Final Chapter

Yeeeyyy final chapter juga akhirnya... terima kasih buat para reader dan para flamers yang udah berkenan mampir dan baca ff gaje bin abstrak binti absurd ini *nangisterharu*

special thanks for Willy0610 , Aqua, ShadowBloodHunter ,NauraCute15 ,sandal unyu, Hanna Yoora, ,Rampaging Snow,Raingirl,khairun, dan tentu aja Chikita466

serta para reader sekalian...*nangis*

re : udah deh langsung aja

O iya... langsung aja

Disclaimer : Boboiboy © Animonsta studio tapi saya masih terus berharap sampai kapanpun hali dan ai jadi punya saya *ditimpukmeja*

.

.

.

.

.

Happy Reading... and Don't like Don't read

Air terus membolak-balikkan tubuhnya diatas tempat tidur. Pikirannya masih penuh dengan percakapannya dengan Halilintar.

-Flash Back On-

"Hali, kamu suka sama Yaya ya?" kata Air tiba-tiba. Halilintar langsung tersedak air liurnya sendiri. Jika dilihat dari reaksinya itu Air menduga tebakannya tepat. Diantara semua Boboiboy bersaudara memang Air mempunyai daya analisis paling baik. Dia bisa memahami apa yang terjadi dari gelagat orang-orang disekitarnya.

"A-apa maksud kakak?" Tanya Halilintar setelah menutup pintu. Terlihat tangannya sedikit gemetar.

"Jawab jujur." Kata Air.

"e-ehm i-itu~" kata Halilintar gagap. Lalu dia menghembuskan nafas pasrah dan ia menganggukan kepalanya. "Iya" katanya singkat. Mukanya sudah sangat merah karena malu.

"Jadi itu alasanmu mau tukeran tempat sama Taufan ya?" kata Air sambil duduk diatas tempat tidur adiknya. Terlihat dibawah bantal terdapat beberapa lembar kertas yang diselipkan dengan terburu-buru. Karena penasaran Air mengambil kertas-kertas tersebut.

"E-eh kak Air jangan." Kata Halilintar berusaha mencegah Air. Tapi terlambat Air sudah melihat apa yang ada di kertas itu. Dikertas itu terdapat sketsa seorang gadis berkerudung yang sedang tersenyum dari berbagai sudut pandang dan ada satu lembar berisi sebuah puisi.

"Wah wah, kamu pinter bikin puisi juga rupanya. Jadi sejak kapan?" tanya Air sambil tersenyum saat membaca puisi ditangannya.

"em sejak pertama masuk SMP." Kata Halilintar sambil menarik kursi dan duduk menghadap kakaknya itu.

"Hehehe." Air tiba-tiba terkekeh geli.

"Kenapa?" Tanya Halilintar bingung dengan reaksi mendadak dari Air.

"gak apa. Cuma gak nyangka aja ternyata kamu bisa seromantis ini ya." Kata Air kembali tertawa kecil membuat Halilintar malu dan agak kesal.

"Yah, gak masalah sih kalau kamu suka sama seseorang. Tapi ingat jangan sampai hal itu ganggu belajar kamu." Kata Api menasihati Halilintar.

"I-iya." Halilintar masih merasa malu. Tapi dia tau kakaknya yang satu itu bisa menyimpan rahasia jadi dia tak ragu untuk menceritakan perasaannya pada Air. Atau itulah yang dia pikirkan tentang kakanya yang pendiam itu.

"Tapi sebenarnya aku ragu apa Yaya juga suka sama aku. Dia pasti punya banyak penggemar." Lanjut Halilintar. Matanya menatap lantai kamarnya.

"Yah siapa tau kan? Mungkin dia juga suka sama kamu." Kata Air tersenyum penuh arti. Halilintar memandang kakaknya itu bingung.

"Kak Air-" kata-kata Halilintar terputus saat Api memanggil mereka berdua untuk makan malam.

-Flash Back Off-

Air terkekeh. Sebuah senyum (baca :seringai) tersungging diwajahnya. Setidaknya dia sudah memegang satu rahasia adik bungsunya itu. Jadi sewaktu-waktu bisa dia gunakan saat dalam keadaan genting.

Sementara itu Halilintar yang sedang mengerjakan pr didalam kamar tiba-tiba bergidik dan merasa bulu kuduknya berdiri.

Itulah salah satu keuntungannya Air memiliki daya analisis yang baik. Dengan mengetahui rahasia saudaranya terkadang dia bisa memanfaatkan rahasia itu untuk berbuat jahil.

-###-

Siang itu Halilintar sedikit menjaga jarak dengan Air. Entah kenapa dia merasa untuk sementara waktu perlu sedikit menjauh dari kakak yang biasanya sangat dekat dengannya itu.

"Eh Hali kamu kenapa sih?" Tanya Api yang bingung dengan sikap Halilintar itu.

"Gak papa." Katanya singkat lalu kembali memakan Tiramisu didepannya. Hari itu Taufan dan Gempa tidak ikut istirahat karena ada suatu urusan. Jadi hanya Air, Api dan Halilintar yang pergi kekantin.

Api lalu melirik ke Air. Air hanya menyunggingkan sebuah senyum. Tak berapa lama ada seorang anak yang merupakan teman Halilintar mendekati meja mereka bertiga.

"Hali, ini ada titipan buat kamu." Kata Iwan memberikan sebuah kertas yang terlipat rapi lalu langsung pergi.

"Dari siapa?" tanya Api.

Saat melihat sekilas apa yang tertulis dikertas itu, Halilintar langsung melipatnya kembali.

"Kenapa Hali?" tanya Api bingung melihat adiknya sementara Air sudah bisa menebak siapa pengirimnya.

"E-eh kak aku ke toilet dulu ya." Kata Halilintar buru-buru pergi.

"Kenapa dia?" tanya Api pada Air.

"Hehehe sebenarnya~" Air membisikkan sesuatu dan Api langsunng kaget dan hampir terjatuh dari kursinya.

-###-

Pulang sekolah Halilintar pergi ke halaman belakang sekolah untuk menemui seseorang disana.

'Bagus masih ada waktu sebentar sebelum latihan karate dimulai.' Batin Halilintar saat dia melihat jam tangannya.

"Hai Hali." Panggil Yaya.

Halilintar menarik nafas dan menghembuskannya perlahan berusaha menenangkan diri.

"Hai Yaya." Balasnya saat mendekati gadis berhijab itu.

"Em, makasih buat lukisannya aku suka. Lalu buat jawaban dari suratmu kemarin..." kata Yaya sengaja memberi jeda. Wajahnya tersipu malu. Lalu dia mengangguk pelan.

Halilintar merasa jantungnya berdetak lebih cepat dan wajahnya juga merona.

"Jadi kamu mau?" tanya Halilintar. Sekali lagi Yaya mengangguk. Halilintar sangat senang dengan jawaban Yaya. Setidaknya Yaya juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dia rasakan. Tanpa mereka ketahui dari kejauhan ada 2 pasang mata dan 2 pasang telinga yang sedang mengawasi Yaya dan Halilintar sambil terkekeh. Mereka adalah Air dan Api.

"Hihihi gak nyangka si Hali ternyata bisa juga bersikap seperti itu." Kata Api.

"Hihihi iya, coba kamu liat mukanya." Kata Air lalu mengeluarkan kamera digitalnya dan menyerahkannya ke Api.

"Buat apa?" Tanya Api bingung.

"Buat foto Hali lah. Kan lumayan bisa buat ngerjain dia." Kata Air.

"Wah ide bagus." Lalu tanpa basa basi Api langsung mengambil gambar Halilintar yang saat itu wajahnya sangat merah dan tersenyum sangat lebar. Setelah selesai duo stalker itu lalu kabur sambil tertawa.

"Eh Yaya aku pergi latihan karate dulu ya, kamu langsung pulang kan?" Tanya Halilintar pada Yaya disampingnya. Mereka berjalan berdua meninggalkan haaman belakang sekolah walau tidak bergandengan tangan (karena Yaya tidak mau bergandengan dan Halilintar tau alasannya)

"Iya, hari ini aku gak ada ekskul." Katanya

"Ya udah hati-hati dijalan ya." Kata Halilintar lalu melambaikan tangan pada Yaya. Dan mereka berdua berpisah dengan hati yang berbunga-bunga.

-###-

Siang itu Ying sedang menunggu kakaknya Fang yang sedang rapat OSIS. Sebenarnya dia ingin pulang bareng Yaya, tapi karena Yaya bilang ada perlu jadi terpaksa dia pulang bareng Fang. Dan ternyata kakaknya itu sedang rapat OSIS. Karena bosan Ying pun memutuskan untuk jalan-jalan keliling melihat-lihat kegiatan eksul yang sedang berlangsung. Langkahnya melambat saat melewati dojou tempat latihan klub karate. Dia mengintip dari jendela. Jantungnya berdebar saat dia melihat sosok Halilintar.

'Wow, ' Batinnya. Wajahnya merona. Sosok Halilintar yang pendiam dan cool terlihat sangat menarik dimata Ying. Lalu bahunya ditepuk seseorang spontan Ying langsung menengok mendapati Fang udah berdiri dibelakangnya.

"Eh kak Fang udah rapatnya?" Tanya Ying berusaha menenangkan jantungnya yang basih berdetak kencang.

"Iya udah. Lagi liat apa?" tanya Fang lalu ikutan mengintip. Matanya menangkap sosok Halilintar yang tengah berlatih. Ia lalu teringat saat ekskul basket Ying juga sepertinya terus memperhatikan Halilintar.

"Pulang yuk kak." Ajak Ying yang dibalas anggukan oleh Fang.

Sepanjang perjalanan Fang dan Ying hanya diam.

"Ying kamu suka sama si Hali ya?" tanya Fang tiba-tiba.

"Eh?" Ying kaget mendengar pertanyaan kakaknya itu.

"Aku liatin tadi kamu merhatiin Hali pas dia latihan kan?" Tanya Fang dengan nada datar.

"..." Ying hanya diam. Pandangannya tertuju kebawah.

"Yah aku sih gak larang kamu buat suka sama orang kok. " kata Fang berusaha menghibur adiknya. "asal itu gak ganggu nilaimu aja." Lanjut Fang dan dibalas anggukan oleh Ying.

Setelah sampai dirumah Ying langsung masuk kamar. Dia membenamkan kepalanya dibantal.

Sebenarnya Ying juga masih bingung dengan perasaannya. Disatu sisi dia sangat terpesona dengan sifat Halilintar yang cool tapi disisi lain dia senang saat melihat tingkah Taufan yang lucu.

"Haahh aku bingung." Katanya lebih kepada diri sendiri. Setelah lama merenungi perasaannya, akhirnya Ying menyadari bahwa perasaannya lebih condong ke Taufan. Walau Taufan dan Halilintar itu kembar identik tapi bagi Ying mereka berdua itu seperti dua orang yang benar-benar berbeda. Tak berapa lama ponselnya berdering menandakan sebuah pesan masuk. Dilihatnya pengirim pesan itu, dari Yaya.

[Ying... hari ini aku senang sekali. Soalnya hari ini aku sama Hali resmi jadian ^.^]

Setelah selesai membaca pesan itu Ying semakin yakin akan perasaannya bahwa dia memang suka sama Taufan. Terbukti dia justru merasa senang sahabatnya itu pacaran dengan Halilintar.

[Waahhh selamat ya...] balasnya singkat. Sempat terpikir olehnya kapan Taufan akan menyatakan perasaannya kepada Ying (walau Taufan udah sering bilang suka sih). Karena memikirkan hal itu Ying menjadi mengantuk lalu beberapa menit kemudian ia sudah tertidur.

-###-

"Kalian berdua kenapa?" Tanya Gempa melihat Air dan Api cengengesan sambil melihat kamera digital.

"Ah gak ada apa-apa kok kak." Jawab Api lalu tertawa kecil. Sementara Air berusaha keras menahan tawanya. Karena penasaran Gempa pun mengintip apa yang sedng dilihat adik kembarnya itu. Lalu matanya melebar.

"EH?! Ini Hali atau Taufan?" katanya bingung membedakan antara Taufan dan Halilintar saat melihat foto di kamera digital karena Gempa hanya memperhatikan wajah adiknya yang sedang tersenyum dengan muka merona.

"Hihihi itu Hali lah. Kak Gempa gak liat baju karate yang dia pakai?" Tanya Air agak bingung dengan kakaknya itu.

Gempa kemudian memperhatikan foto itu lekat-lekat dan dia baru menyadari kalau adiknya yang ada di foto itu menggunakan baju karate.

"Kak lagi pada ngapain?" Tanya Taufan yang baru keluar dari kamar mandi.

"Hihihi sini-sini kamu mau lihat foto bagus gak?" kata Api.

"Foto apaan?" Kata Taufan penasaran lalu ia mendekat ke kakak-kakaknya. Beberapa detik kemudian... "BUAHAHAHAHA, LIAT ITU MUKANYA HALI HAHAHAHAHA" Taufan tertawa terbahak-bahak sampai air matanya keluar. Tak berapa lama orang yang sedang dibicarakan masuk ke ruang keluarga dan semua orang yang ada disana langsung melihat kearahnya.

"Kenapa?" tanyanya bingung saat mendapati dirinya menjadi pusat perhatian saudaranya.

Gempa berjalan mendekati Halilintar lalu memegang pundak adik bungsunya itu.

"Hali kamu pacaran sama Yaya ya?" tanyanya.

"Eh?" Halilintar terkejut dengan pernyataan dari kakak tertuanya itu. 'Dari mana Kak Gempa tau' batinnya. Lalu dia melirik kearah Api, Air dan Taufan. Tatapannya terfokur pada kamera digital yang ada ditangan Api. Sontak dia meraih kamera itu dan disana terlihat wajahnya yang merona dan sedang tersenyum bahagia. Disana juga terdapat wajah Yaya yang menunjukan ekspresi yang sama. Diliriknya Air yang saat itu sedang menahan tawanya sambil menunjukan tanda peace menggunakan jarinya.

"Nah Hali ayo jujur." Kata Gempa saat menepuk pundak Halilintar.

"E-eh i-itu ehm... i-itu..." Kata Halilintar terbata-bata karena gugup menghadapi kakaknya yang paling tua. Ia sama sekali tak berani menatap mata Gempa.

"Ayolah Hali jujur aja." Kata Api yang kemudian didukung oleh Air dan Taufan.

"I-iya." Kata Halilintar pasrah. Dia menduga kalau sebentar lagi dia pasti bakal menerima siraman rohani(?) dari Gempa.

Tapi...

"Wahhhh selamat ya..." kata Gempa riang.

"Eh?" Halilintar bingung dengan reaksi kakaknya itu. "Kak Gempa gak marah?"

"Kenapa harus marah. Kamu kan juga sudah besar, jadi gak papa. Asal hal itu gak jadi penghalang kamu buat belajar sih gak masalah." Kata Gempa dengan nada lembut.

Halilintar menghela nafas lega karena setidaknya dia dapat dukungan dari kakak-kakaknya. Nah sekarang tinggal...

"Kak Air..." kata Halilintar dengan nada super duper rendah. Ia melirik tajam kepada kakak yang selama ini ia anggap dapat menyimpan rahasia. Air yang mendapat tatapan tajam dari Halilintar langsung menelan ludah kasar lalu ia langsung lari menuju kamarnya.

"Tunggu, kak Air..." kata Halilintar mengejar Air. Tak berapa lama terdengar suara gaduh dari lantai dua.

"GYAAAA, HALI... AMPUUNNN" teriakan itu lalu diakhiri dengan sebuah jeritan yang diduga berasal dari Air.

Gempa, Api dan Taufan yang mendengar hal itu langsung tertawa. Mereka bertiga berpikir akhirnya Air merasakan juga amukan dari Halilintar. Karena selama ini Air selalu bisa menghindar dari amukan Halilintar.

-###-

Keesokan paginya sikap Halilintar ke Air menjadi sangat dingin. Dari bangun tidur Air sudah jadi target kejahilan Halilintar. Entah itu wajahnya yang dicoret-coret saat tidur , lampu kamar mandi yang dimatikan saat Air ada didalam ( Air taku gelap) sampai ada kecoa didalam sepatunya (Air juga takut kecoa). Baru kali ini dia merasakan kejahilan adik bungsunya itu.

"Hali, maafin kakak dong." Katanya sambil menyodorkan 2 buah roti moka, pudding coklat dan ice cream rasa kopi kesukaan Halilintar saat istirahat dikantin.

"..."Halilintar hanya diam. Api dan Gempa berusaha menahan tawa.

"Hali~"Panggil Air untuk kesekian kalinya.

Halilintar yang tidak tega melihat wajah memelas kakak kesayangannya itu akhirnya hanya menghembuskan nafas pasrah. "Iya deh kak Air aku maafin." Kata Halilintar keemudian.

Air yang mendengar hal itu langsung tersenyum.

"O iya ngomong-ngomong Taufan mana?" Tanya Gempa menyadari ketidakhadiran Taufan.

"Oh tadi katanya ada perlu." Jawab Halilintar sambil mulai memakan makanan pemberian Api (hukuman traktir tiramisu sama es kopi masih berlanjut) dan Air.

"Wah jangan-jangan-" Kata Api lalu dia segera meninggalkan ketiga saudaranya yang lain yang menatap bingung kepergaian Api.

Ditaman belakang sekolah yang sepi ada Taufan dan Ying sedang bebicara serius.

"Ada apa Taufan?" tanya Ying bingung. Dia merasa aneh dengan sikap Taufan yang tidak biasa ini.

"Ying, aku mau bilang sesuatu" Kata Taufan lalu ia menggenggam tangan Ying. Hal itu membuat muka Ying merona." Ying kamu mau gak jadi pacar aku?" Kata Taufan serius.

*Blush* muka Ying langsung memerah, semerah kepiting rebus. Dia tak menyangka kalau Taufan menayatakn perasaannya. Walau tiap hari Taufan sering bilang suka tapi kali ini situasinya berbeda. Taufan mengatakannya dengan nada yang serius bukan bermaksud bercanda seperti biasannya.

"Ehm.. he em" kata Ying singkat sambil menanggukan kepala. Inilah salah satu hal yang membedakan Taufan dengan Halilintar. Kalau Halilintar lebih suka menyatakan perasaannya melalui sebuah tulisan dengan kata-kata puitis, Taufan akan menyatakan perasaannya secara terang-terangan.

"Beneran nih?" kata Taufan sambil tersenyum sangat senang.

"I-iya." Kata Ying.

"Yeeeeyyyy akhirnya." Kata Taufan senang. Lalu terdengar suara berdeham.

"Ehem wah adikku udah punya pacar semua rupanya." Kata Api

"Eh kak Api." Kata Taufan tersenyum senang. Tapi senyuman Taufan hilang saat dia melihat benda yang ditangan Api, sebuah kamera digital. Rupanya Api dari tadi bersembunyi sambil merekam kejadian Taufan yang menyatakan perasaannya kepada Ying.

"Hihi nanti kasih lihat ke Fang ah." Katanya lalu dia langsung kabur.

"Eh Kak Api." Taufan spontan mengejar Api.

"Hehehe ayo kejar aku weeekkk" kata Api. Tak berapa lama matanya membulat karena tanpa diduga Ying juga mengejarnya. Bahkan Ying berlari lebih cepat dari Taufan.

"Kak Api... "Panggil Ying.

"Gyaaaaa..." Api berlari semakin cepat. Lalu terjadi adegan kejar-kejaran antara Api, Ying dan Taufan. Walau akhirnya Api dibantu Air (yang mendadak muncul membantu Api ) berhasil menunjukan rekaman itu ke Fang. Fang hanya tertawa melihat wajah Ying di dalam rekaman itu dan tentu saja mendapat jitakan dari adiknya.

-###-

"Jadi Taufan sama Halilintar udah punya pacar nih." Kata Gempa saat Boboiboy bersaudara, Yaya, Ying dan Fang pulang sekolah bersama. Hari itu secara kebetulan tidak ada ekskul. Taufan dan Halilintar hanya tersenyum menanggapi pertanyaan kakaknya itu.

"Nah berarti tinggal Air sama Api dong yang masih jomblo." Kata Fang.

"Halah kayak kamu gak jomblo aja." Kata Api ketus.

"Eits, aku sudah ada pacar tau. Tanya aja sama Ying." Kata Fang dengan sombongnya.

"Iya, kak Fang udah punya pacar kok. Tapi gak disini." Kata Ying mengkonfirmasi perkataan kakaknya itu.

"Heeee?!" Api langsung kaget.

"Eh tapi masih ada kak Gempa kok." Kata Air mencoba membela diri. "Iya kan?" lanjutnya.

"Ehm gimana ya? Entahlah ." kata Gempa ambigu membuat adik-adiknya menatapnya bingung.

"Hei Api, gak mungkin kak Gempa udah punya pacar kan?" bisik Air.

"Setahu ku gak punya deh." Balas Api juga berbisik.

Gempa hanya bisa tersenyum tipis melihat reaksi adik-adiknya.

-###-

Malam minggu adalah saat yang sangat dinanti-nanti oleh Halilintar dan Taufan. Malam ini mereka untuk pertama kalinya akan berkencan dengan pasangan masing-masing. Walau mereka tidak mengagung-agungkan malam minggu tapi mereka sudah merencanakan kencan pertama ini matang-matang.

Air dan Api menatap kedua adiknya dengan dingin.

"Kenapa?" tanya Halilintar polos. Dia sudah mersiap-siap menggunakan jaket dan topi kesayangannya.

"Gak papa." Jawab Air dan Api ketus.

"Hihihi Hali kamu ini gak peka ya kakak-kakak kita tercinta itu lagi merenungi nasib mereka sebagai jones." Kata Taufan yang juga mengenakan topi dan jaket favoritnya.

"Jones?" tanya Halilintar bingung.

"Iya jones, JOmblo ngeNES hahahahaha." Kata Taufan yang langsung berlari keluar rumah melihat Air dan Api yang bersiap mengejarnya. Tak lupa ia mengucapkan salam.

"Sial si Taufan udah kabur." Kata Api emosi.

"Haaahhh udah lah kan masih ada kak Gempa." Kata Air yang terlihat lebih pasrah menerima nasib.

"Ya udah kak aku pergi dulu assalamu'alaikum." Kata Halilintar sambil keluar rumah.

"wa'alaikum salam. Hati-hati pulangnya jangan kemaleman ya." Kata Air membalas salam Halilintar.

"Lho udah pada pergi ya?" kata Gempa yang baru keluar dari kamar. Api dan Air menatap Gempa lekat-lekat.

Rambut rapi, pakai jaket kesayangan , sepatu kece, dan tak lupa tercium aroma parfum.

"Kak Gempa mau keman?" tanya Api heran. Tak biasanya kakaknya itu pakai jaket kesayangannya.

"Mau jalan-jalan sebentar." Jawab Gempa singkat sambil menunjukan sebuah senyum penuh arti.

"Jangan-jangan-" kata-kata Air terputus saat terdengar bunyi ketukan dari pintu depan. Api langsung membukakan pintu. Matanya melebar saat melihat siapa tamunya.

"Siapa?" kata Air penasaran yang kemudian menghampiri Api.

"Ehm Gempanya ada?" tanya tamu itu yang merupakan seorang gadis sangat cantik. Dia adalah Kikita, seorang primadona di SMP Pulau Rintis. Kabarnya sih memang dia sudah punya pacar. Tapi tak ada yang tau siapa pria beruntung yang jadi pacarnya. Namun malam ini misteri itu telah terungkap.

Api dan Air menoleh ke arah Gempa dengan gerakan slowmotion.

"Eh, Kikita ayo kita pergi sekarang." Kata Gempa. "Nah Air, Api jaga rumah baik-baik ya. Assalamu'alaikum " lanjut Gempa lalu dia menggandeng tangan Kikita dan meninggalkan kedua adiknya yang masih belum sadar dari keterkejutan mereka.

"Api, ternyata kita berdua memang Jones ya." Kata Air menatap nanar kepergian kakaknya.

"Iya." Jawab Api lalu menutup pintu. Beberapa detik kemudian terdengar suara tangisan dari si kembar Jones- eh maksudnya dari si kembar Air dan Api yang meratapi nasib JOMBLO mereka.

FIN

Hahahah akhirnya selesai yeeeeyyyy...*ciumlayar* maaf kalau endingnya gaje gini. dan terima kasih buat para pemain

All : sama-sama...

Api, Air : kok nasib kita dibikin jones sih...

Me : gak papa kan? tapi diluar sana penggemar kalian banyak kok tenang aja...

Taufan, Hali, Gempa: heheh jones... *lirik Api,Air*

Api, Air : *pundungdipojokan*

Me : dah lah tu tak usah dipikirkan... o iya terima kasih sekali lagi buat para readers dan flamers juga... akhir kata... kritik, saran and review please...

All : sampai ketemu di ff yang lain ya... ^.^