Title: Hunger

Casts: VIXX members

Pairing: Keo, Navi, Hyukbin (Tapi lebih tentang persahabatan)

Rate: T to M (Untuk adegan sadis)

Genre(s): Mistery, Thriller

Chapter : 1/7

A/N: Honestly, author masih dalam keadaan hiatus nih.. Tapi greget banget pengen post ff ini. And i can't wait any longer, so... yeah kkk (?) Oh ya, FF ini sudah pernah author post di AFF, sudah agak lama. Setting waktu pun nggak lama sebelum Hyuk lulus. It's just for your information. Oh ya, meski ada pairingnya, tapi FF ini sebenarnya lebih menceritakan tentang persahabatan mereka. Is that okay? Okay... So please enjoy ^^


"Hiks... Hyung, aku takut.."

Aku terus menangis. Keadaan mencekam ini yang memaksaku untuk menunjukkan rasa takutku di depan Leo hyung. Tubuh kami kini menerungkup di bawah meja. Leo hyung juga terus mencoba menenangkanku.

"Tenanglah, Ken... Kita pasti bisa keluar dari sini."

"Bagaimana caranya?!"

Leo hyung terdiam sejenak.

"Aku tak tahu."

Kini giliran aku yang terdiam. Iya, aku mengerti perasaan Leo hyung. Karena kini kami berada di keadaan yang sama. Kami terjebak di sebuah keadaan yang pada awalnya tak pernah kami bayangkan. Bahkan keadaan ini membuatku hampir lupa bagaimana semua ini berawal.

.

.

.

Author POV

"Hyung! Ayo cepat! Busnya sudah menunggu kita!" Ujar Ken keluar dari gedung manajemen sambil berlarian.

"Tunggu sebentar, Jaehwan! Tak perlu terburu-buru! Busnya tak mungkin meninggalkan kita." Ujar N sambil terus menarik kopernya. Diikuti member lain.

"Ken hyung, kau terlalu terburu-buru. Kita ini mau mengunjungi rumah manager hyung untuk menjenguk istrinya yang baru melahirkan. Bukan untuk memadamkan kebakaran." Ujar Ravi dengan nada kesal.

Ken lalu sedikit memanyunkan bibirnya.

"Justru itu. Aku tak sabar bertemu anak manager. Kan dia bisa jadi adik kita.."

"Maksudmu anak?" Ujar Leo singkat tanpa ekspresi.

"Hee?"

Ken memasang wajah bingung. Yang lain hanya tertawa melihat ekspresi Ken yang sulit untuk dideskripsikan.

"Haha! Sudahlah, ayo cepat kita naik bus. Lihat, busnya sudah ada di sana." Ujar Hongbin sambil menunjuk ke parkiran. Tempat di mana sebuah mini-bus bertulis kan 'VIXX' terparkir.

Dengan sigap, semuanya berjalan ke arah bus itu. Di sana, seseorang tengah menunggu mereka.

"Oh.. Kalian VIXX!"

"Ne! Real V! V I X, VIXX-imnida!" Ujar para dongsaeng bersamaan.

"Ya! Kita tidak perlu melakukannya. Ini bukan acara TV!" Ujar N. Ia lalu beralih pada orang berkemeja biru itu. "Apa anda supir bus ini?"

"Iya. Saya Ilsook, yang akan mengantar kalian ke rumah Sinwoo ahjussi. Saya keponakannya."

"Oh.. Manager tidak bilang kalau keponakannya yang akan mengantar kita." Kata Hyuk.

"Sebenarnya.. aku yang menawarkan diri. Aku dipaksa adikku yang merupakan fans kalian. Dia juga memintaku untuk meminta tanda tangan kalian sesampainya di rumah ahjussi nanti."

"Kenapa bukan adikmu yang meminta langsung?"

"Dia masih sekolah." Keenam member VIXX kemudian hanya mengangguk-angguk mengerti. "Nah, kalau begitu silakan naik! Perjalanan akan memakan waktu sekitar 5 jam, jadi kemungkinan kita akan sampai di rumah ahjussi sekitar jam 9 malam."

Di bus, keadaan ramai hanya karena Ken. Leo asik mendengar lagu di mp3-nya. Hongbin sibuk memotret pemandangan di luar. Ravi dan N mencoba untuk tidak menghiraukan kicauan dari burung bernama Ken itu. Sedangkan Hyuk terlihat tengah pulas tertidur.

"Jaehwan! Diamlah sedikit!"

"Ken hyung! Baru beberapa jam yang lalu, kita diwajibkan untuk latihan oleh sajangnim kalau memang ingin pergi ke rumah manager! Ditambah, perjalanan yang harus kita tempuh masih lebih dari 4 jam lagi! Apa kau tidak lelah?"

"Tidak." Jawab Ken dengan polosnya.

"Kau ini sebenarnya apa? Kucing? Apa kau punya 9 nyawa?" Kata Ravi.

"Enak saja! Aku ini manusia!"

"Kalau kau manusia, kau harus tidur sekarang! Manusia itu hanya punya satu nyawa, dan kau harus mengistirahatkannya!" Bentak N.

Ken hanya memanyunkan bibirnya, lalu menuruti kata-kata sang leader. Ia duduk tenang di kursinya sambil melihat keluar, berniat menikmati pemandangan. Tapi yang ia lihat hanya hutan dan baginya itu sangat membosankan. Ia pun mulai menutup mata dan tertidur.

.

.

.

DAAR

.

.

.

Mata Ken terbuka ketika ia mendengar suara seperti ledakan. Ia mengusap matanya dan melihat sekeliling. Langit sudah gelap, dan rupanya yang lain juga terbangun akibat suara tadi.

"Ada apa?" Tanya Ravi.

Ken yang duduk tepat di belakang sang supir, mencoba mengecek keadaan sang supir.

"Ilsook-ssi, suara apa baru-"

Ken terbelalak melihat keadaan sang supir. Darah mengucur dari dada sebelah kirinya. Mulut dan matanya masih terbuka.

Dia mati.

Tapi kakinya masih menginjak gas.

Melihat Ken membeku, semua kebingungan.

"Hyung, ada apa?"

"Dia.. Dia mati." Ujar Ken masih terbelalak.

Yang lain ikut terbelalak mendengar kalimat Ken. Tapi Ravi makin terbelalak ketika ia menyadari ada belokan di depan mereka.

"Di- Di depan ada belokan tajam!"

"Semuanya, loncat keluar dari sini!"

Dengan satu komando dari sang leader, semua melompat keluar dari dalam bus lewat jendela. Tubuh mereka terlontar sampai ke dalam hutan. Semua terbaring tak berdaya di tanah. Tapi Ken masih sedikit sadar, dan dengan tangan berlumur darah itu, ia mencoba meraih tangan N yang terbaring di dekatnya.

"H- Hyung..."

Itu yang terakhir Ken katakan, sebelum akhirnya ia hilang kesadaran.

.

.

.

.

.

To Be Continued


A/N: Eotte? Gaje ya? Tapi kegajean ini sih belum apa-apa... chapter-chapter selanjutnya masih jauh lebih gaje wkwk.. Okay, please wait for the next chapter! Thank you for reading, and please review!

Criticisms are allowed as long as you guys are not rude!