STRIVE FOR PERFECTION

fanfiction by crowncacre
copyright © 2016

[ NOTE & WARNING ]

Lagi, kedua karakter sama kuat. Beberapa kalimat makian atau ucapan kasar, kelakuan saling mempengaruhi dan menantang, sifat dan hal yang dilakukan yang tidak pantas ditiru, juga kekerasan yang berisi saling adu kekuatan.

.

"Jeon Jungkook lagi?" Jimin merengut tidak senang melihat Yoongi kini menarik keluar seorang pemuda yang ada di dalam mobil dan nampak ogah-ogahan keluar. "Sejak kapan Yoongi senang bermain dengan bocah itu?"

Hoseok mengangguk, "bukankah seharusnya Yoongi jengkel pada bocah Jeon itu karena sudah mencuri bukunya beberapa waktu lalu?"

"Sepertinya Yoongi menyukai Jungkook," Minah menimpali. "Biasanya Yoongi tidak mau diantar sopirnya dan lebih memilih pergi bersamaku, tapi hari ini dia membawa sopirnya dan… tadah! Dia menjemput Jeon Jungkook."

Dua laki-laki yang berjejer di sebelah Minah itu tertawa, ikut jengkel melihat Yoongi yang kini keluar sambil mengandeng lengan Jungkook menuju teman-temannya yang sudah menunggu di depan kolam renang umum.

"Yah!" Yoongi melambai kelewat ceria, mendadak bertingkah seperti bocah lugu yang tidak pernah berani untuk sekedar memaki orang. Matanya berbinar bahagia hingga sedikit bulat. Saat sampai di hadapan ketiga temannya, ia terkekeh kecil. "Maaf lama," gumamnya. "Bocah ini susah sekali aku ajak pergi."

"Aku tidak ingin pergi," Jungkook menimpali agak acuh, tidak memedulikan tatapan tidak senang dari tiga orang lain yang ada di hadapannya. "Maaf menganggu, sepertinya sebaiknya aku pulang—"

"Tidak!" Yoongi menyela dengan galak, menahan lengan Jungkook untuk tidak melangkah menjauh. "Kalian tidak keberatan 'kan kalau aku ajak dia?"

Minah menggeleng agak cuek, "bawa saja, asal dia bisa bayar aku sih tidak keberatan."

"Tentu saja!" Yoongi melebarkan senyumnya, "nah, kalau begitu… ayo berenang!"

Yoongi selalu menjadi yang paling bersemangat soal renang, tapi kali ini karena tangannya menggandeng dan menarik paksa tubuh Jungkook yang melakukan penolakan penuh pada ide berenang ia harus rela di belakang sambil menyeret seseorang yang sangat keras kepala. Sesekali ia menggerutu, tapi kemudian menyeretnya hingga beberapa langkah lebih cepat daripada sebelumnya.

Jungkook sendiri sebenarnya juga suka berenang, menyukai bagaimana air membiarkan tubuhnya bergerak bebas dengan daya tolak gravitasi yang menyenangkan. Hanya saja mendapat paksaan seperti ini dari Yoongi membuatnya agak malas; meski ada perasaan ingin melihat terus tingkah lucu teman sekelasnya ini saat menyeretnya pergi dengan sesekali menggerutu karena kesal tidak dituruti ucapannya. Ia tidak tahu ternyata ketua kelas yang sangar itu punya sisi manis yang seperti ini.

"Baiklah," Jungkook bersuara pasrah, menghentakkan tangan Yoongi agak kesal karena tubuhnya mulai tidak menikmati tarikannya. Ia melangkah lebih cepat dari Yoongi menghampiri Jimin, Hoseok, dan Minah; kemudian Yoongi dengan semangat menyusul berjalan di sebelahnya. "Jangan tersenyum selebar itu," ia berkomentar. "Itu benar-benar bukan dirimu."

Yoongi terkekeh mendengar ucapan Jungkook, "akhirnya menyerah juga!" Suaranya setengah meledek.

"Karena kau sangat menjengkelkan."

"Yah!" Satu pukulan mendarat di kepala Jungkook; Jimin pelakunya karena mendengar Yoongi disebut menjengkelkan. "Bersyukurlah Yoongi mau mengajakmu, dasar bocah."

"Menurutmu aku mau?"

"Yak!"

"Sudah, sudah," Hoseok melerai, menjauhkan Jimin yang siap mendaratkan satu pukulan lagi di kepala Jungkook dari orang yang akan menjadi korban dengan tangan melindungi kepala. "Seperti anak kecil saja."

Jimin menautkan bibirnya dan mendorongnya maju ke depan sedikit, "dia tidak tahu dirinya yang sebenarnya menjengkelkan."

"Maja!" Minah menyahut, niatnya untuk melerai habis begitu saja karena mendengar ucapan Jimin tadi. "Dia itu yang menjengkelkan!"

"Kenapa kalian jadi menyalahkan Jungkook?" Yoongi memasang wajah bingung yang manis; Jungkook dan Jimin hampir memekik gemas karena wajah lugu itu terpasang secara alamiah. "Sudah, aku ingin berenang, tahu!"

.

Kalau boleh tertawa, rasanya Yoongi ingin tertawa keras melihat Jungkook yang nampak tidak mampu berenang dengan baik. Tubuhnya memang mengambang, tapi gerakannya berantakan dan sangat payah, Yoongi menghina bocah itu dalam hati. Hanya saja, ia teringat bagaimana besarnya usaha Jungkook untuk tidak tenggelam, itu perlu diacungi jempol; dia tiba-tiba saja bisa melakukan gerakan gaya anjing hanya dengan melihat dirinya meski belum sempurna, cukup mengagumkan jika dipikir-pikir itu memang kali pertama Jungkook mencoba gerakan itu..

"Tertawa saja," suara Jungkook setengah jengkel saat Yoongi sudah bergerak mendekat ke arahnya. "Aku pernah tenggelam, jadi aku tidak pernah tertarik dengan berenang."

Yoongi terkekeh kecil menyadari bahwa Jungkook melihat wajahnya sudah menahan tawa terlalu lama. Akhirnya bisa tertawa juga dengan sopan; gumamnya dalam hati. "Gaya itu, pasti perlu usaha besar untuk melakukannya. Kau hebat."

Mata bulat itu menatap bingung pada Yoongi, kemudian kakinya menyerah bergerak dan memilih membiarkan tubuhnya ada di pinggir kolam bepregang pada pegangan dan memijak pada pijakan yang lebih tinggi dari dasar. "Sana berenang saja, aku bisa sendiri kok."

"Eish—sok kuat," Yoongi tertawa kecil, manis hingga matanya lenyap. Ia lalu menyusul untuk berada di sebelah Jungkook dan memegang serta memijak satu tempat yang sama. "Kalau tidak mau berenang, bagaimana kalau ke kolam arus?"

"Bukankah kalau ke sana harus menyewa ban?"

Yang lebih pendek terkekeh sambil menyeringai kecil, "kau kan bawa banyak uang?"

Jungkook mendengus menyadari wajah manis yang Yoongi buat terlihat seperti seorang ahli manipulasi ulung; meski mengejutkan karena bocah garang di sekolah bisa juga memasang ekspresi seperti itu. Mau bagaimana pun, berandal tetap saja berandal. Memalak yang lemah, sudah wajar, 'kan?

"Hoseok, Jimin, Minah!" Yoongi melambai heboh pada tiga orang yang sibuk beradu renang di tengah kolam yang dalam. Tiga orang yang dipanggil kemudian segera menyelesaikan tujuan dan menatap pada yang memanggil mereka; sedikit terkejut melihat tangan kurus itu kini merangkul sebuah ban karet dengan dua lubang apalagi saat benda itu bergoyang seolah bisa kapan saja membuat tubuh kurus seperti ranting itu terjungkal masuk ke dalam kolam renang lumayan dangkal. "Aku ke kolam arus dengan Jungkook, ya!" Jarinya menuding seseorang yang memberi ekspresi malas dan tatapan heran pada sosok Yoongi. "Bertemu lagi saat jam sewa ban habis, oke?!"

Jimin yang masih sibuk mengagumi wajah ceria Yoongi mengangguk, sementara Hoseok kini membuat ekspresi iri karena meski sering berenang kolam arus jelas bukan tempat yang sering ia datangi. Minah yang paling normal pun menghela napas dan mengangguk lebih normal. "Hati-hati," ia menyahut setengah berteriak.

Dan setelah itu Yoongi serta Jungkook melangkah menjauh meninggalkan tiga orang teman mereka.

"Bagaimana caranya bermain dengan ban ini?" Jungkook menunjuk benda yang seperti kacamata besar berwarna kuning itu. Ia memperhatikan sekeliling dan mengerut bingung melihat posisi-posisi yang orang lain buat di atas ban. "Kenapa mereka harus membuat lubang kalau cara menggunakannya tidak ada kaki yang turun ke bawah?"

Yoongi meringis menyadari pertanyaan Jungkook sebenernya terlalu berat; berubah menjadi konyol karena apa yang ia tanyakan hanya sebuah permainan yang seharusnya tidak perlu dipikirkan sejauh itu. "Tinggal lakukan saja seperti mereka, kenapa harus memikirkannya?" Ia bertanya setengah kerus; lagi pula siapa yang tidak sewot sendiri mendapati seseorang bertanya hal konyol begitu.

Jungkook mendecih kecil, mengikuti Yoongi yang kini sudah memposisikan diri di atas salah satu lubang ban. Ia membuat posisinya menghadap ke arah Yoongi.

"Kau ingin seperti ini posisinya?"

Jungkook mengangguk kecil, "tadi ada yang saling berhadapan, aku juga mau. Setidaknya aku bisa menatap orang yang aku kenal."

Yoongi mengerutkan keningnya, tapi kemudian tertawa kecil. "Kau yang berjalan mundur ya?"

"Bukan masalah."

"Oke!" Ia kemudian mendorong pelan ban mereka dan membuat ban karet itu masuk ke dalam kolam arus. Yoongi berteriak senang sementara Jungkook mengerutkan kening heran.

Tidak ada yang spesial, rasanya hanya seperti bermain di sebuah kereta luncur di taman bermain. Bahkan tidak semenarik rollorcoaster. Apa seorang berandalan memang memiliki selera aneh seperti ini? Jungkook bahkan sampai hampir lupa kalau Yoongi adalah salah satu bocah nakal di sekolah yang selalu dihindari siswa-siswa lain untuk diajak berurusan.

"Kau suka bermain seperti ini, Yoongi-ah?"

Yoongi yang tadi sibuk bermain dengan air atau tertawa tawa kecil saat ban yang mereka tumpangi menabrak ban lain menoleh, menatap bingung pada Jungkook. "Huh? Memang kau tidak suka?"

Yang ditanya mengerutkan kening bingung sambil menggelengkan kepala, "kenapa harus suka?"

"Ini benar-benar menyenangkan, tahu! Aku, Jimin, Hoseok, dan Minah, kita semua senang melakukan ini. Tapi sewa bannya mahal, jadi kami malas. Lebih baik berenang di sana dan adu cepat. Nah, selagi aku bisa sewa gratis, aku jadi dua kali lipat lebih senang!"

Sudut siku-siku sebanyak empat muncul di sudut kening Jungkook, matanya menatap tidak percaya pada Yoongi yang sekarang nampak seperti orang aneh alih-alih perlu dihindari. "Kau serius mengatakan hal semacam itu?"

"Kenapa harus berbohong?" Wajahnya polos dan benar-benar menggemaskan, Jungkook hampir loncat dari posisi duduknya untuk sekedar menerkam Yoongi dengan cubitan dan gigitan pada pipi lumayan tebal itu.

"Min Yoongi benar-benar aneh."

.

"Hari ini benar-benar menyenangkan!" Yoongi memekik riang, Jimin dan Hoseok mengangguk setuju pada pernyataan yang Yoongi buat. "Kau sendiri, Jeon, kau senang tidak?" Mata sipit itu menatap ke arah Jungkook yang terlihat sibuk dengan musik yang ingin dia dengar.

Jungkook mendongak menyadari marganya disebut, menatap bingung pada Yoongi. "Senang apanya?"

"Ya ini, berenang?" Mata sipit itu tiba-tiba terlihat berbinar mengalahkan bintang.

Jungkook mengangguk acuh. "Meski dipaksa ke sini, tapi rasanya tidak terpaksa kok."

Yoongi tersenyum lebar mendengar jawaban yang Jungkook buat. "Dia jadi lebih waras 'kan setelah berteman denganku?"

"Sejak kapan Min Yoongi mau mengurusi orang waras atau tidak?" Minah menanggapi, setengah mencibir pada ucapan Yoongi barusan.

Yang dicibir itu mendengus kecil. "Macam tahu saja apa yang aku maksud waras."

"Kalau gitu beri tahu."

"Buat apa?"

"Lalu kenapa bertanya pada kami tadi?"

"Siapa yang tanya?" Suara Yoongi memprotes. "Tadi aku bicara sendiri, kok!"

"Berisik," Jungkook mendengus menyadari pertengkaran Yoongi dan Minah, menatap dua orang yang kini saling merengut memasang wajah protes. Kalau Minah sih Jungkook bisa maklum, tapi kalau Yoongi yang biasanya galak seperti itu… mendadak seram juga. "Sudah, jangan beradu mulut," ia menengahi, menahan diri untuk tidak menarik ke depan bibir Yoongi.

"Maaf," Yoongi setengah merengut. "Lain kali seperti ini lagi, ya?"

"Dengan Jeon Jungkook lagi?" Jimin memekik, ia yang daritadi bercanda dengan Hoseok menimpali dengan nada protes.

Yoongi mengangguk acuh. "Kenapa? Tidak suka?"

"Dia bahkan tidak bisa berenang, mana bisa diajak senang-senang," Hoseok menyahut.

"Ya, nanti kau ajari dia. Seperti waktu kau mengajari Jimin. Dia 'kan dulu lebih payah lagi dibanding Jungkook sekarang."

"Eh, iya," Hoseok mengerling pada Jimin yang memasang wajah sedih karena baru saja diungkit waktu dirinya nyaris tenggelam di tempat yang sebenarnya tidak benar-benar dalam. "Mungkin lain kali kita bisa belajar bersama, Jeon!"

"Aku tidak tertarik dengan berenang, terima kasih."

"Mungkin kau tidak tertarik," Jimin menyeringai kecil, menatap ke arah Jungkook dengan sedikit misterius. "Tapi siapa yang tahu? Mungkin saja air tertarik denganmu dan ingin memelukmu di tempat yang agak dalam."

"Eih, bicaramu!" Jungkook menatap tidak senang pada Jimin, mendadak teringat pada kejadian beberapa tahun lalu. Tidak benar-benar membuat trauma, tapi terus saja terbayang dan akhirnya malas untuk belajar berenang. Kalau dipikir-pikir, memang saat itu ia tenggelam juga karena tidak bisa berenang. "Baiklah," ia menghela napas, "mungkin aku bisa belajar pada Hoseok."

"Yep!" Hoseok tersenyum lebar. "Dengan senang hati aku akan mengajarimu!"

TBC.

Hai! Saya kembali setelah hiatus dari UAS, sebenernya belum bener-bener selesai hiatusnya, tapi trus teringat lama sekaliiii belum update ini FF, jadi yaaa saya buat seadanya dulu, ya?

Maaf, ini bener-bener pendek, tau kok. Tapi gimana lagi… mau sedikit bayar utang, daripada ditunda terlalu lama dan keluarnya cuma 3K, mending sekarang 2K dulu dan nanti 3K, kan? Malah jadi lebih baying utang yang aku bayar.

Sekarang Jungkook sama Yoongi makin deket, aku gak sabar sama adegan mereka akhirnya temenan akrab dan saling lindungin. Ini belum sampe konflik inti, masih sekedar konflik soal Jungkook dan obat itu kan. Mungkin besok atau dua chapter lagi sampe di konflik, jadi bisa cepet berakhir. Oh iya, trus, sebentar lagi puasa. Wah, sepertinya aku perlu hilangkan niat buat bikin FF ini ada this and that nya deh, karena… aku berharap FF ini bisa selesai sebelum puasa berakhir… karena aku punya banyak rencana FF lebih banyak yang menantiku buat aku tuliiiis!

Sejujurnya ini bukan cuma konflik soal jungkook x yoongi aja sih, aku juga mau masukin friendship ke sini. Jadi ya maaf, buat yang kurang nyaman sama hadirnya tokoh cewek, aku gak bisa gak hilangin. Sepertinya sehabis ini konfliknya bakal bahas gimana cara Yoongi sayangin temen temen dia. Ya gitu deh, lihat aja nanti. Itu kalo aku ga berubah pikiran loh yaaa hahaha

Yaudah, mungkin segini aja? Makasih udah mau sabar nunggu dan baca sampe akhir, makasih udah mau terus dukung dan kasih kritik saran membangun.

Oh iya, terakhir nih agak OOT, aku mau minta maaf sama pembacaku yang mungkin sekarang ngerasa aku melenceng dari keinginan kalian. Waktu itu ada yang komentar di ff seme!Yoongi ku dan bilang aku gak konsisten, maaf banget, gatau kalian ga suka aku atau kecewa sama aku, aku minta maaf. Walaupun FFku kebanyakan uke!Yoongi, aku gak bisa bohong aku suka seme!Yoongi, jadi maaf kalo aku jadi terkesan gak konsisten atau apa—lagi pula di dunia yaoi, uke sama seme itu bukan posisi pasti kok, itu bisa tuker-tukeran kapan aja, jadi maaf sekali kalo aku gak bisa fokus cuma uke!yoongi hehe.

Oke, segini aja. Terima kasih banyak! Sampai jumpa di chapter berikutnya!