Lama tak jumpa!

Siapa yang sudah mengira Lulu mati?*jangan ada yang ngacung plis

Sekedar ngasih tau, cerita ini tidak bersambungan dengan cerita sebelumnya

Lulu pengen ikut event #HbdOurPrivateShadow, meskipun telat beberapa hari..

Yang penting masih bulan April.. *digampar

Habis tanggal 13 kemarin Lulu masih berkutat sama soal Biologi UN... T_T

Happy Reading!


Title : Alien

Sub title : Birthday

Disclaimer : Boboiboy and all characters belongs to Monsta. But, can I have Fang for a moment please?/no

Warning : Maybe OOC, awful EyD, story ngaco, teori ngaco.


"Teman-teman semua, jangan pergi dulu!"

Teriakan Yaya sontak menghentikan pergerakan siswa-siswi kelas 6 Jujur yang hendak memenuhi isi perut mereka di kantin.

Atau mengosongkannya.

Tentu saja untuk aktivitas terakhir, mereka tidak melakukannya di kantin.

"Ada apa ini Yaya, aku sudah lapar ini! Biarkan kami ke kantin sebentar!"protes Gopal.

"Betul Yaya, kalau tidak cepat-cepat, nanti donat lobak merah Makcik keburu habis!"

Yang ini sudah jelas ucapannya siapa.

"Sebentar dulu! Ini penting untuk masa depan kalian!"

Dengan merengut, Fang dan Gopal kembali ke tempat duduk mereka. Yaya melangkah maju ke depan kelas. Di tangannya terdapat setumpuk kertas.

"Tadi Kepala Sekolah menemuiku. Kata beliau, karena kita sudah kelas 6 dan sebentar lagi akan menerima ijazah kelulusan, kita harus mengecek kesesuaian data-data yang dimiliki sekolah dengan keadaan yang sebenarnya. Kalian tidak mau kan, ijazah SD kalian tidak berlaku hanya karena salah data?"

Semua anak yang ada di kelas bergidik ngeri.

Kecuali satu orang.

"Yak, sekarang aku akan mengabsen nama kalian, dan ketika aku menyebutkan keterangan-keterangan seperti tempat tanggal lahir, golongan darah, dan lain-lain, jangan ragu untuk berucap ketika ada yang salah. Paham?"

"Paham!"

"Kumulai dari nomor urut satu. Amy Rosevelt. Tempat tanggal lahirmu..."

Sementara Yaya masih bercuap-cuap di kelas, Fang memandang kosong ke arah langit dengan posisi khasnya, yaitu dagu bertumpu pada tangan. Dengan lemas dan sedikit sebal ia mengusap perutnya yang berkeriuk nyaring.

"Ah.. sekarang semua donat lobak merahnya pasti sudah habis terjual. Ish, Yaya ini.. Kenapa dia menahanku di kelas juga? Semua data sekolah tentang diriku kan kukarang semua, bahkan namaku.. Pastilah salah.."

Matanya terpaku pada arah kantin. Suasana kantin yang mulanya ramai berangsur-angsur menjadi sepi. Pertanda bahwa seluruh anak kelas 6 Jujur telah melewatkan hampir seluruh waktu istirahat.

"Donat lobak merah kekasih hatiku.. Maafkan aku, untuk hari ini mungkin kita tidak bisa bertemu.."

"Fang!"

Suara Yaya membuyarkan monolog hati Fang terhadap makanan kesukaannya yang berada di luar jangkauan. Dengan malas, ia menolehkan pandangannya ke depan kelas.

"Nama, Fang."

Fang menggangguk.

"Tempat tanggal lahir, Pulau Rintis, 13 April 2001."

"13 April? Itu kan hari ini!"

Teriakan salah satu teman sekelasnya mengubah suasana kelas yang semula suram-suram lapar menjadi penuh semangat. Pada detik itu juga, siswa-siswi kelas 6 Jujur berbondong-bondong memberikan ucapan selamat pada Fang.

"Wah, Fang! Selamat ulang tahun!"

"Umurmu bertambah satu tahun hari ini!"

"Wah.. Fang sudah bertambah besar! Lihat, ototnya saja sudah mulai kelihatan!"

"Semoga berumur panjang, dan cepat sembuh dari virus narsismu yang keterlaluan!"

Dan beragam ucapan lainnya. Fang hanya menerimanya dengan bingung. Tiba-tiba sebuah tangan mungil terulur ke arahnya.

Tangan Boboiboy.

"Selamat ulang tahun, Fang.. Maaf, sebagai teman, kami tidak pernah tahu hal ini sebelumnya. Kenapa kau tidak mengatakannya pada kami?"

"Yah... Aku lupa, aku tidak pernah memikirkannya lagi. Waktu itu aku hanya sembarang menuliskannya.."ujar Fang sambil menerima jabatan tangan Boboiboy. Teman-teman yang lain menatapnya bingung.

"Maksudnya? Kamu hanya mengarang tentang tanggal lahirmu?"

Sekarang giliran Fang yang bingung.

"Bukankah itu sudah jelas? Aku tidak lahir di Bumi, bagaimana bisa aku mendapatkan tanggal lahir dengan kalender Bumi?"

Sontak seluruh kelas seakan teringat sesuatu, kemudian manggut-manggut setuju. Dengan kehidupan di Pulau Rintis yang sangat damai akhir-akhir ini, dan keseharian mereka yang normal, mereka menjadi mudah melupakan fakta bahwa teman ungu mereka bukanlah makhluk Bumi.

Hanya sebagai informasi, berita tentang asal-usul Fang yang sebenarnya telah diketahui oleh hampir seluruh warga Pulau Rintis, tak terkecuali teman-teman sekolah Fang. Sama sekali di luar perkiraan, teman-teman sekolahnya menyambut gembira atas berita tersebut, terutama kalangan perempuan. Banyak siswi-siswi yang berkomantar 'syukurlah, tidak semua alien berkepala kotak' atau 'tak kusangka kita punya Do Min Joon versi asli dan mini di samping kita' dan lain-lain.

Flashback

"Tak kusangka, kukira dengan terbongkarnya identitasku, kalian ini akan membenciku, atau minimal takut padaku.."

"Kenapa kami harus membencimu?"

"Yah.. aku kan alien yang selama ini berpura-pura menjadi teman kalian.. Belajar dan bermain bersama kalian tanpa kalian tahu kebenaran tentang diriku.."

"Kami tidak peduli, tuh! Asalkan tidak berencana mengganggu kegiatan belajar kami, bebek angkasa pun akan diterima di sekolah ini!"

"Benar lah! Lagipula kamu bukan yang pertama, kok! Abdul Dudul si kepala kotak juga bisa sekolah di sini dengan santainya, kan? Kami sama sekali tidak takut padanya!"

"Ah benar... Tunggu, aku mendaftar ke sekolah ini lebih dulu dibanding Adu Du, bukankah itu tandanya aku yang pertama?"

"Ya tapi waktu itu kamu masih... Maksudku, kami tidak... Lupakan saja. Kamu alien pertama yang memasuki sekolah ini. Selamat!"

"Yeah! Aku yang pertama!"

"Kau di posisi pertama, Fang?!"

"Yaya, Ying, sebentar! Ini bukan tentang peringkat kelas!

Flashback end

"Pfftt.. Hahahaha!"

Seluruh perhatian kelas kembali ke arah Yaya, yang sedang terbahak sambil memegangi perutnya. Ketua dari segala ketua tertawa terpingkal-pingkal adalah pemandangan yang cukup jarang mereka lihat. Yaya menyodorkan selembar kertas ke arah mereka sambil terus tertawa.

"Hihihi.. lihat! Nama orang tua Fang.. Kaijo dan Lala!"

Ruang kelas, yang notabene penghuninya telah mengetahui tentang pertarungan epic kelima teman berkekuatan super mereka beberapa bulan yang lalu, meledak dengan tawa. Yang paling keras tentu saja keempat superhero teman baik sang bayangan. Membayangkan Kapten Kaizo dan Letnan Lahap yang sukses menghajar mereka hingga babak belur, sebagai suami istri, dan memiliki Fang sebagai anak..

Sementara muka Fang, memerah menahan malu.

"Kalian kan tahu aku tidak pandai mengarang nama!"

Yaya, yang telah berhasil mengontrol tawanya, mencoba untuk menenangkan teman-temannya. Akhirnya suasana kelas tenang kembali, walaupun sebagian anak masih menyimpan tawa di balik bibir mereka.

"Sudah-sudah, kita lanjutkan. Golongan darah, AB."

Yaya memandang Fang intens.

"Yang ini beneran atau tidak?"

Fang hanya mengangkat bahu.

"Aku bahkan tidak tahu makna golongan darah itu apa.."

Yaya menghela napas.

"Percuma saja memeriksa datamu, Fang. Toh aku tidak yakin kau akan menggunakan ijazah SD mu di masa depan. Selanjutnya, Gopalji Kumar. Tempat tanggal lahirmu.."

"Tunggu, Yaya!"

Tiba-tiba Fang mengacungkan tangannya.

"Kenapa, Fang?"

"Bolehkah aku pergi ke kantin sekarang? Donat lobak merah telah lama menantiku!"

Yaya memutar bola matanya melihat tingkah temannya yang mulai lebay. Akhirnya ia mengibaskan tangannya.

"Baiklah, bagi siswa yang sudah menjalani pengecekan data boleh pergi ke luar kelas."

Terdengar sorakan gembira bercampur teriakan kecewa. Gopal sendiri hanya menangis meratapi nasib. Tanpa ba-bi-bu, Fang berlari menuju kantin.

"Fang, tunggu!"

Fang menoleh ke belakang. Tampak Boboiboy berusaha menyusulnya.

"Ayo pergi ke kantin bersama-sama!"

"Boleh, tapi kalau kamu lambat, kamu kutinggal! Aku harus cepat sampai ke kantin, sebelum donat lobak merah di sana habis!"

Boboiboy hanya bisa terkagum melihat kebuasan makhluk ungu di depannya. Terkadang, Boboiboy ragu alasan Fang tidak mau kembali bersama kakaknya karena ia tidak mampu berpisah dengan donat lobak merah, bukan teman-temannya.

Setelah beberapa menit kemudian, Boboiboy berhasil menyusul Fang. Dilihatnya Fang berdiri mematung di depan meja kantin. Tepat menghadap sebuah nampan kosong. Di atasnya tertulis kata 'HABIS'.

Boboiboy menepuk pundak temannya dengan penuh keikhlasan.

00000000000000000

"Sudahlah Fang, kamu kan tidak akan mati kalau tidak memakan donat lobak merah untuk sehari.."

"Aku akan mati.."

Sekarang kelima superhero kita dalam perjalanan pulang sekolah. Suasana di sekitar mereka terasa suram akibat salah satu anggota bersurai ungu mereka mengalami depresi parah. Betapapun mereka berusaha menghiburnya, suasana hatinya tak membaik sedikitpun. Bahkan hingga muncul korban jiwa karena mood Fang saat ini mengalahkan mood emak-emak beranak banyak yang sedang sakit gigi dan PMS.

Flashback (2)

"Aku tidak ingin memakan sampah yang disulap menjadi lobak merah olehmu, Gopal! Aku maunya bikinan Makcik Timah!"

BAK!BUK!BRAK!

"HUWAH! FANG AMPUNI AKU!"

Flashback (2) end

"Haiya, sampai kapan lu mau merajuk seperti ini, Fang?"ujar Ying mulai tak sabar. Fang sendiri hanya membisu sambil tetap menunduk lemas.

"Hmm.. Ah! Untuk menghiburmu, bagaimana kalau kita rayakan ulang tahunmu sekarang?"saran Yaya bersemangat. Fang hanya memalingkan mukanya.

"Sudah kubilang hari ini bukan hari ulang tahunku, aku cuma asal pilih.."

"Tapi pasti ada alasan mengapa kamu menulis tanggal 13 April sebagai tanggal ulang tahunmu. Apalagi tanggal itu tepat satu bulan setelah hari ulang tahunku, dan kita berdua bahkan belum pernah bertemu.."

Boboiboy, kejamnya diri kau yang melupakan kejadian di stasiun ketika kamu berpapasan dengan Fang..

Fang hanya menghela napas.

"Ini tidak mungkin ada hubungannya denganmu, Boboiboy. Aku memilih tanggal 13 April karena 13 April bila ditulis full angka menjadi 13-04. 13 itu B, 0 itu O, 4 itu A. Dan jadilah BoA."

"Siapa itu BoA?"

"Seorang artis yang kulihat videonya di internet. Tariannya bagus. Kembali ke topik awal, aku juga tidak mau jadi bulan-bulanan kalian."

"Hah? Maksudmu apa, Fang?"tanya Gopal dengan polos yang mengundang decak sebal dari sang pengguna bayang.

"Meskipun aku tidak terlalu tahu mengenai kebudayaan di Bumi, kejadian sebulan yang lalu cukup memberiku gambaran tentang apa itu pengertian 'Ulang Tahun'. Kalian mengejutkan Boboiboy dengan terompet, lalu melemparinya dengan telur dan tepung. Itu bukan perayaan, itu penyiksaan.."

"Kau bilang begitu, padahal kau sendiri yang paling bersemangat mengerjaiku bulan lalu!"protes Boboiboy, mengingat senyuman kejam Fang saat ia melempari tubuh Boboiboy yang malang dengan telur tanpa henti.

Fang terlalu lihai beradaptasi di Bumi.

"Makanya aku tidak mau. Aku lebih suka menjadi penyiksa daripada tersiksa."

"Semua orang juga begitu, kali.."batin keempat superhero yang lain.

"Lagipula, apa istimewanya sih hari ulang tahun itu? Hanya hari yang sama ketika kalian lahir, kan?"

"Yalo, sebab itulah hari ulang tahun itu istimewa.."

"Kenapa?"

"Hmm.."

Boboiboy, Yaya, Gopal, dan Ying berpikir keras untuk mencari penjelasan yang dapat diterima akal Fang.

"Kalau kau bertanya kenapa.. Bagaimana ya.. Kurasa karena memang bagi kami istimewa.. Sebab..."ujar Yaya kebingungan.

"Kurasa seperti ini. Tanggal 13 Maret adalah hari ketika aku lahir. Pada saat aku lahir, aku masih berukuran sangat kecil, dan masih belum bisa melakukan apa-apa. Sekarang aku sudah besar, bisa bermain bola, bahkan menyelamatkan bumi! Jadi, pada tanggal 13 Maret aku mengenang ketika aku masih bayi dan berpikir 'Wah, aku sudah bertambah dewasa'. Itu membuatku senang."jelas Boboiboy dengan senang hati.

Sayangnya dibalas oleh Fang dengan dingin hati.

"Kenapa kamu senang? Bukannya kalau kau bertambah dewasa tandanya kamu bertambah tua dan bertambah dekat dengan kematian?"

"Karena itulah kami mendoakan Boboiboy agar panjang umur! Haiya, kenapa lu bisa berkata mengerikan seperti itu, wo?!"protes Ying.

"Berarti itu bukan perayaan tapi semacam doa bersama?"

Ying memijat keningnya, lelah menghadapi pertanyaan dari teman makhluk asing mereka.

Gopal mengacungkan tangannya.

"Aku! Aku ingin mencoba menjelaskan!"

Dengan anggukan Fang, mulailah Gopal memaparkan analogi ulang tahunnya.

"Menurutku, ulang tahun itu sebagai pertanda bahwa kita berhasil hidup selama satu tahun lagi dengan selamat. Maksudku, lihatlah kita! Kita menempuh berbagai bahaya, dan kita masih berbincang di sini dengan santai. Sebab itulah hari ulang tahun harus dirayakan.."

"Ohh... Tapi, aku pernah melihat di TV orang yang sudah mati masih dirayakan ulang tahunnya. Kenapa? Padahal mereka bahkan tidak hidup lagi hari itu.."

K.O!

Gopal lose!

Melihat Gopal yang kehabisan kata-kata, Fang mengangkat alisnya.

"Sepertinya kalian memiliki kebudayaan yang cukup aneh.."

"Bukan kebudayaan kami yang aneh, tapi kau yang aneh..

Dasar alien.."

Langkah Fang terhenti tiba-tiba.

Seharusnya Boboiboy tidak berkata seperti itu.

Seharusnya Boboiboy tidak menggunakan kata-kata seperti itu.

Seharusnya Boboiboy tidak berucap dengan nada seperti itu.

Dan seharusnya, Boboiboy tidak mengatakan hal tersebut ketika suasana hati Fang sedang buruk.

"Memangnya kenapa?"

Boboiboy, Yaya, Ying, dan Gopal yang baru sadar teman pengguna bayang mereka tidak ikut bergerak maju, menoleh ke belakang dengan pandangan bingung.

"MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU ALIEN! MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU TIDAK MENGERTI SEBERAPA PENTINGNYA 'HARI ULANG TAHUN' KALIAN ITU! MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU BERBEDA!"

Keempat temannya mematung tak bergerak.

"Hanya karena aku tidak mengerti akan satu hal.. Hanya karena aku tidak mengerti penyebab rasa gembira kalian pada 'hari ulang tahun', kalian memandangku dengan pandangan 'alien' kalian! Layaknya kalian memandang Ejo Jo, Adu Du, Bora Ra, atau alien bodoh berkepala kotak lainnya! Atau mungkin lebih parah? Apakah kalian menganggap aku seperti alien yang ditampakkan di film-film kalian?! Menculik, menyiksa, mengubah tubuh, dan mencuci otak manusia?!"

"Fang.. aku tidak bermaksud.."Boboiboy mencoba menjelaskan, namun kata-katanya tercekat di tenggorokan. Hatinya penuh dengan rasa bersalah.

Sementara itu, Fang masih memandang tajam teman-teman Buminya.

"Kalian bilang padaku, bahwa tak peduli aku siapa dan berasal dari mana.. Aku tetap menjadi kawan kalian.. Tidak ada yang berubah pada pertemanan kita...

Bodoh sekali aku percaya kepada makhluk asing seperti kalian..."

Tepat di hadapan keempat temannya, Fang membungkus tubuhnya dengan bayang, lalu menghilang.

Seperti yang sudah disebutkan, mood Fang saat ini mengalahkan mood emak-emak beranak banyak yang sedang sakit gigi dan PMS.

00000000000000000000

Fang berjalan mondar-mandir di halaman belakang rumah kosong. Ia berusaha menenangkan pikirannya, menghalau segala emosi yang membungkus kalbunya, dan mencoba berpikir jernih.

Sayangnya, semakin jernih pikiran Fang, semakin bertambah keinginan Fang untuk masuk ke lubang dan menghilang selamanya.

Fang malu, euy.

Dia telah bertingkah dramatis di depan teman-temannya, padahal mereka hanya menyatakan pendapat mereka.

Bagaimana nasib image cool yang selama ini coba ia tanamkan?

Ia malah bertindak seperti cewek ABG labil yang sedang putus cinta.

Efek kehilangan donat lobak merah walau sehari memang luar biasa.

Fang membaringkan badannya di bawah seboah pohon besar. Matanya memandang kosong ke arah langit biru, serta helaian-helaian daun di atasnya. Ia berharap dengan mengosongkan pikirannya, ia dapat menghapus rasa malu di hatinya.

Cara tersebut manjur.

Terlalu manjur malah.

Buktinya Fang jadi tertidur nyenyak.

Dan baru bangun dua jam kemudian.

Ketika Fang membuka matanya, matahari telah condong ke arah barat. Fang gelagapan. Sial, teman-temannya bakal mengira kalau Fang merajuk seharian. Ia harus cepat-cepat pergi ke kedai Tok Aba dan meminta maaf.

Sesampainya di gerbang, Fang menghentikan larinya. Sepasang iris merah yang tersembunyi di balik lensa ungu itu menatap sekelompok orang yang menghadang di depan gerbang.

Teman-teman Fang.

Dan yang terdepan di antara mereka, berdiri Boboiboy dengan raut muka kecewa?sedih? menyesal?

Yang pasti bukanlah ekspresi yang menyenangkan.

Selama beberapa menit, baik Boboiboy dan Fang hanya diam, memandang satu sama lain. Fang sendiri tidak tahan lagi melihat muka Boboiboy yang tersiksa, memutuskan untuk meminta maaf terlebih dahulu.

"Boboiboy, maaf-"

"MAAFKAN AKU, FANG!"

Fang terlonjak kaget melihat Boboiboy tiba-tiba menundukkan badannya sambil meminta maaf. Terdengar suara kecil dari balik surai coklat beratap topi tersebut. Batuk? Atau isakan?

"Aku berkata hal yang kasar padamu.. Hingga kau jadi sakit hati.. Padahal.. Padahal aku sudah berjanji bahwa kita akan selalu berteman apapun yang terjadi.. Padahal aku.."

Boboiboy tampak tidak bisa meneruskan kata-katanya. Fang hanya tersenyum, sambil mengangkat muka Boboiboy agar sejajar dengannya. Dari balik surai coklat, tersibak mata Boboiboy yang sembab dan memerah.

"Dasar cengeng.. Baru kubentak sedikit, kau sudah takut dan menangis.. Apa akhirnya kau menyadari bahwa aku lebih hebat darimu?"

Seringai lebar tersungging di muka Boboiboy, meskipun tangisnya belum sepenuhnya reda.

"Hiks.. Kau bicara apa? Mana..hiks.. Mana mungkin aku takut.. hiks.. padamu.. hiks.."

Fang sebenarnya ingin menggoda Boboiboy lebih jauh lagi, tetapi ia sadar bahwa ada suatu permintaan maaf yang harus ia ucapkan.

"Kau kumaafkan.. Aku juga ingin meminta maaf atas perlakuanku tadi siang. Suasana hatiku sedang buruk, jadi tanpa sadar aku malah marah-marah pada kalian semua. Maafkan aku.."

Yaya dan Ying hanya tersenyum simpul. Sedangkan Gopal malah cengengesan sambil mengusap hidungnya. Ketiganya saling memandang, kemudian memandang Boboiboy yang masih di dekat Fang. Setelah selesai menghapus air mata dan menenangkan napasnya, Boboiboy balik memandang ketiga temannya dengan pandangan penuh arti. Yaya mengerjapkan sebelah matanya.

Entah mengapa, Fang mempunyai firasat buruk.

"Kuasa Perlambat Waktu!"

Tiba-tiba waktu di sekelilingnya berlangsung lambat. Belum sempat Fang bertanya apa yang terjadi, ia sudah kembali dipusingkan dengan kegelapan yang menyelimuti pandangannya. Syukurlah, beberapa detik kemudian, waktu berjalan normal.

"Eh?"

Yaya memegang bahu Fang, lalu menuntunnya untuk berjalan.

Dengan mata Fang yang tertutup kain.

"Kalian mau membawaku ke mana? Dan kenapa mataku ditutup? Bagaimana kalau nanti aku menabrak sesuatu?"

"Hanya tenang dan ikuti saja tuntunanku. Atau kau masih tidak percaya pada kami?"

Mendengar kata-kata Yaya, Fang jadi mengingat ucapannya beberapa jam yang lalu.

"Bodoh sekali aku percaya makhluk asing seperti kalian..."

Hanya memikirkan hal itu saja membuat Fang kembali mendapat hasrat untuk memendam dirinya ke tanah.

"Ma-maafkan aku.. Aku percaya pada kalian.."

Tak terhitung berapa langkah yang telah Fang jalani. Fang sendiri tidak memikirkan hal tersebut, ia sibuk terkagum akan kemampuan Yaya memandu dirinya yang sedang buta sementara. Tak sekalipun ia tersandung batu atau terperosok lubang, padahal ia sama sekali tidak bisa melihat jalan yang ia pijak.

Tiba-tiba Yaya menghentikan langkahnya. Otomatis Fang ikut berhenti. Dirasanya sebuah tangan kecil (Ying? Boboiboy?) menyentuh kepalanya. Tali yang menyelimuti netra Fang perlahan-lahan mulai menurun. Fang menyipit untuk menyesuaikan matanya dengan nuansa cerah yang muncul tiba-tiba. Ketika kabut di sepasang iris merah tersebut telah menghilang, Fang menagkap pemandangan...

"SELAMAT ULANG TAHUN, FANG!"

Kedai Tok Aba telah dihiasai berbagai balon dan kertas warna-warni. Terdapat bermacam-macam makanan yang terhidang di sana, mulai dari permen, biskuit (BUKAN biskuit Yaya), keripik, dan jangan lupa donat lobak merah kesukaan Fang. Namun, hidangan paling mencolok di antara semuanya ialah sebuah kue berwarna putih kemerahan berhiaskan coklat berwarna-warni. Di atas kue tersebut, terdapat tulisan 'HAPPY BIRTHDAY FANG!', meskipun sedikit terhalangi oleh 12 lilin menyala di atasnya.

Masih belum memahami apa yang terjadi, Fang diseret oleh Ying mendekat ke arah kedai. Di kedai, tampak Tok Aba dan Ochobot bertepuk tangan sambil tersenyum. Tak lupa mereka menepuk kepala Fang dan mengucapkan selamat padanya.

Fang tergelak.

"Kalian memang benar-benar keras kepala, sudah kubilang hari ini bukan hari ulang tahunku..."

"Memang, tapi Fang, tahukah kamu apa makna perayaan ulang tahun itu?"ucap Yaya.

Fang menggeleng, mempersiapkan diri untuk mendapatkan teori-teori konyol seperti sebelumnya. Dalam hati Fang berjanji untuk tidak akan protes meskipun penjelasan yang diberikan oleh kawannya tidak dapat diterima otak aliennya.

Daripada menimbulkan masalah, nanti suasana riang yang terbangun di sekitarnya bisa rusak.

"Penjelasan Boboiboy dan Gopal siang tadi memang benar. Manusia merayakan hari ulang tahun karena mereka telah bertambah dewasa dan juga telah menjalani hidup selama satu tahun lagi dengan baik. Namun, hal yang paling penting dari perayaan ulang tahun adalah rasa bersyukur.."

"Rasa bersyukur?"

"Yap... Rasa bersyukur telah lahir di dunia ini, di alam semesta ini.. Rasa bersyukur telah hidup dan bertemu orang-orang yang kita sayangi.. Rasa bersyukur karena Tuhan telah memberi kita napas, sehingga kita dapat menikmati kehidupan dan melakukan hal-hal yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, tak peduli betapa tuanya seorang manusia, tak peduli bila manusia tersebut tinggal tulang-belulang di dalam tanah, asalkan dia mensyukuri keberadaannya, asalkan ada orang lain yang mensyukuri keberadaannya, perayaan ulang tahun tetap dapat dilaksanakan.."

Fang tak mampu berkata-kata, terpana oleh penjelasan Yaya. Ia tidak protes walau sedikit, bahkan bila ia tidak terikat janji sekalipun. Makna ulang tahun yang dijelaskan Yaya telah mampu diterima oleh otaknya dan masuk ke dalam sanubarinya. Yaya menghirup napas pelan, menatap langsung ke arah mata Fang. Kedua sudut bibir gadis berhijab tersebut naik ke atas.

"Nah, Fang.. Apakah kau bersyukur kepada Tuhan atas keberadaanmu? Apakah kau merasa berterima kasih kepada Tuhan atas kelahiranmu di alam semesta ini?"

Sejujurnya, Fang tidak pernah memikirkan hal seperti itu sebelumnya. Yang ia tahu bahwa ia lahir dan hidup sebagai prajurit, bertujuan untuk mengemban misi dengan sukses, sehingga tercipta kedamaian di alam semesta sekaligus mengharumkan nama yang telah ia sandang selama 11 tahun lebih.

Namun sekarang, ketika ia melihat senyuman bersahabat di bibir teman-teman seperjuangannya, merasakan sensasi hangat membuncah di dalam hatinya, Fang menyadari bahwa jawaban atas pertanyaan Yaya berada tepat di hadapannya.

"Ya... Aku mensyukuri keberadaanku.. Aku merasa sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah membuatku lahir ke dunia ini, ke alam semesta ini.."

Semua orang di sekitar Fang tersenyum senang.

"Dan aku sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah menciptakanmu dengan rupa setampan ini, dengan badan sekuat ini, dengan wujud sesempurna ini, sepopuler ini..."

Semua orang di sekitar Fang masih tersenyum senang, meskipun sebutir keringat dingin meluncur dari kepala mereka.

"Sifat narsisnya kambuh lagi.."

"Kalau begitu kita mulai saja perayaan ulang tahun Fang!"seru Gopal, terdorong oleh rasa lapar melihat makanan di sekitarnya, juga rasa bosan atas monolog 'memuji diri' Fang yang sudah biasa tapi masih tetap luar biasa. Semua orang di kedai koko kecuali Fang menyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun', kemudian disambung oleh lagu 'Tiup Lilin'.

~Tiup lilinnya~

~Tiup lilinnya~

~Tiup lilinnya sekarang juga~

~Sekarang... ju... ga...~

~Sekarang... ju... ga...~

Tepat setelah lagu itu selesai, Fang meniup lilin di atas kue. Ketika semua lilin padam, baik keempat superhero maupun Tok Aba dan Ochobot bertepuk tangan dengan keras sambil bersorak.

"Kebanyakan kebudayaan manusia Bumi memang berisik, termasuk ini.."

"Jadi, jika suatu saat nanti aku merasa bersyukur atas keberadaanku, kita akan merayakan 'ulang tahun' lagi?"

Boboiboy, Yaya, Ying, dan Gopal menggaruk kepala canggung.

"Ehehe.. Bagaimana kalau kita merayakan hari ulang tahunmu setiap tanggal 13 April saja?"Gopal berkata sambil menggaruk pipi gembulnya.

"Kenapa? Sudah kubilang tanggal 13 April bukan hari ulang tahunku.."

"Habis, aku tidak tahu tentang kamu, tapi kami mensyukuri keberadaanmu sepanjang waktu.."ujar Boboiboy polos.

"Bisa tekor kami kalau harus menyelenggarakan perayaan ulang tahunmu sepanjang hari, wo.."darah Cina Ying mulai bergerak menghitung kemungkinan uang yang dihabiskan.

"Maaf ya Fang.."ucap Yaya sambil mengatupkan tangan tanda menyesal.

"Atau kamu mau kubuatkan hidangan pesta ulang tahun setiap hari? Aku bisa melakukannya dengan kemampuanku.."

"Haiya, kamu mau dihajar Fang lagi?"

"Oh ya, gawat! Maafkan aku, Fang!"

Teman-temannya tetap berbicara tanpa henti seperti biasa. Berisik seperti biasa. Ribut seperti biasa.

Namun...

Kenapa mukannya terasa sangat panas?

Kenapa jantungnya berdebar sangat kencang?

Inikah rasanya... bahagia?

"Kami mensyukuri keberadaanmu sepanjang waktu..."

"Fang!"

Pemilik surai ungu terperanjat kaget dari lamunannya. Ia melihat Ying menyodorkan sebuah pisau plastik.

"Waktunya pemotongan kue.."

Fang mengingat acara pemotongan kue ketika ulang tahun Boboiboy. Ia mengetahui bahwa semakin cepat seseorang menerima kue dari yang berulang tahun, semakin berarti orang tersebut di mata si pemilik hari tersebut.

Dan ia mengingat bahwa ia mendapatkan potongan terakhir. Boboiboy membaginya dengan urutan yang pertama Tok Aba, lalu Ochobot, lalu Gopal, lalu Yaya, kemudian Ying. Dan yang paling terakhir adalah Fang.

Tidak heran sang pengguna bayang menyiksa sang pengguna elemen secara habis-habisan saat pesta.

Tak peduli bahwa kue bagian Fang adalah kue yang paling banyak coklatnya dan satu-satunya yang memiliki buah ceri di atasnya.

Fang menggerakkan pisau plastik di tangannya, mulai memotong kue. Potongan pertama telah terlepas dari badan kue. Fang menaruhnya di piring kertas. Semua orang yang di sekitarnya menahan napas.

Siapa yang akan mendapatkan kue potongan pertama dari seorang Fang yang terkenal akan kejudesannya?

Fang menaruh piring kertas berisikan potongan kue tersebut di samping badannya, dan mulai melakukan potongan kedua.

"Loh? Potongan pertama itu buat siapa?"

"Buat aku lah, orang yang paling berarti bagiku adalah diriku sendiri.."

"Tuhan, tolong kurangilah kenarsisan makhluk ini walau sedikiiitt saja.."batin para superhero cilik.

Potongan kedua telah dipindah ke piring plastik, lalu diberika kepada Tok Aba.

"Ini untuk Atok.. Terima kasih telah bersikap ramah padaku ketika kita pertama kali bertemu.."

Tok Aba menerimanya dengan senang.

"Hehe.. terima kasih..."

Lalu potongan ketiga, Fang berikan pada Ochobot.

"Ochobot, terima kasih telah memberiku kekuatan yang menakjubkan padaku.."

"Ah.. Aku tidak mengerti kenapa kalian selalu memberiku potongan kue meskipun kalian tahu aku tidak bisa memakannya.. Tapi tetap, terima kasih.."

Potongan keempat, Fang berikan pada Yaya.

"Walau kau sering menghukumku, tetapi terima kasih karena kamu yang telah membelaku ketika kita masih bermusuhan dahulu."

"Dan juga terima kasih atas biskuit mematikanmu yang telah menyelamatkanku dari serangan kucing Pak Senin Koboi.."

Tentu saja yang terakhir tidak ia ucapkan. Bisa-bisa acara perayaan ulang tahun Fang malah berubah menjadi acara pemakaman.

Potongan kelima, ia berikan pada Ying.

"Xie xie.. Atas segala bantuanmu padaku, seperti saat aku bersama Boboiboy dan Gopal menyusut.. Dan juga terima kasih telah berteriak menahanku dan Boboiboy untuk saling membunuh kala itu.."

Kemudian potongan keenam, Fang menaruhnya ke atas piring kertas dengan hati-hati.

Lalu ia makan sendiri.

Pasangan yang belum mendapatkan kue (a.k.a Boboiboy dan Gopal) berteriak protes.

"Hey! Kenapa kau makan sendiri!"

"Betul, bukankah kamu sudah mendapatkan bagianmu?!"

Dengan mulut penuh kue, Fang menjawab.

"Ini *nyam nyam* buat kumakan *nyam nyam* di rumah. Sedangkan ini *nyam nyam* kumakan *nyam nyam* di sini."

Fang menelan kue yang ada dalam mulutnya, lalu ia membelah bagian kue yang masih tersisa.

"Nah yang itu untuk kalian. Ambil sendiri.."

Jidat kedua anak laki-laki tersebut berkerut kesal.

"Kamu memberi kami potongan terakhir.."

"Kamu bahkan tidak mau menaruhnya ke piring kertas dan menyerahkannya kepada kami.."

Fang mengemut sendok kuenya dan berkata dengan polos.

"Tentu saja, kalian kan orang yang paling menyebalkan dan hanya bisa menggangguku.."

Yaya, Ying, Tok Aba, dan Ochobot asyik memandangi perdebatan teman kaum Adam mereka sambil memakan kue mereka(kecuali Ochobot).

Dalam hati, mereka tertawa atas ketidakpekaan Boboiboy dan Gopal.

Apakah mereka tidak sadar bahwa potongan kue mereka adalah bagian yang paling besar dibandingkan bagian orang lain, bahkan milik Fang sendiri sekalipun?

Boboiboy dan Gopal tampak lelah untuk berdebat panjang dengan Fang, dan mulai memakan kue mereka. Fang sendiri telah menghabiskan kuenya, dan menatap lapar pada tumpukan donat lobak merah di piring sebelah kue.

"Bagaimana kalian mendapatkan donat lobak merah sebanyak ini?"

"Kami meminta Makcik Timah membuatkannya tadi siang. Tapi sebelum kamu menikmati hidangan utama.."

Boboiboy tiba-tiba menghadang di depan Fang. Dengan membawa sewadah telur.

"..mari kita bermain dulu.."

Fang refleks berjalan mundur melihat senyum kejam Boboiboy. Namun, ia segera menyadari bahwa baik Yaya, Ying, maupun Gopal telah mengepung dirinya. Dengan tepung, air, dan pewarna makanan di tangan mereka.

Seringai Boboiboy bertambah lebar.

"Saatnya balas dendam~"

Secepat kilat Boboiboy melempar telur-telur ke arah Fang. Ketiga superhero yang lain juga mulai menyerang dengan senjata masing-masing.

"Sial, Cocoon Bayang!"

"Gopal!"

"Aku tahu! Tukaran Biskuit!"

"Tumbukan Padu!"

"Haiya! Fang tidak ada!"

"Lihat! Dia kabur ke arah sana! Boboiboy Taufan! Mari sini kau, Fang!"

"Kecepatan Supersonik!"

"Uwaah! Terbang lebih cepat lagi Elang Bayang!"

"Kaaakk!"

"Ayo Gopal! Kita harus mengejar Fang! Larian Laju!"

"Ahh! Jangan menyeretku, Ying!"

Tok Aba dan Ochobot hanya menonton kekacauan di depan mereka sambil membereskan sisa-sisa pesta.

"Hehe.. Terbaik.."

End


Aku berusaha membuat cerita yang bagus untuk my honey Fang..

TAPI KENAPA JADI BEGINI!

Sumpah alurnya mainstream banget! Wahai otak, apakah kreativitasmu menghilang akibat dicekoki soal-soal latihan SBMPTN?

Dibandingin cerita ultah Fang yang lain.. *pundung, jeduk jeduk tembok*

Yah pokoknya Lulu menyatakan telah keluar dari masa hiatus dan mulai aktif kembali!

Lulu akan berusaha secepatnya meneruskan ceritaku yang lain.. Meskipun akhir-akhir ini aku kembali diseret menjadi k-popers dan sibuk fangirlingan sepanjang malam.. *Damn you BTS!* *pundung lagi karena gak bisa nonton konser*

Read and Review please!


Omake

"Kapten, ada kiriman lagi dari Pang."

Kapten Kaizo mengalihkan pandangannya ke arah bungkusan di tangan Letnan Lahap. Terdapat kertas tempelan bertuliskan..

'Ini namanya kue. Boleh dimakan oleh semua awak kapal kecuali Letnan Lahap..'

"Tapi awak kapal ini kan cuma aku dan kapten.."batin Letnan Lahap bingung.

Kapten Kaizo membuka bungkusan tersebut. Meskipun secara resmi Pang bukan lagi anggota pasukannya, bukan berarti koneksi antar keduanya terputus sepenuhnya. Bahkan beberapa minggu yang lalu Pang mengirimkan bungkusan ke kapal angkasa yang berisi makanan dengan nama 'donat lobak merah'. Kapten Kaizo telah mencobanya, dan ia mengakui bahwa rasanya lumayan sedap, meskipun tetap ia lebih memilih sup lobak merah kesukaanya.

Kali ini, barang yang dikirim Pang adalah sepotong benda putih kecil. Letnan Lahap mengambilkan sendok, kemudian Kapten Kaizo memasukkan sesendok kue ke mulutnya.

"Hmm... Ini enak.."