Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Tittle : The Story You didn't Know

Genre : Slice of Life, Drama, Romance, Comedy

Rate : T

Pairing : NaruSaku Always

Warning : AU, OOC, minim deskriptif, typo(s), dll.

.

Summarry: Apa jadinya jika seorang Naruto Namikaze yang sebenarnya populer tetapi suka menjauhkan diri dari orang-orang menyukai seorang gadis? Dan apa jadinya kalau Sakura Haruno, gadis terpopuler di KIHS tidak mengenal lelaki introvert itu? Berkat misi dari sang Ketua OSIS, dia harus bertemu dengan lelaki itu. Pertemuan antara cewek-cowok populer ini pun menjadi awal dari kisah mereka.

.

Chapter 1 :Flower Lady

.

.

Orang-orang mengingat masa SMA sebagai masa penting dalam hidupnya. Dan orang mengingat masa penting dalam hidupnya sebagai masa SMA. Mereka bilang begitu karena mereka suka kenangan di masa SMA, tapi benarkah semua orang ingin mengingat masa hidup di SMA seperti itu? Contohnya kalau bukan belajar, olahraga atau bergaul dengan orang lain apa lagi coba?

Bagaimana jika ada Siswa yang lebih memilih untuk tidak menononjol dalam menjalankan kehidupannya? Walaupun mungkin kehidupan seperti itu memang agak kesepian.

Naruto Namikaze, Siswa Konoha International High School tingkat dua. Ia adalah seorang Mangaka pendatang baru dengan nama pena 'Rui Harukaze' namun karena ia masih newbie, orang-orang belum mengatahui identitas aslinya. Naruto Namikaze dikenal sebagai cowok paling keren di KIHS. Ia sangat berbakat di bidang seni. Tidak hanya pandai menggambar manga, tetapi ia juga memiliki bakat terpendam di bidang musik. Namun tidak ada yang sempurna di dunia ini, meski Naruto sangat berbakat di bidang seni, ia kurang menonjol di bidang orahraga dan ia juga agak payah dalam bidang akademik. Meskipun demikian, ia sangat populer di KIHS. Kapanpun ia berjalan, jalan seperti selalu terbuka di depannya dan setiap murid bergosip tentang dirinya.

"Rasanya seperti… dia selalu menggambar jalan dengan pikirannya," bisik seorang Siswa pada temannya.

"Namikaze-kun!" gumam seorang Siswi dengan wajah memerah.

Di Sekolah mereka memanggilnya cowok cakep yang tertutup, yang tidak mengijinkan siapapun dekat dengannya. Setiap orang mengirimnya tatapan iri dari kejauhan dan disaat bersamaan…

"Mereka masih saja melihatku!" gumam Naruto dengan ekspresi tak nyaman.

Ya, orang ini berpikir bahwa ia dibenci oleh semua orang.

Naruto melihat ke sekeliling. Seorang Siswa tampak terkejut karena Naruto yang sejak tadi hanya berjalan lurus dan tetap fokus ke depan berbalik tiba-tiba.

"Uwoohh!" kaget Siswa tersebut.

Seorang Siswi lekas menyembunyikan wajahnya di balik punggung sahabatnya—seorang cowok yang badannya tinggi besar.

"Dia melihat ke sini! Kyaa!" kata cewek itu.

Seorang Siswi lainnya langsung menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Tidaaakk! Aku bahkan tidak pakai makeup!"

Kekasih Siswi tersebut hanya menatap gadis itu heran. Beberapa Siswa-siswi lainnya mulai bertingkah aneh. Ada yang tiba-tiba saja menunjukkan ekspresi terkejut sambil menyentuh pipinya, sementara mulutnya terbuka lebar. Ada yang tiba-tiba saja mengangkat kedua tangannya ke udara seakan baru mendapatkan hadiah undian. Ada beberapa Siswi yang segera berpaling dari Naruto dengan wajah merona merah karena malu, dan ada pula yang salah tingkah sehingga hampir jatuh pingsan.

Naruto yang memerhatikan tingkah orang-orang aneh itu langsung berwajah pucat. Ia kembali berbalik ke depan dan mendesah sedih. Aura di sekitarnya mulai berubah suram.

'Mereka juga membenciku hari ini, tapi tenang toh aku tidak ingin berteman dengan kalian juga. Pikiran itu sama sekali tak terlintas dalam benakku,' bathin Naruto, padahal hati kecilnya berkata bahwa ia ingin sekali berteman dengan mereka semua.

"Ini masih pagi dan dia sudah membangun dinding yang dapat dikagumi," komentar seorang Siswa.

Salah satu teman Siswa tersebut tersenyum dan bergumam dalam hati. 'Aku berpikir hari ini akhirnya aku dapat berbicara dengannya. Sayangnya dia sepertinya lebih tertarik untuk menyendiri seperti biasa. Mungkin sebaiknya tidak usah aku ganggu karena dia mungkin akan marah.'

"Itu disebut dinding Namikaze yang terkenal," sambung yang lain.

Naruto akhirnya sampai di ruang loker. Siswa-siswi di sekitar sana memerhatikan Naruto yang tengah berdiri di depan loker miliknya.

Naruto membuka tasnya dan mengeluarkan sepasang sepatu olahraga.

'Aku sudah biasa menghilangkannya sejak aku masih SMP makanya minggu lalu aku bawa pulang saja,' pikirnya. Ya, Namikaze Naruto memang sering sekali menghilangkan sepatu olahraganya. Bukan karena ia adalah orang yang ceroboh, melainkan ada banyak tangan-tangan jahil yang sengaja mencuri sepatu miliknya untuk dibawa pulang.

'Oh iya, dan pembully pernah berurusan denganku saat di koridor'.

Ketika Naruto memasukkan sepatu tersebut ke dalam loker, sebuah amplop terjatuh. Ekspresi Naruto berubah pucat dan panik.

'Surat kematian?' pikirnya.

Setahun yang lalu Naruto menerima banyak sekali surat hingga lokernya penuh. Ia berpikir semua surat tersebut adalah surat terror padahal sebenarnya surat-surat itu adalah surat cinta dari para Siswi KIHS mulai dari murid-murid seangkatannya hingga para murid senior.

Naruto meremas surat yang ditemukannya dan dengan wajah datar ia berjalan menuju tong sampah terdekat lalu membuang surat tersebut.

"Tidak mungkin anak SMA mengirim surat kematian untukku tapi masa bodoh! Aku akan menganggap bahwa aku tidak pernah menerima surat kematian itu!" gumamnya.

"Dia meremas dan membuang surat cinta itu tanpa ragu-ragu," bisik seorang Siswa.

"Dia tidak menunjukkan pertimbangan ke perempuan," komentar Siswa lainnya.

Naruto kembali berjalan menuju kelasnya. Sesampainya di kelas 2-2, ia menemukan sebuah kotak makan di kolong mejanya. Wajah Naruto kembali berubah pucat. 'Kuso! Sekarang ada orang yang memberiku bentou beracun!'

Naruto menggepalkan kedua tangannya. Aura kelam nampak jelas di sekitarnya. Tiba-tiba saja ia teringat kejadian tiga tahun yang lalu. Kejadian saat dirinya masih menjadi murid Junior High School tingkat dua.

.

.

Seorang Siswi berambut indigo dan bermata amethyst memasuki ruang kelas 2-D. Dia memandang ke sekeliling ruangan kemudian menghampiri seorang Siswa berambut brunette dengan tattoo segitiga merah di kedua pipinya.

"Ano…Kiba-kun!" kata gadis itu dengan wajah memerah.

"Ada apa Hinata?" tanya seseorang yang dipanggil Kiba tersebut.

"Bolehkah aku- meminta… bantuanmu!"

"Kau tidak perlu sungkan padaku Hinata! Kita kan teman masa kecil, katakan saja apa yang bisa kulakukan untukmu?"

"Etto… kau berteman dengan Naruto-kun, kan?"

"Ya, kami lumayan akrab. Memangnya kenapa?"

"Ano… aku… me-membuatkan bentou untuk Naruto-kun. Bisakah kau s-sampaikan ini pa-da-nya?"

"Kau membuat bekal ini sendiri?"

"Hai!" jawabnya dengan wajah semakin memerah.

"Baiklah! Dengan senang hati akan kusampaikan padanya!" balas Kiba Inuzuka sambil tersenyum lebar. Ia menerima kotak makan tersebut dari Hinata dan menaruhnya di atas meja.

"A-arigatou, Kiba-kun!" sambung Hinata yang lekas pergi.

Tiba-tiba saja Kiba kebelet ingin ke kamar kecil. Ia bangkit dari tempat duduknya dan lekas berlari ke luar ruangan.

Seorang Siswi berambut pirang pucat tersenyum sinis kemudian memulai obrolan dengan seorang temannya.

"Kau dengar itu, Juu-chan?"

Siswi berbadan gemuk itu mengangguk. "Ya, si Hyuuga ingin memberikan bentou itu pada Namikaze-kun!"

"Aku tak akan membiarkan gadis itu merebut calon gebetanku!"

"Lalu apa yang akan kau lakukan, Shion-chan?"

"Bagaimana kalau kubuat Namikaze-kun membenci si sadako itu?"

"Bagaimana caranya?"

Shion Akasuna menyeringai. "Kita buang bentou buatannya lalu ganti dengan ini!"

Junko Makino memerhatikan benda yang sedang di pegang Shion. Itu adalah sandwich instant yang sudah expired sepuluh hari yang lalu.

"Jika Namikaze-kun melihat kemasan ini dan mengetahui bahwa ini sudah kadaluarsa, dia pasti akan memaki-maki Hyuuga dan membenci anak itu selamanya!" kata Shion yang kemudian tertawa penuh kemenangan.

"Aha! Ide yang bagus, tapi bentou itu jagan dibuang… kan sayang! Mending untukku saja, ya!"

"Terserah!"

"Assiikk!"

Junko memindahkan bentou buatan Hinata ke dalam kotak makannya yang sudah kosong. Kebetulan Junko memang sudah menghabiskan bekal makan siangnya karena tadi dia tidak sempat sarapan di rumah. Setelah yakin kotak makan kepunyaan Hinata sudah bersih, dia menyerahkan kotak makan tersebut pada Shion.

Shion tersenyum sinis kemudian memasukkan sandwich instant itu pada kotak makan Hinata. Selanjutnya dia kembali menaruh kotak makan tersebut di atas meja milik Kiba.

.

Bel istirahat berbunyi. Kiba menyodorkan bentou tersebut pada Naruto. "Ini untukmu!"

"Kau tumben sekali memberiku bekal makan siang, pasti ada maunya!"

"Aku memberimu bentou? Untuk apa? Ini dari Hinata Hyuuga!"

"Hinata Hyuuga? Siapa itu?"

"Anak kelas 2-A. Kurasa dia menyukaimu. Terimalah! Hinata itu orang yang lemah lembut dan baik hati. Selain itu dia juga sangat pandai memasak lho… dan makanan buatannya selalu enak."

"Arigatou! Kebetulan aku memang lupa membawa bekal buatan Ibuku…"

"Aku minta juga, ya!"

"Boleh saja," sambung Naruto yang kemudian membuka kotak makan tersebut.

"Are?"

"Nande?"

"Kau bilang dia pandai memasak? Kau pasti becanda, dia hanya memberiku sandwich instant!"

"Ha? Mungkin Hinata tidak sempat membuat bekal karena dia takut terlambat ke Sekolah. Meskipun itu cuma sandwich instant, kau terima saja! Ini adalah salah satu bentuk ketulusannya padamu dan jangan lupa aku minta juga. Aku mulai lapar."

Naruto yang kebetulan sudah mulai lapar seperti Kiba lekas membuka kemasan tersebut kemudian mengambil satu sandwich dan langsung memakannya. Dia tidak memerhatikan tanggal expired dalam kemasan itu karena menurut Kiba, Hinata adalah orang yang baik hati.

Kiba sendiri tersenyum lebar dan dengan bodohnya lekas mencomot dua sandwich dan melahapnya sampai habis. "Umaaaii!"

Keesokan harinya Kiba tidak masuk sekolah karena diare. Naruto lebih parah, katanya ia sampai masuk Rumah Sakit karena keracunan makanan.

Naruto dirawat di RS selama empat hari. Saat Naruto kembali ke Sekolah, ia tidak ikut pelajaran olahraga. Ia masih merasa pusing karena belum sembuh benar.

"Aku tidak menyangka Hinata setega itu padamu," komentar Kiba yang juga tidak ikut pelajaran olahraga.

"Aku penasaran kenapa dia memberiku makanan yang sudah expired?"

"Alasannya sudah jelas! Dia pasti membencimu!"

"Kenapa? Memangnya aku punya salah padanya?"

"Mungkin kau itu adalah type orang yang mudah dibenci."

"Alasannya?"

"Etto… karena kau seorang hikikomori mungkin?"

Hikikomori adalah istilah Jepang untuk fenomena di kalangan remaja atau dewasa muda di Jepang yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosial.

"Mendokusai. Anak perempuan itu menyeramkan. Mereka berpura-pura baik tapi sebenernya memiliki dendam yang terpendam," komentar Shikamaru Nara yang juga tidak mengikuti pelajaran olahraga.

"Yo, Shikamaru! Kenapa kau tidak ikut PE (Physical Education)?" tanya Kiba.

"Malas! Jadi kubilang pada sensei kalau aku sedang tidak enak badan."

"Pembohong!" sahut Kiba. Naruto dengan aura suram di sekitarnya nampak sedang memikirkan sesuatu.

"Mendokusai, dia itu benar-benar type orang yang gampang depresi, mengingatkanku pada Kakeknya Tsunade-sensei!"

"Memangnya kau tahu dari mana kalau Hashirama Senju itu type orang yang mudah depresi?"

"Hiruzen-sensei pernah cerita padaku!"

"Ooh…."

Sejak saat itu Namikaze Naruto mulai beranggapan bahwa semua orang membenci dirinya. Itulah sebabnya ia berubah menjadi pribadi yang tertutup dan bertekad untuk tidak menjadi orang yang menonjol agar ia tidak pernah mengalami kejadian yang serupa lagi. Ia bahkan tidak ingin lagi bergaul dengan siapapun karena ia tidak mau teman-temannya ikut terisolasi. Ia selalu berpikiran bahwa cukup dirinya saja yang terisolasi. Ia tidak akan pernah membiarkan teman-temannya atau siapapun mendapatkan masalah hanya karena bergaul dengannya.

.

.

Naruto yang masih trauma dengan kejadian beberapa tahun yang lalu memutuskan untuk menggambar manga untuk menenangkan dirinya. Ia mulai menggambar beberapa karakter di buku gambarnya. Ia bertekad untuk tidak memikirkan 'bentou beracun' yang ada di kolong meja.

Begitu bel masuk berbunyi Naruto berhenti menggambar. Ia memutuskan untuk memerhatikan guru yang tengah mengajar karena ia tidak ingin mendapat nilai di bawah rata-rata lagi untuk ujian hariannya.

ooOSliceOfLifeOoo

.

.

Bagi sebagian orang masa muda itu jangan di sia-siakan terutama masa SMA, karena masa remaja yang terindah tak bisa terulang. Bagi mereka masa muda itu tak pernah mendung, karenanya mereka bertekad untuk menjadi populer agar mereka bahagia. Mereka berusaha untuk menjadi pribadi yang ceria dan energik, bahkan ada beberapa diantara mereka yang menganggap bahwa menjadi terkenal adalah tujuan utamanya untuk mendapatkan kenangan SMA yang paling berkesan dalam hidup mereka. Salah satu diantara orang-orang ini adalah Sakura Haruno.

Sakura Haruno adalah gadis cantik yang memiliki masa-masa tidak menyenangkan saat dia masih SD dan SMP. Dia sering sekali dibully karena penampilannya yang culun. Sakura memang seorang Nerd yang selalu dikucilkan di lingkungannya. Orang-orang di sekitarnya banyak sekali yang berpendapat bahwa Sakura Haruno adalah orang yang sangat membosankan. Dia hanya tertarik pada buku seolah buku-buku tersebut adalah dunianya. Dia juga sangat cuek dan tidak peduli pada penampilan. Namun itu dulu, sekarang Sakura Haruno sudah berubah.

Sakura Haruno yang sekarang adalah pribadi yang perfectionist. Tentu saja dia sangat berbakat di bidang akademik maupun di bidang olahraga. Dia selalu menjadi juara umum di Sekolah dan sering sekali memenangkan kejuaran tennis antar Sekolah. Sayangnya, dia sama sekali tidak berbakat di bidang music ataupun seni. Dia bahkan tidak bisa memasak. Dia juga sangat mempedulikan penampilannya dan tidak mau terlihat jelek. Dalam segala hal dia harus selalu tampak sempurna. Itulah sebabnya dia memutuskan untuk bergabung dalam OSIS hingga akhirnya dia terpilih menjadi sekretaris ketua OSIS. Dan tentu saja gadis ini sangat populer.

Sakura adalah cewek terpopuler di KIHS. Dia juga memiliki banyak teman. Hampir semua Siswa KIHS menyukainya bahkan sebagian Siswi KIHS juga menyukainya karena mereka sangat mengagumi sosok Sakura. Namun menjadi populer juga tidak selamanya menyenangkan. Contohnya saja, ada banyak sekali Siswa-siswi KIHS yang membencinya. Orang-orang ini beranggapan bahwa Sakura Haruno adalah gadis yang angkuh, egois, dan tukang cari perhatian. Setiap kali Sakura berjalan, orang-orang mengiriminya tatapan iri dari kejauhan dan setiap murid bergosip tentang dirinya.

"Minna, mitte! Gadis manja itu selalu menjengkelkan seperti biasanya!"

"Yup! Berlagak seolah dia adalah seorang Hime-sama yang diperebutkan para pangeran tampan!"

"Hai. Dia adalah tipe orang yang berpendapat bahwa 'orang lain itu bukan apa-apa kalau dibandingkan dengan dirinya atau tanpa dirinya'. Sungguh tipe orang yang mudah dibenci!"

"Ya, paling dia cantik karena hasil operasi plastik. Lihat hidungnya, hidungnya itu tidak mungkin asli!"

"Ya, bibir dan lipatan matanya juga pasti palsu! Dan warna matanya yang green emerald itu… Aku yakin itu adalah contact lens."

Sakura yang sayup-sayup mendengar perkataan orang-orang itu hanya bisa menghela nafas. Ino Yamanaka yang berjalan di samping kirinya menatap heran sahabatnya itu.

"Kenapa kau mendesah begitu, forehead?"

"Memangnya kau tidak dengar apa yang mereka gosipkan tentang aku?"

"Sudahlah, tidak usah kau pedulikan! Mereka itu hanya iri padamu!"

"…tapi ucapan mereka menyakitiku, pig!"

"Manusia memang seperti itu. Mereka melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, jadi jangan heran kalau ada yang menyukaimu ataupun membencimu."

"Ya, kau benar pig!"

Ketika Sakura berjalan melewati sekelompok Siswa, Sakura tersenyum senang karena cowok-cowok itu tidak bergosip yang jelek-jelek tentang dirinya.

"Itu Haruno-chan! Uwaah! Dia cantik seperti biasanya!"

"Yup! Dia memang the best! Cewek paling kawaii di KIHS!"

"Aku ingin sekali menjadi buku yang sedang dipegangnya!"

"Aku ingin menjadi asesoris rambutnya!"

"Aku ingin mengajaknya kencan!"

"Dia tidak hanya cantik tetapi juga cerdas dan dia sangat sexy saat sedang bermain tennis. Aku ingin sekali menjadi keringatnya!"

"Ya, selain tergabung dalam Club Tennis, Haruno-chan juga ikut Club Karate. Strong women is my favorite!

Yamanaka Ino tertawa kecil saat mendengar kalimat 'Aku ingin sekali menjadi keringatnya'. Seriously, cowok macam apa yang ingin menjadi keringat cewek yang dikaguminya?

Mereka berdua terus berjalan di koridor hingga sesampainya di depan kelas 2-1, teman-teman sekelas memanggil nama Sakura dengan suara nyaring.

"SAKURA-CHAAN!"

"Minna, jangan heboh begitu… malu-maluin!" komentar Ino.

"Sakura-chan, hari ini kau mendapat banyak surat cinta dan hadiah lagi lho…"

"Eh? Kalian tidak membuka lokerku seenaknya, kan?"

"Tentu saja tidak! Kau kan selalu menggembok lokermu. Kami menemukan semua surat itu di kolong mejamu Sakura-chan."

"Kau tahu, ada setangkai mawar merah dan di sana tertulis nama Sasuke Uchiha."

"Maksudmu cowok playboys itu? Ah, aku tak peduli dengan dia!"

"Kalau begitu Uchiha-san untukku, ya!"

"Ambil saja kalau kau mau!"

"Yeeyy!"

"Ne, Sakura-chan! Kenalkan kami pada anggota OSIS juga dong! Cowok-cowoknya lumayan tampan dan keren-keren. Boleh dong salah satu diantara mereka aku jadikan gebetanku?"

"Ano, Sakura-chan! Istirahat makan siang nanti, kau mau makan apa? Traktir kita dong! Kau kan sudah dapat banyak hadiah hari ini!"

"Oh ya, bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita ke salon lalu shopping di Mall?"

"Gomen ne minna, hari ini aku sangat sibuk! Sepulang sekolah nanti ada rapat OSIS!"

"Yaahh! Kau tidak assik!"

'Munafik! Mereka semua munafik! Mereka pikir selama ini aku tidak pernah sadar kalau tujuan mereka mendekati dan berteman dengan Sakura adalah untuk memanfaatkannya saja,' pikir Ino.

Mereka semua masih mengobrol dengan Sakura. Ino hanya memerhatikan mereka sambil tersenyum sinis. Ketika salah satu dari mereka ada yang memamerkan kuku-kukunya pada Sakura, Ino hanya memutar bola matanya.

Kini mereka semua mulai bergosip tentang Sara Akazawa dan menertawakan gadis itu. Ketika Sakura ikut tertawa bersama gadis-gadis itu, Ino hanya mendesah kemudian mengeluarkan cermin dan peralatan makeup serta kosmetik dari dalam tasnya dan mulai berdandan.

Siswa-siswi lain mulai berdatangan dan masuk ke dalam kelas. Suasana di kelas 2-1 pun semakin bertambah berisik seperti di pasar tradisional.

"Kau sudah membaca manga Flower Lady volume 3?"

"Maksudmu manga karyaRui Harukaze?"

"Yup! Aku baru saja membelinya di toko buku, kemarin. Ceritanya makin seru lho dan aku juga mendengar rumor kalau Rui-san itu ternyata seumuran dengan kita."

"Hah? Yang benar?"

"Kyaa! Aku ingin sekali bertemu dengannya. Aku makin penasaran dengan identitas asli Harukaze-sensei."

"Entah kenapa perasaanku mengatakan kalau Rui Harukaze adalah orang yang sangat tampan dan keren! Mungkin dia setengah bule?"

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Yah, soalnya manga Flower Lady itu banyak percakapan Bahasa Inggrisnya!"

"Kapan ya Harukaze-sensei akan muncul di depan publik? Dia benar-benar misterius, membuatku semakin ingin bertemu dengannya!"

'Watashi mou!' kata Sakura dalam hati.

Ino yang melihat Sakura tersenyum dengan cantik saat teman-teman sekelasnya menyebutkan nama 'Rui Harukaze' ikut tersenyum. Ino melihat jam tangannya dan lekas memasukkan kembali peralatan makeup dan cerminya ke dalam tas.

Lima menit lagi bel masuk berbunyi namun gadis-gadis itu masih tetap assik menggosipkan Rui Harukaze.

"Jangan-jangan Harukaze-sensei itu Uchiha-kun!" kata salah satu dari mereka.

Teman-temannya yang lain langsung tertawa terbahak-bahak. "Tidak mungkin! Playboys seperti dia mana mungkin bisa membuat shoujo manga!"

"Justru karena dia playboys itulah… Dia sangat pandai merayu cewek jadi membuat shoujo manga pasti hal yang mudah baginya!"

"…tapi dia bukan blasteran!"

"Benar! Uchiha-kun memang salah satu murid teratas di KIHS tapi dia lebih pandai di bidang eksak, kalau pengetahuan Bahasa dan Sastranya kurang!"

"Yup, Bahasa Inggrisnya juga payah!"

"Mungkin Rui-san adalah Shikamaru Nara!"

"Nara-kun memang orang yang jenius tapi dia juga bukan blasteran!"

"Dan dia juga pemalas, jadi kurasa dia tidak mungkin suka menggambar manga!"

"Jangan-jangan Rui Harukaze itu—" perkataan gadis itu pun terpotong karena bel masuk sudah berbunyi dan Sasuke Uchiha bersama Shikamaru Nara memasuki kelas tepat beberapa detik sebelum Kurenai Yuhi tiba, lalu memberikan ujian dadakan mata pelajaran Biologi.

ooOSliceOfLifeOoo

.

.

Naruto Namikaze sedang tiduran di atap Sekolah saat ia melihat siluet seorang gadis tengah berdiri beberapa meter dari posisinya berbaring. Naruto mengubah posisinya menjadi duduk lalu mengamati gadis itu dengan seksama.

Gadis itu basah kusup dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rambutnya yang berwarna scarlet penuh dengan tepung terigu. Dia mulai membuka blazer-nya kemudian membersihkan rambutnya dengan blazer tersebut. Setelah merasa yakin kalau rambutnya sudah bersih, gadis itu menjatuhkan blazer-nya. Selanjutnya dia membuka sepatu dan kaos kakinya yang juga basah kuyup. Terdengar isakkan kecil dari bibir gadis itu. Dan beberapa menit kemudian gadis itu sudah dalam posisi siap melompat.

Naruto terbelalak kaget. Dilihat dari body language gadis itu, kelihatannya dia mau bunuh diri. Naruto tidak ingat siapa nama gadis itu karena ia baru seminggu menjadi murid tingkat dua, tapi ia yakin kalau gadis itu satu kelas dengannya. Naruto memerhatikan sekeliling, memeriksa apakah ada orang lain di sekitar atap atau tidak. Setelah merasa yakin tidak ada seorang pun di sana, Naruto lekas mendekati gadis itu.

"Hey! Apa kau yakin mau melompat dari lantai 5? Saat kau berada di bawah sana, aku pastikan kepalamu akan langsung pecah dan otakmu akan keluar! Apa kau pernah melihat otak sapi, terlihat menjijikan bukan? Aku tidak yakin otak manusia yang telah melompat dari lantai 5 bentuknya akan seperti apa?"

Mendengar suara seseorang di belakangnya, gadis itu berbalik badan. Wajahnya langsung blushing saat dia mengetahui siapa orang yang tengah mengajaknya bicara.

"Namikaze-kun? Haha… kau ini bicara apa? Aku tidak berniat untuk bunuh diri kok!"

"Lalu apa yang sedang kau lakukan?"

"…seperti yang kau lihat. Aku sedang berjemur karena aku tidak membawa baju ganti."

"Kau kan bisa memakai seragam olahraga. Bukankah setelah jam istirahat selesai, kelas kita ada PE?"

Air mata nampak menggenang di pelupuk mata gadis itu. "Seragamku? Seragamku robek-robek…"

"Jadi kau mau bunuh diri karena dibully?"

"Sudah kubilang aku sedang berjemur, kan?"

"Berjemur? Dengan posisi siap melompat untuk mati?"

"Kau pasti salah lihat!"

"Kau tahu, meski semua orang membenciku… Aku tidak pernah kepikiran untuk bunuh diri!"

"Eh? Orang sepertimu dibenci oleh semua orang? Tidak mungkin!"

"Di sekolah ini bukan cuma kau satu-satunya orang yang tidak punya teman. Masih ada yang lain…"

"Dan maksudmu salah satunya adalah kau?" sambung gadis itu yang langsung tertawa terbahak-terbahak.

"…."

"Kau lucu sekali! Jadi selama ini kau selalu berpikir bahwa semua orang membencimu? Sekarang aku mengerti kau orang yang seperti apa, tuan penyendiri."

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan…." sahut Naruto. Ia mengambil tasnya lalu mengeluarkan seragam olahraga dan menyodorkannya pada gadis itu.

"Kupinjamkan ini padamu!"

"Eh? Memangnya kau tidak akan mengikuti PE?"

"Aku tidak begitu suka olahraga."

"Dasar tuan muda manja!"

'Sebenarnya ini bukan masalah suka atau tidak? Aku hanya tidak ingin terlihat menonjol. Biasanya orang yang pandai olahraga sangat populer dan aku tidak mau menjadi populer, bisa-bisa akan semakin banyak orang yang membenciku. Yah, meskipun sebenarnya aku ingin sekali ikut Club Basket.'

"Kalau kau mau mengembalikannya, jangan kau kembalikan di Sekolah. Kita bisa bertemu di tempat lain."

"Eh? Nande?"

Naruto kembali melihat ke sekeling. "Aku tidak suka terlihat bersama orang lain."

"Eh?"

Naruto hendak pergi dari atap, saat tiba-tiba gadis itu menarik tangannya. Ekspresi Naruto langsung berubah cemas, ia mulai berpikiran macam-macam. Ia berpikir gadis itu akan melakukan hal-hal buruk kepadanya. Namun ternyata gadis itu hanya tersenyum manis.

"Arigatou ne, Namikaze-kun! Kau mungkin tidak ingat siapa namaku karena kita baru berada di kelas yang sama selama satu minggu, jadi akan aku ingatkan. Namaku Sara Akazawa. Terimakasih, pakaiannya pasti akan kukembalikan!"

Naruto membalas senyuman Sara. Ia kemudian melepas cengkraman tangan gadis itu dan lekas pergi.

Setelah memastikan bahwa Naruto sudah benar-benar pergi, Sara ambruk dan langsung menangis. Dia tak menyangka bahwa di Sekolah ini masih ada orang yang berbuat baik kepadanya. Sara bisa mendengar bunyi bel pertanda waktu istirahat telah usai tetapi dia tidak peduli. Dia memutuskan untuk berdiam diri di atap Sekolah hingga pakaian dalamnya agak kering. Puas menangis, Sara memehartikan sekeliling dan dia terkejut ketika matanya menangkap sebuah buku gambar. Sara mendekat lalu mengambil buku gambar tersebut. Di bukanya buku gambar itu dan dia menemukan nama pemilik buku gambar.

Naruto Namikaze

'Dia meninggalkan buku gambarnya?' pikir Sara yang kemudian membuka halaman berikut.

Naruto menggambar karakter manga yang sangat dikenalnya. Karakter hero dan heroin yang tengah berciuman di atap gedung. Ekspresi kedua karakter itu terlihat so sweet.

'Bukankah ini Ruito Yamazaki dan Saki Namiharu?'

Penasaran Sara pun membuka halaman berikutnya. Di sana tidak hanya ada gambar karakter melainkan juga percakapan.

"Eh? Ini adalah kelanjutan manga Flower Lady? Kenapa Namikaze-kun bisa memilikinya? Mungkinkah dia menganal sang Mangaka?"

Sara yang tadinya masih terlihat sedih dan sakit hati kini kembali tersenyum saat membaca percakapan manis antara Ruito dan Saki. Dia terus membaca manga tersebut hingga ke halaman berikutnya. Kini Sara meneteskan air mata saat membaca scene yang menyedihkan. Tanpa terasa dia sudah sampai halaman terakhir dan melihat sebuah nama yang tak asing tertulis di sana.

Rui Harukaze

"EH? NAMIKAZE-KUN ADALAH HARUKAZE-SENSEI?"

.

.

Naruto berdiri di depan jendela. Ia bisa melihat lapangan olahraga dari sana. Teman-teman sekelasnya tengah mengikuti PE. Mereka semua kini sedang melakukan pemanasan. Ia sebenarnya ingin sekali bergabung dengan mereka tetapi ia sudah memutuskan untuk menjadi murid biasa-biasa saja. Sebenarnya sejak kecil ia sangat suka bermain basket. Ayahnya lah yang mengajarinya.

Sewaktu masih SD dan SMP, Naruto juga bergabung dalam Club Basket. Namun sejak insiden sandwich expired tiga tahun yang lalu, ia jadi trauma. Sejak saat itu ia memutuskan untuk berhenti bermain basket, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa ia masih menyukai permainan tersebut.

Naruto masih terus memerhatikan teman-temannya dari jendela saat ia mendengar suara seseorang.

"Rui Harukaze-san?"

Mendengar nama itu disebut, Naruto reflek menoleh ke arah sumber suara.

"Ternyata kau memang Harukaze-sensei!"

Naruto yang tersadar bahwa ia telah membongkar jati dirinya secara tidak sengaja menampakkan ekspresi terkejut.

"Akazawa-san?"

Sara tersenyum. "Tenang saja, tidak akan kuberitahukan pada siapapun!"

"Tidak! Kau salah Akazawa-san, aku bukan Rui Harukaze!"

Sara menyodorkan buku gambar yang tadi ditemukannya pada Naruto. "Ini milikmu kan? Aku tidak sengaja menemukannya di atap! Lain kali jangan sampai kau hilangkan lagi!"

'Itu kan… Kuso! Kenapa bisa tertinggal di atap?'

Naruto lekas mengambil buku gambar tersebut dari tangan Sara. "Arigatou…! Etto, kau sungguh tidak akan pernah memberitahukan hal ini pada siapapun, kan?"

"Yup! Tapi ada syaratnya…"

Wajah Naruto berubah pucat. Pemikiran negatif mulai berkelebat di dalam otaknya.

.

Pemikiran pertama, Sara ternyata adalah mata-mata Ayahnya.

"Minato-sama, sekarang saya tahu alasan Naruto-boccan selalu mendapat nilai-nilai dibawah rata-rata. Rupanya dia tidak pernah belajar ataupun memerhatikan pelajaran di Sekolah. Kerjaannya hanya menggambar manga!"

"APA?"

"Saya punya buktinya, Minato-sama!"

"NARUTO? KAU HANYA BISA MEMPERMALUKAN NAMA KELUARGA KITA!"

"Tidak, Otou-san! Itu tidak benar!"

"Aku salah besar sudah berharap padamu! Kupikir kau bisa menjadi penerus Nenekmu! Kupikir kau bisa menjadi Dokter yang hebat seperti Nenekmu atau setidaknya menjadi Pianist terkenal sepertiku, tapi apa yang kau pikirkan? Huh!"

"Otou-san, aku tidak mau menjadi Dokter ataupun Pianist. Aku ingin menjadi seorang Mangaka, kemudian semua manga itu akan mendapat adaptasi anime dan live action. Lalu aku akan mendapat banyak royalty, menjadi terkenal dan bisa membuat kalian bangga!"

"Omong kossong!"

"Ini bukan omong kosong, Otou-san! Aku serius! Menjadi seorang Mangaka adalah impianku sejak aku masih kecil. Mulanya aku akan membuat manga yang paling mudah yaitu shoujo manga, lalu aku akan membuat shounen manga, setelah itu seinen manga. Karyaku akan menjadi bagian dari Shounen Jump, kemudian akan kupastikan bahwa semua manga itu akan mendapat adaptasi anime dan juga live action. Lalu dia… gadis itu… dia akan menjadi seiyuu untuk seluruh karakter heroin yang aku ciptakan."

"NARUTO KEMBALI KE LONDON SANA! KAU SANGAT MENGECEWAKAN!"

'Huh! Akhir yang buruk! Aku tidak mau kembali ke London. Aku lebih suka di sini.'

.

Pemikiran, kedua. Akazawa Sara ternyata adalah orang mesum.

Gadis itu membuka seragam olahraga yang dikenakannya. Dia tidak terlihat ragu sedikitpun. Kini gadis itu hanya menggunakan pakaian dalam dan dia mulai mengedipkan matanya dengan genit. Perlahan tapi pasti… gadis itu mendekati Naruto kemudian membuka blazer-nya, dasinya, membuka kancing kemejanya satu-persatu, lalu melempar kemeja itu ke sembarang arah.

Naruto mencoba menjauh dari gadis itu namun gadis itu malah mengikat kedua tangannya dengan rantai lalu menyentuh tubuhnya.

"Nah, Namikaze-kun… syaratnya adalah kau harus melakukan itu denganku. Oh, kau benar-benar sexy Namikaze-kun, badanmu bagus dan kekar. Kau memiliki otot-otot yang sempurna. Rambut pirangmu itu begitu bercahaya seperti matahari. Dan hey, kalau kuperhatikan lebih dekat… ternyata kau memiliki wajah yang sangat tampan. Rahang dan bentuk alismu sinkron, bahkan matamu begitu indah dan lebih biru dari Laut Circassia. Oh, sekarang mari kita buka celanamu lalu…"

Naruto menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Dia benar-benar merinding. Namun pemikiran negatif masih terus berkelebat di dalam otaknya. Dalam pemikirannya sekarang, Ketua genk motor ternyata adalah pacar dari Sara.

"Kudengar kau yang telah menghamili kekasihku!"

Ketua genk motor tersebut menyeringai.

"Hajar dia, Ta-kun!" kata Sara sambil memeluk Ketua genk motor berbadan besar dan berwajah menyeramkan itu.

.

'Dan teman-teman mereka akhirnya datang. Lalu aku akan dikelilingi di Pabrik terbengkalai kemudian dihajar habis-habisan sampai mati. Akhir yang buruk.'

"Namikaze-kun! Ada apa Namikaze-kun!"

Naruto yang sejak tadi berfikiran macam-macam akhirnya tersadar, ketika Sara terus memanggil-manggil namanya sambil menggoncang-goncangkan tubuhnya.

"Ya?"

"Syaratnya adalah… Aku minta tanda tanganmu. Sebenarnya aku adalah fan-mu Harukaze-sensei!"

"Tanda tangan?" tanya Naruto untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

Sara mengangguk mantap. Naruto akhirnya bisa menghela nafas lega dan setuju untuk memberikan Sara tanda-tangannya.

Sara mengambil manga Flower Lady volume 3 miliknya dan menyodorkannya pada Naruto. Setelah berhasil mendapatkan tanda tangan Rui Harukaze aka Naruto Namikaze, Sara pun tersenyum lebar. Kini segala kesedihan akibat insiden bully yang tadi dialaminya pun sirna.

ooOSliceOfLifeOoo

.

.

Jam istirahat pertama, ruang Kelas 2-1

Sakura sedang assik membaca manga yang baru dibelinya kemarin. Akhirnya dia memiliki waktu luang untuk membaca manga Flower Lady volume 3 tersebut. Sakura memang seorang nerd yang tidak hanya menyukai buku-buku umum atau buku-buku tentang pengetahuan saja. Dia juga suka membaca novel dan manga, dan salah satu manga favoritnya adalah 'Flower Lady'.

Manga ini bercerita tentang seorang Idol remaja yang kemudian jatuh cinta pada seorang siswa SMK jurusan pertanian. Saki Namiharu—karakter heroin— adalah seorang penyanyi berbakat yang memiliki suara emas. Saki sudah melakukan debut sejak dia berusia 13 tahun. Namun tiga tahun kemudian, ketika dia sudah terkenal dan menjadi idola para remaja, nasib buruk menimpanya. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat. Kejadian tragis tersebut membuat Saki trauma. Sejak saat itu Saki tidak pernah bisa tersenyum lagi dan tentu saja hal itu berakibat fatal pada pekerjaannya di dunia entertainment. Agency-nya memutuskan untuk memecat Saki karena Saki yang sekarang tidak bisa menjadi penyanyi yang ceria seperti dulu. Dia sudah seperti mayat hidup yang tidak pernah menunjukkan ekspresi, kecuali ekpresi datar dan dingin.

Suatu hari Saki mendapatkan hadiah tak biasa dari seorang fan-nya. Fan Saki yang ini mengiriminya sayuran-sayuran dan buah-buahan segar lengkap dengan sebuah surat. Dalam surat tersebut tertulis bahwa dia adalah seorang murid SMK Ooezo – Hokaido Department pertanian. Orang itu bercerita bahwa namanya adalah Ruito Yamazaki. Dan sayuran dan buah-buahan yang dikirimnya adalah hasil panen dari ujian praktek murid-murid Department pertanian. Ruito bercerita banyak hal tentang Sekolahnya, termasuk semua jurusan yang ada di sana. Ruito juga mengatakan semoga Saki menyukai hadiah darinya karena itu tidak menggunakan pestisida.

Saki terkejut karena ternyata buah-buahan itu rasanya sangat enak, bahkan kelelahannya langsung sirna setelah asistennya—Inoe Hanazawa— membuatkannya salad dari sayuran yang diterimanya. Setelah Saki menghabiskan saladnya, dia bercerita pada Inoe bahwa dia akan mengundurkan diri dari dunia entertainment dan memutuskan untuk pindah ke Hokaido sekaligus bersekolah di SMK Ooezo. Awalnya Inoe terkejut tapi kemudian ia memutuskan untuk ikut dengan Saki.

Saki dan Inoe pun mendaftar di SMK Ooezo. Keduanya memilih Department pemandangan. Departement ini adalah department yang mengurusi keindahan alam. Mereka biasanya bertugas untuk menanam aneka jenis bunga dan tanaman-tanaman hias. Inoe berharap dengan memilih department pemandangan sebagai jurusannya, Saki akan kembali ceria seperti dulu.

Rupanya Saki sangat menyukai bunga dan nilai-nilai ujian prakteknya juga sangat bagus. Sejak saat itu orang-orang menjulukinya 'Flower Lady'.

Pada suatu hari, Saki akhirnya bisa bertemu dengan Ruito. Sejak saat itu keduanya mulai berteman dan tanpa mereka sadari, mereka akhirnya saling jatuh. Kisah romansa antara Ruito dan Saki pun di mulai.

.

Sakura sangat tersentuh dengan perlakuan Ruito pada Saki. Cinta yang diberikan Ruito pada Saki adalah cinta yang paling tulus dan mengharukan, bahkan Ruito adalah orang pertama yang bisa membuat Saki tersenyum lagi. Bersama Ruito, Saki terlihat begitu hidup. Ruito juga lah yang membuat Saki bisa melupakan trauma masa lalunya yang sangat menyakitkan.

Sakura masih terus membaca hingga akhirnya ia sampai pada halaman terakhir.

"Yaahh, bersambung! Kapan ya volume 4 akan rilis? Aku benar-benar penasaran dengan kelanjutannya! Rui-san cepat lanjutkan ceritamu sebelum aku lumutan! Tega sekali kau menggantungkan kami, dasar Dewa penggantung!"

"Forehead kau itu berlebihan banget sih, pake bilang kalau Rui itu Dewa penggantung segala!"

"Habis aku penasaran, pig!"

"Bersabarlah! Selama Rui masih hidup dia pasti akan melanjutkan ceritanya! Oh ya, kau sadar tidak sih kalau nama Saki Namiharu dan Inoe Hanazawa itu terasa familiar?"

"Familiar? Maksudmu?"

"Saki agak mirip dengan namamu dan Inoe agak mirip dengan namaku."

"Eh? Masa sih?"

"Namiharu… ada potongan nama keluargamu di sana. Dan Hanazawa… ada kata hana yang berarti bunga, kau tau sendiri kan kalau keluargaku mempunyai toko bunga?"

"Eh?"

"Flower Lady… gadis bunga. Bukankah namamu Sakura? Berarti kau adalah gadis bunga yang dimaksud!"

"Kau itu terlalu banyak berkhayal pig! Kau kan tau sendiri alasan Saki dijuluki Flower Lady itu karena…"

"Ruito… entah kenapa aku juga merasa familiar dengan nama itu, bahkan nama keluarganya Yamazaki. Nama itu agak mirip dengan nama keluarga Karin-senpai."

"Maksudmu Uzumaki?"

"Hm. Mirip bukan?"

"Mungkin itu cuma kebetulan saja, pig!"

"Aih, kau ini sama sekali tidak berpikiran kritis."

Pada saat Sakura dan Ino masih membicarakan Rui Harukaze, seseorang menghampiri mereka berdua. Namanya Yan Tenten dan dia adalah salah satu pengurus OSIS.

"Sakura-san, Ino-san, Kaichou memanggil kalian untuk rapat!"

"Bukannya rapatnya sepulang sekolah nanti?" tanya Ino.

"Sepulang sekolah nanti Kaichou ada urusan, jadi dia mempercepat waktu rapat kali ini."

"Wakatta. Ayo kita segera ke sana, Ino!"

Ino mengangguk. Mereka bertiga pun lekas pergi menuju ruang OSIS.

Begitu tiba di ruang OSIS, Sakura langsung blushing. 'Rasanya Kaichou semakin tampan saja!'

"Akhirnya kalian datang juga, Haruno-san, Yamanaka-san! Silakan duduk di tempat kalian!" ujar Gaara Sabaku—Ketua OSIS.

Gaara mulai menjelaskan maksud rapat OSIS kali ini.

"Hari ini ada dua kasus yang harus kita diskusikan. Yang pertama mengenai kasus bullying yang masih sering terjadi di Sekolah kita. Saya baru saja mendapat laporan bahwa Sara Akazawa lagi-lagi menjadi korban bully. Pagi ini ada beberapa Siswa yang melihat bahwa loker Akazawa sangat berantakan. Buku-bukunya di corat-coret dengan tulisan-tulisan kasar seperti; bitch, dumb, dan sebagainya. Bekal makan siangnya diganti dengan puluhan atau mungkin ratusan kulit serangga. Selain itu, seragam olahraganya juga dirusak dengan gunting."

"Jahat sekali!" komentar Ino.

"Itu benar-benar keterlaluan! Siapa pelakunya Kaichou?" tanya Sakura.

"Tunggu sebentar kalian berdua! Kaichou belum selesai bicara," kata Tenten.

"Maaf atas ketidaksopanan kami, Kaichou!" kata Sakura dan Ino serentak.

"Tidak apa-apa, kalian tidak perlu meminta maaf!"

'Kyaa! Kaichou baik sekali. Dia sama sekali tidak marah atas sikap kami. Aku jadi semakin menyukainya,' pikir Sakura.

"Baik, akan kulanjutkan! Selain dibully di jam pagi, Akazawa juga dibully pada saat jam makan siang. Menurut laporan seorang saksi, Akazawa disiram air saat pergi ke toilet hingga dia basah kuyup. Tidak hanya itu, setelah menyiram Akazawa dengan air, mereka juga menumpahkan tepung terigu ke tubuhnya."

'Siapa orang-orang itu? Akan kuhajar dia!' pikir Sakura pula. Dia benar-benar sudah naik darah.

"Dan jika kita tidak bertindak hal yang buruk akan terjadi pada Akazawa."

"Maksud anda, mereka akan terus membully Akazawa-san?" tanya Ino.

Gaara menggeleng. "Lebih buruk dari itu. Hari ini saya mendapatkan surat dari kotak saran."

"Surat? Surat dari siapa?"

"Saya tidak tahu siapa pengirimnya, tapi isi surat itu mengatakan bahwa sang pelapor melihat Akazawa mencoba untuk bunuh diri! Akazawa hampir saja melompat dari lantai 5!"

"Bunuh diri?" kaget Sakura.

"Dari lantai lima?" sambung Ino.

"Kita harus segera bertindak, Kaicou! Apa sang penulis surat tahu siapa yang sudah membully Akazawa-san?" tanya Tenten.

"Dia sepertinya tidak tahu, tapi Siswi yang menyaksikan Akazawa disiram di dalam Toilet tahu siapa pelaku pembulian itu."

"Siapa?"

"Shion Akasuna dari kelas 2-4 bersama teman-temannya."

"Sudah kuduga pasti mereka…" gumam Ino.

Gaara menyerahkan sebuah amplop pada Sakura. "Itu adalah laporan yang saya tulis untuk guru BP. Tolong sampaikan surat itu pada sensei!"

"Baik, Kaichou!"

"Dan karena anda adalah Sekretaris saya, tolong catat hasil rapat kita hari ini!"

"Siap!"

"Dan satu hal lagi yang ingin saya sampaikan adalah tentang Wakil Ketua."

"Neji-senpai?" tanya Tenten sambil mengalihkan pandangannya pada Hyuuga Neji.

"Benar, Neji Hyuuga sudah tingkat tiga yang berarti sebentar lagi akan segera pensiun menjadi Wakil Ketua OSIS. Menurut kalian siapa yang pantas menjadi pengganti beliau?"

"Bagimana kalau saya, Kaichou?" tanya Ino.

"Kau itu Bendahara, Yamanaka-san!"

"….tapi apa salahnya kalau saya menjadi Wakil Ketua? Tenten kan bisa menggantikan saya menjadi Bendahara!"

"Saya ini seksi acara! Masa tiba-tiba jadi Bendahara?" tegas Tenten.

Rock Lee yang merupakan seksi olahraga mengangkat tangannya.

"Ya, Lee-senpai?"

"Apakah saya juga akan segera digantikan? Saya juga sudah kelas tiga!"

"Tentu saja senpai, kalau anda sudah pensiun nanti… sudah pasti kami juga akan mencari pengganti anda!" sahut Tenten.

"Soal itu bisa kita bicarakan di lain waktu, yang terpenting sekarang adalah calon untuk menggantikan posisiku!" sambung Neji.

"Saya punya saran, Kaichou!" kata Kiba sambil mengangkat tangannya.

"Ya, silakan kemukakan saran anda Inuzuka-kun!"

"Bagaimana kalau Shikamaru Nara? Dia adalah murid teratas di KIHS. Dia bahkan bisa mengalahkan Sasuke Uchiha, Anda, Haruno-san, dan juga Hinata Hyuuga!"

"Dia memang selalu menjadi nomor satu tapi saya rasa dia tidak akan bersedia. Saya sudah mengenal Shikamaru sejak kami masih kecil. Kami Ino-Shika-Chou selalu bersama, jadi saya tahu betul seperti apa sifatnya. Shika tidak suka hal-hal yang merepotkan."

"Sayang sekali Sai-senpai juga sudah tingkat tiga, jadi saya tidak bisa menyarankan siapapun. Maafkan saya Kaichou!" sambung Sakura.

"Kaichou, bagaimana kalau Sasuke Uchiha?" tanya Matsuri.

Gaara nampak berpikir. Tiba-tiba saja Shino mengangkat tangannya.

"Ya? Apa kau punya saran Aburame-kun?"

"Begini Kaichou, bukankah tidak lama lagi akan ada Festival Sekolah? Menurut saya akan lebih baik jika kita memilih seseorang yang berbakat di bidang music dan seni untuk menjadi pengganti Neji-senpai?"

"Saya setuju!" sambung Neji.

"Naruto Namikaze? Yah, dia mungkin bisa diandalkan!"

"Namikaze siapa?" tanya Sakura.

"Baka! Itu lho Naruto Namikaze dari kelas 2-2, masa kau tidak kenal? Dia kan sangat populer!" bisik Ino.

"Aku hanya mengenal Siswa-siswi yang paling menonjol di Sekolah," bisik Sakura pula.

"Baiklah! Kalau begitu Haruno-san, tolong kau urus masalah ini!"

"Saya? Kenapa harus saya, Kaichou?"

"…karena saya yakin anda bisa melakukannya Haruno-san!" kata Gaara sambil tersenyum.

Melihat senyuman Gaara wajah Sakura semakin memerah. Dia benar-benar bahagia melihat Gaara tersenyum padanya, apalagi selama ini Gaara jarang sekali tersenyum. Sakura merasa bahwa jantungnya semakin berdebar kencang. Gaara adalah cinta pertamanya, itulah sebabnya dia merasa sangat senang.

'Apakah ini artinya Kaichou lebih mempercayaiku daripada orang lain?'

"Bagaiamana Haruno-san?"

"Yosh! Saya akan berusaha untuk membujuknya!"

"Saya mengandalkanmu!"

'Kyaaa!'

Ino yang memerhatikan ekspresi sahabatnya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. 'Sakura… Sakura, kalau dia seperti itu terus bisa-bisa Kaichou tahu kalau selama ini kau menyukainya. Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya, ya? Aku penasaran akan seperti apa tanggapan Kaichou tentang ini…"

.

.

Cafetaria Sekolah, jam istirahat kedua.

Naruto memerhatikan sosok Sakura Haruno yang tengah bercengkrama dengan Ino Yamanaka. Kedua gadis itu tengah menunggu makanan pesanan mereka. Naruto sendiri juga tengah menunggu yogurt pesanannya. Sebenarnya alasan Naruto bisa membuat shoujo manga adalah karena diam-diam ia jatuh cinta pada gadis musim semi itu. Sejak ia bertemu dengan Sakura pada upacara penerimaan murid baru satu tahun yang lalu, ia langsung jatuh cinta. Ia sebenarnya adalah tipe orang yang tidak percaya dengan cinta pada pandangan pertama, namun entah kenapa ketika ia melihat gadis berambut soft pink itu tersenyum… jantungnya berdebar kencang.

Sejak saat itu Naruto mulai memerhatikan gadis itu diam-diam. Ia bahkan berhasil menggali informasi tentangnya. Gadis itu bernama Sakura Haruno dan dia lahir di musim semi. Naruto sebenarnya ingin sekali mendekati gadis musim semi itu, namun ia tidak ingin gadis itu terisolasi hanya karena berteman dengannya. Ia selalu berpikir bahwa orang-orang yang dekat dengannya akan ikut dibenci karena ia adalah tipe orang yang mudah dibenci. Itulah sebabnya Naruto tidak suka terlihat bersama orang lain.

Naruto sebenarnya mempunyai sahabat dari kelas lain, yaitu; Sasuke Uchiha, Kiba Inuzuka, Shikamaru Nara dan Chouji Akimichi karena dulu mereka semua satu SMP. Namun karena ia tidak ingin mereka mendapatkan masalah, ia selalu menjauh. Berharap dengan begitu, orang-orang yang membencinya akan berpikir bahwa ia sama sekali tidak berteman dengan mereka semua.

Naruto masih memerhatikan Sakura diam-diam. Cinta terpendamnya pada gadis itu hanya dapat ia ungkapkan dalam manga yang merupakan karya pertamanya. Flower Lady yang ia maksud sebenarnya adalah Sakura Haruno. Itulah sebabnya karakter heroin dalam manga tersebut ia namakan Saki Namiharu, yang dengan kata lain adalah Namikaze-Haruno Sakura. Ia juga menamakan karakter hero dalam manga sebagai Ruito Yamazaki yang dengan kata lain adalah Naruto Uzumaki (Naruto merupakan nama depannya, sedangkan Uzumaki sendiri adalah nama keluarga Ibunya sebelum menikah dengan Minato Namikaze). Naruto juga meminjam nama Ino Yamanaka untuk menjadi karakter manga yang berperan sebagai sahabat Saki dengan menyamarkan nama tersebut menjadi Inoe Hanazawa. Bukan hanya itu saja, ia bahkan menggunakan nama Rui Harukaze sebagai nama pena. Harukaze sesungguhnya adalah gabungan dari nama Haruno-Namikaze, sedangkan Rui berasal dari nama 'Naruto' yang ia samarkan sedemikian rupa.

Ino memerhatikan sekeliling Cafetaria. Dia mengerutkan kening saat kedua mata aqua marine-nya menangkap sosok Naruto yang tengah memerhatikan sahabatnya. Gadis berambut pirang itu pun menyikut Sakura.

"Ish! Ada apa sih, pig?"

"Ada cowok yang terus memandangimu sejak tadi."

"Ya ampun Ino, bukankah hal seperti itu sudah biasa terjadi?"

"Ini lain, forehead! Cowok yang memandangimu kali ini bukan cowok-cowok mata keranjang yang merupakan para fans-mu itu… tapi Namikaze-kun."

"Eh?" kata Sakura yang reflek mengalihkan pandangannya ke tempat di mana Naruto sedang duduk.

Sakura berani bersumpah bahwa sekilas cowok itu memang memandangnya sebelum akhirnya kembali berpaling ke arah lain. Sakura lekas berdiri dari tempat duduknya kemudian menghampiri Naruto. Saat itu juga, Naruto tersentak kaget.

.

.

To Be Continued

.

.

A/n: Hello, minna-san! Ada yang bisa menebak siapa saya? Yup! Ini adalah Maya KaminagaSakurai Mitsumuki. Akun ini adalah akun milik saya dan rekan saya, Yuki'NF Miharu. Pasti kalian kenal juga, kan sama Author satu itu? :D

Fanfic ini adalah fanfic kolaborasi pertama kami. Dengan kata lain, saya akan menulis chapter ganjil sedangkan Yuki-chan akan menulis chapter genapnya. Dan tentu saja kami mengerjakan bagian kami sendiri-sendiri, soalnya rumah kami berjauhan *sad. Saya di Jawa Barat sedangkan Yuki-chan di Jabodetabek. Ini adalah fanfic slice of life, jadi mohon dimaklumi kalau ceritanya terkesan klise atau mainstream. Dan karena ini adalah slice of life, 40% alur cerita fanfiction ini akan diambil dari kisah nyata.

Yosh! Semoga kalian semua terhibur dengan cerita kami dan jangan lupa RnR. Arigatou. ^^