Warning :

Mengandung OOC, EYD (Ejaan Yang Diselewengkan), typo, lawakan yang tidak bersungguh-sungguh, dan siluman-siluman perfanfiksian lainnya.

.

.

*ADIKTIF*

CYBER

.

.

Ini Malam minggu.

Kagami tidak akan mengulangi kebodohannya yang kemarin sudah dengan pede mangkir dari warnet dan menyerahkan kepercayaan pada Himuro untuk menjaga warnet. Sungguh goblok tindakannya yang kemarin itu. Kagami menyesal bukan main. Gara-gara peristiwa kemarin ia jadi bangkrut dadakan. Harta dan royalti yang selama ini dikumpulkan untuk bekal masa depan yang bersinar malah melayang dan terbang ke kantong polisi hitam. Rupanya jalan damai dengan polisi biru itu menguras banyak hartanya.

Ia yang harusnya bisa membeli pernak pernik DOTA dan GTA dengan uang yang telah dikumpulkan dari masa lebaran tahu lalu hingga akan lebaran tahun ini, kini hanya bisa gigit jari saat melihat sahabatnya Kise Ryouta dari TEAMnxl memamerkan seperangkat aksesoris bersertifikasi. Ia juga cuma bisa bersungut-sungut kesal saat melihat Midorima jumawa memamerkan satu set Nendo Shingeki no kyojin berbagai karakter dalam pose beraneka macam dengan bonus Levi Heichou chibi mode bersih-bersih. Kagami sungguh kesal bukan main.

Maka, daripada kekesalannya terus menumpuk-numpuk, terus mengotori hati dan memperkeruh otaknya, ia lampiaskan saja pada game online saja. Langsung Log in dan capcus gabung bersama Teamnxl mengarungi dunia virtual. Seperti biasa, Teamnxl yang selalu berperforma bagus tidak pernah gagal menjadi pelipur lara hari dan hati Kagami di kala mendung disertai awan awan gelap meggantung-gantung. Jelas, jitu dalam menembak, berskill dalam bersembunyi yang mana kebetulan TEAmnxl kali ini bermain bersama di warnet besutan Midorima dan Kagami. Kebetulan atahu kemalangan? Waktu yang akan menjawab.

Sepertinya kebetulan tersebut segera banting setir menjadi sebuah kemalangan bagi Kagami maupun anggota TEAMnxl. Saat sedang asyik membantai pemain-pemain lawan, tiba-tiba Kagami kaget oleh sebuah keanehan. Salah satu rekan setimnya tewas tertembak oleh seseorang entah siapa. Melihat rekannya tumbang, buru-buru Kagami mengkode sahabatnya, Kise.

Ia pertanyakan soal anomali barusan. Soal siapa yang telah melakukan kecurangan yang tidak bermartabat tersebut. Sangat jarang ada kasus seperti ini. Apalagi untuk anggota TEAMnxl yang sudah terkenal ke kancah dunia.

-Cheater-

Begitulah Kise mengirimkan pesan singkatnya.

Tak pikir panjang, Kagami retas siapa yang ada di balik anomali barusan. Di mana lokasinya dan siapa pelakunya. Bisa jadi itu Midorima yang kadang iseng. Tapi keisengan Midorima tak pernah sejayus itu. Midorima sering iseng, tapi isengnya ngelawak. Sedangkan ini, ini sebuah keisengan super jayus yang menurut Kagami tidak lucu sama sekali.

Rupanya segala upaya pelacakan cyber Kagami mengarah pada seorang pelaku yang tengah berdiam diri di warnet mereka berdua. Tapi siapa? Sibuk mencurigai dan membuat hipotesis sana sini, akhirnya dugaan Kagami jatuh pada seorang lelaki ber-hoodie yang duduk anteng di sampingnya. Ngegame juga. Namun Kagami tidak ingin asal menuduh. Tidak profesional sekali tindakan menuduh itu sesungguhnya.

Ketika kemungkinan sudah diperkecil sampai tingkat yang sangat kecil sekali, rupanya dugaan Kagami benar adanya. Lelaki di sebelahnya tidak bukan ialah seorang cheater jayus yang garing cara melawaknya. Ya meski Kagami tdak pernah melihat lelaki di sampingnya melawak, Tapi Kagami sudah pasti yakin sekali kalau lawakan lelaki di sebelahnya bakal garing.

Waah benar-benar berug lelaki yang duduk di samping Kagami ini. Kagami sudah berhenti main dan memperhatikan layar PC lelaki di sebelahnya, tapi dia tak kunjung sadar. Tak merasakah bahwa Kagami kelebihan menotis dirinya?

"Akkh Kampret."

Lelaki itu mengumpat dengan suara yang sungguh dalam. Pasalnya ia baru saja tertembak mati. Dan Kagami bisa mengidentifikasi si penembak adalah Kise yang terlanjur dendam kesumat.

"Woi berug! Ngaku lu! Lu cheat kan?!"

Dengan santai, si lelaki ini melepas hoodienya. Menampakkan wajah songong dan senyuman arogan yang membuat Kagami eneg setengah hidup.

"Siapa yang lu panggil berug?"

Taik. Itu si pakpol wibu. Kagami mati kutu. Kagami speechles. Kagami trauma.

"Sudah saya bilang malam minggu saya mau datang buat inspeksi. Tahunya kalian masih saja melanggar tata tertib. Tidak kapok apa?"

Kagami masih mati kutu.

"Bapak sendiri ngapain disini, ssu? Katanya inspeksi? Kok malah ngegame? Main cheat lagi."

Ucapan Kise betul-betul jadi critical hit untuk polisi berkulit gelap yang duduk di sebelah Kagami. Si polisi nampak salah tingkah sebelum akhirnya pasang tampang garang ala ala anggota militer negara.

"Jangan panggil saya bapak. Memang saya bapakmu apa? memang wajah saya sudah bapak-bapak apa?"

Gantian Kise Speechless.

"Sudah, yang ngegame bubar! Bubar!"

Si polisi mengusir. Teamnxl bubar satu persatu. Kise yang terakhir, yang paling tidak ikhlas ditertibkan seperti itu. Tidak ikhlas lantaran si polisi dim ini hampir saja membunuhnya tadi di layar digital. Diam-diam akan ia buat perhitungan atas ulah pakpol wibu berhoodie miku yang bisa jadi ia anggap sebagai waifu itu.

Malam Minggu Kagami berakhir sendu. Gara-gara polisi dim sialan itu.

.

.

Kagami sudah tahu apa akun jejaring sosial milik si polisi. Terima kasih untuk Takao yang rela menukar informasinya dengan selembar potret buram berjenis editan sephia Midorima makan Indomie semasa masih jadi mahasiswa di kos-kosan. Line-nya pakai nama normal. AKBP Aomine Daiki. Instagram-nya juga normal AKBP_A. Daiki. Yang membuat Kagami melongo heboh ialah akun Fb-nya yang agak-agak membuat Kagami ingin ngakak. AKB48_Daiki Uchiha.

Wota bangets. Juga wibu.

Berbekal wangsit-wangsit dari Midorima, juga taktik yang Midorima ajarkan untuk mengganggu si Polisi, nekatlah Kagami bertandang ke akun facebook si polisi. Stalker sana sini dulu sebelum mulai meng-screen shoot beberapa status yang bisa Kagami jadikan senjata kelak. Status-status alay masa SMA hingga status kekinian semacam 'mantan maafin aq eank dulu each.'

Rupanya polisi alay ini tak sadar. Kata-katanya bisa Kagami jadikan sebuah senjata untuk melawan si polisi andai kata suatu ketika ia mulai bertindak semena-mena dengan warga sipil macam kagami. Mungkin ia pernah berkata bahwa kedatangannya tak lebih dari sekedar inspeksi biasa. Tapi kagami tak bisa percaya kata-kata polisi licik macam Aomine itu.

Kata-kata memang tak bisa dipegang, tapi masih bisa di-screen shoot. Jadi itulah yang Kagami lakukan. Mengumpulkan barang bukti terlebih dahulu sebelum kemudian membuat gugatan.

Seusai barang bukti terkumpul, beralihlah Kagami menuju foto-foto si polisi yang albumnya hanya berisi potret dirinya seorang. Yang dengan pede mempertontonkan tubuhnya yang tan dan kotal-kotak seperti roti sobek kalau kata kebanyakan wanita. Tapi Kagami tidak tertarik. Ia lebih seksi dan putih bersih. Ia tak kalah kotak-kotak juga. Dan yang terpenting, Kagami merasa lebih ganteng maksimal dari si polisi yang selalu terjebak di tanggal tua tersebut. Rasis memang. Tapi ya sudah, begitulah Kagami pikir.

.

.

Ini Malam Minggu kedua setelah inspeksi.

Malam minggu kedua dan Kagami masih juga ketar ketir. Sudah hampir jam 10 malam namun tak nampak ada radar dari pakpol wibu. Tak ada tanda-tanda keadiran makhluk yang kerap kali kagami samakan dengan makhluk astral. Karena bagi Kagami, pakpol wibu itu sangat cocok menyatu dengan kegelapan. Makanya padanan makhluk astral sangat cocok disarangkan dengan karakteristiknya

Kagami dan Midorima sudah benar-benar waspada. Keduanya stand by di warnet mereka berdua sambil melakukan hal-hal yang wajar. Midorima sibuk mengerjakan perkerjaannya sebagai programmer, dan Kagami sibuk surfing soal pemain basket lokal. Siap-siap saja berhubung desas desus mengatakan kalau minggu depan akan ada pertandingan street basket dengan tim basket jalanan. Makanya Kagami siap-siap. Kalau saja ia bisa menemukan celah sebelum hari pertandigan tiba atahu menemukan kelemaha fisik tim lawan. Siap-siap saja sebetulnya, siapa tahu akan terjadi tawuran antar tim maupun antar suporter yang tegah marak di negeri ini.

Warnetnya tidak ramai. Mungkin karena malam sudah semakin larut dan dalam. Hanya beberapa siswa yang ngenet mengerjakan makalah, juga seorang wanita yang mencari lagu-lagu boyband dan seorang wanita wibu yang nampak sangat profesional menjadi makhluk nocturnal. Hal tersebut ditengarai oleh list downloadnya yang berisi puluhan anime yang sedang proses mengunduh yang mana tengah in di musim ini. Intinya, bisa Kagami simpulkan menjadi sebuah kondisi yang super kondusif. Tenang damai dan terkendali.

"Yo. Ada yang kosong?"

"Masuk aja ngga papa, nanodayo."

Ah tamu baru. Dan ini dia orangnya. Manusia yang bisa Kagami identifikasikan sebagai pakpol dim yang jayus.

"Yo. Ngga ngegame?" sapanya singkat saat melihat Kagami anteng.

"Eh pakpol."

"Dah dibilangin jangan manggil pak! Gua belom tua kepret!"

Judulnya narsis kronis. Polisi super alay yang narsis nan eksis.

"Oh sorry kalo gitu."

Si polisi dim berkeliling sebentar. Inspeksi singkat sebelum keluar lagi menghampiri Midorima yang tengah berjaga di depan. Ngobrol santai sebelum kemudian tertawa lepas. Bisa gitu Midorima ngobrol dengan polisi narsis kronis tadi? Nyambung gitu? Entahlah. Kagami hanya bisa berdoa semoga kunjungan polisi kali ini tidak menemukan kejanggalan terhadap warnetnya.

"Dah, yok main PB."

Ha? PB? Prabowokah itu?

"Ayok buruan, keburu anak-anak dateng nih."

Tidak salah ini? Ini trap? Atahu sejenis modus operandil kepolisian untuk menarik kriminal keluar dari sarangnya?

Kagami menoleh cepat ke arah Midorima. Yang mana si tersangka terkode dan kemudian menaikkan kacamata sebagai kode 'Yes' alias restu untuk keduanya bermain game yang telah disebutkan. Jaringan sudah menyala keduanya pun telah log in sama-sama.

Ya entahlah maksudnya si polisi dim ini hendak bermain api dengan Kagami atahu bagaimana. Yang jelas Kagami tak akan mengalah dengan pakpol dim kalau soal main game. Ia TEAMnxl, ia tidak bisa kalah dari seorang cheater abal-abal macam AKBP Aomine Daiki. Martabatnya bisa terjun bebas seketika kalau sampai ia kalah dari seorang polisi yang awam soal game.

"Gua sering liat username lo, loh." Itu Aomine mengomentari.

"Apa coba?"

"TEMnxl_BurgerSeger kan?

Ini polisi apa gamer? Jangan-jangan polisi satu ini juga sering ngegame?

Kagami tahu polisi satu ini yang paling getol menggrebek warnetnya. Himuro sudah berkisah perihal kelakuannya yang dengan mudah mengkomando sana sini untuk menertibkan pelanggannya dan menggiringnya masuk ke dalam mobil polisi untuk kemudian diinvestigasi di kantor polisi. Dan polisi yang paling bergairah menggrebek soal game-game itu rupanya tak lain dan tak bukan ialah gamer juga.

"Iya betul."

"Itu username dah terkenal banget dari jaman gua SMA tuh."

Lu-gua. Ini polisi atahu preman nusakambangan? Bahasanya prokem sekali. Tapi hal tersebut juga menjadi bukti bahwa polisi di samping Kagami yang sedang menembak arogan ini masih berjiwa anak muda seperti Kagami. Ya.

"Iya lah, gua!"

Kagami sombong dan pede.

"Bukan lu. Tapi TEAMnxl."

Ingin menggaruk pipinya kikuk sebetulnya Kagami ini, namun apa daya, ia tengah baku tembak dengan Aomine yang lumayan juga kemampuannya.

TEAMnxl. Sebuah tim cyber yang sangat eksis di dunia game online tingkat dunia. Berisi gamer terpilih yang kemampuannya tidak diragukan lagi. Anggotanya pun hanya beberapa orang. Yang kesemuanya gamer profesional yang sudah teruji melewati beberapa rintangan.

Kagami sendiri bergabung dengan TEAMnxl saat masih duduk di bangku SMA. Di sela latihan basketnya, ia luangkan waktu menembaki prajurit virtual dalam berbagai game. Lihai dalam bermain bola, lihai pula menembak manusia. Hingga akhirnya ia calonkan dirinya menjadi salah satu anggota TEAMnxl, yang mana permintaannya betul-betul disetujui setelah melewati macam-macam rintangan.

Ia anggota termuda kedua saat ini. Anggota termuda pertama dipegang oleh Kise yang belum lama ini bergabung. Kemampuannya menirukan maneuver-manuver lawan untuk kemudian ia pakai untuk melawannya tidak bisa diremehkan.

"Gua kira situ bukan gamer. Tahunya kenal TEAMnxl juga."

"Iya lah. Gua mantan anggota TEAMnxl juga."

Ada beberapa pernyataan yang membuat Kagami shock beberapa kali. Peryataan pertama datang dari sang sepupu yang saat itu dengan malu-malu kucing mengaku dirinya disorientasi seksual. Homo. Homo dengan salah seorang siswa satu sekolah dengan Kagami dulu. Tapi beda kelas. Si raksasa ungu yang kerap terlihat hidup segan mati tak mau itu. Kagami shock bukan main. Karena jelas, sepupunya homo. Dan kejelasan yang lain, homo dengan si raksasa yang tidak Kagami suka. Kelar sudah.

Yang kedua datang dari Takao Kazunari. Si poni belah tengah yang ceria tak ada habisnya. Ia juga mengaku homo. Tapi sering galau gara-gara cintanya hanya sebatas memandang yang dicinta dari kejauhan. Persis seperti heroine anime sebelah. Malu-malu ho'o banget. Dan ketika Kagami tahu siapa lelaki yang Takao incar untuk diajak bergandengan tangan, ia shock untuk kedua kalinya. Si lelaki adalah Midorima Shintarou. Laki-laki partner bisnisnya yang tidak bisa melawak tapi kelakuannya lawak gila.

Dan Kagami shock untuk ketiga kalinya yaitu dikarenakan oleh pernyataan paling fenomenal yang pernah Kagami dengar. Ia bahkan lengah dan membuat kesalahan hingga karakternya tertembak mati. Dan Kagami tidak punya waktu untuk sekedar mengumpat-umpat karena gamenya telah berakhir.

Kagami tidak pernah punya pemikiran bahwa lelaki yang tiap tanggal tua mangkal di jalanan bersama kawan ini adalah seorang gamer. Dan sekarang tiba-tiba lelaki yang beberapa kali menilang Kagami mengaku sebagai mantan TEAMnxl. Seolah Kagami baru saja diberi kabar bahwa ibunya memelihara anjing milik sahabatnya waktu TK dahulu. Nama anjingnya Nigou kalau ia tak lupa. Ngeri dan horror sekali.

"Lo mati tuh."

Kagami bergeming. Ia baru saja tewas. Tertembak si polisi dim yang tak hanya pandai mengoperasikan senapan asli, tapi juga lihai menembak dengan senapan delusi.

"Oi."

Sialan polisi ini.

"Woi!"

"Apa?!"

"Bisa tunjukkan surat suratnya?"

Si polisi mengulurkan tangan. Minta kejelasan.

"Gua ngga punya Surat Ijin Main PB. SIM aja masa aktifnya dah kadaluarsa. Muke gile apa lu minta SIM?!"

Si polisi tergelak. Ia hanya mengetes saja. Berusaha mengembalikan kesadaran Kagami yang kurang lebih punya durasi hampir semenit penuh memandanginya tanpa berkedip. Si polisi bernama Aomine ini bukan tak suka dipandangi oleh lelaki. Hanya ia merasa bak batu kali ketika dipandangi dengan tatapan kosong oleh Kagami. Berasa bak batu kali. Sudah gelap, besar, dan dipandangi seolah tak ada artinya.

"Lu bisa kena denda kalau ngga buruan perpanjangan."

"Halah. Buat apa sih perpanjangan segala? Harusnya bikin SIM kan sekali doang, ngga usah bolak balik perpanjangan. Lagian lu kan polisi. Coba deh mikir. Skill mengemudi manusia kan ngga ada masa aktifnya. Sekali bisa ya bisa aja terus. Emang lima tahun sekali skill berkendara bakal ilang apa? Kok kayak pulsa aja."

"Simpan itu untuk hakim."

"Woi! Gua cuma bercanda! Ah ngga asik lu!"

"Terus SIM lu gimana?" Aomine memastikan.

"Ya belum perpanjangan. Gua belum ada waktu."

"Ngga ada waktu? Ya dah gini aja. Lu kasih tahu alamat rumah lu, tar gua kesana ngambil SIM. Gua yang ngurus perpanjangan SIM lu."

Ada bidadari berwujud lelaki berpangkat polisi rupanya ini.

"Besok kapan kapan ngga papa kan? Kapan-kapan aja perpanjangannya."

"Oh ya silahkan. Ngga papa. Cuma mau ngingetin aja. Minggu depan gua mau mangkal."

Si polisi berdiri. Pergi.

"Woi Midorima! Minta kertas sama pulpen!"

Kagami berdiri. Berlari mendahului si polisi.

Dalam secarik kertas retur pembelian, selarik tulisan Kagami. Sebuah alamat rumah yang diberikan pada si polisi dim. Yang mana segera disimpan di dompet si polisi. Menggantikan posisi foto Mai-chan yang sebelumya memiliki posisi sungguh teristimewa.

.

.

Dahulu, ngegame bagi Aomine adalah udara kedua yang wajib jadi napasnya yang harus ia hirup secara berkala. Manusia butuh udara. Butuh bernafas. Dan Aomine butuh bernafas dan butuh ngegame. Aomine di kala masih belia tidak bisa dipisahkan dari game. Tiap sore pasti selalu nongkrong di warnet dekat sekolah. Ngegame bersama gamer-gamer lain yang seumurannya. Memainkan berbagai macam game online. Ia pernah mati di GTA, pernah mencapai level tinggi di Elsword, ia pernah nge-cheat di Counterstrike, dan aksi-aksi ekstrim di game-game lain. Dan semua itu bagi Aomine terasa seperti melihat oppai wanita. Asyik.

Hingga suatu senja, ketika ia sudah kelas tiga SMA, ia ditarik masuk ke TEAMnxl. Sejak saat itu kiprahnya di dunia virtual tak pernah ada jeda. Ia lupa belajar, ia lupa kewajiban sebagai siswa, ia lupa tugas sebagai anak manusia. Ia lupakan dan abaikan semuanya. Seolah yang paling penting dalam hidupnya cuma game, bermain bersama TEAMnxl dan celana dalamnya saja.

Ia anggap semua baik-baik saja. Sampai suatu ketika ia mendapati ibunya membungkuskan gorengan untuk Aomine dengan sehelai kertas berisi hasil ulangan matematika. Dengan nilai 3 warna merah besar yang mencolok. Awalnya ia diam, hingga ibunya gatal ingin mengomel dan keluarlah kata-kata pamungkas ala ibu-ibu tersebut.

"Kamu kalau main game terus besok besar mau jadi apa?"

Aomine lalu tersadar. Ibunya sudah menabuh genderang perang.

Kalau saat ini kertas ulanganya yang bernilai jelek saja bisa ibunya pakai untuk membungkus gorengan, bagaimana nasib ijazahnya besok? Kalau ijazahnya bernilai buruk rupa bisa bisa akan ibunya pakai untuk membungkus nasi. Aomine tak ingin itu terjadi.

Aomine mulai melupakan game, mulai fokus ke ujian nasional yang tinggal sejengkal di depan mata. Ia betul-betul harus berusaha kalau tidak mau ijazahnya dipakai sebagai pembungkus nasi suatu ketika nanti karena nilainya yang buruk rupa.

Hasil belajarnya yang ekstrim rupanya membuahkan hasil. Aomine lulus dengan nilai tidak buruk.

Aomine pikir ketika ia sudah mencapai nilai yang bagus ia bisa menentukan masa depannya sendiri. Namun tentu saja Aomine salah besar. Ayahnya yang galak rupanya sudah menyiapkan skenario untuk ia jalani. Sebuah akademi kepolisian. Agar kelak Aomine bisa jadi orang.

Tanya Aomine sedih atau tidak? Jelas. Jelas tidak sedih. Aomine bahagia bukan kepalang. Menjadi polisi adalah cita-citanya semasa kecil dan sekarang betul-betul terwujud. Aomine betul-betul bahagia. Ia sibukkan dengan sekolah akademi kepolisian. Ia niati belajar di sana hingga perlahan lahan game mulai memudar dari saat saat sore dan senjanya.

Ketika ia diangkat menjadi polisi resmi, menjadi seorang AKBP, game betul-betul sudah hilang dari dirinya.

Hingga hari, saat tengah terik, saat banyak pengendara tidak memiliki kelengkapan kendaraan bermotor, Aomine melihat sosoknya.

Salah seorang yang tidak asing baginya. Sosok yang dulu pernah ngegame bareng di warnet saat senja meski tidak pernah bertukar sapa. Saling bekerja sama meski tidak pernah berbicara. Saling melirik ke layar masing-masing meski tidak kenal satu sama lain. Dan kini sosok berambut merah yang tengah ngotot minta surat biru itu membuat Aomine ingat masa-masa jayanya semasa SMA.

Yang membuat ingatan Aomine kembali terbuka apalagi kalau bukan lambang DOTA di kaos hitam yang dikenakan pemuda itu, juga gantungan kunci motor berwujud Aisha dari Elsword. Game favorit Aomine semasa SMA. Si pemuda rupanya masih setia bermain game. Dan Aomine mendadak merasa ingin kembali ke masa-masa indah di mana game membuatnya bahagia dan bukannya hafal isi pasal 378 yang membuatnya bahagia.

Aomine sudah telusuri garis-garis keseharian pemuda DOTA tersebut hingga sampai pada profesinya. Maka ketika surat penggrebekan turun dari kahyangan, dengan target adalah bisnis milik si pemuda DOTA, Aomine gunakan celah tersebut untuk selangkah lebih maju untuk mengenal si pemuda. Siapa tahu ia bisa mengulang masa SMA yang indah dengan bantuan si pemuda DOTA.

Dan benar. Rupanya pemuda tersebut betul-betul masih gamer, dan terlebih lagi anggota TEAMxl.

Dua kali bermain game bersama si pemuda DOTA yang belum Aomine ketahui namanya membuat semangat Aomine kembali terpompa. Meskipun ia harus sok-sokan melakukan investigasi agar bisa bermain dengan si pemuda setiap senja di hari sabtu.

Da di sinilah Aomine sekarang. Sabtu senja investigasi ketiga. Yang bukannya ia gunakan untuk menuju ke warnet namun ia belokkan ke apartemen yang alamatnya tertulis di secarik kertas retur pembelian. Ini bukan investigasi, bukan pula inspeksi, dan bukan pula modus operandil. Saat ini Aomine sedang meyakinkan diri datang sebagai seorang oknum polisi dan bukannya sebagai sosok om-om yang bertandang ke rumah kekasih hati.

Ia pertegas niatnya untuk berbuat kebaikan. Namun entah mengapa pikirannya melantur mengatakan bahwa tempat yang tengah ia tuju merupakan tempat untuk menghabiskan Sabtu malam yang ceria.

Aomine sudah betul-betul yakin akan mengetuk pintu. Namun ada suara lain yang terdengar dari dalam rumah si pemuda DOTA.

"Kagamicchiiiii…."

Sebuah suara yang memanggil penuh makna.m

.

.

TBC

.

.

a/n

haha. Halah ini saya nulis apaan? Kok garing sekali begini. Ya jadi di tengah laporan yang harusnya dikerjakan saya malah nulis apa ini ngga jelas.

Yaa daripada stress kan enak kalau buat berdelusi sejenak. Betul tidak rekan-rekan?

Ini terinspirasi ketika minggu lalu saya kena tilang di jalan ketika lagi asik-asiknya ngebut. Saya pasang tampang betul-betul perih ketika polisi muda mendatangi saya meminta ditunjukkan surat kelengkapan kendaraan.

Ketika polisi tersebut mulai bernada agak kasar meminta surat kelengkapan, segera saya pasang ekspresi seperti hendak menangis. Jujur, saya takut sekali. Namun beberapa detik kemudian, ketika polisi mulai lebih kasar, saya segera rogoh tas saya dan saya tunjukkan surat kelengkapan.

Si polisi nampak salah tingkah, dan kesal, dan bersalah. Saya mesem kecil menanggapinya. Dan polisi tersebut nampak sedikit meradang. Haha. Saya berhasil mengetroll.

Written by SUICCHON

Betaed & published by Nezumi. Buat temen saur katanya