Little Expectation

Disclaimer : Naruto Masashsi Khisimoto

Judul : little expectation

.

.

_(^_^)_

.

.

Hinata Pov..

Kriieet...

Bruk

"Ugh.."

Dimana ini? kepalaku rasanya sakit sekali, kucoba untuk mengedipkan mataku untuk membiasakan diri dengan kegelapan ini, tempat ini sungguh sangat asing bagiku.

Benda apa tadi ya yang baru saja terjatuh? Suaranya membutku terbangun. Tunggu dulu?! Aku-aku kenapa bisa ada didalam peti mati? Apa yang telah terjadi? Seingatku dulu aku sedang bertarung dengan salah satu werewolf dan kemudian aku tertidur karena kehabisan energi.

Ah.. rupanya benda yang terjatuh tadi merupakan penutup peti mati milikku, kucoba untuk bangkit untuk berdiri dan sedikit merengangkan otot-ototku.

"ehhmm.."

Rasanya ototku kaku sekali, sebenarnya sudah berapa lama aku tertidur. Sebaiknya aku segera pergi dari sini, kurasa disana ada sedikit cahaya

Tap..

Tak..

Tak..

Kulangkahkan kakiku yang terbalut sebatu berhak tinggi berwarna hitam panjang menuju ke sebuah pintu besar diujung ruangan gelap ini.

Srekk..

Wushhh...

Kurasakan angin sejuk berhembus membelai kulit wajahku dengan lembut dan mengibarkan rambut panjang indigoku. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling bangunan ini, ternyata pandangannya lumayan bagus juga, kemudian kualihkan kebawah.

"nggg?"

Kenapa semuanya memakai pakaian yang serupa? Tapi kurasa pakaianya bagus juga. Tanpa pikir panjang aku mengganti pakaian yang kukenakan dengan pakaian yang serupa milik mereka.

Sssss...

Akhirnya pakaianku telah berganti dengan pakaian yang sama seperti mereka dengan bantuan kekuatanku. Lama sekali aku sudah tak memakai kekuatanku, rasanya sedikit kaku untuk kukendalikan.

Sepertinya mereka menuju ke suatu tempat yang sama, apa sebaiknya kuikuti saja ya?

Grep

"ehh?" pekikku kaget saat seseorang memegang tanganku.

"hei ayo cepat kita harus bergegas, nanti terlambat loh, hari ini penjaga gerbangnya kan Jiraya sensei" kata orang itu kepadaku.

Aku sama sekali tidak mengerti dia berbicara apa kepadaku, kucoba memahami bahasanya yang sangat jauh berbeda dengan bahasaku menggunakan kemampuan yang kumiliki, ya tentu saja aku bisa membaca pikiran dan mengendalikan pikiran orang tersebut sesuai keinginanku. Tidak semua vampir memiliki kemampuan sepertiku hanya kaum yang termulialah yang bisa memilikinya.

"ckkk. Kenapa melamun ayo cepat" katanya sambil menarikku berlari bersamanya.

Sesaat setelah itu kurasakan laju larinya semakin lambat dan tarikannya pada tanganku mulai mengendur, dan kemudian kami berjalan perlahan dan masih tetap bergandengan tangan. Lalu kuedarkan pandanganku ke sekeliling gedung sambil terus mengikutinya.

"ehh, tunggu dulu!? Aku tidak pernah melihatmu. Kau murid baru ya? Ahh.. maaf aku seenaknya menarik-narik tanganmu." Katanya merasa bersalah kemudian melepaskan tanganku.

Sekarang aku mulai paham dengan apa yang ia bicarakan. Tapi untuk kata-katanya yang tadi aku sedikit tidak mengerti, murid? Sejak kapan aku jadi murid? Tapi aku meng iyakan saja dengan apa yang ia bicarakan, dan akupun menganguk kepadanya.

"Ahh.. sudah kuduga, kau dari luar negri ya? Terlihat dari warna kulitmu yang seputih porselen" katanya dengan senyum lima jarinya.

"Aku juga dari luar negri loh, lihat nih mataku biru dan rambutku juga pirang hehe. Aku tampan kan? Para wanita disini tergila-gila padaku loh. Oh ya namaku Naruto. Namikaze Naruto, kau bisa memanggilku Naruto-kun" katanya sambil mengulirkan tangan.

Sesaat aku diam saja memandanginya kemudian menjabat tangannya.

"Hyuga Hinata" kataku singkat.

" uwooh.. namamu seindah dirimu suaramu juga lembut sekali, hehe. ayo ku antar kamu keruang kepala sekolah."

Ia berjalan masuk ke arah gedung sambil menarik tanganku, kuliat di sekeliling bayak orang yang menatap kami, kurasa dari tadi kami menjadi pusat perhatian.

"nah kita sampai, tunggu disini dulu ya" katanya, dan akupun menganguk.

Kupandangi pintu bercat biru laut ini, dan aku merasakan sesuatu yang familiar di balik pintu ini. Energi ini sungguh tidak asing bagiku.

"hei,, masuklah jangan melamun. Tak usah takut kepala sekolah kita sungguh baik kok. Tak ada yang perlu ditakutkan" Katanya tersenyum sambil mengusap-usap puncak kepalaku.

"oke, sekarang aku mau ke kelas dahulu, sampai jumpa, semoga kita bisa sekelas. Dadah Hinata-chan"

Diapun berlalu pergi sambil mengangkat tanganya, kulihat pintu bercat biru laut itu sekali lagi kemudian kudorong sedikit dan melangkahkan kakiku masuk kedalam.

Kulihat ada seorang wanita disana dan ia berdiri sambil ternganga memandangku, sorot matanya menunjukkan tatapan tidak percaya.

"Tsunade, bagaimana kabarmu?" kataku menyapanya.

Ia berjalan mendekatiku.

"Nona Hinata, anda telah kembali." Kata Tsunade sambil berjongkok untuk menghormat padaku.

.

.

_(^_^)_

.

.

Normal pov..

Sruupp..

"Jadi nona selama ini tertidur, dan nona terbangun karena mendengar penutup peti mati milik nona jatuh?" kata Tsunade berdiri disamping nonanya sembari melihat nonanya yang masih menikmati teh buatannya.

"ya." jawab Hinata singkat sambil meletakkan gelas tehnya ke meja didepanya.

Sebenarnya apa yang telah terjadi pada nonanya sehingga bisa tertidur sedemikian lamanya.

"Tsunade?" panggil Hinata memecahkan lamunan Tsunade.

"ya nona?" jawab Tsunade.

"tempat apa ini? apa sekarang kau memiliki suatu keluarga? Tapi siapa ayahnya? Dan kenapa kau bisa mempunyai anak sebanyak itu?" tanya hinata to de point sambil menaikkan sebelah kakinya dan melipat tangannya di kedua pahanya.

"ahh.. nona salah paham, tempat ini bernama sekolah. Tempat dimana anak-anak manusia belajar dan di asuh oleh seseorang yang dipanggil guru, dan saya merupakan pemilik tempat ini." jelas Tsunade dengan sabar.

"apakah nona mau mencoba belajar seperti anak-anak manusia?" tanya Tsunade pada Hinata.

"ya, sepertinya menarik." Balas Hinata sambil tersenyum manis.

"baiklah saya akan mempersiapkan semuanya nona, sebaiknya anda saya tempatkan di kelas X-1. Permisi sebentar nona." Kata tsunade sambil menuju meja kerjanya dan mengutak-atik barang yang sama sekali hinata tidak ketahui.

Saat hinata melihat Tsunade sudah tidak sesibuk tadi ia mencoba memanggil pelayan setianya dengan tujuan bertanya sesuatu yang mengganjal dihatinya itu "Tsunade?".

"ya nona?" jawab tsunade menghetikan pekerjaan yang dilakukanya sejenak.

"berapa lama aku tertidur?" tanya hinata.

"saya rasa kira-kira sekitar 500 tahun yang lalu sejak saya mencari anda yang menghilang." Kata Tsunade mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"apakah Tou-sama baik-baik saja? Aku sama sekali tidak bisa merasakan energi kehidupanya. Seolah ia telah lenyap" tanya Hinata lagi sambil melihat salah satu telapak tangannya yang putih bak porselen.

"yang mulia Lordkage sudah tertidur semenjak 300 tahun yang lalu, beliau sempat mencari-cari anda sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya karena ia ingin menyerahkan tahtanya kepada anda, dan berhubung anda menghilang tahta itu sekarang dipegang oleh saudara sepupu anda Neji-sama." Kata Tsunade mencoba menjelaskan. pembicaraan mereka sedikit tergangu oleh seseorang yang sedang mengetuk pintu.

Tok..

Tok..

Tok..

"masuk." Kata Tsunade.

Cklek..

"Tsunade-sama memanggil saya?" kata seorang pria berambut perak yang baru masuk.

"ya Kakashi, tolong antarkan nona Hinata ke kelasmu, tolong maklumilah ia karena ia belum banyak mengerti dunia kita yang sekarang dan jaga dia baik-baik." perintah Tsunade pada Kakashi.

"baik Tsunade-sama, mari ikut aku." Jawab kakashi sambil keluar dari ruangan Tsunade.

"semoga anda senang nona Hinata." Kata Tsunade pada Hinata.

Hinata pun berdiri bergegas mengikutinya tapi sempat melirik ke arah Tsunade yang sedang memikirkan sesuatu, dan iapun tidak sengaja membaca apa yang sedang Tsunade pikirkan yaitu mecari tahu apa sebabnya ia bisa terbangun di tempat itu tadi.

Mereka berdua berjalan dalam keheningan sampai Hinata membuka suara.

"sebelumya maaf, apakah kau bukan manusia biasa?" kata Hinata to the point.

Mendengar perkataan Hinata spontan saja Kakashi menghentikan langkahnya dan menundukkan kepalanya.

"kenapa kau.." perkataan Kakashi yang belum selesai terpotong oleh Hinata.

"aku seorang noblelord Kakashi-san, itu namamu kan?" kata Hinata sedikit memastikan.

"a-anda seorang noblelord? Bukanya noblelord itu yang terkuat diantara para vampir, bahkan lordkage pun kalah kuat dengan seorang noblelord, bisa dibilang anda pelindung kaum bangsawan." Kata Kakashi tak percaya sambil melanjutkan jalanya kembali.

"ya itu benar, dan hanya aku seorang noblelord yang tersisa,Kakashi-san mengetahui dari mana tentang kaum bangsawan?" tanya Hinata lagi sambil mulai mengikuti Kakashi yang berjalan kembali.

"Tsunade-sama, ia yang memberi tahuku, dan Tsunade-sama pernah bilang ia mencari majikannya jadi jika anda majikanya Tsunade-sama berarti anda majikan saya juga, ijinkan saya berada disisi nona untuk melindungi anda nona, dan mohon maaf nona tadi saya berkata dengan sedikit membentak." Kata Kakashi

"ya tentu Kakashi-san, arigatou." Kata Hinata kalem.

"kita sudah sampai nona, ini kelas anda. Tolong anda tunggu disini sebentar saya akan masuk terlebih dahulu." Kata Kakashi sembari masuk kekelas.

Tak lama kemudian ia dipanggil masuk oleh Kakashi, saat masuk ke ruangan itu mata hinata tertuju pada pria berambut kuning jabrik yang tadi pagi memegang tangannya, dan sekarang ia berteriak pada hinata nyaring.

"woahh... Hinata-chan kita sekelas!"

TBC..

.

.

_(^_^)_

.

.

hallo semua..

maaf ya kalo fic saya sedikit gaje.

review pleass, arigatou

jaa~ne