NORMAL?

.

.

GENRE : ROMANCE

LENGTH : HANYA TUHAN YANG TAHU

FANFICT BY TIANLIAN

DESCLAIMER : CERITA INI MILIK SAYA, SEHUN HANYA MILIK JONGIN DAN JONGIN ADALAH MILIK KITA BERSAMA.

RATE: M BRROOOHHH

WARN : YAOI, BXB, TYPO'S

.

-OH SEHUN- KIM JONGIN-

And other cast

.

SUMMARY

Kami berdua adalah laki-laki normal. Kami suka payudara besar, pantat kenyal dan vagina sempit. Kami juga punya wanita yang kami sukai.

Namun,

Kenapa kami saling tertarik satu sama lain?

.

.

.

"Kenapa kau mengacuhkanku?" tanya Krystal dengan suara serak. "apa kau bosan denganku?"

.
Jongin menghela napas sambil menahan tangan Krystal yang mulai mengusap perut telanjang Jongin.
.

"Tidak."
.

"Lantas kenapa?"

.
"Karena aku sudah berjanji. Aku tidak mau mennyakitimu dengan melakukan ini, Krys."

.
Krysral menatap Jongin nanar. Tangannya yang tadinya meronta dalam cengkraman Jongin pada akhirnya berhenti bergerak. Saat itu, Jongin pun mencoba menurunkan Krystal dari atas tubuhnya. Krystal terduduk lemah di sebelah Jongin sambil menatap matanya― kosong.

.

"Lebih baik kau berbaring aja."

.
Melihat Krystal yang tidak merespon, Jongin pun menggendong Krystal ke tempat tidur. Saat
Jongin membaringkannya perlahan, dia tidak mengatakan atau melakukan apapun. Sudah
sejam berlalu, mungkin efek obatnya mulai berkurang. Dia tidak seresah sebelumnya.
Meskipun wajahnya masih memerah dan napasnya masih juga tersengal.

.
"Aku mau menelepon-" Tiba-tiba Jongin merasakan tubuhnya terdorong dan akhirnya
terhempas ke tempat tidur. Jongin sudah akan bersuara saat bibir Krystal mulai melumat
bibir Jongin dengan kuat. Kystal naik ke atas tubuh Jongin dan duduk di sana. Perlahan, bergerak
menggesekkan miliknya dengan milik Jongin, yang membuat Krystal mendesah pelan dan Jongin
menggeram tertahan.

.

"Krys," ucap Jongin disela ciuman menggebunya.

.
Krystal seakan tidak mendengar Jongin dan terus mencumbu agresif. Gerakannya di atas
tubuh Jongin pun semakin cepat yang membuat tubuhnya menegang. Pada akhirnya,
gairah Jongin pun mulai terpancing karena apa yang Krystal lakukan. Bahkan tanpa Jongin sadari, Jongin sudah membalas ciumannya.

.

.

.

[Chapter 1]

-being a gentleman-

.

.

.

Kim Jongin.

Bagaimana kita mendeskripsikan makhluk Tuhan yang sangat sexy serta menggoda iman itu hanya dalam satu kalimat? Gentleman? Begitukah. Yah… mungkin kalimat itu cocok untuknya. Untuk pemuda baik sebaik dirinya yang dengan besar hati tidak melakukan apapun pada kekasihnya yang tengah terkontaminasi obat perangsang oleh teman-temannya―dan itu berarti teman-teman Jongin juga.

.

Pemilik tubuh tan itu mengusap wajahnya kasar. Ia melirik sang kekasih―Krystal- yang dengan nyaman tidur dalam selimut tanpa ada keresahan sedikitpun. Lantas mengalihkan pandangannya pada selakangannya yang masih membumbung tak nyaman.

.

Mendesah frustasi, seharusnya ia segera membawa kekasihnya pulang dari pada ikut permainan konyol itu. Yah seharusnya memang begitu karena toh akhir dari permainan itu hanya akan menyisakannya tersiksa seperti ini. Bisa saja ia melakukan 'itu' dengan kekasihnya namun dia adalah laki-laki sejati dan menurutnya laki-laki sejati tidak akan pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan bahkan sesempit apapun keadaan celananya sekarang. Tidak akan.

.

Tanpa sadar tangannya mengusap selakangannya yang masih nyeri lalu berjalan menuju ranjang.

.

"hei, kau harus bangun Krys. Kita harus sekolah." Bisikan lembut itu membuat Krysral menggeliat dan mengjerjabkan matanya. Wanita cantik itu tersenyum saat pemandangan Jongin yang shirtless sungguh membuat matanya segar dan bergumam. "selamat pagi."

.

Jongin berdecak malas. "ya.. ya.. pagi! Sekarang bangun dan pakai bajumu, kita harus sekolah!"

.

Mendapat ocehan dari Jongin yang merusak pagi indahnya, Krystal mencibir dan menyingkap selimut yang hanya menyembunyikan tubuh sintalnya yang berbalut underware dengan beringas lalu mendorong Jongin dalam satu sentakan untuk kembali saling mencumbu.

.

"Kyrs!"

.

.

.

.

.

"hei dude! Bagaimana harimu? Apa kau puas?" Chanyeol menyapa Jongin yang baru saja menempelkan pantatnya pada bangku dengan senyum 100 mega watt miliknya.

.

Tangan terampil Jongin dengan cepat menjitak kepala mulus Chanyeol. "kau pikir aku laki-laki brengsek sepertimu yang menyebar benih diladang manapun!"

.

"eeeyyyy, kalian kan sepasang kekasih. Lagipula hubungan kalian sudah cukup serius bukan. Apa salahnya mencicipi uang mukanya terlebih dulu?"

.

"apa salahhnya katamua? Tch. Kau benar-benar menyebalkan. Park."

.

Chanyeol terkekeh geli. "hei, kau hidup di abad 21 dude jangan seperti orang primitive yang hanya akan melakukan seks setelah menikah. Itu kuno, kau mengertikan. K-U-N-O!"

.

"dan itu lebih baik dari pada ajaran sesat abad 21 bangsat milikmu itu!"

.

Tawa lebar Chanyeol mulai bergema. Jongin dan Chanyeol. Semua makhluk di SHS tahu dua sejoli itu. Mereka hanyalah dua orang idiot yang tak terpisahkan, bertetangga sejak lahir dan berteman sejak lahir pula. Dua orang berandalan yang memiliki segudang prestasi dalam bidang tawuran dan bentrok antar sesama murid SMA. Pecinta film porno, dada besar, dan vagina kencang. Mereka adalah dua orang yang saling memahami, memahami bahwa Chanyeol adalah orang tanpa komitmen yang tidak akan pernah bisa menjalin hubungan serius dengan satu orang setelah dia pakai dan Jongin, kebalikannya. Ia pemuda yang baik. Berkomitmen tinggi dan bertanggung jawab, terutama pada selakangannya. Mereka saling memahami hal itu. Saling memahami hingga Chanyeol begitu penasaran, sampai berapa lama Jongin mampu bertahan memegang komitmen kekanakan miliknya jika godaan dunia fana ini begitu menyesakkan?

.

.

.

.

.

Jam pertama dimulai, murid-murid yang masih bersenda gurau ―termasuk Jongin dan Chanyeol –mulai mengambil buku cetak matematika masing-masing menunggu guru Seo datang. Guru Seo adalh guru yang tegas disekolah khusus laki-laki ini. Dia termasuk guru yang ditakuti jadi tak heran jika semua murid yang ada dalam kelas 3-4 ini begitu tenang ketika memasuki pelajarannya.

.

Lima menit berlalu, Chanyeol mulai melirik Jongin yang menatap bukunya dengan padangan mesum. Tch, bocah berkomitmen apa yang melihat foto wanita telanjang saat jam pelajaran baru lima menit dimulai? Dengus Chanyeol sembari melirik pintu.

.

Srrraaakkk.

.

Sosok guru Seo yang cantik diusianya yang ke lima puluh itu pun nampak bersama pemuda pucat tanpa ekspresi yang membuat riuh kelas.

.

Chanyeol menyenggol lengan Jongin untuk mengembalikan kesadaran sahabat karibnya itu kealam fana. "ish, apa?" ucap Jongin kesal masih fokus pada layar handphone dihadapannya.

.

"guru Seo datang."

.

Jongin mendesah sebal lantas menutup layar hanphonenya setengah hati. Ia mengalihkan padangannya pada sang guru yang berdiri angkuh seperti biasannya dimuka kelas didampingi seorang murid tinggi dengan wajah pucat nan datar yang terlihat menyebalkan.

.

"siapa dia?" bisik Jongin pada Chanyeol.

.

"mungkin berondong baru guru Seo." Tukas Channyeol dengan serigai mesum khas miliknya.

.

Mata jongin berbinar geli, ia juga lantas menyeringai. "eeyyy… apa kau cemburu?"

.

"hm, tentu saja.. aku jadi merasa teracuhkan." Balas Chanyeol tak kalah ngawur. Keduanya terkekeh disela sesi perkenalan sang murid baru yang dipimpin oleh guru Seo. Dan alhasil mata tajam sang guru menatap keduanya dengan tajam.

.

"KIM JONGIN! PARK CHANYEOL! ANGKAT PANTAT KALIAN DAN BERDIRI DIDEPAN KELAS, SEKARANG!"

.

.

.

.

.

Bukan satu dua kali mereka dihukum saang guru Seo tercinta dengan berdiri dimuka kelas sembari menjewer telinga masing-masing. Bukan satu dua kali karena hampir setiap jam pelajaran keduanya selalu ricuh dengan guyonan tak berpendidikan mereka yang selalu saja sama. Tak pernah jauh dari benda bulat dengan puncak coklat yang menggemaskan, empuk serta berbau khas. Yah tidak jauh-jauh dari hal macam itu. Namun..

.

Hukuman kali ini terasa aneh bagi Kim Jongin. Oke, dia memang tidak sendirian menjalani hukuman ini. Dia toh sudah kebal bahkan terlatih tapi… ada satu hal yang membuatnya merasa aneh, sangat aneh.

.

Murid baru itu, murid baru dengan wajah congkak tanpa pigmen yang menatapnya dengan pandangan yang aneh itu mengusiknya. Sangat mengusiknya. Hey, dia mau cari gara-gara dengan seorang Kim Jongin eh?

.

"pelajaran hari ini ibu akhiri, dan untuk Jongin serta Chanyeol. Tolong kalian ajak anak baru itu berkeliling saat jam makan siang nanti."

.

Jongin serta Chanyeol mengangguk.

.

"kalian harus benar-benar melakukannya, Jongdae akan mengawasi kalian." Desis guru Seo sebelum keluar kelas. Dan sesaat kemudian dua orang terhukum itu lantas melirik ketua kelas berwajah kotak yang telah menatap keduanya jengah.

.

"Kim Jongdae! Apa kau benar-benar akan melakukan peritah konyol itu?!" seru Chanyeol dengan idiot padahal jarak keduanya tak sampai dua meter jauhnya.

.

Jongdae mendengus, menumpuk buku cetaknya secara teratur dalam laci lalu menatap Chanyeol. "kau pikir aku mau, tch.. yang benar saja. tidak akan pernah. Lakukan semau kalian." Ucapnya remeh sembaru melambai-lambaikan tangannya.

.

Senyum ceria terbit dengan begitu menyilaukan diarah jam Sembilan tepat disamping Jonging. Chanyeol dan senyum mautnya yang membuat mual lagi-lagi selalu memberi sebuah petunjuk bagi kesialan dalam hidup seorang Kim Jongin dan biasanya, segala kesialan itu akan selalu di awali dengan kalimat pembuka seperti ini.

.

"hei, sobat.. apa kau tidak mau menjdi pahlawanku untuk hari ini?" begitu dan selanjutnya bahkan sebelum seorang Kim Jongin membalas, Chanyeol sudah lebih dulu menyelanya tanpa jeda sedetikpun. "SAMPAI JUMPA! AKU ADA KENCAN DENGAN JESSICA SUNBAE! DAAH BABY JONGIN!"

.

Dan hal selanjutnya yang terjadi jugalah sama seperti biasanya.

.

"SIALAN KAU PARK!"

.

Makian seorang pemuda gentleman bernama Kim Jongin lah yang meramaikan ruang kelas 3-4 disertai riuh tak perduli puluhan siswa lain yang lebih memilih menghiraukan pemandangan wajib itu biasa lalu pergi meninggalkan kelas sampai hanya tersisa dua orang. Dua orang asing yang saling tatap dengan mata tajam yang aneh. Kim Jongin dan Oh Sehun.

.

.

.

.

.

"ini adalah ruang music." Jongin membuka pintu dengan malas dan menunjukkan ruangan yang dia sebut sebagai ruang music itu pada pemuda tak berpigmen berwajah datar pemilik nama Oh Sehun.

.

Yah, pada akhirnya Kim Jongin menjalankan tugasnya dengan lapang dada meskipun ia harus meluangkan waktu berharganya. Mata Jongin melirik pemuda yang berjalan disampingnya tanpa minat lalu berkata. "apa kau sudah mengerti?"

.

Teracuhkan. Sehun, dia melangkahkan kaki jenjangnya pada grand piano berwana hitam yang menghiasi bagian tengah ruang music dan tak berniat sedikitpun menjawab pertanyaan Jongin yang barusan terlontar.

.

Merasa terabaikan Jongin mendengus, ingin memaki namun niatannya terpaksa urung karena Sehun tiba-tiba duduk di depan grand piano dan mendentingkan nada lembut yang membuatnya terpaku lantas kemudian terpana seakan terhipnotis.

.

Angin sejuk berhembus, kilau sinar matahari terik menembus jendela bening yang menampilkan dedaunan bergemerisik berwana hijau yang begitu segar lalu denting lembut piano dari Sehun sukses membuat Jongin bergeming ditempat. Nyaman. Hanya kata itu yang dapat didefinisikannya, seperti mendengar air mengalir yang begitu tenang dan sejuk musim semi. Sangat nyaman. Denting yang mengalun indah itu benar-benar membuatnya tidak sadar, Jongin tersenyum lembut hingga memejamkan matanya dan hal kecil itu tak luput dari mata tajam Sehun.

.

Pemilik wajah datar itu juga bergeming, bukan karena denting piano yang dia mainkan, bukan karena matahari cerah yang begitu berkilau hingga membuat sosok pemuda yang bahkan baru beberapa jam dia kenal itu tampak begitu menyilaukan, bukan karena itu. Melainkan senyum simpul yang sangat sederhana itu, senyuman yang tiba-tiba membuat nafasnya tercekat seketika dan matanya nyaris tak berkedip. Senyum dari si pemuda aneh berisik pembuat onar yang sialnya membuat detak jantung nya berdentum aneh.

Sehun menatap wajah itu cermat lalu menyipit,

Detik berikutnya denting lembut itu berhenti dan Jongin lantas membuka mata, menatap Sehun yang juga menatapnya panic lalu bertanya.

.

"kenapa berhen―

.

Belum sempat Jongin melanjutkan pertanyaannnya tubuhnya telah lebih dulu diterjang oleh Sehun dengan keras diikuti bunyi prang yang memekakkan telinga dalam waktu berikutnya.

.

Keduanya terjatuh dengan Sehun sebagai matras dan Jongin diatas, Jongin mengernyit saat matanya menatap kaca bening yang tadinya membiaskan cahaya matahari kini nampak berlubang parah, lantai disamping kiri serta kanannya yang penuh dengan serpihan kaca, bola baseball yang menggelinding membentur kaki grand piano, lalu menatap horor pemuda pucat dihadapannya yang kini tengah terpejam dengan darah mengalir disisi kepalanya.

.

Ini masalah,

Ya .. Kim Jongin. Kau dalam masalah besar. Masalah yang sangat teramat besar!

.

.

.

.

.

[Chapter 1]

-Finish-

.

.

a/n :

hm, yah ini ff baru yang saya buat ditengah-tengah jadwal apdet ff yang lain belum juga pasti… maaf #bow -_-

tema ff ini juga saya buat nggak terlalu melodrama kayak ff saya kebanyakan, saya harap kalian suka. Owh iya.. ini ff semi straight plus yaoi. Jadi yang sakit hati karena ada adegan kaistal di awal tadi yang agak ahemb mohon jangan diambil hati, itu hanya keperluan cerita. Oke

mmm, lalu… soal tanggungan ff saya yang ngantri pengen dijamah sepertinya akan saya cicil sedikit demi sedikit. Sekali lagi akan saya tegaskan, saya tidak bisa janji mengupdate ff saya secara cepat karena sesuatu hal tapi pasti akan segera saya selesaikan, maaf jika kalian merasa terganggu atas ketidak becusan saya.

Dan terakhir,

Terimah kasih sudah membaca!

.

.

[TianLian]

11105182016