengan Kagami-ku, hah!?" aura mematikan kembali terasa.

"Emangnya Kagami-kun udah punyamu, Teppei?" tanya Riko sweatdrop sekaligus merinding.

"Aku akan mengadopsi Kagami suatu hari nanti," jawab Kiyoshi mantap.

Hyuuga dan Riko sweatdrop kuadrat, Obsesi-nya pada Kagami ini…keterlaluan.

"Perlu panggil psikiater gak sih?" bisik Hyuuga.

"Entahlah, kita perhatikan saja dulu seberapa parah obsesi-nya," bisik Riko.

"Berhenti mengeluarkan aura hitam itu, d'Aho!" Hyuuga kembali memukul kepala Kiyoshi.

"Khe…" ringis Kiyoshi menatap kesal Hyuuga, "aku perlu memastikan anak-ku baik-baik saja! Kalau mereka berani macam-macam dengan anak-ku, aku akan menghukum mereka," Kiyoshi tersenyum psikopat―ala-ala Akashi.

"Fix, kita panggil psikiater," kata Hyuuga.

"Oke," Riko segera mengambil ponselnya.

Tiba-tiba Kiyoshi berdiri. "Ada apa, Kiyoshi?" tanya Hyuuga.

"Mereka mau pergi," Kiyoshi tampak khawatir, "ayo cepetan, nanti kita kehilangan jejak mereka," Kiyoshi segera mengemasi barang-barangnya, meminum soda-nya, dan berlari mengikuti Kagami dan yang lain.

"Eh, tunggu, Kiyoshi," Hyuuga menutup tasnya dan berlari mengejar Kiyoshi.

"Teppei! Hyuuga!" seru Riko menyandang tasnya, mengambil minumannya yang masih penuh, lalu berlari mengikuti arah kedua sahabatnya.

Ketiganya berjalan tidak terlalu jauh dari ke-4 remaja berambut warna-warni itu. Terlihat Aomine, Kise, dan Kuroko berebutan perhatian Kagami―yang bingung dan menanggapi seadanya. Kuroko terlihat mengusir jauh-jauh Aomine dan Kise, lalu menamengi Kagami dari keduanya. Aomine dan Kise men-death glare Kuroko.

Kiyoshi tersenyum, "Bagus Kuroko, aku tahu bisa mengandalkanmu."

Hyuuga dan Riko cuman bisa mingkem melihat sahabatnya, anak kelas satu mereka, dan anak kelas satu sekolah lain yang pernah mereka kalahkan.

"Aku gak mau mikirin bagaimana cerita ketika Kagami-kun menikah nanti," kata Riko.

"Pacaran aja mustahil, gimana mau nikah," lanjut Hyuuga.

Malam ini, Kuroko akan menginap di apartemen Kagami. Akan kupastikan besok Kagami-kun gak akan pergi bareng si gosong itu, batin Kuroko. Demi keperawanan Kagami-kun!

"Hei, Kuroko, kau mau tidur dimana? Kamar tamu atau kamarku?" tanya Kagami.

"Kamar Kagami-kun," jawab Kuroko cepat.

"Baiklah…" Kagami memasuki kamarnya, Kuroko ikutan. Kagami membuka lemari dan mencari futon-nya. "Hmmm…?"

"Ada apa, Kagami-kun?" tanya Kuroko.

"Sepertinya futon-nya masih dicuci…" jawab Kagami menoleh ke arah Kuroko, "jika sekasur denganku, apa tak apa?"

"Tak apa Kagami-kun. Aku sangat ikhlas," jawab Kuroko bersorak ria.

"Kau…yakin tak apa?"

"Tak apa kok, Kagami-kun. Sesekali tidur bersama tak apa, 'kan?" Kuroko tersenyum.

Kagami ikutan tersenyum, "Oke…kau mau melakukan sesuatu? Menonton? Atau main game?" tawar Kagami berjalan menuju ruang tengah setelah meletakkan tasnya di dekat lemari, "letakkan saja tas-mu di dekat tas-ku."

Kuroko mengangguk dan meletakkan tasnya di samping tas Kagami, lalu mengikuti Kagami. Mereka menyetel film action yang baru dibeli Kagami kemarin. Di pertengahan film, tiba-tiba HP Kagami berbunyi.

"Oh, dari Kiyoshi-senpai," kata Kagami, "aku ke balkon ya, mau jawab telpon."

"Tentu, Kagami-kun," jawab Kuroko.

Kagami berjalan menuju balkon dan mengangkat teleponnya. Kuroko memandangi Kagami yang sedang berbincang dengan Kiyoshi. Penasaran, Kuroko mengendap-endap mendekati Kagami.

"Aku sedang menonton film dengan Kuroko. Iya, Kuroko menginap di rumahku. Besok? Paginya sih aku pergi dengan Aomine. Aku gak tahu, katanya dia bakal jemput aku jam sepuluh. Eh, senpai mau ikut? A-ah…yang ngajak 'kan Aomine, jadi senpai tanya aja sama Aomine…oke? Soalnya aku gak tahu. Huh? Kise? Ah, dia bakal nginep besok malam. I-iya…kenapa…? Te-tenang kok, senpai, dia gak bakal ngapa-ngapain kok. Cuman nginep doang, 'kan? Kami paling cuman main PS atau nonton film. Udah, gitu aja. Karena futon-nya masih di laundry, Kuroko dan aku tidur satu kasur. Se-senpai…tenang dong…lama-lama mirip Tatsuya…gak papa kok, Kuroko gak bakal ngapa-ngapain kok. Sumpah deh, sumpah. Oke, oyasumi mo, Kiyoshi-senpai."

Klik! Kagami memutus sambungan. Kuroko segera kembali ke sofa. Kiyoshi-senpai ternyata belum percaya 100% denganku. Aku harus membuktikan bahwa aku akan menjadi seme yang baik untuk Kagami-kun! tekad Kuroko.

"Sori, nunggu lama, film-nya udah sampe mana?" tanya Kagami kembali duduk di samping Kuroko.

"Sampe tokoh utamanya ketabrak kereta," jawab Kuroko.

"Eh!?" Kagami sontak menoleh ke TV.

"Eh, salah, sampe tokoh utamanya loncat ke kereta."

Kagami menatap datar Kuroko, "Jangan bikin aku kaget dong, kukira ini jadi film horor."

"Maaf."

"Ya, gak papa."

Keduanya pun kembali fokus ke film. Kadang Kagami akan histeris, atau menangis, atau mengumpat-umpat. Dan saat adegan-adegan ekstrim, terkadang Kagami akan memeluk Kuroko―yang membuat pemuda berwajah sedatar papan triplek itu bahagia bukan main.

Tiga jam menonton film, akhirnya keduanya memutuskan untuk tidur. Kagami mematikan lampu dan naik ke atas kasur. Kuroko tidur di dekat dinding. Keduanya saling berhadapan.

"Oyasumi, Kagami-kun," bisik Kuroko tersenyum.

Kagami membalas senyumnya, "Oyasumi, Kuroko."

Dan keduanya pun menutup mata, tidur. Tapi, tak berapa lama, Kuroko membuka matanya. Ia melihat Kagami sudah tertidur. Kagami terlihat imut ketika ia tidur. Kuroko menahan diri untuk tidak menyerang pemuda tanpa penjagaan disampingnya. Ia mendekatkan dirinya ke tubuh Kagami, hingga telinganya dapat mendengar detak jantung Kagami.

"Aishiteru yo, Kagami-kun…" bisiknya memejamkan mata.[]


A/N: Ini apaan, astaga!/lempar lemari/Gak puas sama chap satu, tapi gak tahu mau nulis kayak mana lagi TAT

Terus, bukannya mau fokus ke OT3; AoKagaKuro!? Kenapa malah menangin Kise!?

KiyoKaga-nya juga…oh, Tuhan…kurang deh, kurang

Chap satu masih amburegul, diusahakan chap dua ditingkatkan kualitas-nya~

Jadi, ini fic tentang hubungan Papa!Kiyo dan Son!Gami, terus buat pairing lover-nya, mau difokuskan ke OT3 Alice; AoKagaKuro―tapi slight!GoMxKagami loh…ingat, ada pair GoMxKagami-nya…ingat―/plak

Papa!Kiyo itu posesif dan overprotective, dibantu sama koloni(?)nya, Hyuuga dan Riko. Dan, nanti dia akan bekerja sama dengan Himuro.

Anyway, makasih buat yang udah baca, follow, fav, dan review cerita ini~

Alice undur diri―dan gak tahu ini mau di update kapan

Baca juga ya fic Alice yang satu lagi, 'Red Light in Rainbow' dg pair GoMxKagami/promosi/plak