Title : The House

Author : AKSE

Genre : Horror, Mistery

Cast : Kyuhyun, Yesung, Sehun, Taehyung, and Jimin

Length : Chaptered

Disclaimer : This is my pure story. Original from my imagination. But the casts aren't mine

Warning : This is YAOI, (BOYS LOVE).

Malam ini terasa lebih panas dari malam-malam sebelumnya, keringat tak henti-hentinya keluar dari pori-pori, seorang namja nampak gelisah dalam tidurnya. Dengan enggan dia membuka mata, beranjak dari kasur, menyalakan lampu yang tadinya dimatikan, melihat ke arah mesin pendingin ruangan.

"Aneh, ac-nya berfungsi dengan baik, waktu musim panas pun masih lama, tapi kenapa udaranya panas sekali?" Tidak mau berpikir lama, namja itu lantas membuka jendela, membiarkan sinar rembulan menghiasi kamarnya, kemudian menanggal kaos hingga dia terlihat topless, mematikan lampu dan berusaha tidur menyelami alam mimpi lagi. Dia berpikir mungkin dengan mematikan mesin ac dan membiarkan angin malam masuk akan mengurangi suhu panas. Keheningan melanda, hanya detak jarum jam dan suara jangkrik yang memenuhi kamar itu. Menit-menit pun berlalu namun suhu panas tidak berkurang sedikit pun, keringat masih setia mengguyuri tubuhnya. Mata yang semula terpejam kini terbuka kembali.

"Apa yang salah sama malam ini?" Namja itu berpikir sebentar, kemudian dia teringat akan sesuatu. Bergegas dia menyalakan lampu dan melihat ke arah kalender yg menggantung di samping lemari kemudian melihat ke arah jam dinding.

"21 Maret 1990, pukul 02.00 dini hari" Sang namja menyebutkan tanggal dan waktu itu berulang kali. "Pantas saja suhunya terasa sangat panas. Sudah waktunya." Matanya melihat keluar jendela, lebih tepatnya ke arah rumah yang berjarak 50 meter di depannya sekarang. Tidak lama berselang, seorang gadis berambut panjang dengan kulit putih yang nampak bersinar diterpa cahaya rembulan, menggunakan dress putih selutut terlihat keluar dari rumah itu. Di belakangnya, seekor kucing hitam berjalan mengekori sang gadis. Terdengar lolongan anjing beberapa menit setelah gadis itu meninggalkan rumah dan berjalan ke arah hutan. Mata sang namja tidak terlepas sedetik pun dari sosok gadis itu hingga dia menghilang dalam kegelapan hutan.

Dengan tubuh yang agak gemetaran, namja itu berjalan perlahan ke arah jendela kamar, tangannya diulurkan untuk meraih gagang jendela, tiba-tiba angin berhembus di depan wajahnya, lampu di kamarnya seketika padam, tubuhnya terasa kaku, nafasnya tercekat, kucing sang gadis kini hanya berjarak satu meter dari wajahnya. Mata kucing itu terlihat dipenuhi kabut, kemudian kabut itu perlahan menghilang dan terganti oleh warna hijau tua sedetik kemudian berganti lagi menjadi warna kuning terang. Perlahan mulut sang kucing terbuka, menampilkan gigi-giginya yang runcing dan tajam. Sang namja ingin berteriak tapi suaranya tertahan di tenggorokan. Dari arah belakang tubuhnya, udara dingin terasa menusuk hingga ke tulang, bulu kuduknya meremang. Dapat dirasakan sentuhan kulit lain pada kulitnya. Sentuhan itu bergerak dari arah tulang belakang menuju ke lehernya. Tanpa sadar air matanya telah membasahi pipi bercampur menjadi satu dengan keringat.

"Jangan takut sayangku, seharusnya kau bahagia karena aku telah menjemputmu. Ikutlah bersamaku." Bisikan halus itu menyapa gendang telinga sang namja. Perlahan kesadarannya menghilang, pandangannya terlihat kosong. Dia berjalan ke arah gudang mengambil seutas tali kemudian melangkah ke rumah sang gadis, mengikat tali itu ke dahan pohon jambu monyet yang berada di halaman belakang, setelah dia mengikat tali dan membuat simpul pada tali itu kemudia dia memanjat pohon, memasukkan kepalanya pada simpul dan meloncat dari pohon itu.

Sang gadis tersenyum licik melihat tubuh sang namja yang tergantung di pohon detik berikutnya dia tertawa kencang diiringi lolongan anjing serta angin yang kencang.

"Bagus sayangku, kini tak ada lagi penghalang di antara kita. Kau telah menjadi sama dengan diriku."

The House

"Mommyyyyyy… huuuuu…. Mommyyy….. Sehun hyung jahat." Dua orang namja cilik terlihat berlari meneriaki ibu mereka sambil menangis.

"Eihhh…. Jimin dan Tae kenapa menangis?" Sang mommy pun datang menghampiri mereka, berjongjok menyamakan tingginya dengan kedua namja cilik bernama Cho Jimin dan Cho Taehyung, si kembar hyperaktif buah cintanya dengan sang suami Cho Kyuhyun.

"Mommy, sehun hyung jahat. Sehun hyung tidak mau bermain bersama Jimin dan Tae" Adu Jimin, si kembar tertua.

"Iya mommy, Sehun hyung mengusir Tae dan Jim hyung dari kamar terus Sehun hyung meneriaki kita katanya kita itu pengganggu." Kali ini si kembar bungsu yang bersuara. "Mommy apa benar Tae dan Jim hyung itu pengganggu? Kita berdua kan hanya ingin bermain bersama Sehun hyung." Lanjutnya dengan wajah yang tertekuk, mata sembab dan pipi memerah karena nangis.

Yesung, ibu dari kedua anak kembar ini hanya tersenyum manis, membawa kedua anaknya dalam pelukan hangat khas seorang ibu, mengelus punggung mereka. "Jim dan Tae bukan pengganggu, kalian adalah hadiah terindah dari Tuhan untuk Mommy dan Daddy. Sehun hyung mungkin sedang lelah jadi tidak ingin diganggu."

"Mommy, apa Sehun hyung tidak sayang sama Tae dan Jim?" Tanya Taehyung

Yesung melepas pelukannya, menatap wajah kedua anaknya, ibu jarinya bergerak menghapus jejak air mata di pipi gembul mereka. Senyuman manis andalannya kembali tercetak sempurna pada bibir tipis itu. "Sehun hyung sayang kok sama Tae dan Jim sama seperti Mommy dan Daddy yang sangat sayang sama kalian. Jadi, jangan terlalu dipikirkan teriakan Sehun hyung tadi. Oh iya sebentar lagi daddy pulang, siapa yang ingin membantu mommy menyiapkan makan malam?" Mendengar kata makan malam, serentak mata kedua bocah itu berbinar-binar.

"Tae mau".

"Jim juga mau."

"Ne, ayo ke dapur. Makan malamnya harus siap sebelum daddy pulang."

Sementara pasangan ibu dan anak tersebut sibuk menyiapkan makan malam di dapur sang daddy yang sedang berada di kantor nampak serius di balik meja kerjanya. Sepasang onyx dibalik kacamata itu nampak serius membaca setiap deretan kata yang tertera dalam tumpukan-tumpukan kertas. Keningnya mengerut sebentar kemudian tangannya beralih menekan tombol pada telepon di sampingnya.

"Jessica tolong sampaikan pada Donghae untuk segera ke ruangan saya sekarang juga".

"Baik, Pak." Jessica menyahut dari line seberang.

5 menit kemudian pintunya diketuk dan munculnya seorang namja yang seusianya dengan nya.

"Ada apa kau memanggilku, Kyu" Donghae, namja itu bertanya pada namja di hadapannya.

"Hyung apa ada masalah sama pembangunan proyek kita di Busan?" Tanya Kyuhyun

"Aku rasa tidak ada masalah, semuanya berjalan dengan lancar. Semua warga di tempat itu telah setuju untuk menjual tanah mereka dan proses penggusuran pun sudah dilakukan sejak dua hari lalu."

"Benarkah? Dari laporan yang aku baca ada seorang warga yang tidak ingin menjual rumahnya." Kyuhyun menatap intens ke arah Donghae

"Ah.. soal rumah itu. Bukannya tidak dijual hanya saja tidak ada yang tahu kemana pemilik rumah itu sekarang, warga pun mengatakan sebaiknya jangan digusur karena ada mitos yang beredar di sana jika rumah itu berhantu."

"ckk.. lantas kalian mengikuti saran warga? Apa kau sudah kehilangan akal sehat hyung? Hantu itu tidak pernah ada. Bakar saja rumah itu jika tidak ingin kalian gusur. Aku tidak mau tahu sama mitos atau apalah itu, besok pagi rumah itu sudah harus rata dengan tanah." Ucap Kyuhyun final.

"Baiklah aku mengerti. Permisi." Donghae menundukan kepalanya sebentar kemudian berlalu dari ruangan Kyuhyun. "Bakar rumah itu sekarang, besok pagi rumah itu sudah harus rata dengan tanah, ini perintah Presdir."

The House

Waktu menunjukan pukul 19.30 saat Kyuhyun menginjakan kakinya di rumah.

"Daddy pulang." Kyuhyun berteriak memberitahukan kepulangannya, tidak lama kemudian dia mendengar langkah-langkah kaki kecil berlarian menuju arah tempatnya berdiri.

"Daddyyyy…" Itu si bungsu Taehyung yang pertama kali tiba dihadapannya dan tanpa pikir panjang meloncat kearah Kyuhyun. Dengan sigap Kyuhyun menangkap tubuh gempal si bungsu, menggendongnya, mencium pipinya berulang kali.

"hi..hi..hi… Daddy hentikan, geli."

"Selamat malam jagoan daddy. Kok sendiri? Jim hyung dimana?"

"Selamat malam daddy, Jim hyung sedang membantu mommy di dapur."

"Benarkah? Ayo kita ke dapur."

Sepasang ayah dan anak itu lantas ke dapur, menemui sang ibu dan saudara kembarnya yang sedang sibuk menata makanan di meja.

"Sesibuk itukah kalian hingga tidak menjemputku di depan?" Ujar Kyuhyun sesaat setelah tiba di dapur.

"Eoh… selamat malam Daddy." Ucap Jimin sambil tersenyum manis dan berjalan menghampiri sang ayah dengan si bungsu yang berada di dalam gendonganya.

"Selamat malam, Jimin-ku yang manis." Kyuhyun berjongkok, menyuruh Taehyung turun dari gendongannya kemudian beralih menggendong Jimin.

"kkkk…. Ayah bau belum mandi." Ujar Jimin sembari menutup hidung dengan tangan mungilnya.

"Benarkah, Jimin juga bau. Pasti belum mandi juga kan?" Ujar Kyuhyun jahil sambil mencolek pipi anaknya.

"eumm… Jimin dan Tae belum mandi karena sibuk membantu Mommy nyiapin makan malam."

"Astaga… sampai selarut ini kalian belum mandi?" Mata nya menatap pada sang kembar bergantian dan dib alas anggukan imut dari mereka berdua. "Jadi, siapa yang mau mandi bersama daddy?"

"Jimin."

"Tae juga."

"Baiklah, kalau begitu ayo ke kamar dan tunggu daddy di kamar mandi. Daddy mau menyapa mommy dulu."

"Aye aye kapten." Ujar mereka berdua bersamaan, kemudian Jimin turun dari gendongan Kyuhyun dan berlari bersama Taehyung ke kamar mereka.

Selepas kepergian sang kembar, Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke arah sang Istri yang telah menatap interaksi antara ayah dan anak itu sejak tadi. Kaki jenjangnya perlahan menuju tempat Yesung, mendekap tubuhnya dalam pelukan posesif. Beberapa saat Kyuhyun termenung dalam jernihnya sepasang bola mata hitam pekat dihadapannya. Senyuman simpul dia lukiskan pada bibir tebalnya.

"Selamat malam istriku yang cantik."

"Selamat malam suamiku yang tampan." Yesung mengecup sekilas pipi Kyuhyun

"Apa aku hanya mendapatkan kecupan di pipi?"

Yesung memiringkan kepalanya, menatap Kyuhyun polos. "Memangnya, kau ingin mendapatkan kecupan dimana?" Yesus tersenyum nakal

Kyuhyun mengeliminasi jarak diantara mereka berdua "Aku ingin mendapatkannya disini" Setelah mengucapkan itu, bibir Kyuhyun pun meraup belahan bibir semerah cherry di hadapannya. Menghisap, jilat kemudian menggigit gemas bibir itu hingga terbuka sedikit, melesatkan lidahnya ke dalam rongga hangat milik sang istri, mengajak pertarungan lidah. Tidak mau kalah, tangan mungil Yesung melingkar sempurna di leher sang suami, meremas surai kecoklatan sementara lidahnya sibuk bertarung dengan lidah sang suami. Beberapa tetes air liur nampak mengalir di sudut bibirnya. Desahannya tak mampu ditahan saat lidah sang suami dengan lihai bermain dalam rongga mulutnya. Seperti penyemangat, desahan Yesung meningkatkan libido Kyuhyun, tangannya yang semula bertenger di pinggang Yesung telah beralih masuk ke dalam kaos sang istri dan mengelus perut rata miliknya.

"Dadddyyyy…." Teriakan sang anak dari kamar menghentikan kegiatan pasangan suami-istri ini. Terpaksa mereka harus melepaskan ciuman mereka. "Terima kasih sayang" Ucap Kyuhyun dan mengecup sebentar pipi sang istri yang memerah karena kegiatan mereka barusan kemudian beranjak ke kamar sang kembar.

The House

Setelah acara membersihkan tubuhnya dengan sang kembar, mereka bertiga pun menuju ruang makan. Cacing-cacing di perut mereka telah berteriak kelaparan sejak tadi. Di ruang makan, Yesung dan sang anak tertua dalam keluarga Cho, Sehun telah duduk manis menunggu kedatangan mereka. Setelah duduk di meja makan, mereka pun saling memegang tangan dan berdoa sebelum menyantap hidangan yang telah tersedia.

Di tengah-tengah acara makan malam, Kyuhyun mulai membuka percakapan. "Sehun, kapan kau akan mengenalkan dia pada kami?" Sehun berhenti sejenak dari kegiatan menguyang makanan.

"Dia? Dia siapa yang daddy maksud?"

"Jangan berpura-pura bodoh Cho Sehun. Siapa lagi kalau bukan namja manis yang kau peluk kemarin di depan sekolah." Ucap Kyuhyun tenang

"uhukk… uhukk… " Sehun tersedak makanan di mulutnya, dengan gesit Yesung menepuk punggung anaknya dan memberikan minum. "Bagaimana daddy tahu?" tanya sehun

"Ayah tahu segalanya apalagi jika berkaitan dengan anaknya. Jadi, kapan?"

Sehun menghela nafas sebentar dan menatap wajah ayahnya. "Mingu depan daddy, aku akan mengenalkannya pada kalian minggu depan." Ucapnya pasti.

"Baguslah. Daddy tunggu kehadirannya di rumah ini."

Setelah itu tidak ada lagi percakapan yang terjadi diantara mereka hingga acara makan malam usai. Kini, keluarga Cho sedang bersantai di ruang nonton minus Sehun karena dia sedang belajar untuk ujian minggu depan. Tiba-tiba Yesung yang sedang duduk di antara sang kembar merasakan hembusan angin di tulang belakangnya selang beberapa menit dia mendengar Kyuhyun memanggil namanya tiga kali. Sontak dia menolehkan wajahnya ke arah Kyuhyun yang sedang duduk membaca lembaran-lembaran kerja di lantai sambil bersandar ke sofa.

"Kyu…" Panggil Yesung

"hn" Kyuhyun yang sedang sibuk membaca hanya menjawab seadanya.

"Apa barusan kau memanggil ku?" Kyuhyun meletakkan lembaran-lembaran itu di lantai dan menatap ke wajah sang istri.

"Apa kau begitu merindukan ku hingga berfantasi yang aneh-aneh?" Tanya Kyuhyun jahil

"isshh… Aku serius, kyu. Apa barusan kau memanggil namaku?"

"Tidak. Mungkin hanya fantasimu saja mendengarku memanggil namamu di tengah-tengah kegiatan panas kita berdua."

"ck… dasar mesum. Jangan berbicara yang aneh-aneh. Untung mereka berdua sudah tidur. Sudahlah bantu aku memindahkan mereka ke kamar."

"Jika bukan Kyuhyun, lantas suara siapa tadi yang aku dengar?"

The House

Sementara itu, di lokasi proyek Cho Corporation. Nampak beberapa pekerja sedang menyiramkan bensin pada sebuah rumah tua yang tak terurus.
"Tidak apa-apa kita membakar rumah ini?"

"Tidak tahu. Ini perintah Presdir Cho."

"Tidak apa-apa. Bakar saja toh rumah ini tidak ada penghuninya. Jangan terlalu percaya pada mitos." Api pun mulai berkobar, membakar habis rumah itu. Seorang gadis dengan kucing hitam menatap rumah mereka yang telah habis dimakan si jago merah dari balik gelapnya hutan. Bibirnya mengukir seulas senyum misterius, matanya berubah menjadi hitam pekat. "Cho Kyuhyun" Desisnya.

"Kita telah menemukan target selanjutnya." Matanya diarahkan pada sang kucing kemudian menghilang secara misterius.

T B C

Dear, my beloved reader.

Ini ff bergenre horror pertama milik saya. Mohon maaf jika belum sesuai dengan kehendak kalian, maklum saya sedang mencoba untuk menulis beberapa kejadian horror yang saya alami secara langsung. Saya membutuhkan apresiasi kalian berupa saran, kritik, pujian, hinaan, dll atas ff ini karena apresiasi kalian sangat berpengaruh pada mood saya untuk menulis. Untuk ff "My Sun" itu terinspirasi dari kisah nyata yang saya lebai-lebaikan untuk keperluan cerita. Jangan minta sekuel karena saya sendiri tidak terlalu tahu soal kehidupan selanjutnya sang tokoh utama setelah ditinggal mati sang calon suami. Untuk ff "When You Say Hi To Me" ada yang meminta untuk dibuatkan dari sudut pandang Yesung. Well, sayangs sedang memikirkan hal itu, mungkin saya akan membuatnya dalam waktu beberapa hari kedepan. Last word, give your review, please J