Persephone

Rating : M

Genre : Romance/Drama

Pairing : Its Hunkai, Krisyeol, and The Others..

WARNING : OOC, AU, Mpreg, YAOI, GAJE, ALUR CEPAT, NO BASH, NO PLAGIARISM, (Spesial Present For Hunkai Shipper and Krisyeol Shipper)

ALL CHARA ARE NOT BELONG TO ME. BUT STORY IS MINE..

INSPIRATED BY Persephone (The Daughter Of Zeus)

Summary:

Just a story of the young Money (Oh Sehun) and His Innocent Lover (Kim Jongin). Which is similar to the story of Pershephone and Hades, The God of Underworld.

.

.

PROLOG

Demeter dan Zeus mempunyai seorang anak. Persephone namanya. Seorang dewi yang cantik dan polos. Ibunya terlalu mencintai sang putri, dan sangat takut jika harus berpisah dengannya. Ketika remaja Persephone yang cantik menarik perhatian sang dewa Hades, dewa dunia bawah. Sang dewa kegelapan jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Ia jatuh cinta pada sang dewi dan memutuskan untuk menculik putri dari dewi Demeter itu. Demeter bersedih hati, meminta Zeus untuk membawa putrinya kembali.

.

.

.

.

"Ssshhh.."

Namja tampan itu tersenyum lembut menatap namja manis yang berada tepat di bawahnya.

Ya..

Indah..

Lelaki di bawahnya ini begitu indah..

Wajahnya manis, pipi gembil, serta tubuh langsingnya yang sexy. Tak ada kata yang bisa mengungkapkan betapa indahnya karunia Tuhan ini.

"Kau tahu? Kau indah, Jongin" Pujinya, masih menatap mata bulat namja bernama Jongin itu. Ia bergerak memasukan miliknya yang sudah mulai menengang. Tidak mempedulikan jika Jongin meringis sakit di bagian lubang analnya.

Sehun tidak peduli dengan perasaan Jongin padanya. Entah itu kebencian dan juga amarah saat ia menggenjot tubuh ramping itu.

Tidak ada cinta..

Tidak akan pernah ada..

Ini hanya kesenangan sang Tuan saat menyentuh miliknya.

"S..sakith..ahh..hentikannhh"

Sekali pun Jongin menangis, berteriak, bahkan memohon sambil menangis darah Sehun tidak akan pernah berhenti.

In..

Out..

Begitulah yang akan terus ia lakukan. Menyodok lubang senggama Jongin dan menumpahkan benih di dalamnya. Tanpa memikirkan rasa sakit yang dirasakan oleh remaja yang bahkan belum genap berusia 17 tahun itu.

...


Jongin mendesah keras saat Sehun melesakan batang kesejatiannya ke dalam hole sempit dan panasnya. Membawanya dalam ciuman yang begitu dalam dan membuat dadanya terasa sesak.

Ciuman yang panjang sambil terus menggenjot lubang kenikmatannya.

Sehun memang begitu, setiap kali ia meminta tanpa pernah bisa ditolak oleh remaja manis yang sudah ia klaim miliknya seorang.

"Ughh..Ahhh..hyaaa"

Sehun semakin gencar menumbuk sweet spot milik Jongin. Suara kecipak basah antara penisnya yang menumbuk hole sempit itu terdengar memenuhi ruangan serba putih itu.

"kau..kheee..nikmat sekali, Jonginnh"

"Ahhhhh...auuuhhh..." desahannya semakin menjadi kala Sehun mulai menyesap nikmat puting kanan Jongin hingga sang empunya menjerit nikmat. Jika sudah begini, Jongin bahkan sudah melupakan rasa bencinya pada namja dewasa yang sudah merenggut segalanya yang pernah ia miliki 3 bulan yang lalu.

"hyaahhhhh..cumhh" Jongin berteriak ketika orgasme menyembur deras dari penisnya.

Disusul Sehun yang juga datang menyembur di dalamnya.

"Terimakasih, Jongin" ucap Sehun, seraya mengecup kelopak mata Jongin yang tertutup

.

.

.

.

.


Flashback..

Oh Sehun, 34 tahun.

Seorang pewaris tunggal Oh Corps. Berperawakan tinggi, tegap, dengan punggung yang lebar nan kokoh. Kulitnya pun putih nyaris mendekati pucat. Dia tampan, sangat tampan dan cukup memiliki paras yang sempurna untuk menjadi seorang idola.

Namun dia hanya seorang pewaris tunggal perusahaan ternama. Bukan seorang aktor, maupun model-model tampan, yang banyak digandrungi oleh para yeoja dan uke-uke berwajah manis.

Dia orang yang kaku, tidak ramah, dan juga arogant. Tak jarang sekalinya ia berkata-kata ada hati yang tersakiti karenanya. Biar begitu, banyak para yeoja yang ingin memilikinya. Semua silau karena harta, begitulah pikir Sehun saat ada yeoja yang mendekatinya.

Mau bagaimana lagi?

Dia terlahir dari keluarga kaya raya, sehingga ketulusan begitu sulit ia dapatkan. Hingga diusianya yang cukup matang itu ia masih melajang, dan belum mendapatkan seorang pendamping hidup.

Tapi orang bilang cinta berlabuh tanpa pandang bulu. Begitulah yang terjadi pada Oh Sehun ketika melihat seorang remaja 16 tahun yang tengah bercengkrama dengan teman-teman sebayanya.

Namanya Kim Jongin..

Sehun tahu siapa remaja lelaki itu setelah diam-diam menjadi seorang stalker. Berkat bantuan Xi Luhan, kakak sepupunya yang berhasil mengulik informasi mengenai bocah laki-laki itu.

Ibunya bernama Kim Chanyeol..

Sementara ayahnya bernama Wu Yifan, seorang pengusaha kaya raya asal Kanada. Ibunya orang Korea asli, sementara ayahnya berdarah Chinese-Canadian. Namun kelahirannya tidak pernah diketahui oleh sang ayah, entah karena apa.

Mungkin Yifan tidak tahu jika hasil perselingkuhannya dengan putra Kim Kangin itu sudah membuahkan hasil. Atau mungkin Yifan sengaja meminta Chanyeol menggugurkan kandungannya. terbukti dengan menetapnya Chanyeol di sebuah pedesaan yang agak terpencil dari ibu kota.

Yang tadi itu hanya persuasi Oh Sehun saja..

Karena nyatanya Sehun tidak mendapatkan informasi yang lengkap selain nama orang tua dan usia remaja yang telah membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.

"ibu tahu? Nenek Jung membuatkan aku kue Kimchi..hmmm, enak sekali" suaranya khas seorang remaja 16 tahun terdengar mengalun lembut di telinga Sehun.

"Benarkah? Wah, pantas saja kau menolak saat ibu mengajak mu ke kedai kue beras bibi Na"

Mungkin Sehun sudah gila..

Pamit pada kakaknya pergi ke Italia, tapi dia malah di sini. Di sebuah desa yang dikelilingi kebun anggur di daerah Busan. Ini semua karena Kim Jongin, siswa kelas 2 SMA yang meminjamkan payung padanya saat hujan turun begitu deras.

"ibu?" Jongin memiringkan kepalanya.

Manis sekali, sementara ibunya menoleh ke kanan dan ke kiri. Merasakan sesuatu yang tidak beres mengikuti mereka sepanjang perjalanan pulang.

"Tidak ada..Ayo cepat! Sepertinya hujan akan turun" Chanyeol tersenyum lembut, putranya yang manis itu mengangguk.

"Ibu, nanti di rumah ibu harus membuatkan aku sup ayam yang enak ya"

Sehun menghela napas lega. Ia bersembunyi di belakang tembok besar agar Kim Chanyeol tidak mengetahui keberadaannya yang sejak tadi mengikuti langkah ibu dan anak itu.

...

"Kau gila, hun"

Luhan nyaris tersedak ketika Sehun dengan gamblangnya berkata jika ia menginginkan Kim Jongin menjadi miliknya.

"Tidak, hyung! Aku benar-benar ingin Kim Jongin menjadi milik ku"

Luhan menarik napas pelan. Oh, ayolah..Ia masih sangat waras untuk menyentuh putra dari Wu Yifan, si penguasaha kaya raya asal China itu.

Bukan..Bukannya Luhan meremehkan kemampuan Sehun dalam melumpuhkan para musuhnya. Tapi please, Luhan hanya tidak mau Sehun mengusik ketenangan Wu Yifan, yang sama kejamnya seperti Sehun ketika berhadapan dengan para musuhnya. Tak jarang Yifan akan menggunakan tangannya sendiri saat membabat habis musuhnya.

"dia hanya anak yang tak diinginkan, aku tahu itu" ujar Sehun.

Ia yakin, jika Yifan tidak pernah tahu mengenai kelahiran Kim Jongin di kota ini. Begitu pun dengan Jongin, Sehun bahkan bisa bersumpah jika Jongin tidak pernah melihat bagaimana rupa ayah kandungnya sendiri.

"kau mungkin sudah benar-benar gila, Hun. Ada baiknya kau terima saja putri Tuan Jung itu. Dia cantik. Dibandingkan dengan anak remaja seperti Jongin, kau bisa dikira pedofil"

.

.

.

.


Tapi kalau sudah cinta, apapun juga akan dilakukan..

Apalagi Sehun termasuk orang yang mudah terjebak dalam obsesi gilanya. Seperti keinginannya untuk memiliki Kim Jongin.

Dia pun benar-benar mewujudkannya. Berkat bantuan beberapa anak buahnya, mereka berhasil membekap mulut Jongin, dan menculik remaja manis itu untuk kemudian diserahkan pada bos mereka yang tampan itu.

"A..aku dimana" Jongin memegangi kepalanya yang terasa berat saat membuka kedua matanya.

"kau sudah bangun?" suara berat laki-laki menyapa pendengarannya. Jongin terbangun, mendapati sosok Oh Sehun tengah berbaring di sampingnya.

Jongin hendak beranjak, namun namja yang jauh lebih besar darinya itu segera menahan tubuhnya kembali. Sehingga kini Jongin berada di bawah kungkungannya.

"A..anda siapa?"

"Aku? Aku Oh Sehun, tuan mu"

Remaja manis itu menggeleng. Tidak, dia tidak punya Tuan. Dia hanya punya ibu yang sedang menunggunya pulang di rumah.

"Aku..aku mau pulang, hiks" dia terisak pelan. Suaranya bercicit takut kala Oh Sehun menatap tajam padanya.

"Pulang? Kemana? Mulai sekarang akulah rumah mu" berkata mutlak..

Flashback OFF

.

.


Mendung masih menyelimuti kediaman keluarga Kim. Sudah nyaris 3 bulan lamanya Chanyeol kembali ke rumah kedua orang tuanya yang pernah mengusir namja itu pergi 17 tahun silam.

Kim Yuri, ibunda Chanyeol masih mencoba membujuk putra sulungnya itu menghabiskan makan siangnya. Wajah manis Chanyeol terlihat lesu, pipinya tidak segembil dulu. Kini yang ada ibunda dari Kim Jongin itu hanya seperti tulang dilapisi kulit saja.

Dia amat sangat merindukan putra manisnya yang menghilang. Tiada kabar dan membuat namja itu murung. Yang ia mau hanya Jongin, putranya kembali ke dalam pelukannya.

"hyung" Kim Kyungsoo, adik bungsu Chanyeol mencoba membujuk sang kakak. Sementara sang ibu menangis di luar kamar Chanyeol, karena tidak tega melihat keadaan anaknya yang semakin parah. Dia seorang ibu, tentu saja Yuri mengerti bagaimana perasaan putranya.

"Ayo makan! Jangan membuat kami khawatir, hyung" pintanya.

"aku mau putra ku, Soo-ah"

Kemana kakaknya yang tangguh dulu?

Kakaknya yang ceria dengan senyum idiot itu?

Kakaknya yang selalu mengganggu Kyungsoo hingga membuatnya bertanya-tanya, siapa yang kakak diantara mereka berdua.

"Jongin ku" air mata merembes dari netra bulat itu.

"aku akan mencarinya, hyung. Aku janji" ucapnya.

.

.

.

"Tuan Oh"

Sehun bergumam 'hm' dengan masih mengusap lembut punggung sempit Jongin.

"A..aku.. aku ingin pulang"

Matanya melotot begitu mendengar kalimat yang amat ia benci dari bibir Jongin. Yang ia mau adalah kehadiran Jongin disampingnya, bukan yang lain. Ia mau Jongin tetap di sini, menemani tidurnya yang sepi. Mengisi ranjangnya yang terasa luas sekali setiap malam.

"Aku rumah mu, Jongin..akulah rumah mu" Sehun berkata lembut. Ia tak mau membentak Jongin, karena terakhir ia membentak remaja itu, Jongin menangis dan tidak mau memakan makanannya.

Itu saja membuat Sehun terasa sakit..

Dadanya begitu sesak saat melihat orang yang ia cintai meringkuk dengan wajah yang sembab.

.

.

.


Jongin hanya remaja 16 tahun, berambut hitam kecoklatan, berkulit tan, dan bermata hazel yang terang dan jarang dimiliki oleh orang Asia kebanyakan. Matanya yang bulat, serta bibir senada buah peach yang selalu menunjukan senyum manis yang menawan.

Di besarkan seperti remaja lain pada umumnya. Ibunya bernama Kim Chanyeol, seorang pegawai honorer di pertengahan kota. Ia hanya memiliki 2 orang sahabat, Kim Wonshik dan juga Lee Taemin.

Kehidupannya berjalan biasa saja. Tak jarang ia dibully oleh teman sekolahnya bernama Jinri. Seorang gadis cantik yang iri dengan wajah menggemaskan Jongin hingga membuat Choi Minho, orang yang disukai Jinri menyukai Jongin.

Sebelum bertemu dengan Oh Sehun, kehidupannya begitu menyenangkan. Ia selalu melakukan banyak aktivitas layaknya remaja seusianya.

Namun Oh Sehun datang, bagaikan dewa Hades yang menculik dewi Persephone, si dewi musim semi yang mebawa keceriaan yang begitu dikasihi oleh ibunya. Ia diculik paksa dari ibunya yang sangat menyayanginya.

"Apa dia baik-baik saja?" Dokter Zhang mengangguk. Matanya melirik remaja yang tengah tertidur dengan selimut menutupi setengah dari tubuhnya. Dengan begitu perhatian dokter Zhang menaikan selimut itu hingga menutupi dada Jongin.

"dia demam, tapi aku sudah memberinya obat penurun demam. Kau tenang saja, Sehun"

Sehun nyaris gila, tak pelak malaikat manisnya itu tertidur dengan napasnya yang sulit. Ia juga terus bergumam dalam tidurnya, memanggil sang ibu untuk tidak meninggalkannya seorang diri.

"kau harus cepat sembuh, ada hal yang ingin ku tunjukan pada mu" bisik Sehun, begitu mesra di telinga Jongin.

.

.

.

"Kau mungkin tidak ingat. Tapi aku akan memaksa mu untuk mengingat nya"

Yifan tercengang dengan tatapan itu. Mata bulat yang nyaris sama dengan dua netra seseorang yang pernah ia temui. Seseorang yang telah pergi, dan entah berada dimana ia sekarang.

"Siapa kau?"

"Siapa aku? Ingat Kim Chanyeol?"

Kyungsoo menatap tajam namja dewasa di hadapannya itu. Setelah mendengar pengakuan Chanyeol dua hari yang lalu, Kyungsoo langsung pergi menemui Wu Yifan. Seseorang dari masa lalu Chanyeol, kakak sulungnya.

"Kau tahu apa yang kau lakukan pada kakak ku?" matanya berkaca-kaca.

Dia ingat..

Mata bulat itu, pipi gembil itu, serta wajah cantik itu..

Semuanya..Semuanya..Yifan mengingat siapa namja yang Kyungsoo maksud. Dia Kim Chanyeol, kekasih Wu Yifan saat dirinya masih duduk di bangku SMA.

"Kau merusak masa depannya..Kau membuatnya diusir dari keluarga kami, kau jahat, kau jahat, tuan Wu!" Kyungsoo masih berteriak kesal. Ia menangis, karena mengingat betapa bodohnya kakak sulungnya itu.

"A..ada apa dengannya?" Yifan berusaha menahan kedua tangan Kyungsoo yang hendak melayangkan tinju ke arah wajahnya.

Kyungsoo menatap nyalang ke arah Yifan. Laki-laki inilah yang telah menghamili kakaknya, tidak mau bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan. Namun bukan sebuah tanggung jawab yang Kyungsoo inginkan. Dia ingin Yifan tahu, jika putranya dengan sang kakak menghilang. Dan Kyungsoo mau Yifan turun tangan untuk mencari keponakannya itu.

"Chanyeol tak pernah mengatakannya padaku" ujar Yifan.

"kakak ku? Dia memang bodoh, kau pasti tahu itu" sahut Kyungsoo.

Ia tidak akan pernah menduga akan begini. Yifan pikir Chanyeol pergi meninggalkan dirinya. Meninggalkan cinta mereka yang masih Yifan rasakan hingga detik ini. Namun melihat kelakukan Kyungsoo, Yifan tak yakin bisa kembali mendekati Chanyeol dengan mudah seperti dulu. Kondisinya pun juga sudah berubah, dia sudah menikah, dan mendengar jika ia telah memiliki seorang anak dari Chanyeol. Yifan pun juga tidak tahu apa yang akan ia jelaskan pada istrinya jika mengetahui hal ini.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

Hello..

Panggil saja Joy. Newbie kayaknya? Ya, newbie.. Newbie yang bukan Newbie lebih tepatnya. Sedikit curcol ya, kalian bisa panggil aku Joy. Aku dulu Cuma jadi Editor dari seorang Author yang sialnya mencuri semua ide-ide ku. Tapi yaudahlah ya, biarkan saja. Sekarang aku memutuskan untuk jadi seorang Author. Dan fic ini khusus untuk HK ya (Not HH) jadi kalau tidak suka, jangan ngebash! Tolong hargai pendapat HK shipper yang menye ini *plaked*