Summary : Disaat keadaan mulai tenang setelah pertandingan melawan tim Jabberwock, libur musim panaspun dimulai. Dimulai dari telpon ibu Kagami yang menyuruhnya pulang ke Amerika, hingga Himuro yang membelikan tiket untuk berlibur tanpa mengatakan apapun padanya.

.

.

"Kalau tiket itu untukku apakah tidak masalah Himuro-san?"

"Aku akan mengajak temanku menginap kalau tidak keberatan kaa-san."

"…kenapa Murasakibara-kun ikut…?"

"Muro-chin memang akan mengajakku karena memang sedang liburan…"

.

.

"Biasanya, kalau sedang berlibur seperti sekarang ada saja kebetulan bertemu dengan anggota tim lainnya."

"Maa, aku tidak menyangka kalau kau benar-benar akan memenangkan hadiah utama itu Shin-chan!"

"Sudah kubilang menurut oha-asa, Cancer sedang dalam keberuntungan terbaik hari itu—nanodayo…"

"Aku dapat tawaran pemotretan disini, makanya aku berada disini."

.

.

"Aku memang sudah merencanakan liburan kemari sebelum pertandingan dengan tim Jabberwock dulu karena aku dapat tiket pertandingan NBA."

"Aku tidak akan bisa mengatakan apapun kalau sampai si rambut merah itu juga berada disini…"

"…kau mengatakan sesuatu Taiga?"

.

.

Disaat secara kebetulan seluruh mantan anggota GOM bersama dengan Takao dan juga Satsuki berada disana, saat itu juga Himuro merasakan adanya bahaya jika Taiga bersama dengan mereka. Tetapi yang namanya Kagami Taiga, tidak akan menyadari jika ia berada diantara hewan buas sekalipun.

"Rumahku cukup luas kalau kalian tidak keberatan menginap dan berbagi kamar."

Apakah tidak ada yang ingat jika seorang Kagami Taiga adalah anak orang kaya? Tetapi—kenapa Akashi Seijuurou juga ikut bersama dengan mereka sementara ia bahkan punya villa di Negara orang tersebut?

.

.

"Ganbatte—minna-san!"

"Takao, sepertinya mereka sedang sibuk bagaimana kalau kita pergi duluan saja?"

Takao yang tidak berniat untuk mendekati Kagami sama sekali malah jadi yang terdekat dengan pemuda itu, hingga membuatnya menjadi rival terberat dari para mantan Kiseki no Sedai.

"Kalau kalian berani-berani melakukan sexual harassment dengannya, kupastikan kalian tidak akan bisa bermain basket untuk selamanya."

Ingatkan mereka untuk tidak membuat marah seorang Himuro Tatsuya.

.

.

Title : Kiseki no Kagami

Genre : Romance/Humor (Friendship)

Pairing : GOM x Kagami Taiga

Warning : BrotherComplex!Himuro; Fujo!Satsuki+Alex, OOC

.

.

Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi; tidak ada keuntungan yang didapatkan dalam pembuatan ffic ini. Pembuatan ffic ini hanya diperuntukkan untuk kesenangan belaka.

Chapter 1 : Accidental

.

.

"Kembali ke Amerika?"

Sebuah percakapan ibu dan anak yang terjadi via handphone terjadi ditengah jam istirahat dari menu latihan yang disiapkan Aida Riko. Yang sedang menelpon, Kagami Taiga tampak mendengarkan suara ibunya sambil meminum minumannya dan duduk di samping Kuroko dan juga yang lainnya.

"Kaa-san sudah membelikan tiket untukmu. Dua minggu lagi kau akan liburan bukan?"

"Ugh tetapi aku—"

"Tidak ada tapi-tapian, sudah 2 tahun kau tidak kembali ke rumah. Hanya melewati liburan saja disini tidak apa-apa kan?"

Tidak mungkin pemuda itu mengatakan tidak jika ibunya sudah bersabda. Kagami Taiga tidak ingin dicap sebagai anak durhaka. Jadilah pemuda itu hanya menghela napas pasrah dan menggaruk kepala belakangnya.

"Baiklah, aku akan pulang…"

"Akan kaa-san kirimkan tiketnya untukmu beberapa hari lagi~!"

—pip.

"Ada apa dengan ibumu Kagami-kun?" Kuroko menatap kearah pemuda itu.

"Ibuku memintaku untuk pulang ke Amerika. Tahun lalu kita habiskan untuk berlatih bukan? Ia tidak mau mendengar kata tidak sepertinya."

"Tidak masalah," Kagami menoleh kearah Riko yang tampaknya mendengarkan percakapan mereka berdua, "tidak ada menu khusus selama liburan ini, jadi kalau memang ibumu meminta untuk kembali ke Amerika pergi saja. Tetapi, kalau saat kembali kau menjadi lebih lemah, latihanmu akan kutambah jadi 3x lipat."

Kagami bisa melihat gerbang neraka di belakang Riko yang sedang tersenyum.

.

.

"Tiketmu sudah sampai?"

"Begitulah, kaa-san menggunakan paket kilat untuk mengirimkannya. Apa yang akan kau lakukan liburan nanti Kuroko?"

"Tidak ada rencana khusus. Inginnya sih menghabiskan dengan latihan denganmu," Kuroko tampak memelankan perkataannya sambil melirik kearah Kagami. Yaaah sambil coba-coba buat pedekate sama gebetan.

"Bukannya masih ada Hyuuga-senpai sama yang lainnya? Kalau mau latihan juga bisa sekarang kok," dengan begonya Kagami yang tidak mengerti arti 'latihan' yang dimaksud Kuroko hanya bisa membuat sang bayangan menunduk kecewa. Yah, walaupun sifat polos Kagami juga yang membuatnya suka kan?

Aw.

"Taiga."

Suara itu membuatnya menoleh dan menemukan pemuda berambut hitam dengan poni sebelah menutupi mata yang tampak tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Tatsuya, kenapa kau ada disini?"

"Mengantarkan pesan dari Alex," Kagami menatap bingung kearah Himuro yang tampak tersenyum dan kembali melanjutkan, "—liburan nanti ia ingin mengajak kita untuk menonton pertandingan basket di Amerika. Dia sudah membelikan tiketnya."

"Eh tapi—sebenarnya," Kagami tampak menggaruk kepala belakangnya, sedikit tidak enak untuk mengatakan rencana ibunya yang akan menculiknya dan bagaimana tiket itu sudah ada di tangannya sekarang, "aku memang sudah berencana untuk pergi sih. Ibuku menyuruhku untuk pulang dan sudah membelikanku tiket."

"Oh? Tetapi Alex sudah membelikan tiketnya. Sayang sekali kalau tidak digunakan," Himuro tampak menghela napas dan berpikir cara lainnya untuk tidak menyia-nyiakan tiket yang sudah dibeli oleh Alex sebelum Kuroko tampak menatapnya dengan tatapan seolah pemburu yang sudah mendapatkan mangsa.

"Boleh aku yang menggantikan Kagami-kun menggunakan tiketnya Himuro-san?"

"Kuroko-kun? Bagaimana ya, aku harus menanyakan pada Alex terlebih dahulu," Himuro tampak masih berpikir, walaupun sebenarnya yang ia pikirkan bukanlah apakah Alex akan menyetujuinya atau tidak. Sungguh, Himuro bahkan yakin Alex akan senang dengan keputusan Kuroko untuk ikut dengan Kagami.

Masalahnya, ia tahu apa yang diinginkan Kuroko dibalik permintaannya itu.

"Ide yang bagus, kita bisa berlatih bersama saat liburan bukan?" Oh Kagami, apakah kau tahu dibalik tampang seperti anjing kehujanan milik Kuroko terdapat serigala buas yang siap untuk menerkammu kapanpun? Himuro ingin menjedukkan kepalanya di dinding terdekat. Tolong.

"Benar bukan?"

"Aku yang akan meminta Alex kalau ia tidak memperbolehkannya," Kagami menoleh kearah Himuro dengan wajah seperti anak kecil yang baru menemukan mainan yang ia cari, "—tidak apa-apa bukan Tatsuya?"

"Te—tentu saja tidak apa-apa…"

"Kalau ada Kuroko dan Tatsuya sih pilihan bagus aku menyetujui permintaan ibuku," Kuroko dan juga Himuro menoleh pada Kagami yang tersenyum lebar kearah mereka, "kalau dengan kalian tentu saja liburanku tidak akan membosankan bukan?"

'Dia benar-benar malaikat.'

Sementara Kuroko menutupi wajah merahnya dan menahan diri, Himuro tampak menunduk lemas melihat adiknya yang sudah siap untuk dimakan oleh hewan buas berbulu domba didepannya.

"Dan kau juga boleh menginap di rumahku. Aku akan meminta izin pada ibuku," dan perkataan itu seolah sebuah bom nuklir yang meledak di belakang Himuro dan juga Kuroko. Dalam artian yang berbeda satu sama lainnya.

'Satu rumah dengan Kagami-kun…'

Sementara Kuroko berimajinasi apa yang akan dilakukan oleh mereka disana, Himuro mencoba untuk tetap tersenyum meskipun dalam hati kacau dan ingin berteriak jangan pada keputusan Kagami.

.

.

'Berlibur berdua dengan Kagami-kun saja…'

Satu pemikiran yang sudah ada sejak pertama kali Kuroko menginjakkan kaki di bandara Narita untuk pergi ke Amerika. Dan sepertinya ia sudah melupakan Himuro. Dua minggu sudah berlalu semenjak pembicaraan Kagami dan juga ibunya, sekarang mereka sudah akan berangkat. Alex yang tentu segera menyetujui keberangkatan Kuroko bersama dengan Himuro mengganti nama di tiket itu.

Dan secara kebetulan, ternyata pesawat yang akan ditumpangi oleh Himuro dan Kuroko sama seperti yang akan ditumpangi oleh Kagami.

"Taiga," suara Himuro kembali terdengar membuat pemuda berambut merah dengan gradasi hitam itu menoleh bersama dengan Kuroko. Namun, Kuroko yang awalnya tampak berbunga-bunga segera berubah murung saat melihat raksasa ungu yang berjalan di belakang Himuro saat ini.

"…Himuro-san, bisa jelaskan kenapa ada Murasakibara-kun disini?"

"Alex mengatakan untuk mengajak satu teman lagi agar ramai. Awalnya Atsushi tidak ingin ikut, tetapi entah kenapa saat aku mengatakan akan ada Taiga dan Kuroko, ia jadi bersemangat untuk ikut," oh, apakah sebuah persimpangan empat berkedut yang ada diatas kepala Himuro yang sedang tersenyum saat ini?

"Karena sedang masa liburan, aku ikut. Tidak masalah bukan Kuroko-chin… Kagami-chin?"

"Tentu tidak masalah, lebih banyak orang lebih baik," Kagami yang paling tidak sadar dengan percikan api diantara wajah malas Murasakibara dan juga Kuroko serta tatapan tajam dibalik senyuman Himuro tampak bersemangat sendiri sebelum sebuah pengumuman begitu saja terdengar menandakan pesawat mereka siap untuk berangkat.

"Ayo, kita sudah terlambat."

.

.

"Tetapi aneh ya, setiap kali akan pergi seperti ini—selalu saja ada kebetulan bertemu dengan anggota tim lainnya."

Kagami tampak memasukkan tasnya kedalam tempat kabin diatas kursi dan membantu barang Kuroko untuk dimasukkan disampingnya. Sementara sedang sibuk menatap tas yang ada diatas kabin, terjadilah pertarungan saling tatap menatap antara Kuroko dan juga Murasakibara.

'Aku yang akan duduk di sebelah Kagami-chi/Kagami-kun.'

Yang sekali lagi tidak disadari Kagami dan disadari oleh Himuro yang segera mengambil jalan pintas dan teraman untuk adiknya itu, "tempat dudukku…"

"Ah—"

"Disini Taiga," Himuro yang sudah duduk di bangku tengah badan pesawat yang biasa ditempati oleh 6 orang tampak menepuk kursi di sebelahnya. Himuro memang berada diantara Kagami dan salah satu dari Kuroko dan juga Murasakibara yang kecurian start dari Himuro, dan dua kursi yang ada disamping Kagami, tentu bukan milik mereka.

"Baiklah," Kagami menggaruk kepala belakangnya dan duduk disamping Himuro, "—kalau sedang pergi seperti ini, biasanya kita selalu bertemu dengan anggota tim lainnya ya. Kebetulan sekali, misalkan saja—bisa saja kursi yang ada disebelahku ini sudah dipesan oleh salah satu orang yang kita kenal."

"Ah, disini Shin-chan!"

Suara yang familiar itu membuat Kagami berhenti berbicara, dan ketiga pasang mata lainnya juga segera menoleh. Menemukan pemuda berambut hitam belah tengah dan juga pemuda lainnya berambut hijau dan berkacamata. Familiar.

Terlalu familiar.

"Kenapa aku harus melihat kalian disini?"

Midorima tampak menatap kesal mereka berempat sambil membenahi kacamatanya, "oh apakah kau akan pergi ke Amerika juga Midorima?"

Midorima menatap kearah Kagami yang menatapnya bingung yang malah membuatnya kelabakan dalam hati. Sementara Takao yang tampak mengerti apa yang terjadi pada partnernya segera mengambil tidak lanjut sambil menahan tawanya.

"Shin-chan, aku duduk di pinggir ya!" Takao mendudukkan dirinya begitu saja di tempat duduk pojok dekat gang dan hanya tersisa kursi disamping Kagami. Tatapan tajam dari tiga orang lainnya ditambah dengan cengiran tanpa rasa bersalah dari Takao membuat Midorima membatu beberapa saat.

"Ada apa?" Kagami menatap dengan kepala dimiringkan sedikit—yang menurut Midorima terlihat imut—dan malah membuatnya semakin salting sebelum Kagami melanjutkan, "ngomong-ngomong kau menghalangi jalan."

"Ah," Midorima menoleh pada beberapa penumpang lainnya yang tampak menatapnya kesal karena berdiri ditengah jalan. Oke, Takao harus memeriksakan diri setelah ini karena ia merasa perutnya mendadak mules terlalu banyak menahan tawa.

"Duduklah."

"A—ah, ja—jangan salah paham. Aku bukannya ingin duduk disebelahmu, nanodayo…" Midorima membenahi kacamatanya dulu sebelum menempatkan dirinnya disamping Kagami yang menatapnya heran namun tidak bertanya lebih jauh.

.

.

"Menang undian?"

Kuroko, Himuro, dan juga Kagami (Murasakibara sibuk dengan snack dari pesawat) menoleh pada Takao yang menceritakan bagaimana mereka berdua bisa berakhir disini secara kebetulan.

"Intinya aku dapatkan undian untuk mengambil kesempatan mendapatkan tiket ke Amerika untuk dua orang. Dan Shin-chan yang mengambil undiannya untukku," Takao menceritakan dengan senang karena apa yang ia dapatkan hingga sampai akan berangkat ke Amerika.

"oha-asa mengatakan jika hari itu adalah hari terbaik untuk cancer, dan tentu saja itu juga karena lucky itemku hari itu," Midorima tampak membenahi kacamatanya lagi, "oha-asa selalu benar nanodayo."

"Aku tidak begitu percaya dengan hal seperti itu sih," Kagami tampak menjawab, dan hampir membuat Midorima kesal karena perkataannya, "tetapi kenyataannya aku terbantuk karena lucky item yang kau pinjamkan saat ujian waktu itu. Jadi, kurasa apa yang kau katakan ada benarnya."

Dan senyuman lebar menunjukkan deretan gigi putih Kagami membuat Midorima tidak bisa mengatakan apapun dan hanya memalingkan wajahnya yang sedikit memerah.

"Wajahmu memerah loh Shin -chan," Takao menahan tawa melihat wajah Midorima saat itu.

"Diamlah Takao."

Sementara Midorima dan juga Takao sedang berdebat dengan ketsunderean Midorima, Kagami tampak menoleh pada Kuroko yang dihalangi Himuro untuk berbicara dengannya.

"Sudah ada dua teman SMPmu yang kebetulan ada disini. Jangan bilang si Aho itu juga akan ada disini," Kagami tampak tertawa datar dan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Itu akan jadi kebetulan yang mengerikan."

"Dai-chan, kursi nomor berapa?"

"Ikut saja dan jangan banyak omong Satsuki."

Suara yang terdengar tidak terlalu kencang itu pertama didengar oleh Takao yang menyadari pemilik suara itu siapa. Menoleh kearah belakang, menemukan pemuda berambut biru dengan kulit tan, dan juga gadis berambut pink yang tampak mengikutinya.

"AH!" Takao sedikit berteriak, membuat Midorima dan juga yang lainnya menoleh kearah yang Takao tunjuk. Dan dua orang yang ditunjuk tampak menoleh dan saling bertatapan tanpa bicara beberapa detik.

"…eeeeeh!"

.

.

"Dai-chan dan aku memang sudah menabung untuk ke Amerika menonton pertandingan NBA sih, makanya kami disini."

Beruntung kursi yang ada di samping Takao kosong dan membuat Aomine dan juga Satsuki menuju kesana saat pesawat sudah berada diatas awan. Aomine tampak menoleh kearah Kagami sambil berdecih kesal.

"Dan apa-apaan ini? Memangnya kalian sedang darmawisata?"

Kagami tampak memalingkan wajahnya, tampak kesal dengan apa yang ada dihadapannya. Bukan karena kenyataan Kagami ada disana dan akan berada di Amerika bersama-sama, namun karena mereka bersama. Murasakibara, Kuroko, dan Midorima bersama dengan Kagami.

Iya, Aomine Daiki cemburu.

"Sebenarnya hanya kebetulan kok, awalnya aku dipanggil ibuku untuk kembali, dan ternyata Alex meminta Tatsuya dan aku untuk kembali ke Amerika untuk menonton pertandingan NBA disana. Karena tiketnya sudah dipesan Alex, pada akhirnya Kuroko yang menggantikan tiket atas namaku. Saat sampai di bandara, Tatsuya mengatakan kalau Murasakibara ikut, dan ternyata saat sudah duduk di pesawat Midorima dan juga Takao berada disini juga karena menang undian," jawab Kagami menceritakan panjang kali lebar kali tinggi.

"Che, memangnya ada kebetulan seperti itu? Sekalian saja di pesawat ini ada Kise dan juga Akashi."

Oh, terkadang perkataan itu adalah doa kau tahu Aomine?

.

.

"Aaaa~ membosankan—ssu," pemuda berambut kuning pendek itu tampak duduk di salah satu bangku VIP pesawat menuju ke Amerika. Kise Ryouta tampaknya akan semakin melebarkan sayapnya di dunia modeling dengan mendapatkan tawaran job di Amerika.

"Jangan bertingkah seperti itu Kise, ini adalah kesempatan besarmu!"

Sang manajer tampak duduk di sebelahnya dan memarahinya yang tampak dengan tidak sopannya menguap karena bosan.

"Tetapi ini benar-benar liburan yang tidak akan terasa. Apa-apaan aku masih harus bekerja apalagi di Amerika, kau lebih kejam dari Kasamatsu-senpai—ssu~" Kise tampak menghela napas kecewa dan menatap kearah jendela yang ada disampingnya. Ia menghela napas menatap kearah langit malam yang gelap, "kalau di Jepang kan aku bisa pergi ke Seirin dan bertemu dengan Kuroko-cchi dan tentu saja Kagami-cchi~!"

"Protes sekali lagi aku akan membungkam mulutmu Kise…"

Ia tahu manajernya benar-benar akan melakukan itu. Dan ia bungkam sambil terus melihat jendela memikirkan pemuda berambut merah pendek yang menurutnya berada di tanah Jepang saat ini. Berbeda setengah dunia dengannya sebentar lagi.

"Maaf tuan, daerah ini khusus untuk penumpang VIP."

Suara pramugari disana tampak tidak ia gubris, tidak tertarik.

"Oh maaf, sebenarnya aku tersesat saat akan ke toilet."

Sebelum suara yang familiar itu membuatnya menoleh dan menemukan pemuda berambut merah dengan gradasi hitam yang familiar yang sudah membelakanginya. Namun, dengan segera ia memajukan tubuhnya, dan menahan sosok itu.

"Ka—Kagami-cchi?!"

Yang dipanggil tampaknya sama terkejutnya saat mengetahui pemuda berambut kuning itu tampak berada disana.

"Kise, kau juga ada disini?"

"Juga?"

.

.

"HIDOI—SSU~!"

Kise yang ikut Kagami menuju ke belakang menemui semuanya menoleh kearah enam orang yang berada di satu baris bangku dan juga Aomine dan Satsuki yang memutuskan untuk pindah ke kursi kosong disana.

"Kenapa kalian tidak mengajakku untuk berlibur bersama Kagami-cchi ke Amerika! Untuk saat ini aku beruntung manajerku menerima tawaran untuk pemotretan di Amerika," Kise tampak duduk di depan bangku tempat Kagami dan juga yang lainnya berada.

"Ini hanya kebetulan kok…"

Semuanya yang sepertinya sudah lelah dengan semua kebetulan ini hanya berbicara bebarengan dengan nada datar.

"Tetapi hebat juga kau bisa pemotretan di luar negri Kise."

Kagami tampaknya tidak memiliki maksud apapun mengatakan itu dan memang menganggap kalau itu hebat. Kise yang mendengar itu tampak menatap dengan mata berbinar-binar sebelum merangkul bahu Kagami—membuat Midorima, Aomine, Kuroko, Murasakibara, dan juga Himuro tersentak—dan menunjukkan sebuah majalah dengannya sebagai cover.

"Aku sudah pernah melakukan pemotretan di Korea dan juga beberapa Negara loh Kagami-cchi! Walaupun ke Amerika baru sekali ini sih!"

Kise tampak bersemangat berbicara dan menunjukkan foto-fotonya pada Kagami tidak menghiraukan tatapan membunuh dari semua orang kecuali Takao yang asik dengan film di depannya dan Satsuki yang sedang menikmati makanan pesawat.

"Enak sekali, walaupun ayah dan ibuku sering berpergian aku hanya pernah ke Amerika dan juga Jepang," Kagami tampak menoleh kearah Kise yang masih berada disampingnya, "tetapi boleh jujur?"

"Tentu~"

"Kurasa foto-foto ini tidak begitu menarik," Kagami tertawa datar sementara Kise tampak membatu dan menjadi serpihan debu membuat semua orang tersenyum penuh kemenangan sementara Kise rasanya ingin menangis.

"Begitukah Kagami-cchi?"

"Maksudku, saat kau bermain basket bukankah terlihat lebih keren daripada foto-foto itu?" Kagami menatap kearah Kise yang membatu dengan mata membulat sempurna. Tidak bisa mengatakan apapun sebelum ia berbalik membelakangi Kagami dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

'Dia benar-benar malaikaaaat!'

"Tetapi yang benar saja," Kagami menghela napas melihat semua orang disana yang tampaknya sedikit lagi lengkap, "—aku tidak akan kaget lagi kalau ternyata Akashi juga ada disini…"

TAP!

Sebuah tangan menyentuh bahunya dari belakang, dan saat ia menoleh—pemuda berambut merah pendek tersenyum padanya.

"…kau mengatakan sesuatu Taiga?"

.

.

"Ayahku meminta untuk melihat keadaan villa yang ada di Amerika. Makanya aku berakhir disini…"

Akashi Seijuurou, pelengkap dari anggota Kiseki no Sedai mengajak mereka menuju ke lantai dua dari pesawat besar bertingkat yang mereka naiki. Yang tentu saja bukan kelas Ekonomi yang ditempati oleh Kagami dan juga yang lainnya, atau VIP yang ditempati oleh Kise.

Ini adalah bangku president suite yang ada di pesawat itu.

"Ngomong-ngomong, yang kuajak kemari hanya Taiga. Kenapa kalian juga ikut," Akashi menatap kearah Himuro dan yang lainnya termasuk Takao dan juga Satsuki.

"Tidak apa-apa bukan? Berada di bagian president suite itu jarang loh, kalau ramai-ramai seperti ini akan lebih menyenangkan daripada sendirian," Kagami tampaknya cukup senang dengan keadaan yang ramai seperti ini. Membuat Akashi tampak terdiam, terlalu diam. Atau lebih tepatnya ia membatu.

"Aka-chin, kau tidak apa-apa~?" Murasakibara mengibaskan tangannya didepan wajah Akashi.

"Ngomong-ngomong apakah kalian sudah punya tempat tinggal di Amerika?" Kagami yang membuka pembicaraan tampak menoleh pada semua orang yang ada disana, "ah tentu saja ini tidak berlaku untuk Tatsuya dan Kuroko yang memang menginap di tempatku."

Semuanya menoleh pada Kuroko (kecuali Himuro) dengan tatapan tajam seolah mengatakan 'penghianat-kau-mau-menginap-berdua-dengan-Kagami?!' dan Kuroko tampak hanya diam dan tenang.

"Aku akan mencari hotel setelah sampai di Amerika…"

"Tentu saja yang dekat dengan rumah Kagami—nanodayo!" Takao seolah menerjemahkan dan juga menambahkan kata-kata dari Midorima yang segera dibalas tendangan langsung kearah Takao dari Midorima.

"Aku dan Dai-chan juga akan mencari hotel setelah ini. Memang kenapa Kagamin?"

'Kagamin?'

"Ah tidak, kalau tidak keberatan mau tinggal di rumahku saja selama di Amerika? Akan susah jika mencari hotel diambang pertandingan NBA ini. Banyak sekali wisatawan yang akan berebut kamar," Kagami menawari, Himuro menepuk dahinya keras, Takao tampak menahan tawa, dan Satsuki tersenyum penuh arti.

'Menginap di rumah Kagami-kun/Kagami-cchi/Kaga-chin/Kagami?!'

"Aku ingin mencicipi makananmu. Kata Muro-chin makananmu enak Kagami-chin, jadi aku akan ikut."

"Kupikir kau akan tinggal denganku Atsushi?!"

"O—oha-asa mengatakan kalau bulan ini cancer akan berada pada keberuntungan yang terbaik jika bersama dengan Leo. Jadi bukan berarti aku mau—"

"Dasar Tsundere," Takao menatap Midorima yang kesal dengan itu, "Kagami, aku boleh ikut juga bukan?"

"Tentu saja."

"Aku ikut, lebih baik menghemat uang untuk membeli yang lain daripada harus menginap di hotel," Aomine memalingkan wajahnya saat itu.

"Aku akan ikut, dan pernyataanku absolut. Jangan bertanya alasannya," Akashi tampak tersenyum dan mengangguk-angguk mencoba untuk memikirkan apa yang akan ia lakukan bersama dengan Kagami. Oke, lupakan.

"Kau tahu Taiga," Himuro sudah lelah. Sangat lelah hingga tidak bisa lagi marah, "terkadang kepolosanmu itu membuatmu terjerumus ke gua serigala…"

"Apa maksudmu Tatsuya?"

.

.

"Aku pulang."

Dengan menggunakan dua taxi dan juga mobil keluarga Akashi, mereka berangkat menuju ketempat kediaman Kagami yang cukup jauh. Hingga akhirnya sampai, di sebuah rumah yang bisa dikatakan cukup besar dengan halaman yang luas. Ingatlah, Kagami Taiga adalah anak dari pasangan suami istri kaya raya yang meninggalkan anaknya sendiri di apartment mewah di Jepang.

Dan katakan saja perjalanan mereka bisa lebih lama dari ini, jika Kagami tidak ditarik oleh Satsuki untuk masuk ke mobil Akashi. Karena tentu saja mereka berebut untuk bersama dengan Kagami pada satu mobil.

Saat semuanya—selain Akashi tampak melihat sekeliling dengan raut wajah kagum, pintu terbuka dan tampak perempuan separuh baya yang tampak penuh senyuman menyambut mereka. Dari warna rambut merahnya, tentu saja mereka segera tahu jika itu adalah ibu dari pemuda didepannya.

"Taiga-kun, kaa-san benar-benar rindu padamu! Bagaimana kabarmu nak?"

Sebuah pelukan standart dan juga cipika cipiki diberikan.

"Seingatku saat kaa-san menghubungi kemarin aku masih terdengar baik-baik saja. Apakah mungkin penyakit pikun sudah mulai menyerangmu?" Dan sebuah jeweran keras dari nyonya Kagami tampak diiringi dengan tawa santai namun cukup untuk membuat Kagami mengaduh kesakitan.

"Ah, Tatsuya-kun sudah lama tidak bertemu juga."

"Selamat siang Rinka-san, maaf mengganggu," Himuro menundukkan kepalanya sopan sambil tersenyum, dan nyonya Kagami tampak menoleh pada segerombolan pemuda berambut pelangi yang ada disana.

"Dan kurasa… salah satu dari kalian pasti teman Taiga-kun yang diceritakan. Kalau tidak salah namanya Tetsuya-kun?"

"Ah hai," Kuroko tampak mencoba (lebih) sopan didepan uhukcalonmertuauhuk nyonya Kagami, "Kuroko Tetsuya… desu."

"Namaku adalah Kagami Rinka, aku adalah ibu Taiga. Salam kenal," nyonya Kagami tampak memperkenalkan diri sebelum menoleh kembali pada yang lainnya.

"Seingatku Taiga-kun hanya memberitahu jika hanya Tatsuya-kun dan Tetsuya -kun yang akan datang," nyonya Kagami tampak meletakkan sebelah tangannya di pipi dan menghela napas, "—bagaimana anakku yang bodoh ini bisa berkenalan dengan pemuda-pemuda tampan dan gadis manis seperti ini."

"Kaa-san jangan membuat malu!"

"Tentu saja tidak~ jadi—bisa perkenalkan diri kalian?" Nyonya Kagami tampak tersenyum dan menunggu mereka semua berbicara.

"Maaf mengganggu anda dengan kedatangan tiba-tiba. Namaku adalah Akashi Seijuurou, dan kami adalah teman SMA dari Taiga," dengan nada sopan dan tenang, Akashi yang pertama kali memperkenalkan diri, "—yang pertama disini adalah Kise Ryouta, lalu Aomine Daiki, Murasakibara Atsushi, Midorima Shintarou, dan Takao Kazunari serta Momoi Satsuki."

"Salam kenal Kagami-san," dan semuanya serempak menunduk untuk memberikan salam kecuali Himuro dan juga Kuroko yang sudah terlebih dahulu melakukannya.

"Jadi Ryouta-kun, Daiki-kun, Atsushi-kun, Shintarou-kun, dan Kazunari -kun, juga Satsuki-chan," nyonya Kagami mengulang untuk mengingat siapa yang ada dihadapannya sebelum menyadari sesuatu, "ah dimana sopan santunku. Ayo masuk, kalian pasti masih lelah dengan perjalanan panjang tadi!"

"Ah, Rinka-san—aku masih harus menemui orang tuaku dulu. Besok aku akan kembali kemari," Himuro tampak tersenyum dan menunjuk kearah luar.

"Begitu? Baiklah Tatsuya-kun ingin aku minta Mr. Smith untuk mengantarkan?"

"Tidak perlu, aku akan naik taxi saja," Himuro tampak tersenyum dan membungkuk kembali dan nyonya Kagami tampak melambaikan tangannya sebelum menoleh pada Kagami.

"Baiklah Taiga-kun, kau harus membantu kaa-san untuk menyambut teman-temanmu," Kagami tampak menatap kearah ibunya dengan tatapan tidak percaya.

"Aku juga baru sampai kaa-san!"

"Tidak ada tapi-tapian, ayo masuk—kalian juga," ibu kagami menarik anaknya sambil menoleh pada yang lainnya untuk mengisyaratkan masuk. Namun, sebelum mereka bisa masuk, Himuro yang baru saja akan masuk kedalam taxi yang menunggunya tampak berhenti dan menoleh kearah mereka.

"Ah, aku lupa mengingatkan sesuatu," Himuro tersenyum manis. Terlalu manis, "jika kalian sampai menyentuhnya dalam arti sexual harassment, kupastikan bermain basket hanya akan menjadi mimpi kalian selamanya."

Aura disekeliling Himuro cukup untuk membuat Akashi terdiam. Terlalu gelap, lebih gelap daripada kulit Aomine #ditendangAhomine. Murasakibara hanya bisa diam bahkan melupakan snacknya karena melihat rekan satu timnya yang sudah berubah menjadi iblis terkejam jika menyangkut masalah Kagami dan keperawa—keperjakaannya.

Ingatkan mereka untuk tidak membuat Himuro Tatsuya marah.

.

.

Setelah Himuro pergi dan mereka masuk, dengan segera mereka dipersilahkan duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Masing-masing (kecuali Akashi) tampak menghela napas dan merebahkan punggungnya di sofa. Belum sempat berbincang, tampak Kagami yang datang sambil membawakan dua buah nampan besar berisi 8 cangkir minuman untuk mereka.

"Ah mengenai tempat tidur, aku tidak menyangka kalau kalian semua akan ikut menginap disini. Kamar yang bisa dipakai disini hanya ada tiga, kamarku dan juga dua kamar tamu yang ada disamping kamarku," Kagami menunjuk kearah kamar yang ada di lantai dua rumah itu yang terlihat dari ruang keluarga.

"Kalau tidak keberatan berbagi kamar, kita bisa berkelompok menjadi dua salah satu tidur di kamarku, dan sebagian tidur di kamar tamu. Ah, dan Momoi-san kau bisa tidur di kamar tamu lainnya," Kagami menoleh kearah Satsuki yang tampak tersenyum dan mengangguk.

"Terima kasih Kagami-kun!"

"Kagami, boleh aku tidur di kamarmu saja?"

"Tentu saja, aku tidak keberatan sih—"

Sementara selain Takao, tampaknya terjadi pertarungan babak kedua yang diikuti oleh seluruh mantan anggota Kiseki no Sedai yang saling bertatapan tajam hanya untuk satu hal.

Siapa yang akan tidur bersama Kagami di kamarnya?

—dan melupakan Takao yang sudah mencuri start. Oh, dan melupakan ancaman dari Himuro beberapa saat yang lalu.

Ya, Himuro hanya perlu memberikan bukti ancamannya besok kalau terbukti keperawa—keperjakaan dan kepolosan Kagami ternodai oleh mereka.

To be Continue

Halo!

Ini first ffic KnB di FFN :D saya juga punya Wattpad sih, tapi ya kayaknya ga sreg kalau yang ini ga dimasukin disini. Kalau ada yang mau baca di Wattpad juga bisa :D dengan penname Angstlicious #promosi.

.

Saya juga AoKaga sama AoKise, tapi lebih demen sama Harem!Uke!Kagami :'( #penting

.

Oke, saya minta pendapat untuk ffic pertama ini *bow*