Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto

Psy Kiss by Hikari Gocchan

Pairing : NaruHina, little bit SasuNaru/NaruSasu

Rated : T+

Warning !

Konten ini berisi sedikit unsur yaoi dan karakter OC. Sehingga yang tidak suka hal yang berbau Yaoi silahkan tekan tombol 'Back'. Newbie, AU, Typoos.

DLDR!

Prologue

'Harusnya, waktu itu aku menolak untuk pergi.'

.

.

.

"Hinata!" Sakura, temannya sewaktu SMA kini tampak berlari membelah kerumunan orang yang sedang berlalu lalang, memisahkan mereka berdua.

"Apa?" Hinata bertanya saat Sakura sudah berada di dekatnya dengan nafas yang terengah-engah.

"Ayo kita pergi! Ku rasa Aoi-chan dan teman-temannya sedang menunggu kita." ujar Sakura.

"Bagaimana dengan Ino?"

"Ia sudah di depan gerbang. Ayo, tunggu apalagi!" Sakura segera memegang lengan Hinata dan menyeret gadis itu hingga sampai di depan gerbang kampus mereka, Konoha University. Di depan gerbang, tampak Ino sedang berdiri bersandar pada limousine yang ada di belakangnya.

"Hai, girls!" sapa Ino. "Apa kita berangkat sekarang?" Ino bertanya memastikan.

"Umm, Ya!" Sakura menjawab dengan semangat. "Let's go!" dan setelahnya mobil itu membelah jalan dengan cepat.

.

.

.

'Karna, pertemuan waktu itu, membuat dirinya masuk ke dalam lingkaran hidupku.'

.

.

.

Mobil yang dikendarai Ino telah sampai di daerah distrik Doyama-cho, tempat tujuan mereka kali ini. Setelah memakirkan mobilnya ditempat yang aman, Ino, Sakura dan Hinata berjalan di distrik Doyama-cho. Sesekali mereka melihat bar gay yang ada disepanjang jalan yang mereka lalui. Ino yang berasal dari jurusan psikologi, amat antusias melihat ke sekelilingnya.

Entah kenapa matanya berbinar, seakan mengatakan apa yang dilihatnya kini bisa dijadikan sebagai bahan skripsinya nanti. Sakura yang ada disamping Ino, menggelengkan kepala. Dirinya berpikir, apakah temannya ini sudah menjadi seorang fujoshi? Sedangkan Hinata memilih berjalan di belakang mereka, menggenggam tali tas selempangnya erat, sekedar menghilangkan rasa takutnya.

Mereka bertiga terus berjalan hingga tampak di depan mereka taman yang ada di tengah-tengah distrik tersebut. Sakura yang sejak awal sangat bersemangat, berlari dan berteriak saat nampak oleh kedua netranya sosok yang hendak ia dan temannya temui hari ini.

"Aaaaooooiiiiii-chan!"

"Ah, Sakura-chan!"

Orang yang dipanggil Aoi-chan itu menoleh ke belakang, melihat Sakura berlari menghampirinya. Senyum cerah terpatri pada bibir yang dipoles dengan lipstick warna pink itu. Rambut hitamnya yang panjang digerai dan dibuat sedikit bergelombang, dipermanis dengan jepitan berbentuk pita yang disematkan pada sisi kiri rambutnya. Netra matanya berwarna cokelat dilindungi kelopak mata yang berbulu lentik, kulitnya bewarna putih bak porselen, dan hari itu ia memakai dress selutut bewarna senada dengan rambutnya dipadu dengan sepatu boots berhak tinggi.

Manis! Yah.. itu adalah kata yang dapat mewakili perasaan setiap orang yang memandangnya, sebelum persepsi orang yang berpikir begitu dipatahkan dengan kenyataan yang ada. Kenyataan yang hanya bisa diperoleh saat mendengar suara orang ini berbicara.

"Apa Ino-chan dan Hinata-san juga datang?" tanya Aoi pada Sakura.

"Ya. Mereka ada di belakangku. Nah, itu mereka!" jawab Sakura sambil menunjuk ke arah Ino dan Hinata yang sedang berjalan menyusul, tak jauh dari mereka berdua berdiri.

Hinata yang sudah berada dekat dengan Sakura dan Aoi berada, hanya bisa diam dan memberikan senyum yang sedikit dipaksakan kala diminta menanggapi pembicaraan yang tengah dibahas oleh Sakura, Ino dan Aoi. Bukannya ia bermaksud sombong, hanya saja ia belum terbiasa dengan kondisi yang ia hadapi sekarang.

Ini memang bukan pertama kalinya Hinata mendengar Aoi berbicara, tapi tetap saja ia tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Bahwa gadis manis yang berdiri dihadapannya adalah seorang transgender dan itu semua dapat diketahui dari suara yang ia buat. Suara cempreng yang dipaksakan. Seperti suara lelaki yang menirukan suara wanita.

.

.

.

'Dirinya dengan segala kekurangan yang ia punya, berhasil membuat aku tertarik untuk mengenalnya'

.

.

.

"Ano.. apa Naruto-san tidak datang?" Hinata bertanya pada Aoi, saat ia rasa tidak melihat orang yang menarik atensi dan perhatiannya selama seminggu ini.

"Naruto?" Ino bertanya, bingung. "Apa maksudmu Naruko, Hinata?" tanya Ino lagi.

"Yah, nama aslinya memang Naruto, Ino-chan." Aoi menjawab rasa kebingungan Ino. "Ku rasa ia akan sedikit terlambat." Aoi berujar sambil melihat smartphone-nya. "Ah, itu dia! Naruko!" Aoi melambaikan tangannya saat melihat Naruto berjalan menghampiri mereka sambil menggenggam kopi kalengan di tangannya.

Rambut pirang panjang yang dimiliki Naruto, diikat twin tails, wajahnya yang diberi make-up tipis mempermanis tampilannya hari ini. Baju lolita yang menjadi ciri khasnya selalu ia pakai. Seperti hari ini, jenis baju Lolita yang ia pakai kali ini adalah Kurololi.

"Nah, tunggu apalagi? Karna Naruko-san sudah tiba, kenapa kita tak segera pergi ke base-camp mu?" Sakura yang sudah tidak sabar, segera menarik salah satu lengan milik Aoi dan menyeret laki-laki yang kini sudah menjadi wanita itu.

"Hmm,, itu benar! Ayo, Hinata-chan, Naruko-san!" Ino yang menyadari bahwa ia tidak memiliki banyak waktu pada pertemuan ini, memilih mengikuti Sakura dan Aoi yang telah berjalan lebih dulu.

.

.

.

'Tapi, tetap saja! Aku menyesali apa yang terjadi hari itu!'

.

.

.

Hinata sebenarnya ingin ikut menyusul juga, namun niat itu ia urungkan. Karena Naruto yang berdiri di sebelahnya tetap tidak beranjak untuk ikut menyusul. Ia hanya memandang punggung temannya dari jauh dan sesekali memperhatikan kopi yang ada di tangannya. Ah, sepertinya Hinata tahu kenapa!

"Apa kau tidak bisa membuka kopi milikmu?" Hinata bertanya kepada Naruto yang tetap diam menanggapinya. Laki-laki atau mungkin gadis itu hanya memandangi kuku jarinya yang telah dihiasi dengan nail-art lucu.

Paham dengan bahasa tubuh yang Naruto sampaikan, Hinata berujar, "Oh, kau takut nail-artmu lepas ya? Kalau gitu, sini! Aku bukakan untukmu!" tanpa banyak waktu Hinata mengambil kopi yang ada di tangan Naruto dan membukanya.

"Nah, sekarang bisa diminum!" Hinata berujar sambil menyodorkan kopi kepada Naruto. "Dah, aku duluan ya!" Hinata tersenyum ke arah Naruto yang menatap kopi dan dirinya secara bergantian, dan setelahnya Hinata melangkah cepat, mengejar ketertinggalannya. Namun, salah satu lengan miliknya dipegang dengan kuat oleh seseorang. Melirik ke belakang, Hinata melihat Naruto memandang dirinya dengan pandangan yang sulit dimengerti. Dan setelahnya kejadian itu berlangsung dengan cepat.

.

.

.

'Karna ia merebut ciuman pertamaku!'

.

.

.

Sesuatu yang lembab dan kenyal kini menempel di depan bibir Hinata. Dan itu semua tanpa bisa ia cerna bagaimana kejadian pastinya. Ingin ia memberontak, namun ia tak punya cukup tenaga. Karna yang bisa ia rasakan saat ini adalah pusing, dan rasa bergejolak dalam perutnya. Tau akan apa yang akan keluar, Hinata dengan segenap kekuatan yang ia punya mendorong bahu Naruto dan menampar pipinya.

Memilih menjauhkan diri beberapa meter dari Naruto yang kini memegang pipinya yang memerah, Hinata duduk berjongkok sambil memegang perutnya. 'Oh, Tidak!' batinnya. 'Ku mohon jangan lagi!'.

Dan setelahnya, Hinata benar-benar tidak tahan untuk tidak mengeluarkan semua makanan yang telah dimakannya hari ini melalui mulutnya. Pusing yang ia rasakan semakin bertambah kuat dan keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Kemudian, setelahnya, ia jatuh pingsan.

.

.

.

'Dan satu hal yang ku pelajari hari itu, bahwa ia adalah seorang lelaki. Dan aku harus menjaga jarak dengannya, karna aku, Androphobia'

.

.

.

TBC/END?


Doyama-cho : adalah pusat gay dan lesbian paling terkenal di Osaka. Di sini, Anda bisa menemukan puluhan bar gay yang tersebar di seluruh distrik Doyama-cho. Beberapa bar memberi sentuhan gaya barat pada aspek interior dan pelayanan mereka sehingga banyak turis asing yang berkumpul di sini.

Fujoshi : panggilan buat perempuan yang suka cerita BL atau yaoi.

Kurololi : merupakan Gothic Lolita tetapi terbatas pada warna dengan tema serba hitam.

Androphobia : rasa takut terhadap laki-laki.


YA AMPUN! APA INI? w(0.0)w

Bukannya melanjutkan SILY, ane malah membuat cerita yang freak kayak gini. Hehehe.. :3 ide ini muncul setelah kemarin ane bermimpi tentang hal yang sama seperti yang dialami Hinata. Karna, menurut ane ini menarik untuk dibikin cerita, jadilah seperti sekarang...

Awalnya ane ragu untuk menulis cerita ini, karna idenya kontroversial menurut ane. But, apa salahnya untuk mencoba!

Jadi, kasih tau ane jika cerita ini layak dilanjutkan atau tidak. Kalau iya, ane lanjut, tapi kalau tidak. yah ane hapus dan ane jadiin koleksi pribadi aje :D

Dan senin depan ane UTS. Doakan ane ya, minna-tachi.

Akhir kata,

Buat yang sudah membaca, memfollow, memfave ataupun mereview cerita ini, ane ucapkan Arigatou~~ (^/\^)

Wanna give me some review?