~**~Hybrid Child~**~

Character : All x Sehun

Genre : Romance, Drama, Hurt/Comfort

Rating : T

Chapter : 1 (ChanHun)

*~Remake Of Hybrid Child ~*

©Shungiku Nakamura

Disclaimer : A remake story from yaoi anime Hybrid Child by Shungiku Nakamura. Aku bakal ganti sedikit hubungan antar tokoh di anime ini, soalnya versi di versi asli, setiap tokoh punya semacam peran yang bersambung sampe episode akhirnya. Jadi aku mutusin buat ngerubah hubungan antar tokoh di versi animenya plus ada bonus di akhir chapter hoho/?, semoga ga mengecewakan.

.

.

Enjoy the story

.

.

/Hybrid Child Ch.1 Moon Drop/

*.* Dalam artian tertentu, mereka bagaikan sebuah cermin

Baik mesin ataupun boneka...

Mereka merefleksikan cinta yang diterima dari pemiliknya

Dan mereka 'bertumbuh dewasa'

Mereka adalah Hybrid Child *.*

^.^.^

Mungkin terdengar berlebihan...aku mengatakan bahwa aku hanya menginginkan Chanyeol

-Oh Sehun

^.^.^

"Haaah suhu udara hari ini panas sekali, aku tidak bisa berfikir dengan jelas" keluh Sehun yang sejak satu jam yang lalu duduk manis di meja belajarnya, mencoba menyelesaikan soal untuk ujian yang akan datang.

"aku ingin tidur saja!" Sehun menjatuhkan kepalanya pada tumpukan buku pelajaran di meja belajarnya dan mulai menggerakkan kipas ditangannya, berharap suhu di sekitarnya sedikit menurun.

"Sehun-sshi, kau harus belajar, jangan bermalas – malasan" Sehun menoleh ke arah sumber suara, ia menemukan Chanyeol –pelayan pribadinya, setidaknya itu kata orang – orang di keluarga Oh tentang Chanyeol, namun bagi Sehun...Chanyeol lebih dari sekedar pelayan pribadi.

Chanyeol ya...jika diingat – ingat aku pertama kali menemukannya dihari yang panas seperti ini, awalnya kupikir ia hanya sebuah boneka biasa yang dibuang, lalu setelah itu aku sadar Chanyeol adalah seorang hybrid child meski ia sudah besar, merawat seorang hybrid child tidaklah mudah. Aku ingat saat ia pertama berjalan, aku sangat senang...ia mengikutiku kemanapun aku pergi, seperti seekor anak itik yang mengikuti ibunya kemanapun si ibu pergi. Aaah kenangan masa kecil kami yang manis, tapi sialnya kenapa sekarang ia tumbuh lebih tinggi dariku dengan begitu cepatnya cih...

"mengingat peringkatmu yang terus menurun, tuan muda harus belajar lebih giat, kau berasal dari keluara utama itu berarti kau yang akan jadi penerus keluarga Oh dan semua bisnis milik keluarga Oh" ucap Chanyeol sambil membolak – balikkan kertas soal yang sudah kujawab, aku hanya mendengarkan sambil sedikit – sedikit menjawab perkataan Chanyeol tadi dengan cicitan kecil yang berisi ejekan

'pletak' Chanyeol menggeplak kepala Sehun dengan kertas soal yang bawa

"tolong dengarkan aku, aku berbicara padamu Sehuna" ucap Chanyeol dengan nada yang datar

"yak! Yak! Itu sakit! Maafkan aku karena pewaris keluarga Oh yang ini tidak sepintar yang lainnya, maaf maaf" protesku sambil mengusap kepalaku untuk meredakan rasa sakit.

"ucapan maaf cukup sekali saja, sekarang kembalilah belajar" ucapnya. Aku membalikkan badan menghadap buku dengan muka sebal

"belajarlah, pout dan aegyomu tidak akan berguna saat ujian nanti" sambungnya lagi, mungkin jika ini di dalam komik di pelipisku sudah muncul simpang empat dan uap yang mengepul. Aku sangat kesal dengan Chanyeol sekarang.

Sehun pun akhirnya berusaha melanjutkan belajarnya meski ia tak fokus karena suhu yang begitu panas.

"Chanyeol-ah, apa kau tidak kepanasan, pakaianmu tebal sekali? Aku rasa aku hampir meleleh hanya dengan melihatmu"

"tidak, jika suhu tubuhku lebih dari 25 derajat ia akan menyesuaikan suhunya secara otomatis, ini coba rasakan" Chanyeol mengulurkan telapak tangannya ke arah wajah Sehun

"eeeh! Dingin sekali, enaknya~"

"sudah lanjutkan belajarmu" Chanyeol menarik tangannya dari pipi Sehun dan kembali mengoreksi jawaban Sehun.

"Chanyeol" panggil Sehun

"ya? Ada soal yang tidak kau mengerti?"

"buka bajumu" perintah Sehun

"a..apa?"

"aa kau lambat sekali" Sehun langsung menerjang tubuh Chanyeol hingga keduanya terjatuh di atas lantai, melepaskan kancing jas dan kemeja Chanyeol kemudian membuangnya ke lantai.

"apa yang kau lakukan?!" Chanyeol meninggikan suaranya

"sebentar saja ya" Sehun langsung memeluk dada Chanyeol yang tidak ditutupi apapun

"uwaaaaaaaaah, benar – benar seperti dugaanku, badanmu terada dingin dan ini membuatkunyaman, 5 menit saja ya Chanyeol, aku janji setelah itu aku akan melanjutkkan belajarku"

Chanyeol hanya tersenyum saat melihat wajah Sehun yang sudah terlelap, ia mengusap pelan kepala Sehun, ia bisa melihat semburat merah muda di pipi putih milik Sehun

"akhir-akhir ini aku sering merasa lemas, susah bernafas dan pusing, itu mungkin karena aku terlalu memikirkan tentang masa depan Sehun, aku tidak ingin dia mengalami kesusahan dimasa depan nanti, maka dari itu kau ingin selalu berada di sisinya" gumam Chanyeol sambil menyibak anak rambut yang menutupi mata Sehun yang tengah terpejam

'Sebenarnya aku tak ingin terlalu memanjakan Sehun, tapi sepertinya aku sudah terlalu memanjakannya' batin Chanyeol, ia menggendong Sehun dengan gaya pengantin dan meletakkan Sehun di atas kasurnya, lalu setelah itu ia mengenakan bajunya dan pergi dari kamar Sehun.

Tiga puluh menit kemudian Chanyeol datang kembali ke kamar Sehun, Sehun sudah bangun hanya masih berbaring di kasurnya sambil menatap langit - langit kamarnya, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Tidurlah lagi, otakmu tidak akan berfungsi dengan baik saat cuaca sedang panas" sindir Chanyeol

"Chanyeol..." panggil Sehun dengan suara pelan

"Ada apa?" Jawab Chanyeol, ia berjalan mendekati kasur Sehun

"Tidak ada apa - apa, hanya saja aku bermimpi tadi" ucap Sehun, Chanyeol khawatir jika sehun mendapat mimpi buruk di siang hari, apa jangan - jangan sehun tertekan karena ia suruh belajar hingga Sehun mendapat mimpi buruk di siang hari

"mimpi apa?" Tanya Chanyeol

"kau tau?! Aku bermimpi berenang di dalam kolam berisi es serut huaaaahh sangat menyegarkan" jawab Sehun sambil meletakkan kedua tangannya dipipi dan menggeleng - gelengkan kepalanya.

Sial...Chanyeol kira Sehun benar - benar bermimpi buruk, ia segera menarik selimut Sehun

"Yah! Bangun dan belajarlah! Berhenti bermalas - malasan!" Omel Chanyeol, Sehun berguling malas kemudian duduk di atas kasurnya

"Kau tega melihatku hampir mati karena belajar saat cuaca panas chanyeol?!" Sehun memajukan bibirnya beberapa senti sambil menggembungkan pipinya. Sesungguhnya Sehun yang sedang merajuk adalah hal yang paling disukai oleh Chanyeol, Sehun akan terlihat sangat imut saat merajuk, itu menurut Chanyeol.

"Baiklah, istirahatlah sebentar, setelah mandi sore, kau harus belajar Sehuna, ujianmu semakin dekat, aku harus pergi mengantar beberapa dokumen penting" pamit Chanyeol sebelum melangkah keluar.

"Mungkin benar Sehunlah yang menyebabkan aku kurang enak badan akhir - akhir ini, aku terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu tentang Sehun, aku ingin mendidiknya menjadi seorang pewaris keluarga Oh yang hebat dan tidak dipandang remeh oleh semua orang, aku ingin terus berada di sisinya, melindunginya dan memastikan Sehun jauh dari kesusahan dan masalah , aku hanya ingin memberikan semua yang terbaik untuk Sehun" gumam Chanyeol saat ia melewati koridor mansion. Ia harus segera mengantarkan dokumen penting pada beberapa kolega keluarga Oh.

Chanyeol kembali saat senja hampir menghilang di ufuk barat, jujur saja ia makin muda lelah akhir - akhir ini, meskipun lelah ia segera melangkahkan kakinya menuju kamar Sehun, para maid bilang jika satu jam yang lalu mereka mengantarkan biskuit dan teh ke kamar Sehun karena Sehun meminta camilan untuk belajar, Chanyeol senang mendengarnya, begitu sampai di depan pintu kamar Sehun, Chanyeol mengetuk pelan pintu tersebut sebelum akhirnya masuk, namun alih - alih mendapati Sehun yang sedang belajar ia mendapati Sehun yang sedang tidur dibalik selimut warna hijau. Entah kenapa Chanyeol begitu merasa kecewa, tanpa sadar ia melangkahkan kakinya mendekat ke kasur Sehun dan menarik selimut Sehun dengan kasar.

"YAH! BERAPA KALI AKU BILANG KAU HARUS BELㅡ" ucapan Chanyeol terpotong oleh bunyi debuman keras, seperti sebuah barang besar yang terjatuh ke lantai.

"C..chanyeol?" Sehun yang tersikap karena teriakan Chanyeol tadi hanya mampu diam menyaksikan tubuh pria itu tumbang di atas lantai kamarnya

"Bangun...Chanyeol, aku akan belajar" ucap Sehun, namun badan Chanyeol yang tergeletak dilantai tak memberikan respon yang diinginkan oleh Sehun.

"Ch...Channie..." Sehun perlahan turun dari kasurnya dan menghampiri Chanyeol, tangan mungil milik Sehun menggungcang pelan bahu tegap milik Chanyeol, berharap Chanyeol akan segera sadar, namun Chanyeol tak kunjung bergerak.

"S..SIAPAPUN DI LUAR SANA TOLONG AKU!" Jerit Sehun panik, beberapa saat kemudian sejumlah pelayan pria dan wanita memasuki kamar sehun dengan langka terburu - buru dan ekspresi wajah yang panik

.

.

"Kau Jun Myeon kan? Kim Jun Myeon?" Tanya Sehun pada pria yang tengah berdiri memunggunginya, pria itu sibuk mencampurkan beberapa cairan pada tabung reaksi dan tidak mengindahkan pertanyaan Sehun. Sesekali menghisap pipa tembakaunya lalu menghembuskan asapnya keluar. Sehun mencoba sabar, mungkin ia sedang menyelesaikan sesuatu. Namun setelah lima belas menit pria itu tetap berkutik dengan alat - alat praktikum lab dan tidak menganggap kehadiran Sehun dan Chanyeol.

"yah! Aku bicara padamu! Kau Jun Myeon kan?" Ucap Sehun lagi, pria itu masih diam, ia meletakkan peralatan labnya dan malah fokus pada pipa tembakau berdesain klasik miliknya."kau Jun Myeon kan? Pembuat hybrid child?" Tanya Sehun sekali lagi, namun pria itu tetap diam dan menghisap pipa tembakau miliknya. Sehun mengepalkan kedua tangannya, jika pria ini bukan satu - satunya yang mampu menolong Chanyeol, Sehun bersumpah akan membakar Lab ini hingga menjadi tumpukan debu, pria ini sungguh tidak sopan.

"Periksalah dia...kumohon tadi dia tiba - tiba pingsan, apakㅡ"

"Katakan..." akhirnya pria itu berbicara, namun tak kunjung membalikkan badannya untuk menghadap Sehun

"Katakan apa?" Tanya Sehun, ia memiliki sedikit harapan...Chanyeol akan kembali seperti semula.

"Katakan dari mana kau mendapatkannya, ini bukan sesuatu yang pantas dimiliki oleh bocah sepertimu" ucap pria itu dengan nada yang dingin, Sehun menelan ludahnya gugup "katakan dari mana kau mencurinya" deg! Sehun terkejut dan diam sesaat.

"Jangan berbicara seperti itu! Aku adalah keturunan ke-16 dari keluarga Oh, aku pewaris tunggal dari keluarga Oh! Jadi kumohon jaga bicaramu!" Sehun sangat kesal sekarang.

"Oh...jadi begitu rupanya" pria itu menghembuskan asap kemudian menghisap lagi pipa tembakau miliknya "kau adalah anak kaya yang memanfaatkan harta keluargamu untuk mendapatkannya" kepulan asap putih perlahan keluar dari mulut Jun Myeon saat mengucapkan kata - katanya tadi. Chanyeol merasa ini sudah berlebihan, Jun Myeon menghina Sehun dan merendahkan Sehun. Ia ingin memukul wajah pria itu tapi, jika ia memukulnya kesempatannya untuk berada di sisi Sehun lebih lama lagi akan menghilang.

"Dia tidak mencuri, mahalan..dia memungutku" ucap Chanyeol, Sehun menatap Chanyeol sebentar. "Ayo kita pergi saja dari ini, mungkin dia hanya seorang penipu yang mengaku sebagai Jun Myeon" Sehun meraih tangan Chanyeol hendak membawa Chanyeol pergi dari tempat ini.

"Tidak, dialah orangnya. Aku tidak mungkin lupa pada manusia yang sudah membuatku" Jun Myeon meletakkan pipa tembakau miliknya dan berbalik menghadap Chanyeol dan Sehun.

"Buka pakaianmu" perintah Jun Myeon, Chanyeol segera membuka kemejanya, kemudian Jun Myeon berjalan mendekat, ia memeriksa bagian punggung dan dada Chanyeol, menepuk - nepuk bagian tersebut, lalu memeriksa bagian leher Chanyeol 'seri 0001...' batin Jun Myeon saat melihat kode seri yang terletak di belakang telinga Chanyeol.

"Hey..hey..ini seri 0001, kau tidak akan bisa mendapatkan model antik seperti ini dimanapun sekarang" ucap Jun Myeon, sementara Sehun hanya memandang cemas ke arah Chanyeol 'apakah Chanyeol tidak bisa diselamatkan?' Pikir Sehun. "Lihatlah sendi yang menghubungkan anggota tubuhnya sudah berubah menyerupai sendi manusia, kulitnya pun juga hampir sama dengan kulit manusia" ucap Jun Myeon sambil memeriksa lengan Chanyeol.

"Aku tak pernah melihat yang seperti ini, dia adalah bahan penelitian yang penting, aku akan melakukan autopsi" ucap Jun Myeon. Sehun terkejut "JANGAN BERCANDA!Kau tidak bisa melakukannya! Aku membawanya kesini untuk dibetulkan bukanㅡ" belum selesai Sehun berbicara Jun Myeon sudah memotong perkataannya.

"Dengarkan aku.." ucap Jun Myeon, ia kembali berjalan ke arah meja Lab.

"Apa lagi?!" Kesabaran Sehun sudah hampir habis karena Jun Myeon

"Jangan berkata kau tidak bisa memperbaikinya! Kau yang membuat hybrid child dan itu berarti kau bisa memperbaikinya!" Bentak Sehun

"Itu mustahil" ucap Jun Myeon dengan nada yang datar

"Kenapa?!"

"Dengar ya tuan muda, hybrid child bukan lah mesin atau pun manusia, ini bukan sesuatu yang bisa dikembalikan kedalam keadaan semula, meski beberapa bagian sudah diganti" ucap Jun Myeon, ia berjalan ke arah Chanyeol sambil membawa sebuah wadah kecil berwarna putih dan sebuah pisau bedah, ia lalu mengiris sedikit kulit Chanyeol "KAU GILA!" Maki Sehun.

"Dia tidak merasakan sakit" Jun Meyon menampung cairan merah yang mengalir dari luka Chanyeol pada wadah putih yang ia bawa tadi "coba kau cium ini" ia menyodorkan wadah itu pada Sehun "ugh!" Sehun langsung menutup hidungnya begitu mencium aroma yang sangat amis dari cairan merah tersebut.

"Ini bukan masalah aku bisa memperbaikinya atau tidak, kita bicara tentang rentang waktu hidupnya, setiap bagian tubuhnya terdiri dari sel tunggal, dan itu sudah mulai membusuk dari dalam" ucap Jun Myeon sambil melihat Chanyeol dan Sehun.

'A..apa katanya...membusuk?...di...dia pasti bercanda' Sehun mencoba menenangkan dirinya. "J...jangan bercanda! Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan!" Ucap Sehun, ia hanya ingin Chanyeol diperiksa dan diperbaiki, bukannya mendapatkan omong kosong tentang rentang hidup Chanyeol dari pria yang berdiri di depannya ini, Jun Myeon kembali ke meja Lab dan meletakkan pisau bedah serta wadah kecil miliknya disana.

"Ternyata kau benar - benar bodoh, apa kau tidak paham dengan apa yang aku bicarakan?" Ucap Jun Myeon tanpa berbalik menghadap Sehun

"Perbaikilah dia!" Ucap Sehun "berapapun harganya akan aku bayar!"

"Uang ya?" Jun Myeon mengambil pipa tembakaunya dan menyalakannya.

"10juta won" Jun Myeong menghisap pipanya kemudian mengeluarkan asapnya dalam satu hembusan yang halus.

"aku bisa memberi lebih! Bahkan jika kau meminta uang yang jumlahnya setara dengan anggaran belanja satu provinsi!"

"Ho.. ternyata kau tidak sebodoh yang aku kira, kau pandai bernegosiasi" ucap Jun Myeon, Sehun hanya berdecih kesal menanggapi ucapan Jun Myeon tadi.

"Jika kau punya uang sebanyak itu mengapa kau tidak membeli hybrid child yang baru?, mereka lebih mudah dirawat jika dibandingkan dengan milikmu" Jun Myeon berkata sambil menghisap dari pipa tembakau miliknya.

"Aku tidak membutuhkan yang seperti itu! Aku hanya membutuhkan Chanyeol!" Bentak Sehun, matanya mulai terasa panas, tidak ia tidak boleh menangis disini..di hadapan Chanyeol dan di hadapan Jun Myeon "Aku mohon, perbaikilah dia..." Sehun mengambil nafas dalam - dalam, ia tidak ingin Chanyeol melihatnya menangis, meski sejak tadi Chanyeol sudah mengkhawatirkan keadaan Sehun, namun ia tidak memiliki energi yang cukup untuk bergerak atau berbicara saat ini.

"A...atau jangan - jangan kau tidak yakin jika kau bisa menyelamatkan Chanyeol?!" Tanya Sehun. Jun Myeon hanya berdecih dan beranjak pergi dari Labnya

"Anak - anak jaman sekarang sungguh tidak tau sopan santun saat meminta pertolongan" ucap Jun Myeon, Sehun segera menghentikan langkah Jun Myeon, menarik bahu pria itu sehingga menghadap dirinya, ia lalu meraih kerah jas Lab milik Jun Meyon "Tunggu! Jika ada yang bisa aku lakukan. Aku akan melakukan apapun! Aku hanya menginginkan Chanyeol!" Perlahan ia menundukkan kepalanya, nafasnya mulai berderu, tenggorokannya terasa seperti dicekik. Tidak...Sehun tidak boleh menangis sekarang, Jun Myeon terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Sehun.

"Aku mengerti" Jun Myeon menutup matanya sejenak kemudian menarik nafas.

"Pergi dan carikan 'Moon Drop' untukku" ucapnya. Sehun hanya memandangnya bingung.

"Moon Drop?"

"Ya, benda itu seharusnya dikubur 90 derajat dibawah titik tengah antara gereja yang ada di pantai dan bintang utara. Kau seharusnya tahu tentang ini, tapi sia - sia saja jika yang menemukannya bukan pemiliknya sendiri" Sehun mendengarkan perkataan Jun Myeon dengan seksama "jika kau berhasil mendapatkannya, aku dapat mencampurkannya sebagai bahan cairan untuk membetulkan hybrid child milikmu dan ada kemungkinan dia akan selamat" Sehun menatap Jun Myeon dengan penuh harapan.

"T...tapi benda macam apa itu?" Sehun masih tidak mengerti benda seperti apa yang akan ia cari, mungkin kah benda itu sangat kecil sehingga dapat digulingkan di telapak tangan orang.

"Kau ini pemilik hybrid child, tapi kau tidak tahu benda apa itu?" Cibir Jun Myeon

"T..tentu saja aku tahu benda seperti apa itu!" Kesal Sehun, kenapa orang ini selalu merendahkan dirinya?. Jun Myeon menuliskan sesuatu pada kertas, lalu setelah itu ia memberikannya pada Sehun.

.

.

Moon Drop..

Moon Drop...

Moon Drop...

Akankah aku medapatkan benda itu dengan cepat, Chanyeol hanya dapat bertahan satu minggu lagi...satu minggu. Akankah aku menemukannya tepat waktu?. Dari namanya mungkinkah benda ini berwarna putih susu atau beraneka warna...atau mungkin mereka akan memancarkan cahaya bulan?...yang jelas lebih cepat aku menemukan benda itu makan Chanyeol akan dapat segera diselamatkan..

Benda itu terduduk diam...

Dan menunggu untuk ditemukan...

Aku tidak ingin kehilangan Chanyeol sekarang...ataupun nanti...

.

.

"Ya...dan akhirnya akupun sampai pada akhir rentang waktuku dan tidak ada yang bisa aku lakukan mengenai ini. Kau tidak perlu melakukan usaha yang keras seperti ini. Lagi pula aku akan segera meninggal setelah ini, ironis sekali" ucap Chanyeol sambil memperhatikan Sehun yang kini sedang sibuk menggali lubang di pantai, sial! Ucapan Chanyeol hanya membuat dada Sehun seperti dihimpit oleh batuan karang besar. Sungguh menyesakkan. 'Setidaknya bertahanlah sedikit lebih lama untukku Chanyeol...apa kau tidak bisa? Atau mungkin kau sudah lelah dengan semua sikapku selama ini...dan kau memilih menerima nasibmu tanpa melihat ku sedikitpun?' Sehun hanya bisa pura - pura tuli. Ia ingin mengutarakan isi hatinya pada Chanyeol, ia ingin Chanyeol berada disisinya. Bersamanya. Sehun tetap menggali lubang tanpa menghiraukan ucapan Chanyeol tadi.

"Aku tidak pernah melihat expresimu yang seserius ini sebelumnya. Hey dengar ya, meskipun aku sudah tidak ada di sisimu kau harus tetap belajar dan lulus ujian nanti, keluargamu kan kaya, carilah guru private yang baik danㅡ"

"DIAMLAH! HENTIKAN!" belum selesai Chanyeol berbicara, Sehun sudah berteriak memotong ucapannya.

"Ungh!" Sehun menjatuhkan sekop yang ia gunakan untuk menggali, Chanyeol dengan panik berjalan mendekati Sehun

"Tanganmu pasti melepuh karena melakukan hal yang tidak pernah kau lakukan sebelumnya" ucap Chanyeol sambil memperhatikan tangan Sehun yang lecet, Sehun segera menarik tangannya dari genggaman Chanyeol.

"Tidak apa-apa"

"Cara memegang sekopmu tadi sungguh aneh, biarkan aku membantumu"

"Tidak"

"Tanganmu melepuh!"

'BLETAK'

"AKU BILANG TIDAK! BIARKAN AKU MENCARINYA SENDIRI!" protes Sehun setelah melayangkan sebuah jitakan pada kepala Chanyeol.

"Kau ini cerewet sekali! Duduk saja jangan mengangguku" omel Sehun

"Kau berusaha menolongku tapi kau tetap menyakitiku" Chanyeol memegang kepalanya yang sedikit berdenyut pening.

"Kalau kau sedang tidak melakukan apapun pulanglah ke rumah!" Sehun menarik tangan Chanyeol untuk berdiri "dan biarkan aku menyelesaikan ini" Chanyeol tersenyum samar mendengarkan ucapan Sehun barusan, ia menarik tangan Sehun sehingga badan pemuda yang lebih kecil darinya itu mendekat ke arahnya, tanpa ragu Chanyeol segera melumat bibir tipis milik Sehun.

Hanya sebuah ciuman. Aku dan Chanyeol

Ini...terasa begitu tulus, tidak ada paksaan...atau apapun.

Aku merasakan ketulusan di dalmanya.

"Jangan bercanda" ucap Sehun setelah Chanyeol mengakhiri ciuman tadi. Chanyeol hanya tersenyum, sedangkan Sehun segera berbalik memunggungi Chanyeol, berusaha terlihat sibuk padahal ia sedang menyembunyikan pipinya yang bersemu merah karena ciuman mereka tadi.

.

Tak peduli kapan dan dimana, kita selalu bersama.

Kira - kira, berapa banyak waktu yang kau perlukan untuk melupakanku?

.

.

"Anak bodoh itu masih menggali?" Tanya Jun Myeon pada Chanyeol yang terduduk di sofa.

"Iya, keluarganya mulai protes karena ia lebih sering menghabisakan waktu di luar rumah dari pada belajar, jika begini terus aku bisa mendapatkan masalah" ujar Chanyeol panjang lebar "tapi apa benar, Moon Drop itu ada?"

"Ada"

"Hm..jadi begitu"

"Tapi aku tak pernah bilang jika kau akan selamat meski anak itu sudah mendapatkannya. Anak itu sepertinya sangat mencintaimu" ucap Jun Myeon, Chanyeol tertegun sesaat.

"Sehun adalah orang yang bodoh dan ia juga calon penerus keluarga utama yang paling bodoh, tapi aku yakin dia tidak sepenuhnya bodoh. jika ia kehilangan orang sepertiku, yang selalu mendukungnya...ia akan bereada dalam banyak masalah" ucap Chanyeol

"Kau bilang kau dipungut kan? Dengan kata lain, kau sudah di buang?" ucap Jun Myeon sambil menyesap pipa tembakau miliknya.

"ya...dua kali, tidak...lima, aku sudah di buang lima kali" ucap Chanyeol "hal mudah untuk mengucapkan 'membawanya kemanapun kau suka'.padahal pada kenyataannya ini lebih sulit dari pada merawat anak manusia" lanjut Chanyeol

"Benar, apa lagi kau adalah seri pertama" imbuh Jun Myeon

"Mungkin aku terlalu merepotkan sampai di buang dua kali" Chanyeol terkekeh

"Dan kemudian aku diambil oleh Sehun, saat itu aku benar - benar kotor dan usang" potongan - potongan memori masa lalu mereka mulai berdatangan di otak Chanyeol "orang - orang di keluarga Oh mengomelinya 'buang benda kotor itu!'. Mereka membuangku saat Sehun tidak ada, dan itu terjadi sampai tiga kali. Mereka menumpukku dengan karung berisi daun kering dan Sehun selalu berhasil menemukanku" jelas Chanyeol

"dia memungutmu sampai tiga kali" Jun Myeong mengeluarkan asap dari mulutnya "dasar bocah aneh, apa normal bertindak sejauh itu?" Jun Myeon tersenyum tipis, hampir tak terlihat karena kepulan asap yang baru saja ia keluarkan.

"Sehun berkata 'aku tidak mau yang baru, aku hanya ingin Chanyeol'" ucap Chanyeol sambil berusaha berdiri dengan bertopang pada tongkat miliknya.

"Aku terlihat sangat kesepian. Lima tahun...butuh waktu lima tahun bagiku hanya untuk berjalan dan satu setengah tahun untuk mulai berbicara. Bodohnya sehun" Chanyeol berjalan tertatih ke arah pintu, namun hampir jatuh, Jun Myeon dengan sigap menangkap tubuh Chanyeol.

"Jangan salah paham, kau bukan lah manusia. Jangan salah paham dan mulai memeliki perasaan berlebih pada manusia" tutur Jun Myeon.

"Perasaan berlebih? Kasih sayang? Cinta?...perasaan itu bukan perasaan yang muncul hanya dengan semalam saja!" Bentak Chanyeol, ia mendorong tubuhnya dari Jun Myeon sehingga punggung Chanyeol terbentur dinding.

"Tubuh ini, suara ini, hati ini. Semuanya adalah pemberian Sehun untukku" ucap Chanyeol dengan nafas yang tidak beraturan.

'Deng...deng.. deng... '

Tubuh Chanyeol berhenti sejenak saat jam menunjukkan waktu tengah malam.

"Waktunya habis" ucap Jun Myeon

"Cih...aku...tidak...takut...mati. aku hanya khawatir...apakah ia akan hidup dengan benar setelah aku pergi...dia naif, ingatannya buruk, manja dan tidak terlalu pintar" Chanyeol berjalan tertatih ke arah pintu "namun...ia sangat baik hati. dibandingkan dengan seluruh orang di dunia ini" Chanyeol berusaha berjalan dengan susah payah sambil bertumpu pada tongkat yang ia bawa untuk menopang tubuhnya.

'Brak'

pintu di hadapan Chanyeol dibuka dengan kasar. Sehun berdiri disana. Dengan pakaian yang lusuh dan mata yang sudah siap meneteskan air mata. Sehun langsung memeluk tubuh Chanyeol, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Chanyeol

"Maafkan aku...maafkan aku Chanyeol" isak Sehun sambil mengeratkan pelukannya pada Chanyeol. "Maafkan aku Chanyeol, aku sudah berusaha keras, tetapi aku masih belum bisa menemukannya...aku benci diriku sendiri!" Isakan Sehun semakin mengeras, Chanyeol hanya tersenyum lembut dan meletakkan tangannya di atas kepala Sehun "kenapa aku tidak pernah bisa melakukan sesuatun untukmu...hiks..hiks" Chanyeol berlutut, berusaha mensejajarkan tingginya dengan Sehun, lalu memeluk tubuh Sehun yangbsedang bergetar karena menangis. Sedangkan Jun Myeon hanya memilih mendengarkan suara isakan Sehun dari balik tembok "kau benar Chanyeol, dia bocah yang bodoh...dia sudah melakukan banyak hal untukmu tapi ia tidak menyadarinya" gumam Jun Myeon

.

.

Musim panaspun datang lagi, aku sedang sibuk mempelajari materi untuk ujian semester nanti, aku diterima di Universitas terkenal saat musim dingin tahun lalu. Aku sedang sibuk merangkum materi sampai seorang pelayan datang ke kamarku.

"Tuan muda, ada telfon untuk tuan muda" ucapnya.

"Dari siapa?"

"laki - laki itu hanya berkata 'berikan saja telfonnya pada tuan muda' jika tidak ingin aku akan mengatakan poo adanya kalau tuan muda sedang sibuk"

"Tidak perlu, aku akan berbicara dengannya

Aku berjalan menuruni tangga dan menuju ke ruang keluarga untuk menerima telfon

"Ya, Oh Sehun disini. Ada yangㅡ"

"Wow, kau banyak berubah selama setahun belakangan ini" orang itu memotong ucapanku...eh..tunggu, sepertinya aku tau suara ini...

"J...Jun..Myeon? Jun Myeon?!" Pekikku, aku hanya mendengar kekehan pria itu dari telfon

"Kenapa kau menelfon?" Tanyaku

"Kau masih ingat saat aku menyuruhmu mencari Moon Drop? Dan kau menggali pantai untuk menemukannya" jelas Jun Myeon

"Iya?"

"Sebenarnya aku berbohong"

"Apa?!" Pekikku

"Aku hanya ingin memberi pelajaran oada bocah sombong sepertimu" jawab Jun Myeon santai.

"Jangan bercanda! Seharusnya kau tidak bermain dengan hal seperti itu! Kau tidak tau perasaanku saat itu huh!" Astaga...aku ingin menguliti Jun Myeon hidup - hidup sekarang.

"Omong - omong, aku mengembalikan benda milikmu. Dan berhubung ini hal yang berbeda, aku menyuruhnya untuk membawa surat tagihan juga" ucap Jun Myeon

"Apa...yang...kau bicarakan?" Entah kenapa jantungku berdegup dengan kencang...

"Dia menyebabkan banyak masalah, taoi kau harus berterima kasih padaku, aku memberimu diskon 20%" lanjut Jun Myeon

"Apa maksutmu?"

"Yasudah aku pergi dulu, dah" Jun Myeon memutus panggilannya, sialan...pria tua itu selalu membuatku bingung saat berbicara.

Aku meletakan gagang telfon pada tempatnya, belum sempat aku duduk pintu ruang tamu terbuka, menampakkan seorang berpostur tinggi tegap...rambut peraknya yang indah dan juga senyumannya yang menawan.

"Kau masih harus membayar 8 juta won pada Jun Myeon, kenapa seluruh bagian tubuhmu selalu menyebabkan masalah" suara itu...

Chanyeol...

Dia kembali...

Aku segera berlari ke arahnya dan memeluk erat tubuh Chanyeol, ini masih sama...perasaan hangat yang menyelimutiku saat aku berada di dekat Chanyeol. Ternyata aku belum bisa melupakan Chanyeol hanya dalam waktu satu tahun. Aku sedikit berjinjit lalu mencium bibir Chanyeol.

Rasanya tetap sama...manis

Aku mengalungkan tanganku pada leher Chanyeol sedangkan tangan Chanyeol memeluk pinggangku dan menekan sedikit tengkukku, lidah Chanyeol mulai bermain dalam mulutku, entah kenapa tanpa ku sadari, setetes air mataku jatuh. Tidak ini bukan air mata kesedihan...ini air mata yang penuh dengan kerinduan dan kebahagiaan, Chanyeol sudah kembali lagi disiku, ia tidak akan meninggalkanku lagi.

.

.

.

THE END

.

.

.

*:OMAKE :*

"Kudengar kau berhasil masuk peringkat sepuluh besar dalam ujian masuk universitas" bisik Chanyeol di telinga Sehun, tangan kekar Chanyeol memeluk pinggang ramping Sehun dengan posesif, seakan takut Sehun akan pergi meninggalkannya.

"Hm.." jawab Sehun hanya dengan gumaman kecil, ia lelah. Bagian bawahnya terasa sakit, karena kegiatan mereka beberapa menit yang lalu.

"Kalau tau begini, seharusnya aku meninggalkanmu sejak lama" gurau Chanyeol yang berakhir dengan satu cubitan manis di tangan pemuda itu dari Sehun. Sehun berbalik menghadap Chanyeol, menatap mata pria itu "jangan pergi lagi" ucapnya lirih "tidak akan" Chanyeol menarik tubuh Sehun dan mendekapnya, Sehun menyadarkan kepalanya di dada bidang milik Chanyeol.

'Dug..dug...dug'

Sehun tertegung "C..Chanyeol...suara apa...i..itu" Sehun bersingut mundur dari dekapan Chanyeol "jantungku, kenapa? Kau tidak pernah mendengar suara jantung manusia?" Jawab Chanyeol santai "t...tapi kan...k..kau" "Jun Myeon memberiku Moon Drop, dan sekarang aku bukan seorang hybrid child lagi, aku manusia" Chanyeol terseyum lalu menarik Sehun kembali dalam dekapannya "Chan...apa yang kita lakukan malam ini...bagai mana jika ayah atau anggota keluarga lain mengetahuinya" tanya Sehun "hmm...tidak akan terjadi apa apa, toh ayahmu bilang aku boleh menikahimu kalau aku manusia, dan sekarang aku sudah menjadi manusia" jawab Chanyeol, pipi Sehun bersemu merah, Chanyeol bangkit dan meletakkan tangannya di sisi kanan dan kiri Sehun, seolah - olah mengurung tubuh pria yang kini ada di bawahnya itu "jadi Oh Sehun, akan lebih mudah melamarmu jika kau sudah hamil, kau siap untuk ronde berikutnya?, berapa anak yang kau mau, hm?" Ucap Chanyeol dengan nada yang seduktif "Yak! Hentikan! Ini saja masih sakit, dasar bodoh!" Sehun memukul lengan Chanyeol "Pukulanmu itu sakit Sehun! Baiklah, kita lanjutkan saja besok" Chanyeol kembali berbaring di samping Sehun. Sehun meyelimuti badannya kemudian berbalik membelakangi Chanyeol, Chanyeol menyelipkan tangannya di pinggang Sehun "tidurlah yang nyenyak, aku akan berada di sisimu untuk waktu yang sangat lama"

.

.

.

Butuh waktu lima tahun bagiku untuk bergerak, satu setengah tahun untuk berbicara dan butuh waktu belasan tahun hingga keajaiban itu datang dan mengubahku menjadi seorang manusia, saat musim panas seperti ini...aku akan mengingat semuanya. Hal yang sudah pernah kita lalui bersama. Dan juga aku akan menemanimu melewati masa depan yang sudah menunggu kita esok, lusa dan seterusnya -Park Chan Yeol

.

.

-The End of Chapter 1 : Moon Drop-

.

Gimana? Mengecewakan atau ngga? Maaf ya masih amatir dalam hal remake anime buat dijadiin ff, maaf kalau masih bayak typo yang ada, kasih tau aja gapapa ntar biar kalo nulis ff lagi aku usahain cek berulang kali biar ga ada yang typo hehehe TuT)b

Dan jangan lupa tinggalkan jejak buat introspeksi saya sebagai author pemula hehehe.

.

Coming Up Next, Chapter 2 : Red Flower