NARUTO HANYA MILIK MASASHI KISHIMOTO

WARNING : IDE CERITA PASARAN , TYPO BERTEBARAN , CRACK PAIRING, CERITA DARK , OOC, DIKSI ANCUR SEANCUR – ANCURNYA, ALUR KESANA KEMARI, RATED M KHUSUS 18+ URUSAN DOSA DITANGGUNG MASING – MASING

PAIRING : SASUHINA X SASUSAKU X NARUHINA

Before :

Saat Hinata sampai di Koridor, terlihat sudah sepi. Segera saja Hinata berlari. Tidak mau kalau sampai dia terlambat masuk, TAPI...

"AKHHHHH" Pekik Hinata saat dirasanya ada seseorang menarik tangannya dan secepat kilat mendorongnya masuk kesebuah ruangan. Bahu Hinata di dorong sampai menyentuh dinding . Hinata mendongak dan tubuhnya langsung menegang saat menatap orang yang mengkukungnya saat ini

" Manik ini" Batin Hinata

.

.

CHAPTER 3

.

.

.

"S-senpai"

"A-PA KA-BAR HINATA-CHAN". Ucap pria dengan mata serupa hazel tersebut dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.

" S-sasori senpai jangan begini" pinta Hinata kepada Sasori, dia mencoba melepas kungkungan Sasori. Tapi tenaganya tidaklah cukup untuk melawan tenaga Sasori yang notabene seorang pria.

"Jangan takut Hinata, aku hanya ingin menyapamu saja, sudah lama aku ingin menyapamu tapi — " Sasori menanggungkan kalimatnya, dia tersenyum kecut. Hinata tahu apa yang menghentikan perkataan Sasori, dia tahu betul alasan kenapa Sasori begini. Tidak berani menemuinya.

Hinata melepas cengkraman tangan Sasori di punggungnya. " S-sudahlah Senpai, lupakan aku. Karena kita tidak bisa bersama " pinta Hinata.

Sasori mengacak rambutnya frustasi, sejujurnya dia masih sangat mencintai Hinata, tapi ada penghalang diantara mereka. Sasori tidak akan lupa kejadian beberapa bulan yang lalu yang hampir saja membuat nyawanya terenggut setelah pernyataan cintanya yang di ketahui sang ayah orang yang di cintainya, siapa lagi kalau bukan Uchiha Hinata dan sang ayah tentu saja Uchiha Sasuke sang sensei killer tapi diidolakan para siswa perempuan karena tampang menawannya.

"Sebaiknya kau segera pergi senpai,aku t-takut hmm ayah maksudku S-sasuke sensei me-melihat kita berdua".

"Baiklah, Hinata. Aku hanya merindukanmu, sudah lama aku menahan diri untuk tidak menemuimu—" Ucap Sasori meyakinkan Hinata.

"sekarang aku sudah melihatmu, dan ini cukup membuatku bahagia. Aku akan segera pergi" ucapnya sekali lagi dan berjalan ke arah pintu keluar dan tidak lupa menutup pintu tersebut tanpa menguncinya. Ada rasa sedih di hati Sasori saat meninggalkan Hinata, sudah lama dia menahan diri untuk tidak bertemu Hinata.

Setelah ini mungkin dia harus berfikir untuk melupakan Hinata atau berfikir untuk menemukan cara untuk mendapatkan Hinata.

HUFTTTTT

Hinata menghembuskan nafas lega setelah Sasori pergi, dia melihat-lihat ruangan tempatnya berada. Ah ruang kelas cadangan. Dalam hati Hinata bersyukur, karena ruangan ini tidak ditempati untuk belajar-mengajar. jadi tidak mungkin ada Guru atau murid yang kesini. Karena ruangan ini tidak berpenghuni. Dia juga harus segera pergi dari tempat ini. Sebelum ada orang yang menemukannya. Tapi . . .

' SASORI dari mana kau, bukankah ini waktunya jam pelajaran'

DEGGG

"s-suara itu" Hinata menutup mulutnya kaku. Dia hafal betul suara itu.

'A-Ano sen-sei etto,S-saya habis d-da-ri toilet'

Dari dalam kelas Hinata samar-samar mendengarkan suara Sasori terdengar sedikit gemetaran. Dalam hati Hinata terus merapalkan doa-doa yang dia bisa.

'Bukankah di dekat kelasmu ada toilet'

'A-Ano wcnya sedang mampet.—hm saya permisi ke kelas sensei, permisi'

'Hn'

HUFT

Sekali lagi Hinata menghela nafas, dalam hati dia sangat bersyukur tapi ternyata keberuntungan belum berpihak padanya. Di luar dugaannya, di balik ruangan tempatnya berada, terdengar jadi lebih berisik, suara derap kaki semakin banyakdan terdengar semakin dekat. Seperti sedang berjalan kearahnya. Hinata tersentak, jangan – jangan mereka akan menggunakan kelas ini. Hinata kebingungan mencari tempat sembunyi. Hinata berniat bersembunyi dalam lemari tapi sayang di kelas ini tidak ada lemari sedangkan suara derap langkah kaki semakin mendekat.

SETTTT

CKLEKK

Sasuke berjalan memasuki kelas cadangan diikuti seluruh siswa kelas 2C yang langsung memposisikan mereka di bangku-bangku yang ada. Hari ini Sasuke dia mengajar di kelas 2 C, tapi ternyata kelasnya sedang digunakan untuk Rapat karena Hall KHS sedang dalam renovasi. Sedangkan hari ini dia akan mengadakan ulangan . Jadilah dia disini mengajak seluruh siswa kelas 2C untuk pindah ke kelas cadangan.

Sasuke mengintruksikan murid-muridnya untuk tidak berisik dan segera mengerjakan soal. Dia berjalan ke arah mejanya dan mendudukkan pantatnya di kursi. Kelas tampak sepi dari kebisingan, para siswa sibuk mengerjakan soal ulangan. Sasuke tampak mengamati mereka dengan tenang, tapi dia sedikit merasakan perasaannya yang janggal, cukup lama dia merasakannya, tapi entah itu apa, dia mengetuk-ngetukkan penanya di meja. Mencari – cari kejanggalan perasaannya sedari tadi. Dan kemudian seulas bibirnya melengkung membentuk sebuah seringaian. Dengan tenang serta gerakan pelan sampai tidak mengeluarkan bunyi Sasuke membuka laci besar yang melekat di bawah meja guru yang sedikt terbuka .

Dan Voila!

Dia menemukan seorang gadis ah bukan sebenarnya sekarang dia bukanlah gadis lagi, meringkuk di kolong laci mejanya. Dalam hati Sasuke merasa bersyukur pada Tuhan karena di beri instinc yang luar biasa kuat. Hinata tampak gemetaran dan enggan menatap Sasuke yang terus menatapnya tajam. Sasuke menegakkan kembali posisi duduknya dengan pintu laci yang masih terbuka dan masih menampakkan sesuatu yang tidak akan pernah di duga penghuni kelas selain Sasuke , Tuhan dan tentu saja Hinata. Kemudian tangannya menyentuh penanya dan

CTEKK penanya terjatuh

Sasuke berdiri dan berjongkok di bawah mejanya,melihat Hinata yang masih ketakutan. Sasuke mendekat bibirnya membentuk suatu kalimat yang bisa Hinata baca tapi tidak bisa Hinata dengar.

' Dasar bodoh'

CUP

Tanpa aba-aba Sasuke mencium bibir ranum Hinata lembut, tangannya diselipkan ke leher Hinata dan menekannya untuk semakin dekat, ciuman yang lembut dan mesra tanpa suara decapan, Hinata sedikit melayang merasakan bibirnya dikulum dengan lembut, tidak seperti biasanya pria ini selalu menciumnya dengan kasar dan ganas. Tangan hinata menggenggam seragamnya kuat-kuat dia tahan bibirnya untuk tidak mengeluarkan lenguhan, tetesan saliva mengalir di kedua sudut bibirnya, tetesannya turun menuruni rahang dan lehernya yang putih dan halus. Dadanya bertalu-talu, dan sedikit sesak. Sasuke menyadari Hinata kehabisan pasokan udara, dia melepaskan cumbuannya. Menatap Hinata dengan intens, sedangkan yang ditatap masih tampak terengah-terengah. Meskipun ciumannya berlangsung hanya 1 menit cukup membuat Hinata hampir mati. Yang benar saja, dia berada diruangan yang sempit dengan aktivitas yang terbilang cukup panas.

Sasuke mengecup singkat sekali lagi bibir Hinata dan sedikit menutup pintu laci pelan . dia mengambil penanya yang sebenarnya tadi sengaja dia jatuhkan. Untung saja tidak ada yang menyadari kegiatannya karena semua siswanya terlalu sibuk untuk mengerjakan ulangan yang sebentar lagi waktunya akan habis.

Kini semua siswa kelas 2C sudah bubar, tinggal Sasuke yang masih tersisa dan juga gadis didalam laci yang masih meringkuk,

"Keluarlah"

Mendengar kata perintah dari mulut Sasuke membuat tubuh Hinata bergidik ngeri, semoga Tuhan masih mau menolongnya.

.

.

.

Dikelas Naruto terus memandangi bangku Hinata yang kosong, tidak biasanya teman sebangkunya itu meninggalkan pelajaran, terutama pelajaran Kakashi sensei. Naruto tahu Hinata sangat menyukai pelajaran Sastra yang diajar senseinya yang gemar memakai masker itu. Naruto sering mengamati Hinata yang selalu antusias saat pelajaran, bahkan kerap kali dia melihat Hinata sering membaca buku Sastra yang tebalnya mengalahkan ketebalan buku ensiklopedia milik Kakaknya. Naruto heran memikirkan Hinata. Bagaimana mungkin gadis pendiam seperti Hinata menyukai hal-hal omong kosong seperti sastra, apakah dia ingin menjadi pujangga. Naruto sedikit terkekeh. Dia mendengus, sudah lama dia tertarik dengan gadis itu, tapi sulit sekali dia dekati. Tapi semakin sulit , semakin membuatnya tertantang untuk bisa lebih dekat. Dia berharap Hinata akan ikut acara perkemahan, karena dia sudah punya rencana yang akan digunakan dirinya untuk menjerat sang pujaan hati.

.

.

.

HINATA POV ON

Kami – Sama? Apa lagi yang akan dilakukan ayah terhadapku. Belum cukupkah apa yang dia lakukan terhadapku tadi,belum puaskah dirinya. Aku terus memberontak tanganku aku pukul – pukulkan pada dada bidangnya.

" Apa yang kau lakukan". Bentak Ayah padaku, Apa-apaan kata-kata Ayah ini. Kenapa dia malah semakin menghimpitku. Aroma ini aku benar – benar tIdak tahan. Kalau sampai kejadian seperti kemarin terulang. Aku sangat takut bagaimana kalau ada yang sampai melihat kami dalam keadaan seperti ini. Rasanya ini seperti de vaju dengan perlakuan Senpai tadi.

HINATA POV END

" Ayah he-hentikan! Berontak Hinata.

" Katakan! Apa yang kau lakukan dengan Sasori diruangan ini!" desis Sasuke sambil kedua tangannya memegang pundak Hinata, sedangkan Hinata terkejut mendengar pertanyaan Sasuke.

"Kami ti-tidak melakukan apa-apa " cicit Hinata

"Apa kau bercinta dengannya?" Ucap Sasuke dengan tangan yang meremas kasar bahu ringkih Hinata .

Hinata membelalakkan kedua bola matanya, dia tidak habis fikir kenapa Ayahnya bisa mengucapkan kata-kata fitnah seperti itu. Apa dia pikir semua pria akan sebejad dirinya.

"Ii-ie, Aa-kku bersumpah ka-kami ti-tidak melakukan apa-apa ..." Sasuke mencengkeram kedua pipi Hinata dengan tangan kanannya, Sasuke melihat Hinata mendesis kesakitan. Sasuke melepaskan cengkramannya dan melihat pipi Hinata yang sedikit membiru.

Ah dia ingat, kemarin dia sempat menamparnya, tangan Sasuke beralih kerah baju Hinata dan membuka kancingnya, membuka lebar bahu Hinata yang terekpos sampai terlihat belahan dadanya yang tertutup dengan bra merah cukup membuat Sasuke berdesir saat melihatnya, tapi saat ini bukan waktunya untuk melakukan hal terlarang dengan Hinata karena dia harus segera hadir dalam rapat tentang perkemahan yang akan diadakan sekolahnya beberapa hari lagi. Sasuke mengamati tubuh Hinata dan menghembuskan nafas lega, setelah dia tidak mendapatkan bekas kissmark di tubuh Hinata, sebenarnya ada beberapa bekas kissmark di beberapa dada Hinata tapi Sasuke tahu itu bekas darinya, dan bekas baru yang diberikan si rambut merah. Perlakuan Sasuke sempat membuat Hinata khawatir tapi saat Sasuke mengancingkan kembali bajunya dia lega walaupun sempat bingung.

" Kembalilah ke Kelasmu" suruh Sasuke, Hinata menuruti perkatan Sasuke, kakinya akan melangkah meninggalkan Ayahnya.

"Tunggu".

Hinata berhenti, dia berbalik dan dengan takut-takut menatap mata onyx Sasuke

Sasuke menatap tajam Hinata

"Dengar, Kau tahu kan akibatnya kalau kau membangkang?" . Hinata menelan ludahnya dengan susah payah dan hanya bisa mengangguk lemah.

"Pergilah, sebelum aku berubah pikiran"

Buru-buru Hinata meninggalkan ruangan tersebut, meninggalkan Sasuke sendirian.

,

.

.

FLASHBACK ON

17 tahun yang lalu...

" Sakura". Panggil seorang anak laki – laki berumur 16 tahun yang masih memakai seragam SMA

"Sasuke".

"Maaf, pasti kau lama menungguku" ucapnya sembari duduk di sebelah Sakura. Mereka saat ini sedang berada di Konoha Park.

"Aano Sa-sasuke sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan padamu" ucap Sakura yang tersirat sedikit kegugupan.

"Hn, katakanlah" sambung sasuke sambil tersenyum dan memegang tangan kekasihnya tersebut.

" Aku akan menikah Sasuke..."

"MENIKAH? SAKURA CANDAAN MACAM APA INI?"

"Aku serius sasuke, aku akan menikah beberapa bulan lagi"

"Kau kan tahu, aku masih kelas 2 SMA, Tidak mungkin aku akan menikahimu sekarang, tapi aku janji aku pasti akan menikah denganmu Sakura" Sasuke mencoba meyakinkan Sakura

"Bukan, bukan kamu sasuke... tapi... aku akan menikah dengan pria lain"

DYARRRR

"APPA" . Sasuke shock dengan ucapan Sakura

" Karena itu aku mengajakmu bertemu, Aku ingin kita Putus"

"P-Putus? APA MAKSUDMU?—APA MAKSUDMU SAKURA? AKU INI KEKASIHMU, BAGAIMANA MUNGKIN KAU AKAN MENIKAH DENGAN PRIA LAIN" bentak Sasuke sambil mengacak-acak rambutnya.

"Karena itu aku ingin putus, kau tahu aku yatim piatu,,,setelah lulus sekarang bahkan aku masih menganggur. Ada pria dewasa yang ingin menikahiku, d-dan dia punya pekerjaan tetap" Ujar sakura

"Jadi kau menikahinya karena materi? Aku tidak menyangka kau orang yang seperti itu sakura?

" Lalu aku harus bagaimana sasuke? Menikah denganmu? Itu tidak mungkin, kau bahkan masi 16 tahun sedangkan aku sudah 19 tahun, aku butuh seseorang yang bisa menghidupiku Sasuke, dan kau— kau belum bisa karena kau masih anak-anak"

"cih" sasuke mendecih, kata-kata Sakura seperti belati yang menembus langsung ke jantungnya. Anak-anak, jadi selama ini Sakura menganggapnya anak-anak. Lalu kenapa dia mau menerima dirinya dan mau berpacaran dengannya.

TESS

Sasuke meneteskan airmatanya dalam diam, hatinya terlalu sakit menerima penghinaan dari orang yang selama ini dia cintainya. Sasukebahkanrela menjadi anak pembangkang demi bersama Sakura, dia menentang Ayahnya yang melarang dirinya berpacaran dengan Sakura yang notabene gadis miskin, yatim piatu dan tentu saja karena perbedaan umur diantara mereka. Tapi kini rasanya pengorbanan dirinya sia-sia. Cinta pertamanya mengkhianatinya dan akan menikah dengan pria hati Sasuke tertawa miris

" Hidup dengan cinta saja tidak cukup, kita perlu materi sasuke... Gomen...hubungan kita berakhir sampai disini"

"Sasuke, kau tahu... aku masih sangat mencintaimu sampai detik ini, dan selamanya" Sakura beranjak dari kursinya seraya akan meninggalkan Sasuke.

"OMONG KOSONG". Sakura terdiam, tangan sasuke memeluknya dari belakang. Menghalau agar sakura tidak pergi meninggalkannya. " Sakura, jangan pergi aku membutuhkanmu" Sasuke menangis dibahu Sakura. Sakura pun ikut meneteskan airmata, dia tahu pengorbanan Sasuke untuknya sangat besar, tapi dia juga tahu Sasuke dan dirinya tidak mungkin bisa bersama, terlalu banyak penghalang diantara cintanya.

"Gomennasai...Sasuke-kun" Sakurapun pergi dan meninggalkan Sasuke dengan luka yang mendalam

FLASHBACK OFF

.

.

.

Bersambung...

Minna apa kabar? Sorry bgt author baru bisa update sekarang, dan sudah lama nelantarin fic ini. Sekarang Author udah lulus kuliah dan lagi sibuk nyari kerjaan tapi belum dapat-dapat. Doain author ya biar cepet dapat kerjaan.

Semoga chapter ini bisa mengobati sedikit rasa kangen kalian sama fic ini. Maaf apabila chap ini tidak sesuai dengan harapan kalian, terutama di alur yang sangat sangat lambat, dan membuat kalian bosan setengah mati sama fic ini. dan maaf juga kalau dalam fanfiction author selalu penuh dengan dialog yang kadang dialog itu tidak penting karena jujur author kesulitan menuangkan cerita tanpa dialog.

Semoga tidak mengecewakan para reader yang saya cintai. Untuk chapter selanjutnya author tidak bisa janji untuk update kilat, tapi mungkin review kalian bisa membuat author bersemangat dan bisa update secepatnya.

Thank's buat author Aisyaeva yang waktu lalu bantu saya yang kesulitan untuk pub fic baru, yang sampek sekarang belum saya publish2 ficnya. HEHEHHE

Special thank for : para follower dan reader yang udah memfavortkan fic geje ini, yang bela2in review, yang login maupun yang gak login termasuk para silent reader juga. Arigato!

.