11 Years Later

"Mom, Taeoh mencoret-coret buku PRku" Haowen berteriak.

Menyadarkan Jongin dari lamunan masa lalunya bersama sang suami. Ibu dua orang anak itu tertawa kecil, ia mendekati si bungsu yang baru berusia satu tahun dan menjauhinya dari sang kakak yang sedang mengerjakan pekerjaan sekolahnya.

"Tidak boleh mengganggu hyungmu, sayang" Jongin terus menciumi pipi gembil Taeoh.

Pernikahannya sudah berjalan 11 tahun lamanya. Saat didiagnosa tengah mengandung 2 minggu. Meskipun agak sulit diterima, karena usia Sehun yang memiliki jarak usia cukup jauh dengan Jongin.

Awalnya ia sendiri pun ragu.

Ia masih tidak menyangka jika diusia 16 tahun ia musti mengetahui dirinya sedang hamil bayinya dan laki-laki yang usianya 17 tahun lebih tua darinya. Ibu dan ayahnya sempat kecewa, sehingga memilih membawa Jongin pergi ke Beijing dan sementara waktu memisahkan putranya dari Sehun, yang Chanyeol anggap telah membawa pengaruh buruk untuk putranya.

Selama satu bulan kondisi Jongin semakin memburuk.

Ia tidak mau bicara, makan pun harus dipaksa. Tak jauh berbeda dengan Sehun, dia jadi semakin tempramental dan sulit mengendalikan diri tanpa Jongin disisinya. Hingga Kyungsoo yang kembali membantunya dengan memohon pada kakak kandungnya itu untuk membiarkan Sehun bertemu dengan Jongin.

Lama-lama Chanyeol dan Yifan pun berpikir.

Jika cinta yang Jongin rasakan bukan hanya sekedar cinta monyet saja. Ia benar-benar mencintai Sehun, hingga rasanya ingin mati. Chanyeol menuntut tanggung jawab si Oh. Dan mengancam akan membunuhnya jika Sehun berani menyakiti putra tercintanya.

Keduanya pun menikah..

Kesehatan Jongin kembali pulih, mereka hidup bahagia, dan dikarunia seorang putra yang menggemaskan yang nyaris mirip dengan Oh Sehun, sang ayah. Sehun memberinya nama Haowen, pangeran tampannya kalau kata Jongin.

Dan 10 tahun kemudian, Taeoh hadir diantara mereka. Terlahir dengan rupa yang mirip sekali dengan ibunya. Mata bulatnya, pipi gembilnya, serta hidungnya yang mungil dan sifatnya yang ceria, mengingatkan Sehun dengan sifat Jongin saat muda dulu.

"Anak mommy lucu sekali sih" Jongin menghujani wajah imut Taeoh dengan ciuman-ciuman kecil.

Haowen yang melihat itu pun gemas ingin mencubit pipi gembil Taeoh yang sangat mirip dengan ibu mereka.

"ungg..Na..na..na" Taeoh menggeleng. Ia sedang di pangkuan mommy nya. Menatap kesal ke arah sang kakak yang sudah mencubit pipi gembilnya dengan gemas.

"Mom, Taeoh lucu sekali" Haowen berkata. Usianya sudah 10 tahun, dan duduk di kelas 5 SD. "Ya, Haowen juga tampan. Anak mommy kan lucu dan Tampan" Jongin mengusap lembut rambut Haowen dengan tangannya yang menganggur.

"Tentu saja, Daddy-nya kan tampan" Oh Sehun baru saja tiba, melempar asal jas kantornya sambil tersenyum tampan.

Dia sudah berusia 43 tahun, namun bukannya terlihat tua. Sehun malah semakin tampan. Bahkan tubuhnya pun juga semakin bagus berkat hobinya yang gemar berolahraga (selain diranjang tentunya).

"Dad" Haowen merentangkan kedua tangannya, memeluk sang ayah dengan tawa lucunya. Meskipun sudah 10 tahun, Haowen masih tetap manja. Itu disebabkan mommy dan daddy nya yang terlalu memanjakan anak-anak imutnya itu.

"tumben daddy pulang lebih awal?" Tanya Haowen, ayahnya masih kuat menggendong tubuhnya. Jadi Sehun memangku tubuh Haowen, sementara Jongin di sampingnya tengah memangku tubuh mungil Taeoh. "daddy kan sudah janji pada mommy-mu untuk pulang awal hari ini" Kata Sehun, ia kecup pipi Haowen yang sudah tidak terlalu chubby lagi.

"hallo sayang" Sehun mengecup bibir Jongin singkat, kemudian mengecup kening Taeoh yang tengah mengoceh tak jelas.

"sudah makan?" tanya Jongin. Sehun menggeleng, ia turunkan tubuh Haowen saat putra sulungnya itu meminta sang ayah untuk menurunkan tubuhnya.

"Jaga anak-anak, ya? Aku ingin memanaskan supnya dulu" seraya menyerahkan tubuh montok Taeoh pada suaminya.

"Ok" sahut Sehun.

.

.

.

"kau tahu?"

Jongin menggeleng, keduanya sudah berada di kamar pribadi mereka.

"aku jatuh cinta jauh sebelum kita saling mengenal" Aku Sehun.

11 tahun berjalan, dia baru berani membuka rahasianya. Terserah apa yang akan Jongin katakan padanya. "Kenapa bisa?" Jongin malah bertanya, ibu dari anak-anaknya itu menatap penuh tanya ke arahnya.

Sehun tersenyum tipis, ia memeluk erat pinggang ramping namja yang baru merayakan ultahnya yang ke 27 dua bulan yang lalu. Kemudian membawa tangannya ke pipi sang istri dan mengusapnya lembut. "tentu saja bisa, rencana Tuhan siapa yang tahu"

"Aku melihat mu sedang bermain di kebun anggur dengan dua orang teman mu" Sehun memulai cerita.

Jongin mulai mengingat, mungkin yang suaminya maksud adalah Kim Wonshik dan Lee Taemin, sahabat dekatnya saat masih di Busan. Dia memang sering bermain di kebun Anggur milik Nenek Ma, Nenek yang baik hati dan selalu mengizinkan anak-anak seusianya memetik anggur yang sudah matang.

"Aku sedang berkunjung ke Busan untuk menemui rekan bisnis ku di dunia gelap. Dari mobil ku aku bisa melihat mu tengah tertawa dengan teman-temanmu. Aku berpikir mengenai tawamu. Mengapa bisa sepolos itu?" Sehun menutup kedua matanya, ingatannya kembali pada awal pertama kali ia bertemu dengan belahan jiwanya.

"dan kau langsung jatuh cinta?" memandang suaminya dengan tatapan polos.

Sehun heran, padahal Jongin sudah punya dua orang anak. Tapi sifatnya masih saja polos.

"dan saat aku tengah menunggu Luhan hyung, hujan turun dengan lebat. Hyungku bilang dia sibuk bertemu rekan bisnisnya, tapi nyatanya dia malah bertemu Pamanmu—adik dari ibumu yang mantan kekasihnya itu" Sehun tersenyum kecil kalau mengingat niat Luhan yang ingin menyombongkan diri di hadapan Kyungsoo, malah membuatnya stuck dan sulit melupakan namja berperawakan mungil itu.

"hujan cukup deras, dan ada 3 anak SMA yang lewat di depanku. Aku sedang berteduh saat itu. Sampai salah satu dari mereka meminjamiku payung. Dan aku ingat, anak itu adalah dirimu. Si anak desa yang sempat membuat ku gila dengan tawa polosnya itu"

"Tuan"

"jangan panggil aku Tuan lagi! Aku suami mu sekarang" ujar Sehun, ia cubit hidung Jongin untuk yang kesekian kalinya.

"Tuan..Tuan..Tuan" goda Jongin. Dia tahu, Sehun tidak akan pernah suka jika ia memanggilnya dengan sebutan Tuan.

"Mau dengar lagi tidak?"

"tentu saja" seraya mengangguk.

Sehun berdehem pelan. "sampai pada akhirnya aku benar-benar gila karena dirimu. Aku gila, kau tahu? Aku memang gila. Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada seorang anak remaja 16 tahun seperti mu. Aku selalu mengikuti kemana pun kau pergi, kemudian aku meminta bantuan Luhan hyung untuk menjadikan mu milikku"

"kau menculik ku, dan aku takut" Jongin cemberut lucu.

"itu hanya sabotase saja. Sebenarnya aku lebih takut untuk mendekati mu, mengatakan keinginanku pada ibumu. Bisa-bisa ia menolak ku dan melarang ku untuk bisa mendekati mu" kata Sehun, "aku menculik mu, dan itu adalah tindakan yang sangat jahat dan picik. Tapi aku bersumpah, jika hal itu ku lakukan karena aku mencintai mu, sayang"

"Sehun"

"hm?"

"tadi aku juga sempat memutar kembali kehidupan masa lalu kita"

Sehun tertawa mendengarnya, "sedikit banyak aku merindukan kita di masa lalu" lanjut Jongin.

"Tapi aku sudah bahagia dengan kehidupan kita yang sekarang. Hidup ku bertambah lengkap dengan hadirnya dirimu dan dua jagoan kita"

"so cheesy, my dear" sahut Jongin. Ia mencubit gemas lengan Sehun.

"kemarin aku membaca kisah dewa Hades dan dewi Persephone" Jongin berkata.

Demeter dan Zeus mempunyai seorang anak. Persephone namanya. Seorang dewi yang cantik dan polos. Ibunya terlalu menyayangi sang putri, dan sangat takut jika harus berpisah dengannya. Ketika remaja Persephone yang cantik menarik perhatian sang dewa Hades, dewa dunia bawah. Sang dewa kegelapan jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Ia jatuh cinta pada sang dewi dan memutuskan untuk menculik putri dari dewi Demeter itu. Demeter bersedih hati, meminta Zeus untuk membawa putrinya kembali. Bumi begitu menderita saat itu, hingga suatu hari Dewa Helius (si dewa matahari) yang menjadi saksi utama penculikan Hades pada Persephone pun mengatakan hal yang sebenarnya. Hades pun akhirnya mengembalikan sang putri pada ibunya, namun dengan kepicikannya ia mengelabui Persephone untuk memakan buah pome dari dunianya. Sebagaimana hukum dan kesepakatan dunia bawah, dimana jika seseorang memakan buah dari dunia itu, dia harus tinggal di sana untuk selamanya. Zeus pun akhirnya memiliki satu cara, agar Demeter bisa kembali melihat putrinya. Maka dari itu dibuatlah kesepakatan. Dimana 6 bulan sekali Persephone tinggal dengan Demeter, dan 6 bulan sisanya tinggal dengan suaminya. Dan selama 6 bulan persephone tinggal dengan Demeter, maka kehidupan di bumi akan mengalami kecerian karena merasakan kebahagian Demeter. Namun jika Persephone kembali pada suaminya, maka bumi akan merasakan kesedihan sang dewi Demeter yang merindukan putrinya,

Jongin mengakhiri kisahnya. Sehun pun tak bisa untuk tidak menahan senyuman.

"kau seperti menceritakan perubahan musim, sayang" katanya. Ia sendiri pun juga tidak terlalu mengenal cerita-cerita dewa-dewi Olympus. Yang dia tahu adalah Dewa Zeus saja, dewa dari semua para dewa katanya. Bahkan yang Sehun tahu istri dari Dewa Zeus itu hanya dewi Hera, selebihnya dia tidak tahu.

"istriku pandai berdongeng" pujinya.

"Tapi aku malah merasa tidak ngantuk" Namja 43 tahun itu membenarkan letak posisi bantalnya.

"Ya, kau harus bekerja besok" Jongin mengusap lembut rahang tegas Sehun.

"Jonginah"

"ada apa?"

Sehun tatap dua maniks bulat Jongin yang sangat mirip dengan putra kedua mereka. "aku merasa kisah Persephone dan Hades itu mirip kisah kita berdua"

Yup..

Itulah yang Jongin pikirkan dari tadi. Ia bercerita pun hanya ingin Sehun tahu, jika kisah cinta mereka ini memang sangat mirip dengan kisah dua sejoli itu.

"jika Hades yang menarik Persephone dalam kegelapan, namun Oh Jongin lah yang menarik ku keluar dari kegelapan"

Semburat merah menghiasi pipi Jongin. Ah, suaminya ini memang paling senang sekali menggombal.

"kau membuatku tersadar untuk keluar dari dunia Gangster, bukan hanya aku. Bahkan Luhan hyung pun juga memutuskan untuk membangun usaha sendiri bersama pamanmu"

"Aku bisa saja membiarkan mu pergi, tapi aku takut kalau kau meninggalkan ku sendirian" Sehun berkata lagi.

Jongin menggigit bibir bawahnya. Dia cinta suaminya, sungguh. Berawal dari rasa benci itu, Jongin mulai menyadari. Jika Sehun sangat rapuh di balik sifat arrogant nya itu. Dia hanya manusia, begitu pun dirinya yang juga rapuh tanpa Oh Sehun. Mereka saling mencintai, dan akan selamanya begitu.

"Aku mencintai mu, sangat"

"Aku juga"

Sehun dekap erat tubuh ramping Jongin. Cintanya, belahan jiwanya, istrinya, dan ibu dari anak-anaknya. Rasanya seperti mimpi, namun jika memang ini hanya mimpi. Sehun bahkan lebih memilih untuk selamanya tidur jika Jongin lah yang selalu menemaninya di dunia yang semu itu. Tapi tidak! Sekali lagi ini bukan mimpi. Sehun optimis jika ini bukanlah mimpi. Ini nyata, Ia dan Jongin sudah benar-benar bersatu. Dan akan selamanya begitu.

Jalan di depan sana masih sangat panjang.

Sehun dan Jongin pun tidak akan pernah tahu apa yang telah menanti mereka di sana. Namun selama mereka selalu bersama, keduanya pun siap menghadapinya. Apalagi ada Haowen dan Taeoh, dua jagoan kecil mereka yang lucu-lucu. Baik Sehun maupun Jongin begitu bersyukur atas anugerah berlimpah yang telah Tuhan limpahkan pada mereka.

"aku mencintai mu, Sehunah, kemarin, hari ini, hingga hari esok tiba"—Oh (Kim) Jongin, istrimu tercinta...

.

.

.

END

.

.

.

A/N :

Dan ku ucapkan banyak terimakasih buat para readers yang udah berkenan untuk mengikuti chapter demi chapter fic gaje ini.

Dan juga respon positif dari para Hunkai Shippers dan Hey, ada Krisyeol shippers juga di sini. Tapi maaf, aku gabisa menceritakan lengkap soal Krisyeol dan HanSoo. Soalnya kan aku bikin dari sudut pandang Jongin sama Sehun aja. Lebihnya enggak. Mungkin kalian bisa menebak apa bagaimana kelanjutan Kris n Yeol. Tapi kalo ada yg nebak Han dan Soo getting back together? No, BIG NO! Mereka gak bersama kok. Mereka tetap di jalan mereka masing-masing, bahagia itu gak harus bersama kan? Heheh, naif bgt. Pokoknya kalo ada yg PROTES Luhan sama Kyungsoo bersama itu, you get what you want, bro! Dan maaf, bagi yang kecewa

.

.

.

END