Vocaloid © Crypton Future Media, Yamaha, Internet, et cetera. No commercial profit taken.


Carrot Cake

by Saenatori (id: 5393797)


Selamat malam, semua. Saya akan membacakan sebuah dongeng kepada adik-adik sekalian. Judulnya, Carrot Cake. Duduk yang manis ya, Miss mau membacakan cerita tentang asal mula kue wortel ini. Tidak pernah dengar, 'kan? Miss membuat ceritanya sendiri, lho. Baiklah.

Alkisah, hiduplah seorang wanita berambut panjang dan ikal dengan indah. Walaupun ia cantik dan berambut indah, wanita tersebut tidak memiliki banyak uang. Pekerjaannya adalah seorang penari.

Wanita itu suka menari sejak ia kecil. Ia ingin seperti tokoh yang ia kagumi, sehingga wanita itu terus berlatih dan semakin hebat dalam tiap tariannya. Orang-orang yang melihat tariannya akan terkesan dan terpaku atas keindahan gemulai tubuhnya.

Suatu hari, wanita itu bertemu dengan laki-laki yang membuatnya jatuh cinta. Sejak bertemu dengan laki-laki itu, seluruh tubuhnya merasa ringan dan hangat walaupun dia tidak menari. Setiap melihat sesuatu hal yang mirip atau berkaitan dengan laki-laki itu, sang wanita merasakan ribuan domba bermain lompat tali berlompatan di sekitarnya. Wanita itu hanya terlalu mencintainya.

Sehingga sampai pada klimaksnya, mereka menikah. Hidup di rumah mungil yang hangat atas kesederhanaan.

Kehangatan itu terus berlanjut menjadi kebahagiaan saat sang wanita mendapat si kecil dalam kandungannya. Kedua cinta itu membesar dan mengubah rumah sederhana yang mereka tempati menjadi tempat yang istimewa.

Saat sang wanita mengandung, ia bertekad ingin memberikan kasih sayangnya serta kebahagiaan pada anaknya kelak. Senyumnya tidak pudar, walaupun di saat marah sekalipun. Hanya hentakan kecil dari perutnya mampu meredamkan segala emosi dalam kepalanya. Ya, dia sangat bahagia.

Saat sang anak lahir, rona bahagia tidak dapat ia hilangkan. Ia hanya ingin putra yang dikasihinya itu nyaman dan senang. Wanita itu semakin cantik daripada sebelumnya.

Tapi kehidupan bahagianya tidaklah berlangsung lama.

Suami yang ia cintainya, pergi meninggalkan dia. Dia menangis keras dan mengurung seharian di rumahnya. Putra terkasihnya, yang baru berusia empat tahun, sama-sama stress dan mogok makan. Tiap butiran air mata jatuh dari pipi sang ibu.

Setelah seminggu berduka, akhirnya kedua orang itu mulai saling membuka diri lagi, karena hanya merekalah satu-satunya keluarga. Walaupun pahit, sang ibu selalu berusaha keras membuat sang anak melupakan sosok ayahnya agar dia tidak kesepian. Ya, tulang punggung keluarga juga.

Sepotong kue yang disukai sang ayah, pula sang anak adalah kue wortel. Padahal, sang putra tidak menyukai wortel dalam sop, tapi ia sangat menyukai kue wortel buatan ibunya. Saat memakan kue wortel tersebut, rasanya seluruh kehangatan keluarga ada dalam tubuh.

Suatu hari, sang ibu membeli bermacam bahan makanan untuk memasak. Ia melihat seorang pedagang sayur. Wanita itu teringat pada putranya, maka ia membeli beberapa buah wortel untuk membuat kue wortel. Wanita itu dapat membayangkan, wajah bahagia putranya menyantap kue buatannya.

Saat pulang, sebelum putranya terbangun, ia membuat satu loyang kecil kue wortel. Ia menghiasnya dan mempercantiknya. Senyum puas terpapar pada wajahnya. Wanita itu memotong tiga bagian lalu menyediakannya di piring.

Perlahan, wanita itu menggoyangkan tubuh anaknya, membangunkannya dari tidur siang. Sang anak tengah mengantuk, berjalan mengikuti aroma kue yang hangat. Ia memotong kue dengan semangat, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Sang ibu tersenyum hangat sambil melihat sang putra makan dengan lahap.

Senyuman ibu memudar. Suara batuk mengerikan keluar dari mulut anaknya. Dengan panik sang ibu menyingkirkan piring-piring di hadapannya, lalu memeriksa mulut dan kondisi tubuh putranya. Saat napas sang anak semakin menipis, sang ibu menemukan serpihan kaca dalam tenggorokan anaknya. Tapi ia tidak bisa mengeluarkannya.

Kenapa hal itu terjadi? Sang ibu kalap. Ia memeluk anaknya yang menangis kesakitan. Wanita itu ikutan menangis sambil terus meminta maaf. Wanita itu tidak ingin anaknya terus kesakitan, maka dengan ragu-ragu, ia mengeluarkan satu botol kecil dari lemari dan memeluk anaknya sekali lagi.

Ia berjanji, tidak akan membuat putranya mati kesakitan. Ia menuangkan cairan dari botol tersebut ke mulut anaknya, sambil memeluk dengan penuh kasih. Keluhan dari mulut anaknya semakin memudar, begitu juga deru napasnya. Putranya tenang, begitu pula tubuhnya yang lemah.

Sang ibu memeluk tubuh putranya yang tidak bernyawa lagi, tersenyum lemah. Ia sudah tidak sanggup lagi. Ia selalu kehilangan semuanya. Keluarganya, suaminya, putranya…

Namun setelah napas lega itu, mata wanita itu membalak.

Pada suatu hari, hiduplah seorang laki-laki yang terobsesi dengan seorang penari wanita.

Dia…

Dia seorang pedagang sayuran. Ia menjual berbagai macam sayuran. Namun cinta pedagang itu tidaklah terbalas. Sang penari sudah menikah dengan seorang pria pekerja negara.

Sang pedagang cemburu, sehingga ia menipu sang suami untuk pergi ke tempat yang sangat jauh dan tidak pernah kembali lagi ke dunia.

Namun sang penari sudah memiliki seorang putra. Butuh waktu lama sampai ia tahu bahwa kedua orang yang dikasihi sang wanita sangat menyukai kue wortel.

Jangan-jangan…

Maka sang pedagang memasukkan serpihan kaca halus yang tidak dapat terlihat ke dalam wortel yang ia jual kepada sang penari sehingga sang penari kehilangan satu lagi orang yang ia cintai.

Wanita itu bangkit berdiri, membungkus tubuh putranya dan menggali liang kubur di halamannya. Ia membaringkan tubuh putranya dengan hati-hati dan mengecupnya, kecupan terakhir kalinya.

Ia terus-terusan membuat kue wortel. Wanita itu semakin tidak puas dengan rasa kue wortel yang ia buat. Ia terus membuat dengan berbagai macam jenis wortel, untuk mencari kue wortel yang sempurna. Sampai suatu hari, ia menemukan kue yang membuat ia puas sekaligus lega. Ia menjual kue-kue itu kepada orang-orang, dan laku besar. Wanita itu melihat pedagang sayur yang ikut mengantri pada barisannya. Ia tersenyum, lalu memberikan kue "istimewanya" itu.

Tamat. Ceritanya seru kan? Kenapa kalian memasang wajah ketakutan itu? Ini hanya dongeng kok. Miss minta maaf bila membuat kalian takut. Sekarang Miss telah menyiapkan snack sore ini! Siapa yang suka cemilan!? Ayo ke dapur! Snacknya Carrot Cake, lho!

.

.

.

.

the end

(of the anthology)

thanks for reading...