Summary: Bagaikan kupu - kupu ungu yang membius para anak adam dengan kepakan indah sayapnya. Mencari perlindungan, mendulang asa, ia terus terbang membumbung tinggi dilangit.

.
.

MURASAKIIRO NO CHO (prologue)

Pairing: Sasu/Hina always.

Rating: M

Tags: Romance/ Angst/ Incest/ AU – No Ninja

Warning : Dark Story/ Slight Nejihina

Disclaimer: All characters in this story belongs to Masashi Kishimoto

Happy reading..

###########################

Aku adalah anak haram.
Aku adalah buah terlarang.
Namaku adalah Hyuuga Hinata.
Namun bagi mereka yang berbisik dibelakang sana, mereka lebih suka menyebutku

MURASAKIIRO NO CHO

.
.

Aku adalah seorang anak yang tidak diharapkan terlahir didunia. Anak hasil perbuatan bejat putra bangsawan konservatif, pewaris Klan Hyuuga terhadap seorang pelayannya.

Hingga usia 6 tahun, aku hidup tanpa tahu siapa diriku. Tinggal dengan damai bersama ibunda disebuah desa terpencil bernama Kamijima. Sebuah desa yang hijau, tempat kelahiran ibunda yang terletak di distrik Ochi, Perfektur Ehime di wilayah pulau Shikoku.

Walau kami hidup sederhana dengan bertani, namun kami bahagia.

Saat usiaku mengijak 7 tahun, ibunda wafat karena sakit dan meninggalkan aku sebatang kara. Dan dalam prosesi kremasi jenazah itulah aku bertemu dengan seorang samurai dengan sebuah lambang kipas merah - putih didada kirinya.

Ia lalu memperkenalkan dirinya sebagai Uchiha Fugaku. Seorang samurai yang mengabdi pada Hyuuga Hiashi, kepala keluarga Hyuuga, sekaligus sahabat dari seseorang yang ia juga sebut sebagai 'Ayahku'.

Berbekal sebuah surat wasiat ditangan dan pakaian seadanya, akupun berjalan mengiringi Uchiha Sama, melangkahkan kaki kecilku menyeberangi pulau ke wilayah Honshu untuk menuju kekediaman keluarga besar Hyuuga di Akita.

Dalam perjalanan kami, Uchiha Sama selalu bercerita tentang Akita, tentang Hyuuga, dan tentang Ayah. Saat mendengar tentang ayahanda, harapanku saat itu hanya satu, bisa segera berjumpa dengan sosok berperagai tegas namun penyayang, yang selalu disebutkan oleh ibunda dalam lelap tidurnya hingga akhir hayat.

Kapal kecil kami terus berlayar. Mengombang ambingkan perasaanku yang gugup sekaligus malu. Tanpa menyadari kisah hidup yang tak pernah aku bayangkan tengah menyambutku disana.

.
.

Dirumah keluarga Hyuuga yang tidak pernah menerima kehadiranku, hanya ada ayah dan Neji, kakakku lain ibu sebagai pelindungku. Sebagai anak yang tidak diharapkan ada, keberadaanku disana tentu menjadi aib bagi keluarga sekelas Hyuuga.

Namun ayahanda dan kakak selalu mendukung dan menyayangiku. Hanya disaat bersama merekalah aku merasa bahagia.

Ayah mengajariku tata krama Klan Hyuuga, dan kakak mengajariku ilmu membaca dan menulis. Mereka bilang, ini adalah bekal hidup kelak saat aku dewasa. Menjadi seorang pengantin bangsawan di zaman Showa, perempuan bukan hanya dituntut untuk pandai pekerjaan rumah saja, namun juga berwawasan luas.

Namun dengan berselangnya waktu aku mulai menyadari sesuatu. Setiap malam, ayahanda duduk didepan perapian. Menggengam potret lusuh ibunda dan menangis tersedu.

"Sae.. sae.. aku merindukanmu.." Bisiknya perlahan, "anak itu semakin mengingatkanku padamu.. membuatku ingin mati menyusulmu.. Maaf telah melukaimu.. membuatmu menanggung beban karena ulah masa mudaku.."

Aku hanya mampu terpaku dari balik pintu. Jadi alasan ibu memimpikan ayah bukan karena rindu? Aku terpekur hingga tidak menyadari kedatangan kakak.

Dengan penuh perhatian, Kakak membawaku yang tengah terpuruk ke kamar. Meyakinkan aku bahwa apa yang ku dengar hanyalah mimpi. Mendekapku semalaman hingga kamipun jatuh terlelap.

Sayangnya, dua hari kemudian, seorang pelayan menemukan ayahanda meninggal dikamar. Sebuah luka dipelipisnya menandakan pria itu memilih untuk sengaja mengakhiri hidupnya.

Aku menatap wajah tua ayahanda. Aku tidak pernah membencinya atas keburukan yang telah ia berikan pada ibunda.

Sebuah senyuman kecil tanpa kusadari menggerakkan bibirku, saat kutemukan fakta bahwa pada akhir hidupnya, ia mati sambil memeluk potret lusuh ibunda dengan wajahnya tampak tenang dan damai bagai terbuai mimpi.

.
.

Sekarang dirumah ini hanya tersisa aku dan Neji nii. Dan sesuai dengan aturan, sebagai pewaris kini ia lah yang berperan untuk memimpin Hyuuga.

Walau kematian ayahanda berhubungan dengan masa laluku, nyatanya Ia masih tetap mau bersikap hangat dan menyayangiku.

Mengindahkan gosip yang dihembuskan oleh keluarga ayah, tidak pernah sekalipun Neji nii menganggapku sebagai gadis pembawa sial. Mengayomi hidupku dan selalu melindungiku dari cercaan penuh penghinaan para tetua.

Hingga usiaku menginjak 16 tahun, semua kembali berubah. Kami mulai goyah. Terjerumus dalam manisnya nechtar, kami saling menguatkan satu sama lain dalam hitamnya kubangan dosa. Yah.. aku telah menjadi adik sekaligus wanita milik kakakku.

Hingga kemudian ia kembali hadir diantara kami.

Membawa sejuta pesona dibalik sikap angkuh seorang keturunan pemilik jiwa Bhusindo. Pria itu menjebakku dalam dilema dan pahit manis cinta pertama. Menguak lingkaran setan yang membelenggu kami dalam takdir yang mengerikan.

Sungguh..

Aku hanyalah kupu - kupu kecil yang tersesat dalam perdu mawar liar.

Bersambung..