"Broken Home" Chapt. 2

*sebelumnya*

Siwon membongkar 3 plastik sampah yang lain. Di saat Siwon membongkarnya, seekor anak Anjing terlihat menggonggong kearah salah 1 plastik sampah, dan Siwon bergegas membongkar sampah itu, dan "Bingo!, aku menemukannya!" Siwon senang karena menemukan potongan berupa jari-jari tangan dalam plastik tersebut.
"Jika potongan jari-jari ini ditemukan disekitar lokasi penemuan kepala semalam, berarti bagian tubuh yang lain berada tidak jauh dari tempat pembuangan sampah ini" pikirnya.

*selanjutnya*

"Aku harus mencarinya lebih teliti lagi" gumamnya.

*broken home*

Di ruang kelas tampak riuh karena guru sedang ada rapat dadakan, hingga seluruh kelas tidak ada guru untuk sementara. Para siswi di kelasnya bergerombol menghampiri Changmin hanya untuk berkenalan dengan dirinya.

Setiap pertanyaan yang dilontarkan para siswi itu hanya dijawab dengan senyuman olehnya. Changmin merasa risih hingga ia beranjak, dan berpura-pura mengajak Kyuhyun pergi ke kantin bersamanya.

"Ayo temani aku makan" ajaknya, dan tanpa menunggu jawaban Kyuhyun, Changmin begitu saja menarik tangan Kyuhyun untuk mengajaknya ke luar.

Kyuhyun bingung kenapa Changmin menarik tangannya dan mengajaknya meninggalkan kelas. Setelah agak jauh dari kelas mereka, Kyuhyun melepas pegangan tangan Changmin padanya, hingga Changmin menoleh dan menghentikan langkahnya. Sorot mata Kyuhyun menatapnya tajam seakan-akan mengisyaratkan sebuah pertanyaan besar dibenaknya.

"Mianhe, aku hanya risih pada yeoja-yeoja itu. Makanya aku beralasan untuk mengajakmu pergi bersamaku" ucap Changmin yang mengerti arti tatapan Kyuhyun padanya.

Kyuhyun yang kesal padanya, menuliskan sesuatu di ponsel, lalu menunjukkan pada Changmin untuk membacanya.

"Jika sekali lagi kau melakukan hal yang sama seperti tadi!, Aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu!" ancamnya.

Changmin begitu terkejut saat membacanya. Kedua matanya terbelalak, dan ia terdiam di tempat. Ia tidak percaya, orang yang ia pikir sangat aneh di kelas, ternyata mengerikan baginya.

Kyuhyun tersenyum tipis, kemudian pergi dan menyenggol pundak Changmin. Setelah Kyuhyun pergi, Changmin menoleh dan menatapnya. Dari kejauhan, Jonghyun berlari menghampiri Changmin, dan mengagetkannya.

"Hai!, kau sedang melihat apa?" tanyanya.
"Ah…kau rupanya"
"Kau kenapa di sini?"
"Sangat mengerikan" sahutnya hingga membuat Jonghyun bingung.
"Mengerikan?, apa maksudmu?"
"Ternyata Kyuhyun, siswa aneh itu sangat mengerikan"
"Kenapa kau bisa menyimpulkan bahwa dia mengerikan?, memangnya kau tahu dari mana?"
"Tadi dia menulis sesuatu di ponselnya, lalu menunjukkannya padaku. Kau tahu apa yang dia tulis untukku?"
"Hmmm…apa dia menulis bahwa dia akan membunuhmu?"

Kedua matanya terbelalak mendengar jawaban Jonghyun, hingga membuatnya ketakutan.

"Ba…bagaimana kau tahu?"
"Itu sudah basi, Changmin. Dulu sewaktu SMP, jika Kyuhyun ingin mengerjai orang, dia akan selalu mengatakan itu, dan dia akan tersenyum tipis pada lawan bicaranya"
"M…mwo?, jadi dia cuma mengerjaiku saja?" kagetnya
"Nde, akukan tetangganya dan aku juga teman SMP nya, makanya aku tahu"
"Apa dulu kalian dekat?" tanyanya.
"Mm…bisa dikatakan begitu. Tapi semua berubah, setelah kematian eommanya"
"Oh…jadi begitu."

Fiuh…

Changmin menghela nafas dan mengelus dadanya, "Hampir saja dia membuatku jantungan. Ternyata dia hanya mengerjaiku saja"
"Hahaahaha" ternyata dia mengerjaimu juga.

*broken home"

Kyuhyun duduk menyendiri di atas balkon Sekolah, ia berdiri dan meletakkan kedua tangannya di atas pagar pembatas. Mata sayunya memandang kearah langit, ia menyunggingkan senyumnya ketika ia teringat akan wajah Changmin yang ketakutan akan perkataannya.

"Mian, aku mengerjaimu. Bukan maksudku untuk membuatmu ketakutan. Aku hanya tidak ingin, di Sekolah ini memiliki teman. Karena aku tidak ingin siapa pun tahu tentang masa laluku yang membuatku jadi seperti ini. Aku tidak ingin orang lain, banyak bertanya mengenai keluargaku. Aku ingin menyimpan semua itu sendiri, dan aku tidak ingin berbagi dengan orang lain" batinnya.
"Mianhe" ucapnya pelan.

*broken home*

Pemakaman

Seorang pria paruh baya melangkah pelan menuju salah satu nisan yang terdapat sebuket bunga krisan. Tampaknya nisan itu sering dikunjungi. Ia berdiri di depan nisan tersebut. Jarinya yang sudah tampak berkerut meletakkan sebuket bunga tulip yang semasa hidupnya begitu menyukainya.

Ia duduk bersimpuh di depannya, diantara keheningan pemakaman tersebut, ia mengucapkan kata-kata penyesalan atas yang pernah dilakukannya selama ini.

"Sudah 5 tahun berlalu…"
"Aku benar-benar menyesal karena terlalu kasar padamu juga anak-anak kita."
"Aku menyesal karena membuatmu meninggal"
"Aku terlalu egois, bahkan aku melupakan cintaku padamu"
"Jika saja waktu bisa diulang kembali, aku ingin memperbaiki semuanya"
"Tapi…sepertinya hal itu tidak akan pernah terjadi"
"Hana~ah…..bagaimana keadaan ketiga anak kita?, apakah mereka baik-baik saja?"
"Apakah…mereka masih mau menerimaku sebagai appa mereka?"
"…" ia menghela nafas, matanya tampak berkaca-kaca karena menahan air mata.
"Mereka tidak mungkin mau menerima appa yang telah membunuh eomma mereka."
"Aku tahu bagaimana mereka"
"Aku dengar, sekarang Siwon menjadi Polisi, Donghae memiliki agency ternama, dan anak bungsu kita…dia berubah sejak kematianmu. Ini semua adalah salahku…mianhe Hana~ah…jeongmal mianhe…" ucapnya dan air mata pun mengalir dari pelupuk matanya.

*broken home*

Setelah setengah hari bergelut mencari beberapa potongan tubuh untuk di otopsi, akhirnya jerih payahnya berhasil. Hanya beberapa cm dari jarak ia menemukan potongan jari, kini ia menemukan potongan bagian tubuh yang lain.

"Akhirnya, semua berhasil aku temukan. Tapi…hanya satu yang belum…yaitu pelakunya" ucappnya pada Kibum.
"Hyung, apakah kau sudah mencari keterangan tentang anak-anak yang mengalami trauma akan pertengkaran orangtua mereka, atau anak-anak broken home?"
"Kenapa harus mencari keterangan tentang mereka?"
"Ish! Hyung…bagaimana jika pelaku mutilasi adalah anak-anak yang broken home atau mengalami trauma dari keluarga mereka?"

Seulas senyum merekah di bibir manisnya, kedua alisnya naik dan matanya membesar, ia tidak menyangka bahwa anak buahnya memiliki nalar yang masuk akal.

"Huwahhh, aku tidak menyangka kau jenius juga Kibum" pujinya dan memukul bahunya.
"Apa hyung lupa, kalau aku memang jenius" bangganya.
"Hahahaha, iya…iya…aku tahu" sahutnya.
"Kalau begitu, kau bantu aku untuk mengumpulkan data mengenai anak-anak yang kau bicarakan tadi. Kita akan menyelidiki mereka"
"Siap, hyung" sahutnya.

*broken home"

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00, waktunya seluruh siswa/i pulang. Setelah bel berbunyi, seluruh siswa/i mau pun guru berhamburan ke luar kelas untuk pulang. Kyuhyun berjalan diantara keramaian siswa/i yang berjalan beramai-ramai bersama sahabatnya, tidak sepertinya yang hanya berjalan sendirian. Sedangkan Changmin bergegas masuk ke dalam Mobil, saat sopir menjemputnya.

Changmin membuka jendela mobil, ia memandang kearah Kyuhyun yang tidak memperdulikan teman-teman disekitarnya. Ia memasang earphone, dan matanya fokus ke depan, bahkan ia tidak melihat Changmin yang terus merasa penasaran padanya.

"Tuan muda, hari ini nyonya meminta anda untuk makan bersamanya di Restaurant Jepang"
"Ahjussi, bisa tidak, jika aku menolaknya?"
"Tadi nyonya berpesan, tuan muda tidak boleh menolak. Karena hari ini adalah hari ulang tahun tuan besar, jadi nyonya ingin merayakannya bersama"
"Ah…iya, aku hampir lupa. Ahjussi, temani aku pergi untuk mencari hadiah appa, sebentar saja"
"Ne tuan muda"
"Apa, appa bersama eomma?"
"Tidak, sepertinya tadi tuan besar pergi ke suatu tempat. Beliau berpesan akan menyusul"
"Oh…" sahutnya singkat.

*broken home"

Kyuhyun pergi berjalan-jalan seorang diri mengitari pasar, sungai han, juga taman bermain, hingga ia lupa hari sudah malam, dan dia belum makan sama sekali. Bahkan ponselnya mati karena batrainya habis. Kyuhyun melangkahkan kakinya menuju lorong gang kecil sebagai jalan pintas. Langkah kakinya terhenti ketika ia mendengar suara rintihan seperti kesakitan. Ia bergegas mencari asal suara tersebut. Ia berlari, kemudian ia terdiam di tempat. Tubuhnya bergetar, keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya, lalu ia terduduk lemas.

Seorang pria berpakaian hitam terkejut melihatnya, kemudian untuk menutupi jejak, pria itu menghampirinya dan ingin memukulkan pemukul baseball kepadanya. Kyuhyun terperanjat dan ia memejamkan matanya karena takut melihatnya.

*broken home*

Donghae mondar-mandir di ruang tamu, dan sesekali memandang jam dinding yang menunjukkan pukul 21.00 . Siwon yang baru tiba, ia masuk ke dalam rumah. Saat membuka pintu, Donghae buru-buru menghampirinya, karena ia pikir Kyuhyun yang datang.

"Ternyata kau Siwon" ucapnya
"Memangnya kenapa, hyung?" tanyanya
"Siwon, apa kau tahu Kyuhyun dimana?"
"Tidak hyung, Kyuhyun tidak ada mengirim pesan padaku, memangnya kenapa hyung?, apa Kyuhyun belum pulang juga?"
"Nde, ini sudah jam 9 malam. Tidak biasanya Kyuhyun belum pulang seperti ini. Pergi kemana Kyuhyun?"
"Apa hyung tidak cek melalui GPS? "
"Sudah, tapi sepertinya ponsel Kyuhyun tidak aktif"
"Mwo?, apa hyung sudah menghubungi wali kelasnya?"
"Sudah juga, tadi katanya Kyuhyun sudah pulang saat jam pulang Sekolah"
"Kemana perginya Kyuhyun?" Siwon ikutan cemas karenanya.
"Hyung tidak tenang, Siwon. Aku akan pergi mencarinya"
"Kita pergi berdua saja hyung"
"Ne" sahutnya.
"Apa tuan muda Kyu belum pulang juga?" tanya Yesung yang mendekati mereka
"Belum ahjussi" sahut Donghae

.
Ting Tong

Terdengar bunyi bel rumah mereka, Donghae juga Siwon bergegas ke luar setelah melihat seorang namja menggendong Kyuhyun di punggungnya dalam keadaan tidak sadar. Mereka tampak panik melihatnya.

"Apa yang terjadi pada Kyuhyun?" tanya Donghae.
"Saya juga tidak tahu, karena saya menemukannya di tepi jalan dalam keadaan tidak sadar" sahutnya.
"Kau Jonghyun kan?" tanya Siwon
"Ne hyung" sahutnya.
"Kau mengenalnya Siwon?" tanya Donghae.
"Dia anak dari tetangga kita, hyung. Anak dari Lee Younghwa ahjussi"
"Oh, mian. Aku sampai tidak mengenalmu" ucap Donghae
"Tidak apa-apa hyung" sahutnya.
"Biar aku saja yang menggendongnya" ucap Siwon.

Donghae membantu Siwon memindahkan Kyuhyun dari punggung Jonghyun ke punggung Siwon. Kemudian Siwon masuk ke dalam, sedangkan Donghae mengeluarkan dompet dan berencana memberi Jonghyun imbalan karena telah menolong adiknya.

"Ini untukmu"
"Tidak perlu hyung. Aku hanya membantu Kyuhyun saja."
"Tapi…"
"Tidak apa-apa hyung. Aku pulang dulu, annyeong" ucapnya, lalu buru-buru pergi dari rumah Donghae
"Gumawo Jonghyun~ah" serunya pada Jonghyun, dan Jonghyun hanya menjawab dengan lambaian tangannya tanpa menoleh ke belakang.
"Ternyata Kyuhyun memiliki teman juga di Sekolah" gumamnya dan tersenyum, lalu menutup pintu pagar, dan masuk ke dalam.

*broken home*

Siwon duduk di tepi ranjang, dan menatap lekat wajah pucat adik kecilnya. Ia bingung, apa yang telah terjadi pada Kyuhyun sebenarnya, bahkan seragam Sekolahnya terdapat noda darah.

"Siapa yang membuatmu jadi seperti ini, Kyu?" ucapnya

Donghae menemuinya di kamar Kyuhyun, ia berdiri di sisi kiri Siwon dan menghela nafas sejenak.

"Sebenarnya Kyuhyun dari mana?, dan kenapa bisa pingsan seperti ini?" tanyanya
"Aku juga tidak tahu hyung" sahutnya.

Ponsel Siwon berbunyi, ia buru-buru merogoh saku celana dan menjawab teleponnya.

"Ada apa Kibum?" tanyanya
"Hyung, ada korban mutilasi lagi, dan kasusnya sama seperti yang sebelumnya"
"Ish!, kasus yang sebelumnya saja masih belum ditemukan siapa pelakunya, malah muncul korban lagi!"
"Tadi ada seseorang yang menghubungiku, katanya dia menemukan sepasang mata berlumuran darah di tong sampah dekat rumahnya sewaktu akan membuang sampah"
"Mwo?!, tampaknya pembunuh itu semakin bengis memusnahkan korbannya"
"Ne hyung. Tadi Atasan memintamu untuk ke kantor sekarang"
"Ne, aku akan segera kesana"
"Ne hyung" sahut Kibum, lalu menutup teleponnya.

Donghae menatap Siwon yang tampak marah setelah anak buahnya menelpon dirinya.

"Apa kau disuruh ke kantor lagi?"
"Ne hyung" sahutnya
"Sepertinya pembunuh itu semakin menjadi-jadi"
"Apa maksudmu?"
"Kemarin-kemarin hanya potongan tubuh yang kami temukan, tapi sekarang ada laporan bahwa ada sepasang mata berlumuran darah di temukan di dalam tong sampah"
"Mwo?!" Donghae sangat terkejut mendengarnya.
"Aku pergi dulu hyung" ucapnya
"Ne, hati-hati dijalan, jangan ngebut" pesannya.
"Ok hyung" sahutnya, lalu bergegas meninggalkan kamar Kyuhyun dan pergi ke kantor.

Donghae duduk di lantai, sambil menggenggam erat tangan Kyuhyun. Lama kelamaan Donghae pun terlelap.

*broken home*

Keesokan harinya.

Donghae terbangun, ia terkejut karena ia tidak menemukan Kyuhyun di kasur. Donghae beranjak, ia bergegas menuju kamar mandi, karena ia mendengar suara seseorang muntah. Karena cemas, ia menggedor-gedor pintu kamar mandi Kyuhyun.

Dor! Dor!Dor!

"Kyu, buka pintunya" ucapnya panik.

Tidak ada sahutan dari dalam, dan hanya terdengar suara muntah saja. Donghae terus menggedornya, hingga tidak berapa lama, Kyuhyun ke luar dari kamar mandi. Donghae meraba wajah Kyuhyun yang terlihat sangat pucat.

"Apa yang terjadi padamu?, kenapa kau muntah-muntah seperti tadi?" tanyanya.

Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya. Donghae menatapnya sedih, lalu ia memeluk erat Kyuhyun dan menangis karenanya.

"Kenapa kau sangat tertutup seperti ini, Kyu?, kau tahu hyung merindukan mendengar suaramu. Kau sekarang sangat berubah. Kau tidak pernah mengatakan apa-apa pada kami. Kau tahu, hyung juga Siwon selalu mencemaskanmu. Kami sangat takut, jika terjadi sesuatu padamu. Hyung mohon, bicaralah pada kami" pintanya dan menangis.

Kyuhyun hanya diam tak bergeming. Sebenarnya hatinya juga sedih melihat kedua hyungnya selalu mencemaskan dirinya. Tetapi, ia enggan untuk berbagi kesedihannya pada orang lain, termasuk saudara kandungnya sendiri.

Donghae menyeka air matanya, lalu melepaskan pelukannya. Ia tersenyum padanya.

"Mianhe, jika hyung terlihat cengeng di depanmu"

Kyuhyun mengangguk sebagai jawabannya.

"Kau berbaringlah, hyung akan mengambil obat untukmu" ucapnya, dan Kyuhyun mengangguk saja.

Donghae ke luar kamar Kyuhyun, sedangkan Kyuhyun mengganti pakaian seragam dengan kaos putih juga celana kotak-kotak berwarna hitam merah. Tidak berapa lama, Donghae datang dengan membawa obat juga air minum. Kyuhyun duduk di atas kasur, dan Donghae duduk di sampingnya setelah meletakkan obat dan air minum di atas meja.

"Kyu, minum obat dulu, setelah itu kau makan ya"

Kyuhyun mengganggukkan kepalanya. Donghae memberikan obat penurun demam padanya. Ia begitu mengkhawatirkan keadaan adik kecilnya, terlebih lagi semalam Kyuhyun pulang dengan pakaian bernoda darah.

"Apa semalam terjadi sesuatu padamu, Kyu?" cemasnya.
"…" Kyuhyun menggelengkan kepala dan berbohong padanya.
"Jika tidak terjadi apa-apa, lalu kenapa seragam Sekolahmu ada noda darah?"

Mendengar kata darah, perut Kyuhyun kembali mual, kemudian ia berlari menuju kamar mandi dan muntah. Donghae curiga, ia berpikir pasti terjadi sesuatu padanya hingga trauma itu kembali teringat olehnya. Donghae tiba-tiba teringat akan kejadian Kyuhyun yang tiba-tiba muntah lalu pingsan setelah melihat darah. Ia bergegas menuju kamar mandi dan menemui Kyuhyun.

Donghae menepuk punggung Kyuhyun pelan, saat Kyuhyun muntah-muntah dan membuat tubuhnya lemas, lalu tiba-tiba pingsan. Untungnya saja, Donghae menopang tubuhnya. Kemudian Donghae memapah Kyuhyun menuju ranjangnya.

"Ahjussi!" panggilnya berteriak.

Yesung yang berada di ruang makan saat menata makanan, ia buru-buru berlari menaiki anak tangga dan menemui Donghae.

"Ada apa Donghae?"
"Ahjussi tolong telepon Dokter sekarang"
"Ne" sahutnya.

Yesung berbalik dan pergi ke bawah menuju ruang keluarga. Ia memencet digit angka seorang Dokter keluarga mereka.

*broken home*

Di sebuah rumah mewah, Changmin menuruni anak tangga dan menemui kedua orang tuanya yang tengah menunggunya di ruang makan.

"Huwah, sarapan kesukaanku" ucapnya gembira.
"Eomma yang memasak untukmu" ucap ayahnya.
"Gumawo eomma, saranghae" pujinya dan membentuk tanda hati menggunakan kedua tangannya.
"Eomma juga menyayangimu" sahutnya.
"O iya, appa kemarin pergi kemana?" tanya Changmin.
"Appa hanya mengunjungi makam alm. Istri pertama appa" sahutnya.
"Oh…mm…apa… appa sudah bertemu dengan anak kandung appa?" tanyanya lagi.
"Belum" sahutnya.
"Oh" ucapnya singkat.
"Chagi, bagaimana Sekolahmu kemarin?" tanya ibunya.
"Baik. Tapi…"
"Tapi apa?" tanya ibunya lagi.
"Tapi, ada satu teman sekelasku yang aneh"
"Aneh bagaimana?" tanya ayahnya.
"Ya…aneh saja menurutku. Karena dia selalu menyendiri dan tidak pernah berbicara dengan siapa pun"
"Mungkin dia bisu" ucap ibunya.
"Aku juga tidak tahu pasti, tapi kata tetangganya dia tidak bisu"
"Tetangga?" tanya ayah dan ibunya.
"Mm" angguknya.
"Tetangganya Sekolah di tempat yang sama sepertiku, hanya saja beda kelas"
"Oh…" sahut mereka berbarengan.
"Eomma dan appa, kompak sekali menjawabnya. Hahaha" tawanya.

*broken home*

Siwon pulang lebih cepat setelah mendapat telepon dari Donghae. Ia berlari menuju kamar Kyuhyun.

"Hyung, bagaimana Kyuhyun?" tanyanya cemas.
"Kyuhyun masih belum sadar" sahutnya lesu.
"Apa sudah telepon Dokter?"
"Sudah, tapi Dokter Kim masih di jalan"
"Oh" sahutnya.

Donghae tampak menghela nafas berat, karena ia terlalu banyak berpikir hal negatif mengenai Kyuhyun.

"Hyung kenapa?" tanya Siwon
"Sepertinya Kyuhyun menyembunyikan sesuatu dari kita"
"Apa mengenai noda darah di seragam Sekolahnya?"
"Nde, ah…apa hanya pikiranku saja yang negatif padanya"
"Maksud hyung?"
"Ah…sudahlah. Aku takut untuk memikirkannya"
"Apa…hyung berpikir, pelaku mutilasi itu…Kyuhyun?" tanyanya
"Mwo?!, ish! Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Tadi hyung mengatakan, hyung berpikiran negatif tentang Kyuhyun. Jadi, aku berpikir seperti itu"
"Kau ini, sembarangan saja mengambil kesimpulan. Maksudku berpikir negatif, aku takut jika Kyuhyun semalam bertemu dengan pelaku mutilasi itu?" ucapnya
"Jika Kyuhyun bertemu dengan pelaku itu, Kyuhyun pasti sudah dihabisinya hyung. Aku rasa tidak mungkin"
"Kau benar juga Siwon. Lalu…apa yang terjadi dengan Kyuhyun semalam?"

Tbc

Mian, lama banget aku baru lanjutin sekarang.