Fon melihatnya.

Ia begitu cantik hari ini. Oke, dia itu lelaki, tapi ... ia begitu cantik. Sangat, sangaaattt cantik. Biasanya, pakaiannya berwarna hitam gelap, bahkan tudungnya juga! Tapi sekarang pakaian serba putih itu membalut tubuhnya dengan sempurna, sayang netra ungunya terhalang oleh tudung di kepalanya. Walaupun begitu pandangan Fon tetap melekat padanya. Hari ini ia begitu cantik dan sempurna, ia tidak mau melewatkannya.


Anyelir Merah Muda

Katekyou Hitman Reborn (c) Akira Amano

Story by Chesee-ssu

For #GiveAwayFM

Rate: T

Tidak ada keuntungan apapun dalam pembuatan fanfiksi ini, kecuali kepuasan batin (?)


Happy reading ...


"Fon, kenapa lama sekali?"

Fon tersentak, ucapan Reborn menyadarkannya dari lamunan. Reborn ada di sana, di depan pintu dengan tangan bersilang di dada. Dibelakang Reborn, ada Luce yang tersenyum lembut padanya. Fon pun membalas senyuman Luce lalu mengambil bunga di atas meja.

"Sudah siap, Fon?" tanya Luce pada sang kempoka. Sang kempoka hanya tersenyum seraya menenteng buket anyelir merah muda.

Setangkai anyelir jatuh tanpa mereka sadari.

Xxxxxx

Disinilah ia sekarang. Berdiri di Markas Varia dan disambut oleh teman-teman dari kekasihnya. Fon tidak memedulikan tatapan-tatapan mereka. Langkahnya mantap, kakinya terus berjalan melewati lorong-lorong markas. Reborn dan Luce juga sama, mereka melangkah di belakang Fon, mengikuti jejak sang kempoka.

Langkah mereka terhenti, pintu besar berwarna hitam menghalangi. Fon membuka pintu itu dengan hati-hati. Di dalam, Xanxus dan bawahannya menyambutnya. Xanxus melontarkan senyuman pada Fon. Ajain, Xanxus yang brutal pun bisa sesopan ini pada sang kempoka.

"Mammon ada di sana." Xanxus menunjuk sebuah pintu berwarna ungu. Fon tersenyum lalu mengucapkan terima kasih.

"Reborn, Luce," kedua orang itu berhenti ketika mendengar ucapan Fon. "Maaf, tapi ... biarkan aku sendiri yang menemuinya."

"Tapi—"

"Baiklah, Fon. Kami akan menunggumu di sini." Ucapan Luce membuat Reborn mendelik tajam, Luce pura-pura tidak melihat. "Tapi jangan lakukan hal yang aneh-aneh di dalam sana."

Fon tertawa. "Tidak, aku pasti akan menahan diri."

Senyuman lembut Luce adalah hal terakhir yang ia lihat ketika memasuki ruangan itu.

Xxxxxx

Ruangan itu gelap. Tak ada cahaya yang sampai di ruangan itu. Tapi Fon tetap berjalan dengan tenang, seakan ada cahaya yang menuntunnya. Dan semakin ia berjalan, ruangan itu semakin terang. Ruangan itu pun mulai terlihat warnanya.

Ungu bercampur merah. Perpaduan yang kontras. Sangat kontras. Tapi terlihat indah.

Langkah Fon pun terhenti. Matanya tertuju pada sang pujaan hatinya.

Ia melihatnya.

Mammon dengan pakaian serba putih berada di sana. Sang pujaan hatinya berada di hamparan lili putih. Sang pujaan hatinya berada di sana, di dalam peti mati yang mengistirahatkan raganya. Tangan Fon mengelus pipi Mammon. Dingin. Hatinya teriris.

"Halo, Mammon." Fon tersenyum. Manis sekali. "Aku membawakanmu ini. Anyelir merah jambu. Kau tahu artinya?"

Tidak ada jawaban.

"Artinya ... aku tidak akan melupakanmu, Mammon." Kelopak anyelir itu berguguran. "Terima kasih sudah mau menghabiskan sisa hidupmu bersamaku."

Setetes air jatuh di pipi mulus Mammon.

Xxxx

a/n: happy FMDayssss, maaf malah nulis yang baper-baper, soalnya kepikirannya yang baper (?) makasih ya udah baca. Maaf plot acakadut XD *terbangmelayangdengannagatercinta.