Ini ff GS dan NC
jadi untuk yang tidak suka GS maupun NC jangan dibaca
Jinyoung tersenyum dibalik ciuman panasnya dengan Mark, Mark menciumnya tanpa jeda seolah-olah lelaki itu tidak tahan berciuman dengannya,hasrat yang sangt besar.
Tangan Mark menelusup di balik baju tidur Jinyoung, menemukan payudaranya yang hangat dan lembut, lalu meremasnya. Sedikit terlalu bergairah sehingga Jinyoung mengerang.
Mark menghentikan gerakannya, lalu menatap Jinyoung lembut,
"Sakitkah?", bisiknya parau
Jinyoung terpaku, suaranya seakan tertelan di tenggorokan, bagaimana dia harus menjawabnya?
Tetapi Mark seperti tidak memerlukan jawaban, lelaki itu tersenyum, lalu
menggerakkan tangannya lagi menyentuh payudara Jinyoung, dengan ahli dia
melepas kaitan tali baju tidur jinyoung yang menghalangi, dan menemukan
keindahan ranum di baliknya,
"Oh Indahnya", bisik Mark serak, membiarkan Jinyoung memalingkan muka
dengan malu dibawah tatapan tajam dan memuja lelaki itu.
Lalu bibir Mark yang panas menelungkupi puting payudaranya, lidahnya
bermain di sana terasa panas, membakar seluruh tubuh Jinyoung, membuatnya
terpaksa merintih. Bingung dengan gejolak yang menyebar di seluruh tubuhnya.
Mark dan Jinyoung sama sekali tidak berpengalaman, ini yang pertama untuk mereka, biasanya hanya sebuah kecupan manis dibibir, tetepi lelaki itu tampaknya tidak merasa perlu menahan dirinya, Jinyoung yang meminta.
Entah kapan, mereka sudah telanjang bersama di atas tempat tidur itu, Tubuh Mark yang keras, melingkupi tubuh Jinyoung yang mungil di bawahnya, menggodanya, menggeseknya dengan kekuatannya, membawa gairah Jinyoung
makin naik, sedikit demi sedikit ke puncaknya.
Kemudian Jinyoung merasakan kejantanan Mark, yang tidak terhalang apapun
menyentuh pusat dirinya. Pelan, tapi membuatnya terkesiap. Jinyoung membuka
matanya yang terpejam, menatap Mark di atasnya. Lelaki itu menatapnya
dengan penuh hasrat, matanya berkabut, napasnya terengah, dan rambut
basah keringt di dahinya, membuatnya tampak begitu liar.
"Kau sangat sangat cantik Jie" desah Mark, lalu mulai mendorong, menekan dan menyentuh Jinyoung, "Kau sudah siap", erang Mark,
"Kau sudah basah dan panas, siap untuk diriku..."
Jantung Jinyoung berdegup kencang, beriringan dengan detak jantung Mark
yang bahkan lebih parah. Dengan perlahan, Jinyoung memejamkan matanya,
melepaskan hatinya, Demi cintaku padamu Mark bisiknya dalam hati.
Ini adalah sensasi baru bagi Jinyoung, merasakan kejantanan seorang lelaki yang
mencoba memasukinya, menyatu dengannya. Rasanya panas dan membuat
seluruh saraf ditubuhnya menggila, membuatnya begitu sensitif oleh kebutuhan
yang sampai saat ini tidak pernah diketahuinya, kebutuhan untuk mencapai
puncak.
Hingga rasa sakit yang menyengat tiba-tiba menyentakkannya ke alam sadar,
Jinyoung mengerang kesakitan, tubuhnya mengejang, dengan panik
dicengkeramnya pundak Mark atas usaha Mark untuk menyatu semakin dalam dengannya.
Dan ketika merasakan sesuatu yang menghalanginya, mendengar erangan
Jinyoung yang jelas-jelas kesakitan. Mark adalah lelaki pertamanya.
Menyadari kesakitan yang mendera Jinyoung, Mark mengalihkan perhatian
Jinyoung denga cumbuannya dengan segenap keahliannya, rasa senang tak
tertahankan membanjiri pikirannya ketika menyadari dirinya akan menjadi lelaki pertama gadis itu.
Diciumnya bibir Jinyoung dengan lembut, bibir manis yang menjadi
miliknya. Napas Jinyoung terengah-engah dan Mark melihat di matanya, ada ketakutan ,kesakitan dan keinginan. Mark tidak pernah bercinta, dia tidak tahu seperti apa rasa sakitnya, dia tidak mengerti bagaimana meredakannya. Tetapi Mark tidak suka melihat rasa sakit itu mendera di mata Jinyoung,
"Sssh...Sayang, aku tidak bermaksud menyakitimu apa kita berhenti saja?", Dengan lembut Mark
menelusurkan tangannya di sisi tubuh Jinyoung, lalu berhenti di pinggul Jinyoung
"Tidak Mark, aku tidak apa-apa" jinyoung tersenyum lembut mencoba meyakinkan Mark
Mark menahan pinggang Jinyoung yang sedikit meronta, mencegah tubuh mereka yang
sudah setengah menyatu supaya tidak terpisah, "Mungkin akan sedikit sakit tapi
semua akan baik, tubuhmu akan menerimaku seutuhnya...", Suara Mark
terhenti ketika dia mendorong dengan kuat, menembus batas keperawanan
Jinyoung dan menyatukan tubuhnya sepenuhnya dengan Jinyoung berteriak kencang merasakan pedih yang amat sangat ketika Mark menembusnya, jemarinya tanpa sadar mencengkeram pundak Mark dengan keras.
Tetapi Mark tidak berhenti karena dia sadar kalau dia berhenti dia akan menyakiti Jinyoung. Dengan perlahan, Mark menggerakkan tubuhnya.
Oh Tuhan! Sekujur tubuhnya terasa nyeri menahan diri. Jinyoung terlalu rapat, terlalu basah,
terlalu panas, mencengkeram tubuhnya di bawah sana. Dia hampir-hampir tidak
tahan dan dorongan untuk memuaskan diri dengan brutal di tubuh Jinyoung semakin menyiksa.
Tetapi Mark sadar, ini pengalaman pertama bagi Jinyoung dan dirinya sendiri, dia harus
membuatnya seindah mungkin, dia tidak boleh menyakiti Jinyoung. Karena itu
sambil menggertakkan diri menahan gairahnya, Mark mencoba bergerak
selembut mungkin, menarik tubuhnya pelan dari balutan sutra basah dan panas
itu, untuk kemudian menghujamkannya lembut. Lagi dan lagi.
Lalu ketika desah napas Jinyoung menjadi pendek-pendek serta pegangannya
pada pundak Mark makin kencang, Mark sadar, dia telah membuat Jinyoung
mencapai orgasme pertamanya. Pemandangan ekspresi wajah Jinyoung saat itu
sungguh tak tergantikan, mendorongnya terlempar menuju puncak kepuasan
yang sangat tinggi, sangat tak tertahankan seolah-olah dunia melededak
dibawahnya. Dan Mark benar-benar meledak di dalam tubuh Jinyoung.
Orgasme ini terasa begitu dasyat. Kenikmatan yang luar biasa ini membuat Mark merasa
sedikit sesak napas,seolah olah dia terhanyut dalam pusaran gairah yang tak
tertahankan terus menerus menghantamnya tanpa henti,erangan parau keluar
dari bibirnya ketika dia menenggelamkan wajahnya dalam-dalam di sisi leher Jinyoung.
Ketika usai, mereka berbaring berpelukan sambil berusaha menormalkan
napasnya.
"terimakasih Jie" hanya itu yang terlintas dipikiran Mark, dan dia tak sadar telah
mengucapkannya keras setelah menyadari rona merah yang merayap di leher Jinyoung.
Dengan lembut dikecupnya leher Jinyoung,,,diangkatnya kepalanya, dan mereka
bertatapan, mata Mark yang agak berkabut setelah mencapai
orgasme pertama dalam hidupnya bersama seorang perempuan dan bukan khayalan, bertemu dengan mata teduh milik orang yang teramat dia cintai.
"Apakah kau...", Mark berdehem ketika menyadari suaranya sangat parau,"apakah kau baik-baik saja?"
Jinyoung tampak tidak tahan ditatap dengan sedemikian intens apalagi dalam
posisi yang sangat intim, dipalingkannya kepalanya setelah mengangguk
pelan. Mark menarik napas pelan, kemudian dengan hati-hati, sangat berhati-
hati, dia mengangkat tubuhnya dari atas Jinyoung dan bergeser ke samping,
menyadari kernyitan tidak nyaman di wajah Jinyoung ketika dia menarik diri.
Direngkuhnya tubuh mungil Jinyoung, diletakkannya kepalanya di lengannya, gadis
itu tampak pasrah, mungkin sudah terlalu lelah, kasihan, kasihan Jinyoung nya
yang masih suci.
Kepuasan seksual yang luar biasa masih mempengaruhi pikirannya, tangannya dengan santai mengelus punggung Jinyoung yang bergelung
dipelukannya, sampai lama kemudian disadarinya pundak Jinyoung berubah santai
dan napasnya mulai teratur pelan. Gadis itu tertidur. Mark mengatur posisinya "Maafkan aku Jie, aku akan berusaha untuk hubungan ini".
.
.
.
Terimakasih untuk yang mau review, favorite dan follow.