Author : chen21ina

Title : I'm Marriage?

Cast :

Kim Jongdae

Kim Minseok

and other

Rated : T

Chapter 2 !

Minseok merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang besar yang tersedia di dalam kamar hotel, masih lengkap dengan gaun pengantin yang seharian ini ia kenakan matanya mulai terpejam menandakan betapa lelah nya wanita yang kini menyandang gelar Kim.

Jongdae keluar dari kamar mandi, ia sudah bersih jas mahal yang sedari tadi ia kenakan telah ia ganti dengan sebuah piyama. Matanya melirik malas kearah Minseok, bagaimana mungkin wanita itu bisa tidur dengan menggunakan gaun pengantin dan lagi, apa Minseok tidak merasa gatal atau lengket setidaknya Minseok harus mandi dulu baru bisa tidur.

"Min bangun "

"Hmmmm"
"Minseok bangguunn "

"Hmmmmm"

"Kim Minseok !"

"Haiiissss apa ?!" Minseok balas berteriak lalu menatap Jongdae tajam, tatapan itu tidak akan mempan untuk seorang Kim Jongdae.

"Mandi. Tubuhmu bauu " Mendengar ucapan Jongdae bukannya membuat Minseok beranjak justru ia kembali memejamkan mata.

"Yakkkk aku tidak bisa tidur satu ranjang dengan mu jika kau bahkan belum mengganti pakaian" Minseok membuka matanya lalu menatap Jongdae.

"Memangnya siapa yang mau tidur satu ranjang denganmu ?" ucap Minseok.

"Kau tidak ingin berbagi ?" tanya Jongdae dan Minseok menggeleng "baiklah gunting,batu,kertas siapa yang menang ia mendapatkan ranjang ini" lanjutnya, Minseok terlihat berpikir sebelum akhirnya ia mengangguk.

Gunting

Batu

Kertas

"Selamat malam istriku " Minseok menatap tak percaya pada Jongdae, laki-laki tersebut memenangkan adu suit dan lihatlah ia langsung berbaring tangan dan kakinya yang sengaja ia lebarkan membuat satu kasur hanya penuh dengan tubuh Jongdae saja.

"Menyebalkan !"

Minseok merutuk dalam hati seharusnya ia ikut turun tangan dalam persiapan pernikahannya dengan Jongdae, jadi ia bisa memilih kamar hotel sendiri mungkin kamar dengan sofa panjang akan sangat membantu. Sayangnya Minseok sudah di buat pusing terlebih dahulu dengan segala rencana orang tuanya dan orang tua Jongdae sehingga ia hanya menerima pasrah. Kamar hotel ini besar, dengan pemandangan kota Seoul terlihat jelas dari arah balkon ditambah ranjang king size yang sudah di hias secantik mungkin. Minseok tersenyum kecut melihat semuanya, sayang sekali kamar yang seharusnya menjadi saksi bisu awal dari kehidupan rumah tangga tidak di manfaatkan dengan benar. Keringat dingin mengalir dari kening Minseok dan tubuhnya bergetar , ia tidak boleh memikirkan hal yang tidak-tidak.

Jongdae itu sangat menyukai tidur, dan Minseok sudah tahu hanya saja ia tidak tahu jika akan sangat semenyulitkan ini membangunkan seorang Kim Jongdae.

"Jongdae-yaaa banguunnn "

"Jongdaeeeee ~"

"KIM JONGDAE !"

Bruk

Minseok berteriak sambil menendang tubuh Jongdae, membuat laki-laki itu terseungkur.

"Astaga Min !" Jongdae berteriak kesal ke arah Minseok.

"Maaf" cicit Minseok.

Jongdae menghembuskan nafasnya kasar, ia menarik nafas dalam.

"Ada apa ?" tanya Jongdae dengan nada yang jauhh lebih tenang.

"Aku tidak bisa tidur, boleh aku tidur di ranjang ?" Jongdae tidak percaya dengan ucapan Minseok, jadi sahabatnya ini mengira Jongdae sungguh-sungguh dengan ucapannya yang menyuruh Minseok tidur di lantai.

"Ya ampun Min ku kira ada apa, tidurlah " ucap Jongdae namun Minseok masih berdiri enggan untuk berbaring.

"Tapiii kau bisa kan berjanji untuk kita tidak bersentuhan ?" tanya Minseok lagi, Jongdae memperhatikan wajah Minseok lama, dan laki-laki itu kembali menghela nafas.

Jongdae kemudian mengambil selimut dan menatanya di atas lantai, ia juga mengambil bantal beserta guling yang tadi ia gunakan.

"Aku tidak yakin kita tidak akan bersentuhan Min, kau tahu sendiri gaya tidur ku seperti apa. Biar aku saja yang tidur di lantai"

"Selamat tidur " dan setelah itu Jongdae kembali mengarungi alam mimpi.

Hati Minseok memang dingin dan beku namun bukan berarti ia tidak pernah merasakan cinta, trauma pada perilaku kasar sang ayah di masa lalu sangat membuat Minseok tertutup dengan laki-laki. Hanya Jongdae saja yang mampu mendekatinya, Minseok tidak pernah mau melakukan skinship dengan namja mana pun kecuali Jongdae mungkin karena ketika dulu sang appa memukul eomma nya Jongdae lah orang yang memeluknya, memberikan rasa nyaman untuk Minseok.

Namun semua itu dapat di patahkan oleh Junmyeon. Kim Junmyeon kaka tingkat Minseok di kampus dengan perlahan namun pasti ia mencoba mendekati Minseok. Junmyeon sangat sabar menghadapi Minseok hingga akhirnya hati sedingin es tersebut perlahan mencair.

"Oppa kenapa kau mencintaiku ?" tanya Minseok di sela-sela obrolannya dengan Junmyeon.

"Tidak perlu alasan untuk jatuh cinta, aku mencintaimu karena kau adalah Kim Minseok" Minseok bersyukur memiliki Junmyeon di kehidupannya. Jongdae tentu tahu sahabatnya memiliki kekasih dan Jongdae sangat bersyukur akan hal tersebut, bertahun-tahun mengenal Minseok membuatnya tahu benar penderitaan Minseok. Jongdae awalnya merasa sangat berterima kasih pada Junmyeon karena telah membuat Minseok sembuh dari traumanya namun sayang Junmyeon tidak sebaik yang di pikirkan.

Minseok mematut dirinya di cermin, ia tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. Dengan riang Minseok pergi ke apartement Junmyeon, semalam ia membuat kue bersama Jaejoong dan Minseok ingin mempersembahkannya pada Junmyeon. Ini adalah sebuah kejutan maka dari itu Minseok tidak memberitahukan perihal kedatangannya pada Junmyeon. Minseok tersenyum sendiri membayangkan wajah terkejut kekasihnya itu lalu mereka akan melewati hari dengan memakan kue dan tertawa bersama.

Minseok menekan pelan password apartemen Junmyeon, ia terkikik sendiri ketika pintu apartement terbuka. Ini masih jam delapan pagi mungkin saja Junmyeon pun belum terbangun.

"Sssshhh Myeon-ah " Langkah Minseok terhenti, suara apa itu ? jantung Minseok mulai berdegup kencang ketika ia memasuki ruang tamu beberapa pakaian berserakan di lantai dan yang membuat Minseok takut karena ini adalah pakaian wanita.

Minseok semakin melangkahkan kakinya menuju sumber suara.

Bruk

Kue tart yang ia bawa dan sudah ia buat dengan penuh cinta hancur ketika kedua tangannya bahkan tak mampu lagi menopang berat sang kue. Disana Kim Junmyeon pria yang di cintainya, pria yang di banggakannya sedang bersatu dengan wanita lain.

"Astaga Minseok !" Minseok kembali ke dunianya ketika mendengar suara Junmyeon berteriak. Minseok berlari keluar apartement tidak memperdulikn panggilan Junmyeon, tidak memperdulikan pandangan bingung dari orang-orang yang melihatnya. Minseok berlari kencang tujuannya hanya satu yaitu apartement Jongdae. Minseok seharusnya membudayakan mengetuk pintu jika ingin masuk ke rumah seseorang, lihatlah karena kelakuannya yang langsung asal membuka pintu pemandangan yang paling tidak ingin Minseok lihat justru yang ia temui. Jongdae sedang bercumbu dengan kekasihnya, Luhan.

"Astaga Minseok !" Minseok mengerjap ketika Jongdae berteriak.

"Maaf" dan setelah itu Minseok kembali berlari tak tentu arah.

Keesokan harinya Jongdae datang ke rumah Minseok karena sahabatnya itu tidak masuk kelas, Jaejoong sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada putrinya karena kemarin Minseok pulang malam dan langsung mengunci diri di dalam kamar.

Jongdae masuk perlahan, semuanya gelap. Ia dapat melihat Minseok sedang berdiri menghadap jendela, Jongdae memeluk Minseok dari belakang namun diluar perkiraan Minseok berontak ia mendorong Jongdae sekuat tenaga, keringat dingin mengalir dari kening Minseok dan tubuhnya bergetar hebat, ditambah air mata yang mengalir deras. Jongdae tahu sesuatu pasti telah terjadi pada sahabatnya ini. Jongdae hanya dapat menggeram tertahan ketika mendengar semua cerita Minseok dan ia sangat menyesal karena tidak ada di saat Minseok membutuhkannya kemarin. Alhasil sekarang Minseok pun kembali trauma bahkan lebih parah dari dulu, Jongdae sekalipun kini tidak bisa melakukan skinship waktu yang sangat lama sampai Jongdae berhasil menggenggam tangan Minseok dan merangkulnya tanpa membuat sahabatnya itu mengeluarkan keringat dingin.

Minseok terbangun di pagi hari karena mendengar suara Jongdae.

"Awww" Jongdae sedang memijit-mijit pelan bahunya sendiri, sepertinya tidur dilantai dalam keadaan tubuh lelah adalah sebuah kesalahan besar. Jongdae memang dapat tidur dengan nyenyak dimana pun namun hasilnya tubuh Jongdae terasa pegal luar biasa.

Jongdae tersentak ketika tangan lentik milik Minseok kini bertengger manis di pundaknya, Minseok memijit Jongdae ia merasa bersalah karena dirinyalah Jongdae harus sakit badan seperti ini.

"Min kau jangan memaksakan diri" ucap Jongdae ia hanya diam menerima pijitan Minseok, jujur tubuhnya memang sakit namun ia ingat dengan traumatik yang Minseok miliki, sahabatnya ini pasti sedang menahan diri habis-habisan untuk tetap tenang.

"Aku baik-baik saja, lagipula seperti perjanjian awal kita kau akan membantuku untuk sembuh kan ? jika aku masih selalu takut bersentuhan dengan laki-laki bagaimana nanti aku bisa mendapatkan pendamping ?"

"Uri Minseokkie ingin memiliki pendamping rupanya" goda Jongdae dan Minseok hanya mencibir.

"Lagi pula jika Luhan kembali, kau pun akan meninggalkanku bukan ?" tanya Minseok lagi. "Maaf yah karena aku, kau sampai harus berpisah dengan Luhan" pijatan di bahu Jongdae memelan, Jongdae tahu Minseok selalu menyalahkan dirinya sendiri tentang hubungannya dengan Luhan dulu.

Brak

Jongdae hanya menghela nafas kasar, Luhan melemparkan tas yang ia bawa dan langsung menatap Jongdae marah. Air mata sudah tak mampu lagi Luhan tahan.

"Mau sampai kapan kau begini ? kenapa selalu saja Minseok, Minseok, Minseok dan Minseok ! Aku lelah "

Jongdae hanya diam membiarkan Luhan mengeluarkan segala perasaannya.

"Aku tahu kalian memang bersahabat tapi persahabatan kalian ini sudah tidak sehat ! " racaunya lagi.

"Luhan-ah tenang lah " Jongdae mencoba membujuk Luhan namun gadis itu tetap berontak.

"Aku kekasihmu tapi Minseok selalu menjadi prioritasmu !"

"Lu maafkan aku "

"Aku atau Minseok ! kau harus memilih "

"Lu kau tahu bukan jika Minseok adalah sahabatku aku tidak mungkin meninggalkannya begitu saja, dan kau adalah kekasihku aku mencintaimu Lu. Ku mohon jangan seperti ini" entah kenapa membayangkan Luhan akan pergi meninggalkannya membuat hati Jongdae terasa sakit dan tanpa ia sadari air mata itu turun begitu saja membasahi pipi Jongdae.

Luhan sadar ia sudah keterlaluan, melihat Jongdae menangis pun membuat hati Luhan perih. Mereka menangis dalam diam.

Seminggu kemudian Luhan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di negara asalnya China. Awalnya Jongdae menentang keras namun setelah Luhan meyakinkan padanya akan kembali Jongdae pun setuju. Sejak saat itu mereka menjalani hubungan jarak jauh dengan Jongdae yang masih setia menunggu kepulangan Luhan.

.

.

Jongdae dan Minseok kini berada di sebuah kapal yang akan membawanya berlibur ke pulau Jeju. Pagi tadi Minseok dibuat terkejut dengan kedatangan Heechul dan juga Jaejoong di depan kamar hotel mereka. Kedua wanita paruh baya yang tidak pernah kehilangan semangatnya ini memberikan dua buah tiket berlibur ke Jeju, hitung-hitung sebagai bulan madu dan hadiah pernikahan. Bulan madu ? bahkan untuk membayangkannya saja Minseok geli sendiri.

"Aku tidak tahu jika eomma menyiapkan semua ini, kita beruntung Dae-ah " Minseok berucap penuh semangat di dalam otaknya sudah tersusun rencana liburan yang menarik ala Kim Minseok.

"Hmmm" Jongdae hanya menjawab dengan gumaman saja hal tersebut membuat Minseok menoleh, di sebelahnya Jongdae sedang duduk sambil memejamkan mata dengan tangan yang tak henti memijit keningnya sendiri.

"Kau baik-baik saja ?" tanya Minseok khawatir.

"Entahlah, kepalaku pusing"

"Sejak kapan kau jadi mabuk laut, setahu ku kau tidak pernah ada masalah dengan lautan "

"Tidak tahu " jawab Jongdae lemas.

Minseok kemudian menarik tubuh Jongdae untuk tiduran dengan beralaskan paha Minseok sendiri. Awalnya Jongdae menolak namun rasa pusing di kepalanya sungguh tak dapat ditahan.

Minseok memijit pelan kepala Jongdae, angin laut yang damai mengundang mata Jongdae untuk terpejam.

"Cih dasar tukang tidur " cibir Minseok, mata Minseok tetap melihat ke arah depan menikmati pemandangan laut yang seakan tak pernah bosan memanjakan matanya namun tubuh Minseok menegang ketika Jongdae tidak sadar justru kini menghadap ke samping dan memeluk perutnya.

Jantung Minseok berpacu cepat, keringat dingin lagi-lagi mengalir dan tubuhnya bergetar.

"Ya tuhan, Minseok kau kuat kau kuat. Tenang lah tenanggg " Minseok selalu mengguman hal yang sama sejak setengah jam yang lalu rasanya ia ingin sekali menendang Jongdae namun ia tidak bisa, Jongdae sedang sakit dan lagi disini banyak penumpang lain.

Jongdae mengerjap ketika ia terbangung, pria tersebut segera mendudukan tubuhnya setelah sadar dimana ia tertidur.

Yang dapat Jongdae lihat pertama kali adalah Minseok yang menutup matanya mencoba untuk tenang.

"Min " panggil Jongdae pelan Minseok langsung terbangun.

"Maaf " lanjut Jongdae.

"Tidak apa-apa" Minseok hanya tersenyum lemah. " Sekarang giliran aku yang tidur, nanti jika sudah sampai tolong bangunkan aku" Dan Minseok kembali menutup matanya.

Sudah sangat lama Jongdae tidak melihat Minseok tertidur dengan damai, wajah Minseok terlihat tenang dan Jongdae seakan tak pernah bosan untuk memandang wajah Minseok. Selama ini mereka lebih sering berdebat entah kapan terakhir kali Jongdae melihat Minseok tertidur namun Jongdae berani bersumpah jika Minseok sangat cantik..

.

.

Sepertinya Heechul dan Jaejoong memang merencanakan bulan madu romantis, lagi-lagi kamar hotel yang di pilih adalah kamar dengan satu ranjang berukuran besar.

"Min apa nanti kita harus adu suit lagi ?" tanya Jongdae dan Minseok hanya menghela nafas.

"Kita berbagi saja " jawab Minseok.

"Kau yakin ?"

"Tentu"

Minseok dan Jongdae malam ini tidur tanpa bantal dan guling karena kedua benda tersebut mereka tumpuk menjadi satu sebagai pembatas di tengah-tengah keduanya.

Minseok menatap takjub pada lautan yang langsung menyapa keduanya di pagi hari, ini sungguh pemandangan langka bagi Minseok karena sehari-harinya Minseok hanya berkutat dengan komputer.

Jongdae mengajak Minseok berjalan-jalan ke tempat sauvenir, wanita memang akan selalu bahagia jika diajak belanja bukan ? tak terkecuali Minseok.

"Jongdae-ah coba pakai ini " ucap Minseok lalu ia memberikan sebuah topi pada Jongdae.

"Tampan ?" ujar Jongdae percaya diri dan Minseok berakting ingin muntah.

"Pakailah" Kini giliran Jongdae yang menyerahkan bando telinga kucing, astaga Minseok jadi terlihat sangat imut.

"Kalian sungguh romantis " Jongdae mengalihkan pandangannya pada ahjuma penjual permen kapas di sebelahnya.

"Terima kasih ahjuma " ucap Jongdae sopan, sedangkan Minseok masih sibuk memilih-milih aksesoris.

"Apa kalian pasangan suami istri ?" tanya nya lagi dan Jongdae hanya mengangguk.

"Beli llah permen kapas ku dan berikan ini untuk istrimu, ini akan membawa kalian dalam kebahagiaan sejati" Jongdae kemudian tersenyum geli mendengar perkataan sang ahjuma, namun ia tetap membeli permen kapas tersebut.

"Terima kasih banyak ahjuma"

"Seharusnya ahjuma yang berterima kasih karena kau telah membeli dagangan ahjuma nak"

"Jongdae-yaaaa" Jongdae kemudian pamit setelah mendengar panggilan Minseok.

"Astaga Min kau mau membuatku jatuh miskin ?" ucap Jongdae ketika melihat setumpuk barang pada keranjang yang Minseok bawa dan Minseok hanya tersenyum lebar setelahnya.

Jongdae mencoba mengambil dompetnya yang ia simpan di saku belakang, namun seketika mata Jongdae membola, dompetnya hilang.

"Min apa kau membawa dompetmu ?" tanya Jongdae.

"Tidak, kan kau janji akan mentraktirku " ucap Minseok polos.

"Min kita dalam bahaya" Jongdae berujar panik "Dompet ku hilang" Lanjutnya dan kini wajah Minseok ikut pucat pasi.

Minseok dan Jongdae berada di tempat perbelanjaan yang jauh dari hotel mereka menginap, sedari tadi Jongdae memakai uang yang simpan di saku celananya. Seingat Jongdae ia sudah membawa dompetnya juga tapi bagaimana bisa benda itu hilang, lalu bagaimana mereka akan kembali ke hotel ? dan yang lebih parah adalah mereka sama-sama tidak membawa ponsel. Bulan madu yang sempurna.

Minseok membungkuk berkali-kali kepada pelayan toko karena ia tidak jadi membeli disana, Minseok hanya dapat menghela nafas ia seharusnya ingat jika Jongdae sangat sulit untuk diandalkan.

"Pegall"

"Sampai kapan kita harus jalan"

"Aku lapar"

Telinga Jongdae panas mendengar segala ocehan Minseok, di pikirnya hanya Minseok saja yang lelah. Jongdae duduk di trotoar jalan otaknya berpikir keras bagaimana cara kembali ke hotel sedangkan mereka tidak punya uang.

Kring

Kring

Mata Jongdae mengerjap di seberang sana ada tempat penyewaan sepeda, pria tersebut tersenyum kemudian berdiri tegak.

"Kau mau apa ?" Tanya Minseok

"Mencari uang untuk pulang" jawab Jongdae

Love oh baby my girl
Geudae na-ui jeonbu
Nunbusigen areumda-un na-ui sinbu
Sini junsin seonmul
Haengbog-han gayo
Geudae-ui gagman nuneseo nunmuri heureujyo
Gagman meori pabburi doelddaekkajido
Na-ui sarang na-ui geudae
Saranghal geoseul na maengsehalgeyo
I'll swear my love
Geudareul saranghandaneun mal
Pyeongsaeng mae-il haejugo sipeo
Would you marry me
Neol saranghago akkimyeo saragago sipeo

Geudaega jami deul ddaemada
Nae pare jaewojugo sipeo

Would you marry me
Ireon na-ui ma-eum heorak haejulrae

Minseok tidak menyangka Jongdae akan menyanyi di pinggir jalan, dan yang lebih membuatnya terkejut adalah orang-orang yang berhenti untuk mendengar suara Jongdae.

Pyeongsaeng gyeote isseulge (I do)
Neol saranghaneun geol (I do)
nun gwa bigawado akkyeojumyeonseo (I do)
Neoreul jikyeojulge (My love)

Super Junior – Marry Me

Riuh tepuk tangan menjadi penutup sempurna untuk penampilan Jongdae, Minseok sendiri dibuat terkejut dengan penampilan dadakan dari sahabatnya orang kemudian memberikan uangnnya pada sehelai kain yang sengaja Jongdae letakan di jalan, Minseok hanya menatap takjub Jongdae dapat berpikir cepat untuk menghasilkan uang.

"Ayo Min" Jongdae menarik tangan Minseok membawanya ke seberang jalan tempat penyewaan sepeda.

"Waaahh aku sungguhh terkejut kau sampai kepikiran untuk menyanyi seperti tadi" ucap Minseok.

"Aku bahkan tidak membantu apa-apa dan hanya mengeluh" Lanjutnya.

"Tidak masalah, bukankah aku adalah suami mu saat ini. Aku yang bertanggung jawab atas dirimu Minseok-ah dan kau tidak perlu meminta maaf" Minseok mengerjap mendengar jawaban Jongdae, entah kenapa tapi saat Jongdae menyebut dirinya suami Minseok hati wanita tersebut tidak mengerti ada apa namun kini ia mengeratkan pegangannya pada pinggang Jongdae.

Butuh waktu selama empat puluh lima menit untuk sampai ke hotel, Jongdae belum sempat mengurus kehilangan dompetnya. Jangankan untuk mengurus itu hanya untuk berjalan pun Jongdae tak sanggup lagi.

Minseok datang membawa baskom berisi air hangat untuk Jongdae, ia dengan telaten membasuh kaki laki-laki yang kini berstatus sebagai suaminya tersebut kemudian Minseok memijit kedua kaki Jongdae. Jongdae tak berkedip melihat Minseok, selama ini ia belum melihat sisi yang seperti ini pada diri Minseok. Minseok yang penuh perhatian ternyata memiliki efek buruk untuk jantunngnya .

"Ada apa ?" tanya Minseok membuyarkan lamunan Jongdae,

"Tidak ada " Minseok masih memicingkan matanya namun Jongdae bersikap acuh.

"Astaga jantungku"

.

.

.

Tbc

I'M MARRIAGE come back hehehehhehhehee

Waaahhh aku terharu baca review kalian semua ternyata banyak yang suka sama ff ini hehheehe

Yousee : Hmmm kelanjutan pernikahan mereka bakal sesuatu kayanya hehhehe ,, siiipp ini udah aku lanjut yahhh

Chennie : Wow aku terharu kamu mau review disini,, seriusan ini pertama kali ng'review ? ini udh aku next yahhh

Dan untuk review yang lain udh aku bales di pm ^^

Btw udah tau donggg Luxion Ina tanggal 27 Febuari .. kalian nonton kah ?

Yukkk kita nonton ketemuan disana *amiinnn*

Makasih banget buat yang udah baca, review, follow dan favorit .

Aku cinta kalian semuaaaaa

Aaaahhhhh satu lagi udah cek ff punya nya Kim Hyomi ? kalau belum cepet cek sekarang !

Ff nya dia bazeng lohhh nyesel klo ga baca

Hohoho

Paiipaiiiiiiiiii

See you in next chap ~