HALF BLOOD

Cast:
All Member Exo

Yang lain cari tau sendiri :p

Genre: Fantasy, romance, action, ng... Apalagi ya...?.-.

Pairing:
Krisho
Kaisoo
Hunsoo
Chansoo
De el el... #plakk

Ini fanfic genre fantasi pertamaku, semoga kalian suka ^3^

Oh iya, disini GS!Suho ya! ^.^

Happy reading ^^

Ruangan itu penuh dengan tumpukan buku dan kertas. Seorang pria tampan sedang berkutat dengan dokumen yang menumpuk di mejanya.

"Kris..."

Pria itu menghentikan gerakan tangannya, menatap sosok seorang wanita dalam balutan dress hamil yang berdiri di pintu yang terbuka. Pria yang masih terlihat tampan di usia yang sudah memasuki kepala tiga itu tersenyum dan mengisyaratkan sang istri untuk mendekat.

"Ada apa sayang? Kenapa belum tidur?" Tanya pria itu sambil menarik lembut istrinya untuk duduk dipangkuannya.

"Aegya merindukan Appanya..." Wanita itu meletakkan tangan hangat suaminya di perutnya yang membuncit. Sang suami tersenyum, kemudian mengelus perut buncit itu.

"Kenapa hm? Apa aegya nakal di dalam sana?" Tanya Kris dengan nada bermain-main. Wanita berambut hitam sepunggung itu terkikik pelan.

"Tidak, aegya tidak nakal, dia rindu belaian appanya."

"Aegya yang merindukanku atau dirimu yang merindukanku Myeonnie?"

Merka kemudian tertawa bersama. Kris kembali mengelus perut istrinya yang tengah mengandung buah hatinya.

"Kris..." Panggil Joonmyeon atau Suho, yang sudah resmi menjadi istrinya setelah perjuangan panjang mereka karena cinta mereka yang 'dibatasi'.

"Hm...?" Jawab Kris pelan. Dia tengah menikmati kegiatannya mengelus calon anaknya dan sentuhan lembut Suho di rambutnya.

"Perkiraan dua bulan lagi..."

"Benarkah? Tidak kusangka akan secepat itu." Kris mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya yang cantik. Kemudian mengecup bibirnya pelan. "Terimakasih sayang, kau sudah mengandung harta berhargaku."

Suho tersenyum manis, saat dia menutup matanya, sebutir air bening mengalir dari matanya. Kris yang melihat itu kaget.

"Kenapa menangis?" Kris menghapus airmata Suho. Suho tidak menjawab, tapi dia langsung memeluk tubuh suaminya.

"Aku... Bahagia Kris... Ini terasa seperti mimpi..."

"Ini bukan mimpi sayang..."

Kris balas memeluk Suho. Mereka terdiam beberapa saat. Meresapi kasih sayang yang dipancarkan dari kehangatan pelukan mereka. Mereka bahagia. Setelah anak mereka lahir nanti, kebahagiaan ini sudah lengkap.

"Kris... Firasatku aneh..." Ucap Suho pelan. Kris melepas pelukannya, menatap wajah Suho.

"Apa itu buruk?" Tanya Kris pelan.

"Entahlah, tapi berhubungan dengan aegya kita." Suho mengelus perutnya, "Tapi aku yakin aegya akan baik-baik saja." Suho beralih menatap Kris yang berwajah bingung. Suho tersenyum manis,

"Karena ayahnya akan selalu menjaganya."

Kris tersenyum lembut, kemudian mencium kembali bibir istrinya. Ciuman yang memberikan kenyamanan dan ketenangan.

"Aku berjanji dengan seluruh nyawaku aku akan selalu menjaganya sayang..."

BRAK!

Ketenangan itu dikacaukan oleh seseorang yang mendobrak pintu ruang kerja Kris.

"Lay, ada apa?!" Kris kaget dengan kedatangan adik iparnya yang bar bar.

"Gawat Kris! Para Demon menyerang!" Kata Lay panik.

"APA?!" Kris dan Suho berteriak kaget.

"Mereka mengincar anakmu Kris! Cepat pergi dari sini!" Lay berlari menuju rak buku, dia menggeser rak besar itu. Sebuah lorong rahasia yang gelap tersembunyi di balik rak itu. "Cepatlah masuk! Demon sudah dekat, waktu kita tidak banyak!"

Kris menuntun Suho yang kesusahan berjalan karena perutnya yang besar. Setelah mereka berdua masuk, Lay mulai menutup pintu masuknya.

"Tunggu." Kris menghentikan Lay sebelum pintu itu tertutup sempurna. "Kau tidak ikut?" Tanya Kris.

"Tidak, masih banyak yang harus aku lakukan." Ucap Lay.

"UKH!" Lay menoleh ke belakang, seorang wanita berambut pirang panjang tergeletak di lantai. Kemudian dia bangkit berdiri dan menggenggam erat pedang perak yang ternoda sedikit darah hitam.

"Cepatlah! Keadaan semakin gawat!" Pekik wanita itu sebelum akhirnya keluar dari ruangan itu.

"Kalian harus cepat pergi, atau nenek sihir itu akan cerewet sekali." Canda Lay. Kris dan Suho mengangguk.

"Baiklah, kami pergi dulu."

"Kalian harus tetap hidup, KALIAN harus selamat." Kata Lay serius, menekan kata kalian. Kris tersenyum.

"Kalian juga..."

Lay mengangguk mantap, kemudian Kris berbalik dan berlari pelan menuruni tangga, sambil terus mendampingi Suho. Lay menggeser rak itu hingga menutupi seluruh pintu. Setelah itu dia menghela nafas pelan, tangannya diselimuti cahaya hijau.

"Tuhan, tolong lindungi semua orang yang berharga bagiku..." Bisik Lay pelan. Kemudian dia berlari keluar dari ruangan Kris.

Kris terus menggenggam erat tangan istrinya. Lorong rahasia itu langsung menuju hutan yang berada di belakang rumah besarnya. Dari kejauhan terdengar suara ribut yang berasal dari rumahnya. Sesekali Kris menoleh ke belakang, mengawasi siapa tahu ada Demon yang mengikuti mereka.

"Uukhh..." Suho merintih kecil. Perutnya tiba-tiba terasa nyeri.

"Ada apa sayang? Apa kau lelah?" Tanya Kris khawatir.

"Perutku... Terasa sakit..." Suho memegang perutnya.

"Apa kita harus istirahat dulu?"

Suho menggeleng. "Kita harus terus jalan..."

Kris dan Suho kembali berjalan, mereka terus berjalan menembus hutan yang gelap. Mereka sampai di ladang bunga matahari, tempat yang biasa mereka gunakan untuk kencan.

"Aakkh...sak...kit..." Suho mengaduh kesakitan. Dia merasakan sesuatu mengalir di pahanya.

"Sayang? Kenapa? Apa yang terjadi?!" Kris panik melihat istrinya yang kesakitan.

"Uukkh...aegya...ak..kan...la...hirr..." Suho melihat air bening yang mengalir di kakinya. Kris kaget, karena ini baru memasuki bulan ke tujuh. Kris segera mengangkat tubuh Suho dan membawanya ke sebuah pohon yang berada di tengah ladang. Kris menempatkan Suho bersender di batang pohon.

"Kris...sakit..." Suho meremas kemeja Kris. Kris meraih tangan Suho dan menggenggamnya erat.

"Sayang, bertahanlah. Aku disini." Kris mencoba menangkan istrinya. Suho tersenyum, dia akan berjuang demi anak mereka.

Grrrr...

Kris tersentak, dia menoleh kebelakang. Ada sekitar lima makhluk menjijikkan yang berdiri di pinggir ladang. Makhluk itu setinggi dua meter, menyerupai anjing percobaan gagal, lidahnya menjulur keluar dari mulutnya yang terbuka, menampakkan gigi taring yang besar, tubuhnya hanya tulang berbalut daging tanpa kulit, belum lagi setengah wajahnya rusak hingga menampakkan tengkoraknya dan daging yang membusuk.

"Cih! Sial..." Kris menggeram, disaat seperti ini makhluk itu muncul. Makhluk menjijikkan ciptaan para Demon dari anjing liar yang rabies.

"Sayang, aku akan menahan mereka, kau bisa kutinggal kan?"

"Iya...hati...hati...Sayang..."

Kris mencium bibir istrinya sesaat, kemudian berbalik dan berlari ke arah lima makhluk itu.

"GRAAAH!" Lima makhluk itu menggeram keras, salh satunya maju ke depan dan mengarahkan tangannya yang panjang ke arah Kris, mencoba mencabiknya dengan kukunya yang panjang dan tajam. Tapi Kris dengan sigap mengelak, dia meninju perut makhluk itu sampai makhluk itu terpelanting jauh. Tiba-tiba saja empat makhluk yang lain maju ke depan, membuat Kris terdesak melawan lima sekaligus. Beberapa kali dia hampir kecolongan karena makhluk itu mendekati istrinya yang tengah berjuang antara hidup dan mati.

"Kalau begini, terpaksa aku keluarkan wujud asliku!" Mata Kris berubah merah, perlahan-lahan tubuh Kris berubah menjadi seekor Serigala berbulu emas. Tubuhnya lebih besar dari seekor kuda jantan.

"AUUUUUUU..." Kris mengaum keras, membuat tanah di sekitarnya bergetar. Kris kembali menyerang mereka, kini satu makhluk berhasil dia kalahkan dengan mematahkan lehernya.

"GRAAAA!"

Kini dua, kehilangan setengah tubuhnya. Kris berusaha mati-matian melindungi istri dan anaknya. Tidak dipedulikannya tubuhnya yang sudah luka parah, dirinya yang kelelahan, baginya yang terpenting adalah keselamatan dua orang yang berharga baginya.

"GRRRHH!" Kris menggeram, salah satu dari mereka berhasil melukai lehernya. Kris melirik Suho, Suho masih berjuang di sana. Memperjuangkan anak mereka. Kris kembali menegakkan badan, dia tidak akan pernah membiarkan para Demon melukai anaknya.

Kris akan melindungi keluarganya.

Kris terbaring di hamparan kelopak bunga matahari yang gugur karena pertempuran sengit tadi. Bunga-bunga disana berberapa berubah menjadi hitam karena darah dari mahkluk yang sudah dikalahkan oleh Kris.

Kris merasa tubuhnya tidak memiliki tenaga lagi, dia sangat kelelahan. Kris merasa sesuatu menyinari wajahnya. Sinar matahari. Sudah berakhir...

"Oeekkk...oeekkk..."

Kris tersenyum, dia berusaha bangkit, tapi dia hanya bisa mengangkat tubuh bagian atasnya. Dia melihat Suho yang sedang menggendong bayi.

Menggendong anak mereka.

Kris menyeret tubuhnya mendekati istrinya. Suho menoleh ke arah Kris yang berusaha mendekatinya. Tenaga Suho sudah hampir habis.

"Kris...aegya...sudah...lahir..." Kris mendudukkan dirinya di samping Suho. Membawa istrinya ke dalam rengkuhannya. Mencium keningnya lembut dan membisikkan kata terimakasih.

"Kris...tolong rawat anak kita...aku...tidak akan...bertahan lama..."

Suho mencium pipi anaknya yang gembil. Airmata mengalir dari kedua matanya. Kris semakin erat memeluk tubuh Suho dan anaknya. Kris menangis. Tangisan kebahagiaan...

"Kris...mianhae..." Suho menutup matanya, tenaganya semakin melemah. Kris menahan tangan Suho agar tidak melepas gendongannya pada anaknya.

"Aku mencintai kalian berdua..."

Dan juga tangisan perpisahan.

Kris menangis tanpa suara. Ditinggalkan oleh seorang wanita yang sangat dicintainya. Kris mencium bibir dingin istrinya.

"Aku juga mencintaimu sayang..." Bisiknya parau. Kris beralih menatap bayi yang sedang menangis di gendongan Suho. Kris beralih mengambil anaknya dengan perlahan.

"Anakku... Kyungsoo..."

Kris mencium pipi anaknya dengan airmata yang mengalir. Ladang bunga matahari dan matahari yang terbit menjadi saksi bisu perjuangan dirinya dan istrinya.

Ia memiliki seorang anak yang menjadi harta karunnya. Tapi dia kehilangan seorang wanita yang menjadi mahkotanya.

"KRIS!" Dari dalam hutan muncul Lay yang disusul oleh beberapa orang. Mereka tertegun melihat pemandangan di ladang bunga matahari itu. Mereka mendekati Kris yang berada dibawah pohon.

Lay terdiam melihat Kris yang sedang menangis sambil memeluk Suho dan seorang bayi. Lay menunduk dalam. Mereka terlambat. Dia tahu yang terjadi. Dia tahu Kris terluka parah karena melawan lima makhluk aneh sekaligus. Dia tahu keponakannya lahir. Dia juga tahu noona-nya juga sudah pergi...

Lay menangis. Semua yang ada disana menangis. Diiringi sinar mentari dan hembusan angin musim panas.

Ini akan menjadi awal dari sebuah perjalan yang sangat panjang.

TBC/DELETE?


Udah banyak hutang masih bikin yang baru?! #plakk #digiles tronton

Umm... Aneh ya? .-.

So, mind to review? ^^