Untitle

Main cast :

Kim Jongin

Oh Sehun

LuHan

Jo Eunhee

Other Cast :

-Jeon JungKook -Kim Minseok

Rate : T dulu

Disclaimer :

Cerita ini Murni ide saya dan ini cerita milik saya.

Sehun milik Kai milik Sehun, milik orangtua dan juga Agensi.

Saya hanya meminjam nama demi kelangsungan cerita ini,tidak lebih.

terimakasih.

DLDR ! YAOI ! HUNKAI !

Flashback

Sehun menggandeng tangan Halus berjemari lentik milik Jongin dengan lembut, lalu menatap wajah Cantik Jongin yang tersenyum manis kearahnya. 'Dia sempurna.' Ucap nya dalam hati dengan senyuman tipis.

"Sehun, kau kenapa ?" Jongin menatap bingung Sehun yang menatapnya tanpa berkedip.

"Aku ?" Tanya Sehun singkat.

Jongin mengangguk lucu,hingga poni halus berwarna brown miliknya ikut bergoyang sedikit "kau, diam sedari tadi sambil menatapku. Ada yang salah denganku ?"

"Tidak, kau sangat cantik di kencan kita hari ini." Sehun tersenyum tipis lalu terkekeh saat melihat kedua pipi bulat milik Jongin yang bersemu. "Pipi mu bersemu, kau malu ?" Sehun berucap berbisik.

"Ti-tidak, hentikan !" Jongin membuang muka, menutupi wajahnya yang bersemu dengan tangan nya yang menganggur.

"Ah ! Kau sangat manis, sayang."

"Sehun !" Jongin memekik, lalu mengerucutkan bibir penuhnya lucu.

"Baiklah."

Flashback Off

Sehun menatap punggung Sempit Jongin dengan tatapan sendu. Hanya dengan menatap bahu sempit Jongin saja, Sehun bisa langsung mengingat masalalu. Masa dimana Jongin masihlah sosok manis dan lembut, masihlah Jongin dengan tingkah polos dengan wajah lugu nya yang menggemaskan. Sehun sadar ini semua salahnya, seharusnya dia tidak berkhianat. Dulu dia sungguh brengsek, dia sadar.

"Hai." Sapa Sehun singkat, saat Jongin memutar tubuh kearah nya dan menatapnya dengan tatapan kaget.

Jongin bungkam, mengganti raut wajah kaget nya dengan wajah datar dengan cepat. "Kau, kaget ?" Sehun melangkah mendekat kearah Jongin.

Jongin tidak membalas pertanyaan Sehun dan malah balik bertanya dengan pertanyaan lain. "Apa saja yang dia bicarakan padamu ? Dia pengadu yang cerdas, sama seperti ibunya."

"Jong." Sehun memasang wajah lelah.

"Bersihkan diri, aku akan menyiapkan piyamamu. Setelah itu kau bisa beristirahat." Jongin melangkah kearah lemari pakaian, lalu membuka nya dan sibuk memilih piyama yang akan dikenakan Sehun untuk beristirahat. Oh, dia sok menyibuk kan diri.

Sehun melepaskan Jas yang melekat pada tubuh kekarnya, melonggarkan dasi. Lalu menatap Jongin sekilas. "Aku tahu semua nya."

Jongin menghentikan pekerjaan nya saat mendengar ucapan Sehun, terdiam tanpa memutar tubuhnya.

"Luhan, seharusnya dikeluarkan dari sekolah nya satu minggu yang lalu. Tapi tidak jadi, karena ada yang melindungi nya."

"Lalu apa hubungan nya dengan ku ? Aku tidak peduli."

"Ada." Sehun meletak kan Jas nya dipinggir kasur dengan sembarangan, lalu mendekati Jongin yang masih membelakanginya.

"setiap Minggu aku selalu menghubungi sekolah Luhan untuk mengetahui bagaimana perkembangan belajar dan perilaku nya di sekolah, satu minggu yang lalu Luhan membuat masalah. Dia berkelahi dengan teman sekelas nya hingga teman nya masuk rumah sakit, kau tidak mengatakan nya padaku dan kau juga menyuruh pihak sekolah tidak mengatakan nya padaku. Kau melindungi nya ?" Sehun berbicara panjang lebar, menatap punggung Jongin dengan tatapan tajam.

"Bukan aku." Ucap Jongin singkat.

Sehun mendekat kearah Jongin, memeluk pundak sempit Jongin dengan lembut. Lalu mencium pelipis kanan Jongin berkali-kali. "Sebanyak apapun kau menyangkal dan mengatakan kau membenci nya, kau tidak akan pernah bisa berhenti untuk melindungi nya. Sejauh apapun kau mencoba untuk bersikap kejam dan jahat padanya, kau tidak akan pernah bisa menghilangkan perasaan sayangmu padanya. Jangan menyembunyikan nya, tunjukan pada ku dan seluruh orang tentang kasih sayangmu pada Luhan."

Luhan berdiri mematung dibalik pintu kamar milik Ayah dan istri ayahnya yang terdapat celah sedikit, kedua bola mata rusanya membulat kaget. Ibu tirinya yang selama ini selalu dia anggap tak menyukai dirinya, ibu tiri yang selama ini bersikap kejam dan jahat terhadap dirinya dan selalu menjelek-jelek kan mendiang ibunya ternyata adalah seseorang yang baik. 'Jadi, Jongin yang membela ku. Tapi kenapa kepala sekolah mengatakan bahwa yang membela ku adalah Aunty Chanyeol.' Luhan berbicara dalam hati sambil mengeryit bingung.

"Ah !" Luhan tersentak kaget saat mendengar langkah kaki yang mendekati pintu kamar, lalu memutuskan melangkah menjauh dari kamar itu dan melangkah menuju kamarnya.

Flashback

Luhan menatap datar kearah sekumpulan anak laki-laki yang berdiri angkuh didepan meja nya, menatap dirinya dengan pandangan remeh dan seringaian lebar. "Ibu tiri Luhan seorang laki-laki !" Teriak salah satu diantara mereka, ia bernama JungKook.

"Ayah nya Gay ternyata." Itu teman dekatnya JungKook yang berbicara, namanya Minseok.

"Ibu tirinya bisa hamil, menjijikan."

"Jangan temani dia, dia menjijikan."

Luhan mengepalkan tangan nya erat, hingga kuku-kuku jarinya memutih. Ia kesal, ia marah. Anak-anak didepan nya ini mengata-ngatai ayah dan ibu tirinya, sebenci apapun dia kepada ibu tirinya. Dia akan tetap marah bila, ada oranglain yang mengejek ibu tirinya apalagi mengejek ayahnya. Kemarahan Luhan makin memuncak saat semua anak-anak dikelas nya menyoraki dan mengatakan hal-hal tidak sopan terhadapnya, dia tak tahan.

BRAKK !

"JANGAN MENGEJEK ORANGTUA KU !" Luhan menatap seluruh anak-anak dikelas nya dengan tatapan tajam, lalu beralih menatap Minseok dan JungKook dengan tatapan marah.

"KALIAN TIDAK TAHU APA-APA TENTANG KELUARGAKU !" Luhan berteriak dan menunjuk wajah Minseok dan JungKook.

Minseok menatap Luhan dengan mata membulat takut, sedangkan JungKook memasang wajah santai.

"Orangtua mu memang pasangan menjijikan." JungKook beucap santai, mengabaikan Minseok yang menatapnya terkejut dan Luhan yang sudah sangat menyeramkan dengan wajah memerah karena menahan emosi.

BRUGHH !

Luhan menendang meja nya hingga mengenai tubuh Minseok dan JungKook, kedua bocah itu terjatuh dan tertiban.

"Hikss.. Sakit.. Ampun." Minseok menangis dan merengek kearah Luhan yang menatapnya penuh kebencian.

"JANGAN MENGEJEK AYAH DAN JONGIN !" Luhan berteriak didepan wajah Minseok, Minseok yang mendengar teriakan Luhan langsung memasang wajah Shock. Dia ketakutan.

"KAU BERANI DENGANKU !" JungKook menyingkirkan meja yang menimpa dirinya, lalu bangkit dan menarik kerah seragam Luhan.

"ORANGTUA KU TIDAK MENJIJIKAN !" Luhan mendorong JungKook keras.

BRUGHH!

PRANK!

BUUGGHH!

Semua anak-anak melotot dengan wajah ketakutan saat melihat JungKook yang terdorong kencang, tertabrak meja, lalu kepalanya terkena vas bunga yang jatuh dan berakhir tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir disekitar kepalanya.

"ADA APA INI ?!" Seorang guru berlari tergopoh kearah kelas dan terkejut melihat keadaan anak-anak murid dan kelasnya yang berantakan.

"LUHAN !" Semua anak-anak berteriak dan menunjuk Luhan dengan pandangan takut.

Guru Cho memasuki kelas, dibelakangnya ada dua orang guru lagi yang sudah sibuk menolong Minseok dan JungKook. "Luhan, ikut ibu ke kantor."

Kediaman keluarga Oh

Jongin menatap Pak Han, kepala pelayan di rumah miliknya dan Suaminya dengan tatapan agak sedikit khawatir. "Apa yang dilakukan nya ?"

"Berkelahi dan membuat teman nya terluka hingga harus dilarikan kerumah sakit, Nyonya."

"Sebab ?"

"Mereka mengejek Tuan Oh dan anda Nyonya."

Jongin terkejut, lalu melangkah kearah pintu utama rumah itu. "Siap kan mobil, aku akan kesekolahnya. Jangan katakan pada Sehun, hanya kita berdua yang tahu. Anda mengerti Pak Han ?"

"Saya mengerti, Nyonya."

Selama perjalanan, yang dilakukan Jongin hanya menatap jalanan dengan wajah yang dipenuhi kekhawatiran. Jongin sadar, sejauh apapun dia mencoba berbuat jahat dan kejam serta bersikap benci kepada Luhan. Dia tetap tidak akan pernah bisa berhenti untuk tidak bersikap khawatir kepada anak tirinya itu bila terjadi hal-hal seperti ini, ia menyayangi Luhan. Seberapa buruk pun sikap dan perilaku ibu kandung Luhan dimasa lalu terhadapnya, tetap tidak akan bisa membuat Jongin membenci Luhan. Sejak pertama kali bertemu Luhan, Jongin sudah menyayanginya. Membenci Luhan, hanya pelampiasan Jongin.

"Berhenti membuatku Khawatir, anak sialan." Airmata lolos dari kedua mata bulat berbulu mata lentik milik Jongin saat dia mengatakan kalimat itu, sungguh dia khawatir.

"Nyonya kita sampai." Ucap Pak Jung supir pribadi nya yang dipekerjakan Sehun untuk mengantarnya kemanapun.

Jongin menatap kearah gedung Sekolah megah didepan nya."Tunggu disini, aku tidak lama." Ucap Jongin sambil membuka pintu mobil mewahnya yang dibalas anggukan patuh dari pak Jung.

Jongin melangkah pelan menyusuri lorong-lorong kelas sambil sesekali membaca papan yang tergantung didepan kelas, menunjukkan nama-nama kelas.

"Kau ibu Luhan ?" Jongin menoleh kearah sumber suara, lalu tatapan nya terhenti pada seorang anak laki-laki manis berpipi tembam yang sangat manis. Jongin mengeryit bingung sambil menggangguk samar.

"Aku-" ucapan Anak itu terpotong saat guru datang dan berdiri disampingnya.

"Anda Nyonya Oh, anda ditunggu di ruangan kepala sekolah." Guru itu tersenyum ramah kearah Jongin.

"Apa Luhan ada disana ?" Jongin bertanya dengan raut bingung.

"Tidak, Luhan sedang diruangan guru pembimbing." Guru itu menggeleng masih dengan senyuman ramah.

"Aku akan kesana." Jongin tersenyum kecil, lalu melanjutkan langkahnya.

Ruang Guru Pembimbing

"Luhan."

"Uncle." Luha menatap kyungsoo yang menatapnya dengan pandangan lembut. Guru pembimbing disekolah nya ini adalah Uncle nya sendiri, Uncle Kyungsoo.

"Apa yang terjadi ?" Kyungsoo berucap tenang sambil mengelus surai berwarna hitam yang serupa dengan surai Sehun.

"Dia mengejek ayah dan Jongin." Jawab Luhan singkat dengan kepala menunduk. "Ini sudah yang kesekian kalinya,"

Kyungsoo diam, menanti Luhan yan melanjutkan ucapan nya.

"Aku tidak suka. Sebenci apapun aku pada Jongin, aku tetap tidak akan terima bila mereka mengejeknya." Luhan berujar lirih.

Ruang kepala Sekolah

Jongin menduduki kursi yang berada didepan meja kepala Sekolah, Choi Siwon. "Nyonya Oh, benar ?"

"Ya." Ucap Jongin singkat, menatap Siwon dengan wajah serius.

"Luhan," ucap siwon dengan jeda, Jongin hanya diam menunggu Siwon melanjutkan. "Dia murid yang baik di sekolah ini, anak yang pandai dan mudah bergaul dengan siapa saja. Seperti yang kita ketahui, disetiap sekolah dasar Elite seperti ini, setiap anak yang berpredikat baik pasti akan memiliki musuh. Luhan lah contohnya, aku sering mendapat laporan bahwa Luhan sering dibully oleh JungKook dan Minseok." Jongin terkejut mendengar penuturan kepala sekolah didepan nya.

"Tapi Luhan tidak pernah melawan. Tapi, Entah kenapa kali ini dia melawan dan mengakibatkan hal yang sangat fatal." Siwon menatap Jongin, yang menatapnya dengan wajah khawatir bercampur terkejut.

"Lalu apa ?" Jongin bertanya dengan nada sedikit tak tenang.

"Peraturan nomor sepuluh disekolah ini, setiap anak yang melakukan kesalahan dan mengakibatkan hal yang berat akan dikeluarkan dari sekolah ini."

"Hey ! Ini bukan kesalahan nya sepenuhnya !" Jongin mengeryit tak suka setelah mendengar ucapan kepala sekolah.

"Tapi hal yang fatal diakibatkan olehnya." Siwon berucap tenang.

"Kalau dua anak itu tidak memancing, anak ku tidak akan melakukan itu !" Jongin kesal, dia menatap marah kearah Siwon. Hingga mengucapkan bahwa Luhan adalah anaknya.

"Namanya JungKook dan Minseok, mereka di skors selama 2 minggu."

"Ini tidak adil ! Mereka yang bersalah di skors dan Luhan dikeluarkan ! Kau ingin bermain-main dengan kami keluarga Oh ! Aku bisa saja membeli sekolah ini ! Kau tahu ?!" Jongin menunjuk wajah Siwon dengan telunjuk lentiknya.

"Kami tetap akan mengeluarkan Luhan."

"Tidak ! Aku akan membayar berapapun ! Jangan keluarkan Luhan dan tutup mulut tentang ini semua, jangan katakan pada siapapun. Termasuk suamiku."

"Kau menyuap ku ?" Siwon mengeryit bingung.

Jongin menyeringai lebar. "Aku tau kau tergiur, bagaimana ?"

"Baik."

"Oke." Jongin bangkit dan berjabat tangan dengan kepala sekolah. "Aku pamit." Jongin melangkahkan kakinya kearah pinti keluar, namun ia berenti sejenak dan memutar tubuhnya kearah Kepala sekolah. "Satu lagi."

Siwon mengeryit bingung. "Apa ?"

"Jangan katakan bahwa aku yang pergi menemui mu pada Luhan. Katakan bahwa yang menemui mu adalah Bibinya, Aunty Chanyeol."

"Baik."

Flashback off.

Tbc.

Thanks for review ^^.