"Hei, Sehun. Kau benar ingin masuk sekolah yang sama dengan kita?" tanya Chanyeol yang sedang asik main PSP.

Saat ini mereka sedang berada dikamar Chanyeol, ngomong-ngomong.

Sehun yang sedang bertelungkup sambil membaca buku yang berjudul Snow White and Seven Dwarfs –dia sangat suka membaca dongeng, kawan! –menutup bukunya dan segera duduk menghadap sepupunya.

"Tentu saja, memang kenapa?"

"Hyung sih tidak akan melarangmu berteman dengan siapapun –" mata Chanyeol melebar. Sialan. belum saja dibicarakan tapi sudah muncul tanda-tanda yang menyeramkan. Dia game over melawan raja terakhir dipermainan yang dia mainkan, ngomong-ngomong.

Kemudian Chanyeol meletakkan PSP-nya di meja dan datang menghampiri Sehun yang sedang duduk cantik diranjangnya. Chanyeol melanjutkan ucapannya yang tertunda. "Tapi kau jangan sampai berurusan dengan ketua gang kami."

Kris yang sedang asik memainkan ponselnya pun tertarik untuk bergabung dengan Chanyeol dan Sehun yang sedang membicarakan pemimpinya yang agak sesuatu itu. "Nyentrik."

Sekarang giliran Sehun yang menatap Kris. "Hah?"

"Dia itu agak nyentrik." Ulang Kris.

Lalu si bungsu Choi ini menyipitkan matanya curiga. "Nyentrik bagaimana?"

Ponsel touchscreen Chanyeol diberikan kepada Sehun –tepat didepan matanya, menampilkan gambar seorang lelaki tampan –jelas– sedang memainkan ponselnya. Apanya yang nyentrik coba?

"Pokoknya jangan dekati dia jika kau tidak ingin kena masalah dengannya." Kris berkata dengan nada yang mengancam dan terselip nada takut disana.

Anak itu kemudian mengangguk. "Baiklah. Ngomong-ngomong, namanya siapa?"

"Kami memanggilnya Master Luhan." Ucap Kris dan Chanyeol kompak dengan senyum yang misterius.

.

.

.

Hello, Stranger!: My Boyfriend is a Gangster

Disclaimer : EXO milik agensi beserta orangtuanya, tapi cerita ini murni milik saya.

Warning : Yaoi, Typo(s), gak enak dlihat, positive!AU.

.

.

.

Mata Sehun membola seketika, pemuda –pangeran tampan- itu menatapnya dengan sebuah seringai yang terpatri diwajah tampannya.

"M-master Luhan!"

Masalahnya adalah pemuda dihadapannya ini adalah ketua gangster yang paling ditakuti disekolahnya.

Sehun ingin menangis sekarang.

Tapi tidak boleh! Masa dia harus menangis dihadapan banyak orang, sih? Nanti dia dikatai cengeng lagi oleh teman-temannya.

"H-hai." Sehun berkata sambil mengeluarkan eye smile terbaiknya. Beberapa orang langsung tumbang karena mengeluarkan darah dari hidungnya.

Yang ditatap malah melebarkan seringainya. Oke tak apa. Sehun belum menyerah.

"Master Luhan terlihat sangat tampan dari bawah sini. ahahah..." Sehun tertawa garing. "Benarkan?"

Hening

Hening

Harga dirinya dipertaruhkan. Sehun dikacangin. Dia tengsin.

"Ughh.. a-aku harus segera kembali kekelasku. Hahahah.." Sehun menggaruk tengkuk nya yang gatal. "Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa Master Luhan." Dan Sehun pun menghilang.

Chanyeol yang sadar duluan pun langsung menatap tajam murid yang menonton peristiwa tak biasa seperti tadi. "Apa kalian lihat-lihat?" dan mereka pun ngacir.

Tak menyadari seringai mematikan dari orang yang tak jauh keberadaannya darinya.

" 'Sampai jumpa' heh?"

.

.

.

Sehun benar-benar persis mayat hidup saat ini. Tubuhnya yang seputih susu hanya dibungkus oleh kaos ngepas tanpa lengan dan celana pendek selutut. Rambut hitam legamnya yang sudah memanjang menutupi matanya. Dan mulut yang dibiarkan terbuka sedari tadi. Benar-benar keadaan yang sesuatu.

Kejadian dikelasnya tak berhenti disitu saja. Sesaat setelah Sehun meloloskan diri dari Master Luhan. Teman-temannya dikelas langsung menyerang Sehun.

Bukan. Bukan menyerang dalam artian yang 'itu'. Tapi dalam artian teman-temannya memberikan banyak pertanyaan yang membuat Sehun menganga. Dia sendiri tidak tau bahwa beritanya sudah tersebar luas keseluruh penghuni sekolah.

Semua teman-teman mengkhawatirkannya. Sehun hanya bisa membatin. Toh dia tidak kenapa-kenapa, tapi reaksi mereka itu luar biasa berlebihan seperti Sehun baru saja disekap sama om-om pedo. Ya, lagian dia tidak tega, masa orang setampan Luhan dikatai om pedo?

Belum lagi Sehun harus mendengarkan semua petuah –lebih tepatnya omelan –Jongin yang seperti kereta api –nyerocos gila. Sehun sampai suntuk mendengarnya.

Jangan lupakan guru Kang yang menyuruh Sehun untuk istirahat saja dirumah. Dia bilang kondisi Sehun benar-benar memprihatinkan sampai menyangkut 'kejiwaan' segala. Astaga, Sehun itu, 'kan cuma melamun saja.

Sehun sendiri hampir menjedukkan jidatnya ke meja, tapi berhasil ditahan oleh Jongin yang sudah tau tabiat Sehun luar dalam. Alhasil Jongin langsung menelfon paman Siwon –Jongin memanggilnya seperti itu karena orangtua mereka memang dekat –dan Sehun pun langsung dijemput langsung oleh paman Siwon –over protektif. Maklum, Sehun itu memang dimanja oleh keluarganya.

Jadi disinilah akhirnya Sehun, duduk termenung diranjang. Sedang melamun –lagi – didalam kamarnya.

Ketukan di pintu kamarnya membawa Sehun kealam sadarnya. Kemudian ia mendengar seseorang diluar sana menyebut namanya.

"Sehunnie, boleh hyung masuk?"

"Masuk saja hyung. Pintunya tidak ku kunci, kok."

Pintu itu kemudian dibuka, menampilkan sosok pemuda yang tak kalah manis dari Sehun. Pemuda itu datang menghampiri Sehun dengan setengah berlari. "Sehunnie~ hyung sangat merindukanmu."

"Kalau begitu peluk Sehunnie, Baekkie hyung~" Sehun merentangkan kedua tangannya lebar-lebar dan disambut suka cita oleh Baekhyun. Mereka berpelukan persis seperti teletubbies. Benar-benar menggemaskan.

Baekhyun ini pacarnya Chanyeol. Sekarang kelas dua SMA. Satu sekolah dengan Sehun.

Saat pertama kali mengetahui bahwa Baekhyun adalah pacarnya Chanyeol, jujur saja Sehun kaget. Dia kira manusia seperti Chanyeol akan jadi perjaka lapuk selamanya. Tapi ternyata pikirannya meleset, masih ada yang mau bersama sepupunya itu. Park Chanyeol hebat sekali bisa mendapatkan pemuda manis ini.

Jadi setelah itu Baekhyun hyung sering sekali datang kerumah untuk bermain. Sehun juga sangat senang ditemani Baekhyun hyung karena sifatnya yang supel dan mudah diajak bercanda. Persis seperti Sehun.

"Uhmm.. Baekki hyung?"

Setelah dirasa cukup, Baekhyun pun melepaskan pelukannya pada Sehun. "Ya, Sehun?"

"Kenapa hyung ada disini?" Sehun memiringkan kepalanya lucu. "Hyung tidak bolos, 'kan?"

Tangan Baekhyun yang gatal mencubit pipi gembul Sehun kemudian direspon oleh suara ringisan Sehun. Aduh, anak ini bikin gemas kelewatan!

"Hehe~ maaf ya Sehunnie. Aduh! Bagaimana ini? Kamu sih menggemaskan, jadi hyung cubit deh, hehe."

Tubuh Baekhyun dibaringkan disamping Sehun, sedang si pemilik kamar masih dalam posisi duduknya menghadap Baekhyun.

"Hyung mendengar dari Yeollie kalau Sehunnie pulang setelah 'berurusan' dengan Luhan. Jadi hyung ingin melihat keadaan Sehunnie. Lagipula hyung agak tak enak badan."

"Hyung tak enak badan?! Kalau begitu aku akan menyuruh ibu mengambilkan obat."

Baekhyun menggeleng cepat. "Tak sedang sibuk didapur, sepertinya akan ada tamu yang datang, Sehun."

"Eh, benarkah?" Sehun menyahut lesu. "Kejadian tadi benar-benar membuatku linglung."

Yang lebih tua hanya terkekeh kecil. "Kudengar dari Yeolli, kau memanggil Luhan dengan sebutan Master, 'ya?"

Sehun mengangguk lemah. "Memang ada yang salah?"

Kepala Baekhyun menggeleng pelan. "Tidak. Tidak. Hanya saja.. terdengar begitu lucu."

"Lucu bagaimana?"

"Yeah. Asal Sehunnie tau saja, selama hyung sekolah disana tidak pernah ada yang memanggilnya Master. Yah, meskipun kekuatannya itu memang pantas disebut seperti itu." Kemudian tangan Baekhyun bermain-main dengan boneka panda pemberian Tao. "Begini-begini juga hyung kadang-kadang suka main dengan Luhan, meskipun hanya ajakan Yeolli saja sih sebenarnya. Jadi hyung lumayan tau tentang Luhan."

Mata sipit Sehun membola seketika. "APA?! Jadi Sehunnie dikerjai, 'gitu?" Kedua sepupunya itu telah membohonginya rupanya. Dia menutupi wajahnya yang memerah dengan bantal. Sehun tengsin level dua.

"Habis Sehunnie ini polos sekali sih, jadi mudah dibohongi deh."

Pipi Sehun dipoutkan. "Ugh. Aku akan membalas perbuatan mereka." Baekhyun semakin tertawa melihat tingkah menggemaskan Sehun.

"Ngomong-ngomong, badanmu kok tidak membesar malah terlihat lebih kurus. Berbanding terbalik dengan pipimu yang semakin berisi, 'ya Sehunnie?"

"Ayah dan Ibu juga berkata demikian. Tapi Kris dan Chan hyung bilang kalau pantat Sehun jadi lebih besar."

Alis Baekhyun menukik tajam.

Hell. Si Naga bodoh dan Park Dobi itu berani sekali mencemari otak polos Sehun.

"Sehunnie, jangan dengarkan apa yang si kembar bodoh katakan itu, 'ya." Baekhyun berkata sambil menekankan ucapannya pada kata kembar, sedangkan Sehun hanya mengangguk saja apalagi saat merasakan aura yang menyeramkan dari Baekhyun.

"Hunnie ngantuk hyung, kita tidur saja yuk." Mata Sehun menjadi sayu akibat rasa kantuk yang tiba-tiba, Baekhyun yang sedari tadi memang sudah berbaring diranjang mengiyakan ajakan Sehun. "Ayo, kita tidur Sehunnie."

.

.

.

"Woah~ lihatlah ada dua malaikat terdampar disini." Chanyeol mengeluarkan ponsel touchscreen nya kemudian memfoto Baekhyun dan Sehun yang tengah tidur terlelap.

Cahaya flash kamera dari ponsel Chanyeol mengusik tidur keduanya. Akibatnya mereka berdua pun terbangun.

"Selamat sore malaikat-malaikatku, apakah tidur kalian nyenyak?" Chanyeol bertanya dengan suara om-om nya.

"Uh..? sudah sore rupanya. Bersama Sehunnie membuatku lupa waktu." Baekhyun mendudukan pantatnya diranjang sambil mengucek kedua matanya.

Chanyeol hanya tertawa mendengar perkataan Baekhyun lalu dia menghampiri Baekhyun dan duduk ditepi ranjang. "Mau kuantar pulang? Aku takut orangtuamu akan khawatir."

Baekhyun kemudian mengangguk, dia melupakan sesaat dendamnya kepada kekasihnya itu. Ia pun beralih menatap Sehun yang masih mengumpulkan nyawanya. "Sehunnie, hyung pulang dulu, 'ya?"

Yang ditanya hanya mengangguk lucu dan menggaruk pipinya yang tak gatal. "Mau kuantar sampai depan?"

"Tidak usah. Sehunnie istirahat lagi saja." Lalu dijawab oleh anggukan kecil Sehun.

.

.

.

Setelah mengantar Baekhyun pulang Chanyeol pun langsung kembali kerumah dan mendudukan dirinya di sofa ruang keluarga. Dia hanya terdiam dan sesekali menghela nafas.

Ia pun memandang ruangan ini dengan seksama, dari dulu sampai sekarang rasanya masih sama. Hangat. Tapi bagaimana dengan esok? Masihkah sama?

Kemudian Kris datang dengan earphone yang terpasang ditelinganya dan duduk di sofa yang berbeda dengan Chanyeol. Kris memperhatikan saudaranya itu dengan pandangan menyelidik. "Berhenti menghela nafas bodoh. Kau mencemari udara." Ketus sekali.

Dan Chanyeol hanya diam membuat Kris menjadi kesal. "Kau ini kenapa sih, tidak seperti biasanya."

"...aku hanya –" bingung.

"Tentang Sehun?" Kris menjawabnya dengan tepat membuat dia tersentak kaget, lalu setelahnya ia tertawa kecil. Yeah, bagaimana pun juga mereka adalah saudara kembar. Ada benang tak kasat mata yang menghubungkan mereka.

"Rasanya baru kemarin kita bertemu dengan Sehun, sekarang kita harus melepasnya pergi. Kenapa mesti secepat ini?"

"Kau berlebihan Chanyeol, Sehun tak akan pergi dari siapapun. Lagipula ini juga demi kebaikan Sehun."

"Tapi mungkin setelah ini Sehun akan berubah, Kris. Ya Tuhan kenapa anak itu harus dijodohkan? Bahkan Suho hyung saja tidak mengalaminya." Setelahnya Chanyeol mengusap wajah tampannya dengan kasar.

Kali ini giliran Kris yang menghela nafas. "Itu karena Sehun berbeda Chanyeol. Berbeda."

"Karena itulah–"

"Karena itulah kelak Sehun membutuhkan seseorang yang memang dapat mengerti dan menerimanya apa adanya –Kris melirik saudaranya sekilas– kita mungkin memang menyayanginya dan memberikan perhatian berlebih padanya. Tapi kelak dia akan pergi dengan sendirinya dan mencari seseorang untuk melengkapi kekurangannya –mencari cinta sejatinya." Dia kemudian tertawa setelah mengatakan kalimat yang ia anggap begitu menggelikan.

"Tapi –"

"Grhh. Sudah hentikan pembicaraan ini, bodoh. Lagipula Sehun itu dijodohkan dengan sahabat kita. Percaya saja padanya."

"Kau ini tak rela sedikitpun?"

Kris menatap Chanyeol tajam. "Tentu saja pada awalnya tidak. Tapi kita harus bisa merelakannya karena ada suatu hal yang tak bisa kita paksakan, Chanyeol. Aku yakin bahwa pilihan paman adalah pilihan yang terbaik untuk Sehun dan kita semua."

Setelahnya Chanyeol hanya mengangguk saja. Setidaknya perkataan Kris tadi sedikit melegakan perasaannya.

.

.

.

Tapi bagaimana dengan sahabatnya itu?


yeayyy~ akhirnya chap 2 apdet jugaa. adakah yang masih menunggu kelanjutan cerita ini?

disini Luhannya masih belum banyak muncul, chap depan baru mulai ada HanHun nya XD dan buat saingan Luhan, jujur saja saya bingung buat nentuinnya karena pair disini udah ditentuin jadi saingan Luhan bukanlah dari member EXO :v saya pribadi tertarik sama Hanbin *lol* adakah yang mau memberi saran? :)

and last... jangan lupakan untuk memberi komentarnya setelah membaca *tejhe*