Chapter 8

AGE.

STORY BY AKUMA

DISCLAMER : MASASHI KISHIMOTO

PAIR : SASUHINA

RETED : M

WARNING : TYPO, OOC , EYD, Ide pasaran.

Dan bagi yang tidak suka pair SasuHina, harap tekan BACK!

.

.

.

DON'T LIKE, DON'T READ.

"H-hinata, kau ada disini? S-sejak kapan?" Tanya Sasuke panik, memanggil nama istrinya dengan nada suara tergagap.

Hinata hanya menatap Sasuke dengan sorot mata berkaca-kaca, dan sukses membuat tubuh sang suami semakin gelisah, ketika melihat wajah istrinya yang siap menangis, Sasuke segera memeluk tubuh sang istri, membawah tubuh munggil Hinata kedalam pelukannya.

Pelukan Sasuke semakin mengerat, ketika merasakan tubuh Hinata yang bergetar hebat menahan tangis. "H-hinata, jangan menangis, maafkan aku," Sasuke berbisik lembut untuk menenangkan sang istri, meski dirinya sendiri panik.

"Hiks...hiks...hiks..." Tangisan Hinata pecah, air matanya jatuh membasahi kedua pipinya, dan kemeja biru tua yang di kenakan suaminya.

Tangan besar Sasuke terus mengelus lembut kepala sang istri, "Hustttt..., jangan menangis Hime, maafkan aku, tidak seharusnya aku berkata seperti itu tadi." Racau Sasuke mencoba kembali menenangkan sang istri dengan suara gusar.

"Hiks...hiks...hiks..., a-aku m-minta maaf, k-kalau aku b-bukan istri yang b-baik, dan a-aku s-selalu membuat S-sasuke-kun kecewa ...hiks...hiks...hiks..., m-maaf ..hiks...hiks...hiks..." Hinata berujar lirih diiringi isak tangis piluh di dalam kalimat yang di ucapkannya.

"Tidak Hime, tidak. Jangan berkata seperti itu, kau akan semakin membuat hatiku sakit." Bantah Sasuke cepat, semakin mengeratkan pelukannya.

"A-aku me-memang b-bukan istri yang ba-baik untuk Sasuke-kun, dari d-dulu aku selalu menyakiti Sasuke-kun...hiks...hiks..." Sambungnya semakin lirih dengan isak tangis yang masih mengiringi setiap kalimat yang di ucapannya.

"Tidak. Jangan berkata seperti itu Hime, aku yang seharusnya meminta maaf kepadamu, karena aku terlalu memaksamu, dan bahkan menyekitimu, aku memang bukan suami yang baik untukmu Hime." ujar Sasuke sedih, dengan kalimat yang tadi di ucapkannya, dirinya Sadar bila dia terlalu memaksa sang istri untuk mencintainnya, padahal ia tau bahwa dari dulu hati Hinata bukan untuknya.

Hinata yang mendengar kalimat yang di ucapkan Sasuke langsung panik, dengan reflek tubuhnya segera melepaskan pelukan sang suami. "J-jangan berkata seperti itu Sasuke-kun!." Bentak Hinata tidak suka, tangannya segera mengusap air mata yang ada di pipinya dengan cepat.

"..." Sasuke yang mendengar nada bentakan dari kalimat yang di ucapkan Hinata hanya bisa diam tak percaya.

"Sasuke-kun jangan pernah berkata seperti itu lagi, atau aku akan marah!." Hinata mengulang kalimatnya dengan nada tinggi dan penuh ancaman yang di tunjukan untuk sang suami yang masih melongo memandangnya dengan sorot mata tidak percaya. Dirinya segera membuang muka, dan tidak mau menatap wajah suaminya lagi.

Hening, Sasuke yang masih shock dengan acaman sang istri yang tidak terduga, kembali memeluk tubuh mungil Hinata dengan erat. "Iya, aku tidak akan berkata seperti itu lagi, aku janji." Bisiknya tersenyum lega, dia bersyukur Hinata tidak mengiyakan ucapannya.

"Hm." gunam Hinata disertai anggukan setuju dan seyum tulus yang terukir di bibir mungilnya.

Sasuke kembali melepaskan pelukannya pada tubuh munggil sang istri, lalu menatap wajah sang istri dengan binggung, "Kenapa kau datang kesini Hime?" Ujarnya bertanya Heran, dengan kedatangan istrinya yang tiba-tiba.

Hinata panik, dirinya binggung harus menjawab apa? pertanyaan yang di ajukan Sasuke padanya, "E-eh e-eto..." Suaranya tergagap memikirkan kata-kata yang terpat untuk di ucapkannya, lalu dirinya segera menundukan kepalanya dalam, untuk menghindari tatapan tanya yang di tunjukan sang suami padanya.

Sasuke yang melihat tingkah malu-malu sang istri hanya dapat tersenyum senang.

Suasana kembali hening.

"A-ku..." Hinata mencoba berbicara, "a-ku ingin Menemui Sasuke-kun." Lanjutnya cepat dengan wajah merona hebat menahan malu.

Sasuke yang mendengar jawaban tiba-tiba dari sang istri hanya bisa terdiam takjub, dirinya tidak menyangkah Hinata akan berbicara seperti itu padanya. "U-untuk?" Ujarnya bertanya dengan suara tergagap dan rona merah yang menghiasi pipi tirusnya.

"Sasuke-kun tidak bisa dihubungi, jadi aku khawatir," Jedah, "Sasuke-kun juga tidak membagunkanku dan mengantarku sekolah, bahkan Sasuke-kun tidak menghubungiku, ataupun menjemputku, apa Sasuke-kun marah padaku?" Sambungnya kesal dengan sikap sang suami yang menurutnya menyebalkan.

"Tidak, aku tidak marah padamu, smartphoneku lowbat, dan..." Jedah cukup lama, "Bukankah kau yang marah padaku semalam?" Tanya Sasuke memandang wajah sang istri yang ada di hadapannya dengan tatapan tidak percaya.

Hinata mendelik menatap wajah Suaminya semakin kesal. "Tidak. aku tidak marah pada Sasuke-kun." Sangkalnya meyakinkan, lalu mengerucutkan bibirnya sebal.

"Benarkah?" Ujar Sasuke meyakinkan, 'Dasar labil' "Bukankah tadi malam kau takut padaku dan menghindariku." Protes Sasuke menatap wajah sebal sang istri dengan senyum tipis yang menghiasi wajah tampannya.

"I-itu, karena Sasuke-kun h-hentai." Hinata segera menutup mulutnya panik dengan kalimat yang diucapkannya sendiri, dirinya segera menundukan kepalanya dalam dengan wajah merona hebat menahan malu.

Seringai Sasuke mengembang setelah mendengar kalimat laknat yang di ucapkan sang istri padanya, "Hentai?" Ujarnya mengulang kata terakhir yang di ucapkan sang istri dengan penuh penekanan dan sukses membuat seringainya semakin lebar.

Hinata yang mendengar ucapan sang suami hanya dapat menunduk semakin dalam, dengan wajah merona hebat. Sedangkan Sasuke yang melihat tingkah malu-malu istrinya, hanya menyeringai penuh kemenangan.

Sasuke mengeser tubuhnya untuk menghimpit tubuh sang istri, lalu memeluknya erat, dan menenggelamkan kepalanya pada potongan leher istrinya, mencium wangi lavender yang menyeruak dari tubuh istrinya.

"Aku merindukanmu Hime." Sasuke tersenyum di potongan leher putih istrinya, menghisap kecil leher sang istri, lalu menggigitnya sehingga meninggalkan kissmark disana.

"Ahh..., S-sasuke-kun j-jangan," Desahan Hinata terdengar saat merasakan hisapan di lehernya.

"Hn." Gunam Sasuke ambigu, lalu melepaskan pelukannya, dan terseyum ketika melihat wajah istrinya yang merona hebat karena ulahnya.

"Sasuke-kun, k-kenapa?" Tanya Hinata bingung, ketika melihat wajah suaminya yang pucat pasi dengan tangan kiri yang sibuk memijat keningnya.

"Kepalaku pusing Hime." Sasuke menyandarkan tubuhnya di pembatas sofa, lalu menutup matanya yang mulai memanas.

Hinata yang melihat Sasuke kesakitan, segera menempelkan punggung tangannya, pada kening sang suami. "Panas, Sasuke-kun sakit?, bagaimana ini, aku panggilkan Naruto-san ya?" Hinata panik, lalu segera berdiri dengan cepat, tapi saat akan berdiri tangannya di cengkram erat oleh tangan Sasuke.

"Jangan Hime, kau tetap duduk, disini, bersamaku." Ujar Sasuke dengan nada suara lemas, tanganya menarik tangan sang istri untuk duduk, lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa dan kepalanya berbantalkan paha sang istri yang masih menggunakan rok sekolah yang lumayan pendek.

"T-tapi S-sasuke-kun," Protes Hinata cemas, tapi kalimatnya langsung di potong oleh sang suami yang menatapnya penuh permohonan dengan mimik wajah kesakitan.

"Hustt..., diam lah." Perintah Sasuke, menaruh jari telunjuknya di depan bibir istrinya, yang baru saja akan melulai protes keduanya.

Setelah menerima perintah dari sang suami, Hinata hanya diam, dan membiarkan suaminya tertidur di pangkuannya, sejujurnya dia gelisah, dengan posisinya sekarang, rok pendek yang di kenakannya sedikit tersibak karena kepala suaminya yang tidak mau diam, mencoba mencari posisi yang nyaman, kepala Sasuke terdiam saat dirinya sudah menemukan posisi yang pas dan nyaman untuknya. Dengkuran halus mulai terdengar menandakan sang empuh yang tengah memasuki alam mimpi, meninggalkan sang istri yang terdiam menatapnya dengan khawatir.

Lama Hinata memperhatikan wajah sang suami, Wajah Sasuke sangat pucat, dan ada lingkaran hitam dikantung bawah matanya.

"Apa Sasuke-kun semalam tidak tidur ya?" Gunamnya lirih bertanya pada dirinya sendiri, lalu membelai wajah suaminya dengan lembut dan hati-hati. Karena Sasuke yang tidak merasa terusik ataupun terganggu, sehingga membuat Hinata semakin sering membelai wajah tampan suaminya dengan sayang.

"Maafkan aku, Sasuke-kun, semalam aku mengacukanmu. apakah Sasuke-kun tau, hatiku sakit saat melihat Sasuke-kun mengacuhkanku juga." Gunamnya kembali membelai wajah suaminya, dan mengelus rambut raven Sasuke dengan sayang.

BRAK.

Suara pintu ruangan Sasuke terbuka dengan cepat dan paksa, menampakan sosok lelaki dengan perawakan yang hampir mirip dengan sang suami, minus kerutan di bawah matanya dan rambut panjangnya yang terikat rapi.

"Hinata, kata Naruto kau ada disini?" Sapa Itachi dengan nafas tersenggal.

"Ah, i-iya, Itachi-ni." Balas Hinata kaget, dengan kedatangan kakak iparnya yang tiba-tiba.

"Syukurlah kau belum pulang, aku mau meminta maaf padamu dan juga Sasuke." Itachi berjalan melangka, mendekat kearah Hinata duduk.

Saat langkahnya mulai dekat, matanya menatap tubuh adik bungsunya yang tegah berbaring berbantalkan paha adik iparnya, yang menatapnya gugup, dan sukses membuat Itachi menghentikan langkahnya. "Sasuke, tidur?" Ujarnya bertanya dengan nada suara pelan.

"..." Hinata mengangguk.

"Kenapa dia selalu bertingkah manis, saat di dekatmu," cletuk Itachi sinis, memandang tubuh adiknya yang berbaring menyamping menghadap perut adik iparnya. 'Hentai' pikir Itachi sinis.

Hinata yang tidak mendengar keluh kesah kakak iparnya, hanya terdiam dengan tatapan yang masih melihat wajah tidur suaminya.

Suasana kembali menjadi hening, Itachi yang masih sibuk dengan pikirannya, sedangkan Hinata hanya diam menatap wajah Sasuke yang masih tertidur.

"Itachi-ni,"

"Ya, Hime, ah maksudku Hinata," jawab Itachi tersenyum kikuk, dirinya bersyukur adiknya tidak mendengar ucapannya, pikirnya menghembuskan nafas lega.

"Sasuke-kun sakit, tubuhnya panas." kata Hinata dengan nada suara pelan, lalu kembali memandang wajah tampan suaminya yang masih tertidur pulas di pangkuannya.

Itachi yang mendengar kalimat yang dilontarkan adik iparnya, segera mengangguk mengerti.

"Hina-chan, Kau dan Sasuke lebih baik pulang saja, disini biar aku yang urus." Perintahnya kemudian, sejujurnya ia merasa khawatir dengan keadaan adiknya, sebab dari dulu seingatnya, Sasuke jarang sekali sakit, bahkan bisa di bilang tidak pernah sakit, tapi hari ini dia sedikit bahagia karena mengetahui kalau adiknya juga manusia yang terkadang bisa jatuh sakit juga, pikirnya tersyum lega.

"Apa tidak apa-apa?" Tanya Hinata merasa tidak enak, dengan saran yang di ajukan oleh kakak iparnya.

Itachi yang mendengar ucapan Hinata kembali tersenyum lembut, ketika menatap wajah adik iparnya yang lucu menurutnya, "Tenang saja." Ujarnya menenangkan.

Hinata tersenyum lega, ketika mendengarkan ucapan Itachi padanya, ia kemudian mencoba mambangunkan Sasuke, tangan mungilnya menguncang pudak suaminya lembut, "Sasuke-kun bangun, ayo kita pulang." Ujarnya berbisik pelan di telinga suaminya.

Sasuke yang merasa terusik dengan suara istrinya, segera mengeliat lemah, Matanya mulai terbuka menampakan onyx hitamnya yang tadi sempat terpejam, kemudian tubuhnya, segera bagun dari tidurnya, "Hn." Sautnya bergunam malas, mendudukan tubuhnya di atas sofa.

"Kau pulanglah Sasuke, bersama Hinata." Perintah Itachi tiba-tiba, menatap cemas wajah adik bungsunya yang terlihat pucat pasi.

Sasuke yang mendengar perintah dari kakanya hanya mengangguk patuh tanpa mencoba membantah, tubuhnya langsung berdiri, berjalan kearah meja kerjanya, untuk mengambil jas kerja serta tas kantornya yang ada di atas kursinya. Hinata yang melihat langkah suaminya yang menuju meja kerjanya segera mengikuti langkah suaminya dari belakang. "Sasuke-kun, Biar aku saja yang bawah." Ujarnya mengambil tas serta jas kantor pada tangan Sasuke.

Sasuke yang sadar Hinta akan mengambil jas serta tas dari tangannya, segera menghentikan gerakan istrinya, "Tidak usah Hime." Tolaknya lembut, terseyum ke arah sang istri.

"Tidak apa-apa Sasuke-kun." Tangan Hinata dengan sigap mengambil jas dan tas kantor suaminya.

Sasuke yang merasa Hinata mulai memperhatikannya hanya bisa tersenyum senang, senyuman Sasuke sukses membuat Itachi merinding di buatnya, sebenarnya Itachi satu kalipun tidak pernah melihat adiknya tersenyum, bahkan saat adiknya di lahirkan sampai sekarang, tapi apa? Sekarang adiknya memamerkan senyum manisnya di depan sang istri, dan itu membuat Itachi shock, setegah mati dibuatnya. 'Dasar, pantat ayam' makinya kesal, melihat senyum menyebalkan adiknya.

"Terima kasih Itachi-ni, maaf merepotkanmu." Hinata membungkukkan badannya memberi hormat pada kakak iparnya yang masih asik dengan pikirannya.

Itachi yang tersentak dari lamunannya, hanya bisa membalas ucapan Hinata dengan senyuman dan anggukan.

Sedangkan Sasuke tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya, dirinya segera mengenggam tangan mungil Hinata, lalu menarik lembut tangan Istrinya untuk mengikuti langkahnya keluar dari ruangan, meninggalkan Itachi yang menatapnya dengan muka tak percaya.

'Dasar, adik kurang ajar!' Umpatnya geram, melihat kelakuan adik bungsunya, yang tidak pernah berubah.

"Ck... Kenapa dia hanya bisa tersenyum di depan istrinya saja." Itachi mengeluh kesal dengan kelakuan Sasuke. "Awas kau Sasuke, tunggu saja pembalasanku hahhahah." Itachi menyeringai memikirkan ide yang terlintas untuk mengerjai adiknya saat jamuan makan malam nanti.

Tanpa disadari seseorang yang dari tadi menguping atau mencuri dengar pembicaraan keduanya, hanya bisa memasang muka cego, ketika melihat kelakuan sulung Uchiha yang menurutnya bar-bar.

Naruto yang melihat sulung uchiha yang tertawa ria hanya bisa menyakini sebuah fakta baru. "Anggota keluarga Uchiha memang paling berbakat masuk rumah sakit jiwa." Akunya meyakini penelitiannya yang benar apa adanya.

.

.

.

TBC.

Hay minna-san, apa kabar? #membungkuk.

Ma'af akuma baru update sekarang, cz akuma akhir-akhir ini lagi susah dapet ide nih.

Jadi ma'af bila ceritanya mengecewakan, dan ngebosenin, bahkan nambah OOC bngt.

Jujur akuma juga udah mulai bosan dengan ceritanya. #mendesah.

Akuma usahain 3 chapter lagi ceritanya bakalan End.

Oya, sebagian ceritanya banyak yang di ganti dari yang sempet akuma update kemarin, tp akuma hapus lagi hheheheh

Taukah minna-san, sebenarnya ini akuma ngetik ulang lagi, karena yang tadi malam akuma bikin dan hasilnya sudah jadi, tiba-tiba terhapus, tanpa file cadangan yang akuma simpen, #mewek

Jadi bila hasilnya mengecewakan akuma minta ma"af, jujur akuma sedikit lupa ketikan kemarin.

Tapi akuma ucapin terima kasih atas dukungan minna selama ini.

Thanks special :

The DarkSmurf, gentayangan, hyacinth uchiha, Miyuchin2307, sasuhina69, sasuhinaF, code, Miaw, Seulngiee9669, Dby ws, Uchiha yuna, kiyoi, ade854 II, sq, ana, Guest, HNisa Sahina, ilma, pamelia572, yuliyantin, pengagumlavender26, sasuhina, finaaaa, nuyuri Himeka, sasuhina69. asparagusgus, Hinata, azama95, nana, Onxy Dark Blue, Sato KiShi, piupiuchan, HipHipHuraHura, Hatsune Mikku, mosel Dan Silent Reader.

Oya, akhir kata sampe jumpa di chapter selanjutnya minna-san.

Ja-nee~

SJ : 11-02-2017