Only my railgun by Yukira Kamishiro.

Disclaimer : Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki-sensei. I'm not take any profit from this fanfic.

Warning : Dark fantasy, little bit of OOC, etc.


"A-apa itu?!"

Aku dan Kise-kun kaget ketika mendengar suara-suara berisik dari luar. Ketika aku membuka gorden kamarku, alangkah kagetnya aku ketika melihat sumber kebisingan itu. Ternyata pasukan dari Union sedang mengepung kami! Aku langsung bersembunyi di samping lemari buku sementara Kise-kun hanya menatapku bingung.

"Kurokocchi, ada apa?" tanya Kise-kun sambil mendekatiku.

"Sssst!" aku langsung menyeret Kise-kun untuk bersembunyi. "Ada orang-orang Union yang sedang mengepung rumah ini." mata Kise-kun langsung membulat seketika.

Entah berapa lama kami bersembunyi di sini, merenungkan nasib kami di sini. Tak ada pilihan lain selain melarikan diri. Tetapi, kami bingung mau lari ke mana karena akses untuk keluar dari sini sudah diblokir oleh mereka.

"Bagaimana ini, Kurokocchi?" tanya Kise-kun panik. "Jika kita terus di sini, bisa habis riwayat kita di sini." Aku tetap tak bergeming dengan perasaan kalut.

Kise-kun semakin panik dan akhirnya berjalan keluar dari tempat persembunyiannya. Aku kaget ketika ia membelakangiku sambil mengulurkan kedua tangannya ke arahku.

"Naiklah ke atas punggungku-ssu." Hanya itu yang ia ucapkan. Aku langsung menurut dan naik ke punggungnya. Kise-kun langsung berjalan secepat mungkin ke arah jendela yang sudah terbuka dan mulai mengambil aba-aba.

"Pegangan yang kuat, Kurokocchi!" teriaknya, lalu ia melompat keluar dari kamarku dengan iringan suara kaca pecah yang cukup kuat. Aku hanya bisa pasrah sambil terus mengeratkan kedua tanganku di lehernya.

Tap! Akhirnya, Kise-kun sukses mendarat dengan mulus di tanah. Aku menarik napas lega, tapi...

"Akkh! Sakit-ssuuu!" tiba-tiba saja Kise-kun memekik kesakitan dan langsung menjatuhkanku ke tanah.

"Kenapa, Kise-kun?" tanyaku setelah berdiri.

"Kakiku kesemutan-ssu!" jawabnya. Aku terkejut, tetapi terhenti karena pasukan Union langsung mengepung kami.

"Ada dua orang esper level 5 di sini!" teriak salah seorang pasukan Union. Pasukan tersebut menodongkan pistol ke arah kami.

"Tangkap mereka!"

Aku dan Kise-kun hanya bisa pasrah di sini. Kise-kun mengalami kelelahan yang cukup berat sehingga tidak bisa mengeluarkan kekuatannya secara maksium, sementara aku belum bisa mengumpulkan tenaga listrik dengan takaran yang cukup untuk melakukan serangan.

Ah, sepertinya kami akan segera tertangkap di sini. Selamat tinggal, semuanya...

DUAR! DUAR! GROOOO!

"Eh?" aku dan Kise-kun tersentak. Begitu juga dengan para pasukan yang sedang mengepung kami. Tak lama kemudian, tanah dan bangunan-bangunan di sekitar kami mulai berderak-derak pertanda akan segera runtuh.

GROOOO! KRAK! KRAK! KRAK!

Tanah di dekat kami mulai retak-retak. Gawat! Bagaimana ini?! batinku. Ketika kami mencoba melarikan diri, tanah semakin bergerak-gerak tidak beraturan. Suasana di sini semakin kacau.

BLAAAAR! DUAAAR!

"Arrggghhh!"

Aku menoleh. Ternyata ada kobaran api di dekat kami dan mayat-mayat pasukan Union yang bergelimpangan akibat serangan mendadak tadi, ada apa ini? Siapa yang menyalakan api tengah malam begini?

"Kurokocchi, lihat itu!" seru Kise-kun sambil menunjuk ke arah dua orang yang sedang berlari ke arah kami. Aku membulatkan mata, itu Akashi-kun! Ta-tapi, siapa laki-laki berambut kuning bertaring yang mengikutinya?

"Kise! Kuroko! Kalian tak apa-apa?" Akashi langsung menghampiri kami.

"Iya, kami tak apa-apa," jawabku. "Tapi, kaki Kise-kun sedikit kesemutan,"

Laki-laki bertaring yang mengikuti Akashi-kun melihat ke arah jendela kamarku yang pecah karena. Lalu mendekati Kise-kun dan membantunya berdiri.

"Sini, biar kubopong dia. Kita cerita nanti saja." Hanya itu yang dia ucapkan


"Begitu, ya. Jadi kalian mencoba melarikan diri dengan cara melompat dari jendela," simpul laki-laki itu setelah mendengarkan cerita Kise-kun. "Oh iya, kita belum saling kenal, kan? Kenalkan, aku Hayama Koutarou, kelas 2-A Teiko Academy. Salam kenal."

"Kuroko Tetsuya, kelas 1-A. Salam kenal juga." Balasku sambil menjabat tangan Hayama-senpai.

"Kise Ryouta-ssu, kelas 1-A juga." Sahut Kise-kun.

"Wah, jadi kalian sama-sama esper level 5, ya!" seru Hayama-senpai. "Kupikir, teman dekat tidak bisa sekelas!"

"Eh, kenapa begitu, senpai?" tanyaku.

"Di Teiko Academy, setiap siswa diseleksi kelasnya berdasarkan level kekuatannya lewat tes khusus," jawab Hayama-senpai. "Setelah dites, barulah pihak sekolah akan memilihkan kelas lewat level kekuatan yang dimulai dari level 1 sampai level 5. Pemilik kekuatan level 1-2 akan dimasukkan ke kelas C, level 3-4 akan dilempar ke kelas B, dan pemilik level tertinggi, yaitu level 5, akan dimasukkan ke kelas A. Normalnya, para esper banyak yang berteman dekat dengan esper lain yang memiliki level kekuatan yang berbeda. Karena itulah, jarang sekali para siswa Teiko Academy bisa sekelas dengan teman dekatnya sendiri."

Aku hanya mangut-mangut mendengarkan cerita Hayama-senpai. Sementara itu, Kise-kun hanya memandangi pemandangan kota dari balik kaca mobil tanpa sepatah kata


Akhirnya, mobil yang membawa rombongan kami sampai di mansion milik keluarga Akashi. Akashi-kun langsung membawa kami masuk ke dalam mansion dan turun menuju ruang bawah tanah.

"Akashicchi, kenapa kita ke sini-ssu?" tanya Kise-kun. Akashi-kun tidak menjawab, dia hanya membuka pintu ruang bawah tanah dengan passcode key.

"Masuklah." Kata Akashi-kun singkat. Aku dan Kise-kun langsung masuk diikuti oleh Akashi-kun. Alangkah terkejutnya kami ketika memasuki ruangan ini, ada Aomine-kun, Murasakibara-kun, dan para senpai di Teiko Academy. Ada apa ini? Kenapa mereka semua berkumpul di sini?

"Duduk di sini, Kuroko." Panggil Kagami-kun, sahabatku dari kelas 1-B.

"Ada apa sebenarnya?" tanyaku sambil berbisik.

"Nanti kau akan tahu sendiri." Jawab Kagami-kun. Aku semakin penasaran mendengarnya.

"Maaf telah menganggu ketenangan kalian." Akashi-kun membuka suaranya. "Malam ini, terjadi penyergapan massal yang dilakukan oleh pasukan Union. Salah satu dari kita, yaitu Midorima Shintarou, tertangkap oleh mereka setelah memberikan beberapa perlawananan." Aku terbelakak seketika. Midorima-kun tertangkap? Pantas saja dia tak terlihat di sini, batinku.

"Karena itulah," lanjut Akashi-kun, "Kita akan melakukan perencanaan operasi untuk menyelamatkan Midorima beserta para esper lain yang ikut tertangkap bersamanya. Tetapi, kita tak bisa melaksanakannya malam ini juga karena kondisi yang tidak memungkinkan. Mayuzumi-san, jelaskan rencanaku."

"Baik, Akashi." Balas Mayuzumi-san sambil berdiri di depan kami, lalu mulai membuka suaranya. "Operasi penyelamatan kali ini membutuhkan sedikitnya tiga orang, dua orang akan membebaskan para esper yang ditahan sementara satu orang bertugas untuk menyusup ke markas Union sebagai salah satu anggotanya."

"Interupsi, Mayuzumi-san," sela Nebuya-senpai. "Siapa yang bisa menjamin misi kali ini berhasil? Keamanan di markas union sangat ketat dan teliti. Salah sedikit saja, tamat riwayat kita semua,"

"Karena itulah aku akan ikut ke dalam misi," jawab Mayuzumi-san tenang. "Selain karena aku memiliki hawa keberadaan yang cukup tipis, aku juga bisa membaca pikiran seseorang. Dan..." ia melirikku.

"Kuroko Tetsuya, kau akan ikut ke dalam misi ini juga." Seisi ruangan kaget mendengarnya.

"Eh? Kenapa harus aku?" tanyaku.

"Karena kau sama sepertiku," jawab Mayuzumi-san datar. "Dan Takao Kazunari juga akan ikut serta bersama kita. Meskipun dia bukan esper, tetapi dia memiliki special ability berupa hawk eye yang bisa menjangkau pandangan dengan sangat luas sekaligus sahabat kecil Midorima, benar kan?" Takao-kun hanya mengangguk.

"Jadi, sudah diputuskan," Akashi-kun bangkit dari tempat duduknya. "Yang akan ikut dalam misi besok adalah Mayuzumi Chihiro, Kuroko Tetsuya, dan Takao Kazunari. Sementara aku, Kise Ryouta, Kagami Taiga, dan Aomine Daiki akan ikut mengawasi misi dari jauh,"

"Apa tidak masalah kalau Aomine-san ikut?" tanya Sakurai-kun, teman sekelas Akashi-kun dan Murasakibara-kun yang dikenal memiliki kekuatan prekognison—bisa melihat masa depan. "Karena aku merasa bahwa dalam misi kali ini, hanya ada satu esper yang bisa diselamatkan."

"Mungkin cuma perasaanmu saja," jawab Akashi-kun. "Sebaiknya kita tidur, persiapkan diri untuk besok."


Pagi-pagi sekali, aku bersama Mayuzumi-san dan Takao-kun bersiap-siap untuk misi. Ada Akashi-kun, Kise-kun, Kagami-kun, dan Aomine-kun juga, namun mereka hanya bertindak sebagai pengawas kami.

"Jangan sampai gagal dalam misi kali ini!" begitu instruksi Mayuzumi-san kepada kami. "Semua esper yang ditahan oleh Union harus diselamatkan meskipun nyawa taruhannya! Jika tidak, maka tak ada lagi harapan kita untuk melawan mereka!"

"Baik!"


Kami pun langsung menuju markas union tanpa menarik perhatian siapapun. Begitu sampai, kami langsung mengendap-endap masuk ke dalam markas Union dengan menyamar sebagai anggota mereka.

"Kita berpisah di sini," bisik Mayuzumi-san setelah kami sampai di depan pintu markas. "Semoga beruntung." Lalu meninggalkan kami.

Aku dan Takao-kun saling menoleh, memberikan isyarat, dan langsung berjalan ke arah yang berlawanan dari Mayuzumi-san.

~ To Be Continued ~

Chapter 2 is end! Updatenya kali agak kecepatan karena chapter ini emang udah ngetiknya dari kemaren-kemaren. Tapi, sekali lagi Yukira ingatkan pada semua readers, ff only my railgun TIDAK menentu updatenya karena banyaknya pekerjaan yang harus Yukira kerjakan di DuTa. Mungkin kalau ada waktu Yukira bisa updatenya.

Akhir kata, Mind to RnR?

Jaa nee~!

Yukira Kamishiro.