Climax

By. Wendy

[Oh sehun]

[Kim jongin]

.

Semua orang pasti pernah merasa berada di titik akhir-

.

TYPO ADDICT

ABSURD

BAHASA SESUKA PAPAN KETIK

.

.

Halaman 1

.

Happy reading

.

.

Pagi hari di musim semi begitu tentram. Langit biru, angin bertiup sepoi sepoi, matahari bersinar dengan hangatnya dan jangan lupakan bunga cherry blossom yang jatuh dari dari tangkainya tersapu angin.

Jongin terbangun dari tidurnya dan beranjak dari kasur yang ia tempati dengan sehun. Ia dan sehun sudah lama menikah. Sudah lama tepatnya saat puncak musim semi 2tahun yang lalu.

Ia melirik kasur yang beberapa menit yang lalu ditempatinya. Melihat sehun yang masih terlelap jongin mendekatkan tanganya ke surai hitam kelam sehun. Dan melakukan gerakan mengelus surai hitam suaminya itu. Ia tersenyum dengan manis melihat wajah laki laki yang selama hampir 2tahun terakhir ini selalu ia lihat saat terbangun dari tidurnya. Senyum manis jongin perlahan berubah ada sedikit gurat menyesal disana.

.

"Selamat pagi sayang" sapa sehun saat memasuki area dapur yang hanya dibalas dengan suara perang antara spatula dan pan dan disuguhi pemandangan laki laki dengan surai coklat karamel siapa lagi kalu bukan oh jongin. Ia sedang sibuk menumis seauatu untuk sarapan mereka. Sampai tak sadar jika sehun sudah berada di area dapur.

Merasa ada yang memeluk pinggangnya jongin menoleh. Kaget tentu saja sampai sampai ia ingin melemparkan spatula yang ia pegang ke wajah orang yang mengejutkanya dan ternyata oh sehun rapi dengan setelan jas kantornya.

"Hai sehun, selamat pagi" jongin hanya manyapa sehun. tak membalas pelukan sehun dan kembali melanjutkan acara mari-menumis-sarapan-tuan-oh

"Hun jangan memeluku seperti ini unghh" merasa tidak nyaman jongin mencoba melepaskan pelukan sehun dipinggangnya. Tapi sia sia tetap sehunlah yang menang

"Biarkan seperti ini 2menit saja jong, aku merindukanmu" bukanya melepaskan pelukanya sehun malah mengeratkan pelukanya, wajar jika sehun berkata rindu kepada jongin karna akhir akhir ini sehun sibuk bekerja. Toh jongin tidak protes. Mungkin saja jongin memaklumi sifat sehun yang terkadang manja.

"Sudah 3menit hun, duduk lah di dikursi meja makan dulu. Aku akan menyiapkan sarapan untukmu" titah jongin sambil repot mebuka rak piring. Tanpa suara sehun menuruti perintah jongin duduk dimeja makan toh ia sudah mendapatkan apa yang ia mau 'memeluk jongin selama 2menit

Jongin mematikan kompor meletak kan piring sarapan sehun yang berisi nasi merah, tumis brokoli dengan potongan sosis, dan juga telur mata sapi diatasnya.

"Minum susu atau jus sehun?"

"Kopi, akhir akhir ini aku sering mengantuk dikantor"

Jongin hanya menghela nafas "baiklah untuk kali ini saja kopi, kafein tidak baik untuk kesehatan hun"

Sehun tersenyum maklum, ia malah suka jika jongin mengomel tentang kesehatanya. Berarti jongin memperhatikannya.

"Ayayay nyonya oh"

.

"Istirahatlah dirumah, jika kau ingin pergi telefon aku jong kau tau aku sangat khawatir saat pulang kerja kau tak dirumah. Kemungkinan aku akan pulang cepat hari ini jadi tunggu aku dirumah sayang" oceh sehun saat perjalanan menuju pintu utama apartemenya yang hanya di hadiahi gumaman semacam 'hmm dari jongin.

Sesampainya di depan pintu sehun mengecup kening, hidung dan terakhir bibir jongin. Jongin hanya tersenyum.

"Jaga kesehatanmu hun, jangan terlalu paksakan tubuhmu. Dan ya aku akan menelfonmu jika aku ingin pergi. Cepat ini sudah hampir jam 8, aku mencintaimu" diakhir kalimatnya jongin mengecup bibir sehun dengan kilat. Sehun yang melihat istrinya malu hanya tersenyum maklum.

"Aku lebih mencintaimu, daaah sayang" sehun segera melangkahkan kakinya menjauhi apartemenya. Sehun masih bisa melihat jongin melambai kepadanya dengan senyum manis yang membuat sehun jatih cinta untuk yang entah berapa kalinya. Dan sampai pintu lift yang tertutup menghalangi senyum manis jongin.

.

Sehun sudah berangkat bekerja. Jongin melangkahkan kakinya menuju ke dapur. Membereskan piring dan gelas sisa sarapan sehun dan membawanya kepencucian piring.

Setelah semua pekerjaan beres jongin berjalan menuju ruang keluarga dan duduk di single sofa empuk berwarana hitam. Tepat di dinding ruang keluarga yang bercat biru langit seperti warna kesukaan jongin tergantung dengan apik foto pernikahanya dengan sehun. Disana sehun tesenyum dengan bahagia begitu pula dengan dirinya, melihat senyum sehun yang begitu bahagia ada perasaan ngilu di bagian dada sebelah kiri jongin. Ia bahagia tentu saja bisa menikah dengan oh sehun pengusaha kaya raya yang sukses di usia muda tapi ada satu hal yang selalu menghantui hidupnya yang tak seorang pun tau termasuk sehun.

Ia merasa kesepian saat sehun pergi bekerja, ia bisa saja bekerja menyibukan dirinya direstoran milik orantuanya, tetapi sehun melarangnya dengan alasan 'apakah dengan aku bekerja sebagai manager di perusahaan properti terbesar di korea kurang untuk memenuhi kebutuhanmu?' Tentu saja itu sangat cukup bahkan lebih cukup untuk dirinya. Lalu?

Jongin bosan terus terusan merenung lebih baik ia melakukan hal yang berguna mungkin merajut. 1hal lagi yang tidak diketahui banyak orang. Jongin bisa merajut, ia tidak pandai merajut tetapi jika hanya merajut barang sederhana ia bisa melakukanya. Jangan tanya ia belajar dari mana.

ia mulai mengambil benang rajut dan juga hakpen* diam diam ia simpan dilaci bagian paling bawah yang selalu ia kunci, pernah sehun bertanya untuk apa laci tersebut selalu tidak boleh dijamah seorangpun tak terkecuali sehun suaminya sendiri dan jongin selalu menjawab dengan senyuman manis 'setiap orang berhak mempunyai privasi sehun'

Ia mulai melilitkan serat telstil dan membuat simpul rantai sederhana untuk awalan. Setelah mengeluar masuk kan benang rajut berwarna biru langit sedikit demi sedikit mulai terlihat bentuk rajutan jongin. Dan ternyata sebuah kaus kaki kecil seukuran bayi. Hal yang selalu ia sertakan di setiap doanya selama dua tahun terakhir.

Sehun tak mempermasalahkanya keluarganya tak mempermasalahkanya. Tetapi sebagai seorang yang sudah berumah tangga itu merupakan keinginan yang sangat dinanti nantikan. Ia selalu benci saat ia mengingat hal ini, matanya selalu menghianatinya, menghianati dengan meloloskan liquid bening yang turun perlahan di kedua pipinya.

Terkadang saat ia menonton televisi bersama sehun untuk mengisi waktu luangnya dan saat iklan sereal anak anak mata sehun selalu berbinar, tidak untuk jongin ia merasa tidak berguna di hidup seorang oh sehun.

.

.

.

TBC

.

*hakpen = tusukan/jarum untuk merajut

.

Booyaaah ff absurt kembali ngambang. Jujur wendy ga pandai bikin ff angst hurt atau apalah itu. Jadi kalo ga ngefeell maafkan diriku T^T

Maaf disini karakter jongin, wendy bikin agak gimanaaa (pandai ngrajut, sumpah itu drama banget '3'

Alurnya ketebak banget yah? Tapii di chapt depan ada sesuatu yang lain dari ff mariage life biasanya lah pokoknya wkwk

Ohya yang bingung panggil author ato apa. Panggil aja wendy

.

Btw makasih banget untuk yang nge riview + favorite + follow ff absurt 'pillowtalk oh' yang tenyata banyak taipo nya -_- makasih banget. Jujur pas lihat notif kalo ff itu ada yang ngriview seketika guling guling ga jelas sumpah '-' -setop curhat

.

Jadi? Delete or next?