10-03/16

A Silent Voice

.

.


[Kwon]

Putih, membosankan. Pagi ini rasanya putih dan itu membosankan. Hidup itu adalah perang melawan kebosanan, tapi kenapa rasanya biasa-biasa saja? Menyedihkan.

Seokmin dan Jun sedang sibuk dengan buku paket, dasar munafik. Jadi sok rajin begitu. Aku menenggelamkan kepalaku diantara lengan. Bosan, tidak ada yang menarik selain tidur untuk sekarang. Mr. Han saja belum datang, guru apa sih yang selemot itu?

"Sudah cukup kita bertingkah seperti anak kecil Kwon Soonyoung. Kita, aku, kau dan Jun hampir masuk Sekolah Menengah Pertama. Kau seharusnya sadar, melompat ke sungai itu kelakuan anak kecil. Sudah cukup aku kekanakan seperti dirimu"

Sial, ucapan Seokmin kemarin sore menghantuiku.

Aku menoleh, menatap gerombolan anak perempuan yang tengah bergosip ria. Kadang aku heran, apa yang mereka bicarakan hingga terkikik geli atau merona seperti itu? Detik berikutnya suara pintu bergeser terdengar begitu jelas, masuk dan semua anak berlarian menuju mejanya masing-masing.

Aku langsung merasa kuning. Bukan putih yang membosankan− namun Kuning, yang kurang lebih kuartikan sebagai suatu ketertarikan. Aku tidak tertarik dengan dasi baru atau ekspresi merona Lee Seokmin, namun pada seseorang yang mengikuti langkah dibelakang. Pemuda manis bersurai soft pink yang rasanya pernah kulihat.

berdehem, membetulkan letak dasinya lalu tersenyum arogan. "Kita kedatangan murid baru" Mataku tidak berkedip menatap si merah muda. (Ia memepertahankan senyumnya yang manis sementara matanya yang segaris menatap lurus kedepan) Kurasa kegugupannya sudah sampai pada tahap akhir saat aku sadar bahwa kedua tangannya yang menggenggam buku Note besar terlihat basah.

"Ayo perkenalkan dirimu" tersenyum. Anehnya pemuda manis itu tidak merespon masih sama. Tidak bergerak sama sekali, aku mencium bau mencurigakan.

Satu menit hingga menyerah, menepuk bahu sempit pemuda itu lalu terseyum getir. "Ayo perkenalkan dirimu" Mengulang kalimatnya ketika ia menatap kaget.

Dia mempertahankan senyumnya, menatap kami bergantian satu persatu. Tidak ada suara yang keluar, aneh, sebenarnya dia kenapa?

Tangannya mengangkat buku Note itu, lalu membuka lembar pertama. Aku mengernyit, menatap tulisan 'Halo' besar yang ditulis dengan spidol gemuk berwarna hitam. Dia tersenyum lalu membuka lembar berikutnya.

"Namaku Lee Jihoon" Tulisan yang terlihat rapi itu lagi.

Sesaat aku melihat menghela nafasnya prihatin. Lalu menatap kami bergantian memberi kode untuk tetap diam.

"Heh, apa-apaan itu" Aku menopang dagu, menatapnya yang mesih setia tersenyum manis. Tangannya yang mungil membuka lembar berikutnya. Aku tersentak, warna Kuning yang kurasakan mendadak berubah Abu-abu.

"Aku Tuli"

Seokmin bahkan ternganga. Ketua kelas, Yoon Junghan bahkan menutup mulutnya yang terbuka. Lembar berikutnya terbuka dan aku hanya bisa diam.

"Aku akan memakai notebook ini untuk berkomunikasi dengan kalian"

Dia tersenyum. Aneh.

"Kuharap kita bisa berteman baik, mohon bimbingannya"

Dia membungkuk. Menyisakan sesuatu aneh yang bergejolak didalam diriku.

.

.

TBC


Note: Hai. Maaf ya nambah satu fanfic lagi yang gatau kapan endingnya selesai HAHAHAHA. Tapi buat project ini aku sungguh-sungguh buat dengan sepenuh hatiku. Well, aku terinpirasi dari Manga yang judulnya sama. Aku suka. sumpah. unyu banget.

Note(2): Maaf ya untuk, beberapa fanfic ku Hiatus kan. Cek sendiri nanti ahahaha. Maaf banget, nanti abis UN aku aktif nulis itu aku Minta maaf sanga /bow

So.

HIATUS!

Paperoheart.