Chapter sebelumnya :

" Mereka mulai lagi, dasar tukang ikut campur! " Ucap Darui kesal

" Mereka lagi! " Boruto menatap kesal kearah Katasuke dan temannya

Momoshiki menyeringai "Ku ucapkan terimakasih padamu. Badut-badut!" Teriak Momoshiki.

Dia memperkuat jutsu yang diserapnya, menggunakan ekstra chakra yang dia peroleh dari pil sinabar pancea yang dia dapat dari Kinshiki.

"Selanjutnya, terima ini!" Momoshiki meraung. "Sebagai tanda terimakasihku!"

DUAAARR!

Jutsu menghujani mereka, seolah-olah dunia ini sudah berakhir. Apakah mereka bisa mengalahkan Momoshiki lagi? Atau malahan mereka kalah dari Momoshiki dan membuat dunia ini sudah berakhir.


Warning : Gaje, Oc, abal-abal, Typo.

- Mungkin cerita ini hampir sama dengan Boruto The Movie, hanya saja agak dibedakan sedikit -

Jika ada kesamaan tempat atau cerita mohon maaf ! Tapi ini Real buatan Author!

Don't Like? Don't Read !


...

Api merah, petir yang membelah langit dan bumi, badai salju nol derajat, hujan meteorit. Mereka dilemparkan kembali pada Katasuke dan yang lainnya.

"Berlindung!"

Perisai pasir Gaara berhasil melindungi Choujurouu, Kurotsuchi dan juga Darui. Momoshiki melemparkan jutsu yang ia serap keberbagai arah sehingga menimbulkan ledakan yang cukup kuat dimana-mana.

Hinata terpisah dari Naruto, Sasuke dan lainnya, pandangan Hinata menangkap Boruto yang tengah berlari menghindari ledakan dan api yang menuju dirinya.

DUAARR!

Ledakan terjadi dibelakang Boruto dan api kemudian menyebar, Boruto terkejut dan terjatuh hampir saja dia akan terbakar jika saja Hinata tidak dengan cepat melompat dan menangkap Boruto.

Hinata berhenti tak jauh dari ledakan, melihat api yang akan datang Hinata menurunkan Boruto dan membuat Hakkesho Kaiten sebagai tameng mereka.

Katasuke dan rekannya terpelanting, semua bebatuan hancur karena serangan dari Momoshiki.

" Hahahaha " Momoshiki tertawa melihat apa yang ia perbuat, sekarang ia sangat puas. Hinata telah berhenti mengeluarkan jurusnya tetapi lengan kirinya masih terasa sangat sakit, ia melihat ke lengan kirinya dan ternyata lengan Hinata masih terkelupas akibat luka bakat itu.

" AKKHH! " Hinata terduduk dan berteriak kesakitan, Boruto menoleh kearah Hinata dan melihat lengannya. Boruto menggeram kesal dan melihat kearah Momoshiki.

HUPP!

Sasuke datang tiba-tiba membuat Hinata dan Boruto menoleh. Sasuke terkejut melihat lengan kiri Hinata.

" Ternyata lukanya cukup parah ya, Baiklah Hinata, aku akan mengantarmu pada Naruto. Aku punya rencana untuk membalas Momoshiki, dan aku membutuhkan bantuanmu … Boruto! " Sasuke menatap Boruto yakin, sementara Boruto terkejut mendengar namanya disebut.

" Aku mengizinkan Boruto- " Boruto menatap Hinata dengan pandangan tak percaya.

" – Aku yakin Boruto pasti bisa, dia itu …. Seorang Shinobi, kan? " Hinata tersenyum melihat Boruto, Boruto yang melihatnya membalas senyuman Hinata.

Diseberang sana terlihat Naruto yang terduduk dan diselimuti chakra merah milik Kyuubi, Gaara melepaskan pelindung pasir miliknya sesudah ia merasa aman.

HUUPP!

Naruto menoleh melihat Sasuke membawa Hinata dan Boruto disampingnya.

" Baiklah aku dan Boruto pergi dulu, kami mempunyai suatu rencana " Sasuke terbang dengan Susano'o miliknya meninggalkan Naruto dan Hinata. Tiba-tiba pandangan Naruto tertuju pada lengan kiri Hinata yang masih mengelupas.

" Anata! Lengan mu masih belum sembuh! " Ucap Naruto khawatir

" Ah, iya tapi kau tidak usah Khawatir! " Ucap Hinata menenangkan

Naruto menarik lengan Hinata kasar ke pangkuannya membuat Hinata berteriak kesakitan.

Naruto terkejut mendengarnya " Maafkan aku, aku hanya khawatir " Ucap Naruto menunduk, Hinata menggeleng cepat.

" Tidak apa-apa Naruto-kun, aku paham " Ujar Hinata pelan.

" Baiklah akan aku o- " Naruto, Hinata, Gaara, Darui, Kurotsuchi dan Choujuro terkejut pasalnya tubuh mereka tidak bisa digerakan.

Ternyata Momoshiki merilis Kageshibari versi terkuat. Menahan para Gokage, termasuk Naruto dan Hinata. Ini adalah Jutsu yang telah diserap Momoshiki dari Shikamaru dalam pertempuran sebelumnya, dia tetap menyimpannya sebagai kartu AS sampai saat ini.

" Chakra-ku – " Keluh Darui

Di atas sana Momoshiki berdiri tegap dan menghadap Gokage dan juga Naruto bersama Hinata. " Ini adalah kekuatan yang bagus "

ZRRIINGG!

Momoshiki melemparkan seperti besi hitam menuju Naruto, Hinata yang mengaktifkan byakugannya menyadari terlebih dahulu dengan susah payah ia mencoba bergerak-

CKAAP! CKAAP!

Tubuh Hinata tertusuk besi Hitam dan terduduk di pangkuan Naruto, Naruto menatap nanar Hinata yang tersandar di dadanya.

" Hi-hinata! " Ucap Naruto Khawatir mata Hinata yang tadi terpejam perlahan terbuka.

" Na-naruto-kun " Ucap Hinata pelan

Momoshiki mengarahkan tangannya dan membuat tubuh Hinata terlempar menjauh dari Naruto. "Hinata! " Mata Naruto terkejut melihat Hinata terlempar tak jauh darinya.

ZRRING! CKAP! CKAP!

" Merepotkan! Dia selalu menghalangiku, aku akan berhati-hati pada putri byakugan itu " Ekspresi iblis menghiasi telah menembakan besi hitam sesuai sasaran kearah Naruto. Sementara itu Naruto menggeram kesal, ia tidak bisa bergerak sekarang.

Perut dan kakinya telah tertikam. Tak peduli bagaimana kau memikirkannya, tidak ada sesuatu yang tidak apa-apa. Jika dia tidak terikat dengan Kurama saat ini, cedera ini pasti sudah membunuhnya dengan cepat.

Momoshiki menatap Naruto " Aku tidak akan membunuhmu dan Putri Byakugan, Rubah " Ucapnya lantang

Dari tangan Momoshiki yang lain muncul bola listrik berkekuatan tinggi yang siap membunuh siapapun " Tapi akan kubunuh yang mengganggu " Ia mengarahkan bola listrik tepat kearah para Kage.

" Ini adalah akhir." Ucap Momoshiki.

Bola listrik yang dipenuhi oleh jiwa Kinshiki. Momoshiki yakin jika itu benar-benar jelas bisa, akan benar-benar menghancurkan para Gokage.


...

Sasuke telah mengembangkan Susanno'o-nya. Membawa Boruto bersamanya, terbang di udara.

" Sekarang saatnya! Ingat yang kukatakan! Sekarang lemparkan Rasenganmu padanya! " Ucap Sasuke tegas.

" Aku… Bisakah aku benar-benar….." Boruto masih belum percaya dia dia benar-benar akan dapat melakukan sesuatu. Kekuatannya sendiri.

Kekuatannya sendiri, tanpa bantuan dari orang lain. Bisakah sesuatu semacam itu akan benar-benar berguna dalam medan perang seperti ini?

Mungkin Sasuke merasakan kecemasannya. Dia dengan tenang berbicara.

"Percayalah pada gurumu!- " Boruto menoleh menatap Sasuke

" -Itulah mengapa dari awal aku membawamu ke sini bersamaku." Sasuke tersenyum tipis

Sama seperti sebelumnya, kata-kata itu bukan kebohongan. Kalaupun Boruto tidak bisa percaya pada dirinya sendiri, dia pikir dia bisa mencoba mempercayai kata-kata itu

Boruto kemudian membuat Rasengan miliknya.

Dari kejauhan Hinata dan Naruto menatap tak percaya apa yang mereka lihat.

" Huh! Rasengan?! " / " Huh! Rasengan?! " Hinata dan Naruto berucap bersamaan

Boruto bersiap melemparkannya kearah Momoshiki. " Ayo! " Boruto melemparkan dengan sekuat tenaga menuju Momoshiki. Rasengan Boruto melayang. Momoshiki menatap rasengan itu.

Rasengan yang baru saja meninggalkan telapak tangannya mempunyai tambahan tranformasi alam, elemen angin. Dan fakta Boruto bisa melakukannya tanpa seorangpun yang mengajarinya adalah tanda kejeniusannya.

Masalahnya terletak pada ukuran. Ukuran Rasengan Boruto bahkan tak lebih daripada sebuah bola kecil. Ini tidak bisa dibandingkan dengan Momoshiki.

"Sesuatu seperti ini…." Momoshiki membuka telapak tangan kanannya untuk menghisapnya.

Tapi Rasengan itu mendesis dan menghilang tepat di depan matanya. Boruto menatap penuh harap, sementara Sasuke melihatnya menggunakan Sharingan dengan yakin.

Sebagaimana Momoshiki mulai membuka mulutnya dan mencemooh mereka, kejutan yang mengerikan menyerang seluruh tubuhnya.

CRACCKK! BRUUKK!

Momoshiki terjatuh dan garmen miliknya telah terkoyak sebagian.

" Apa?! Apa yang terjadi? " Kurotsuchi bertanya heran, kini jutsu yang tadi menahan mereka telah Hilang begitu juga dengan Naruto dan Hinata.

Momoshiki terkejut melihat garmen miliknya telah sobek.

" Apa maksudnya ini! " Ucap Momoshiki kesal

" Anata! " Naruto menatap cemas Hinata namun hanya dibalas senyuman, Hinata mengaktifkan byakugan miliknya dan menghancurkan besi ditubuhnya dengan Chakra yang berlapis ditangannya. Dengan segera Hinata menuju kearah Naruto.

" Kau baik-baik saja? Syukurlah " Ucap Naruto yang melihat Hinata.

" Besi ini hanya menghisap chakra milikku untung saja aku memilik chakra Hamura yang bisa membatasi chakra yang ia ambil. " Jelas Hinata

Hinata menatap Naruto " Aku akan menyem- "

" Akkhh " Hinata meringis, sepertinya luka dilengannya bertambah parah. Ia terduduk disamping Naruto, darah segar perlahan keluar dari beberapa bagian lengannya.

" Anata! Sudahlah kau duduk saja, biarkan aku seperti ini, kau jangan bergerak lagi! " Naruto memerintah Hinata, sementara Hinata yang mendengarnya mengikuti kata Naruto. ' aku tidak berguna ' Batin Hinata.

HUPP!

Boruto datang bersama Sasuke, Boruto terkejut melihat lengan Kaa-sannya.

" Apa yang terjadi Kaa-san! " Tanya Boruto panik

" Tidak, ini akan segera sembuh, oh iya bagaimana kau bisa belajar Rasengan? " Tanya Hinata penasaran.

" Iya benar, apa kau tahu betapa susah untuk menyempurnakannya? " Tambah Naruto

" Hehehe " Boruto tertawa kecil dan kini akhirnya ia memahami jika kerja kerasnya sendiri mempunyai arti yang sangat penting.

Jika dia menunjukkan Rasengan ini dengan tepat, meskipun dia tidak bisa mengalahkan Shikadai, dia pasti akan menerima pujian yang tulus untuk semua itu.

" Tapi Rasengan ini memiliki perubahan tiba-tiba dalam chakra alami, lalu kemudian menghilang " Jelas Sasuke. Satu-satunya orang yang mampu memahaminya adalah Sasuke.

Apakah itu adalah kecenderungan bawaan, atau garis keturunan yang dia warisi dari Naruto dan Hinata? Kemungkinan besar hanyalah kebiasaan yang ganjil.

Itu hanyalah Jutsu unik milik Boruto seorang.

" Begitu! " Hinata paham sekarang, ternyata putranya ini sangat hebat bukan?

" Boruto, lakukan lagi " Ucap Sasuke

Boruto menatap Sasuke dibelakangnya " Tapi Rasengan-ku .. "

" Lakukan saja apa yang Sasuke ji-san katakan " Ucap Hinata sambil tersenyum

Naruto mengangguk " Kau pasti bisa " Ucap sang ayah lembut, mungkin dia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Boruto.

Ayahnya percaya dia bisa melakukannya. Dia percaya kepadanya.

Dia.

Ini membuat rasa bahagia Boruto meluap, tak tertahankan.

" B-baiklah! " Boruto menyetujuinya

" Beraninya kau mengotori garmen-ku dua kali! "Momoshiki bangkit, ekpresi kemarahan memenuhi wajahnya. Dia memakan pil itu lebih banyak. Kulitnya semakin memanas, membuat otot-otot lengannya bertambah.

" Eh? " Boruto terkejut melihat perubahan Momoshiki. Naruto tersenyum ia mengulurkan tangannya kearah Boruto, Boruto menyadari hal itu dan menatap Naruto heran.

Naruto menyentuh tangan kanan Boruto yang memegang rasengan. Menggunakan sentuhan itu sebagai sebuah koneksi. Naruto membuat Rasengan Boruto berkembang

ZRRINGG!

Boruto terkejut melihat perubahan Rasengan miliknya" Ah! " Boruto menatap Naruto takjub, sementara Naruto hanya tersenyum. Mereka mengalihkan pandangan pada Rasengan yang mereka buat.

Rasengan itu bertambah besar, semua kenangan Naruto dari pertama Jiraiya mengajarkannya Rasengan, lebih besar juga kenangan saat Naruto mengalahkan Kabuto maupun bertarung bersama Sasuke, lebih besar dan sangat besar.

Kenangan dimana ia bekerja sama dengan Kurama, saat Neji mati maupun Saat ia mengalahkan Toneri yang akan merebut Hinata seakan mengalir saat mereka membuat rasengan bersama.

Rasengan yang mereka buat sangat besar bahkan bisa dibilang lebih besar dari Oodama Rasengan milik Naruto. Tangan mereka masih bersentuhan tiba-tiba satu tangan muncul dibawah tangan Boruto dan Naruto.

Ternyata pemilik tangan ini adalah Hinata! Naruto dan Boruto menatap Hinata heran " Apakah kalian melupakan ku? Bagaimana aku bisa diam saja melihat putra dan suamiku berjuang? " Ucap Hinata tersenyum

SYUUTT!

Dari tangan Hinata mengalir chakra Hamura yang menyelimuti Rasengan milik Boruto dan Naruto yang besar, chakra itu membentuk kepala Singa yang seperti siap menerkam siapa saja. Naruto tersenyum " Sama seperti saat menghancurkan Tanseigan " Ucap Naruto, Hinata hanya tersenyum melihat Naruto.

"I-ini..!"

Ini sangat, sangat besar. Sangat hangat. Sangat berat. Rasanya seperti keseluruhan masa-masa berat hingga ayahnya dan ibunya masih bisa hidup sampai saat ini.

Rasengan itu dipenuhi oleh segala sesuatu yang 'tersusun' dari mereka berdua.

Naruto dan Hinata melepaskan tangan mereka, Naruto merangkul Hinata sehingga Hinata bersender di pundak Naruto, mereka menatap Boruto sambil tersenyum tulus. Boruto terpana melihat keakraban Naruto dan Hinata mereka benar-benar saling melengkapi.

' Apa yang telah mereka lewati …. hingga mencapai titik ini? ' Air mata memaksa menetes dari matanya. Dia tak mampu menghentikannya. Ini bukan karena kesedihan ataupun kemarahan.

Ini adalah 'air mata kebahagiaan' dari seorang anak laki-laki yang berubah menjadi seorang pria. Seorang anak laki-laki yang telah dipercayakan kedua orangtuannya.

Boruto menatap kedepan dengan senyum percaya diri miliknya. Ia sudah menetapkan hatinya untuk hal ini. " Aku tidak merasa kalah! " Ucap Boruto lantang

Momoshiki menyeringai "Aku dapat membuat itu sampai tak terhingga. " Momoshiki mengeluarkan rasengan yang sama namun berwarna merah.

Sasuk maju kearah Boruto dan Naruto " Kita hanya punya satu kesempatan, paham? " Ucap Sasuke. Ia bersiap dengan katana miliknya " Ayo! " Ucap Sasuke.

" Baiklah! " Balas Boruto.

Momoshiki menembakan beberapa Bom dari tangannya membuat ledakan terjadi disekitar Sasuke namun Sasuke bukanlah Shinobi biasa yang mudah dikalahkan dengan gesit ia menghindarinya.

Sasuke melompat dan melempar Katana miliknya namun Momoshiki menunduk sehingga katana Sasuke menancap batang kayu dibelakang Momoshiki.

WUUSHH!

Sasuke berpindah tempat dengan katananya, sekarang ia tepat berada di belakang Momoshiki. Sebelum Sasuke menghajar Momoshiki menggunakan Kunai, Momoshiki terlebih dahulu melayangkan tinjuan kearah Sasuke sehingga Sasuke menghantam kayu dibelakangnya.

" Tak ada kesempatan kedua " Momoshiki menyeringai tanpa tahu Katana Sasuke yang melayang diudara tiba-tiba berubah menjadi Hinata yang membawa Kunai. Momoshiki menggenggam Hinata menggunakan tangan sebelanya yang kosong.

CRRAAKK!

" ARRGH! " Momoshiki kesakitan karena mata rinnegan ditangannya berhasil Hinata tusuk menggunakan Kunai ditangannya, karena kesal Momoshiki melempar Hinata.

" Tidak mungkin! " Momoshiki berucap marah, Hinata melayang diudara dengan sigap chakra Kyuubi milik Naruto berbentuk tangan Kurama menangkap Hinata ' Majulah boruto! ' Batin Hinata tegas.

ZRRIINGGG!

Mata Momoshiki terbelalak melihat Boruto berada tepat dihadapannya membawa sebuah Rasengan diselimuti Chakra berbentuk Singa yang menatap Momoshiki tajam.

" AAAGGGHH " Momoshiki mengarahkan Rasengannya kearah Boruto bersamaan dengan Rasengan Boruto.

" RASENGAAANN! " Boruto berteriak lantang. Kedua Rasengan itu saling bertabrakan. Anak laki-laki yang telah memperoleh kekuatan dari ayahnya juga ibunya, dan anak laki-laki yang telah memakan jiwa penjaganya saling beradu.

Bentrokan mereka memecahkan batu-batu disekelilingnya dan mengkoyak bumi. Ketika tabrakan itu terlihat seolah akan berlangsung selamanya. Tangan Boruto terus mendorong Rasengan dengan sekuat tenaga.

CRAACKK!

Lengan baju yang Boruto gunakan terkoyak saat Boruto menekan rasengan miliknya sehingga menimbulkan luka namun Boruto tak mau menyerah, ia terus menekan dan berhasil mengalahkan Rasengan Momoshiki dalam satu dorongan.

Rasengan Boruto mengenai Momoshiki, Boruto memutar Rasengannya sehingga semua yang ada ikut terserap kedalam Rasengannya. Momoshiki berteriak Kesakitan saat merasakan rasengan Boruto yang menghanguskan kulit dan tubuhnya.

Boruto terlepas dari rasengannya, Rasengan Boruto menabrak pohon chakra dan terus terlempar meninggalkan jejak di tanah seperti meteorit dan terbang keatas menembus awan.

DUAARR!

Ledakan terjadi diatas sana, Rasengan Boruto seketika berubah menjadi seperti manik-manik yang berjatuhan dari langit. Uzumaki Boruto telah menyelesaikannya.

Cahaya menyinari dunia yang tadinya dipenuhi kegelapan. Boruto kembali berdiri di bawah sinar matahari terbit. Besi Hitam yang menahan Naruto perlahan menghilang. Hinata tersenyum senang melihatnya. Naruto memeluk Hinata disampingnya.

" Dia sangat hebat " Ucap Hinata menatap Naruto

Naruto tertawa " Mungkin bisa aku akui jika dia lebih hebat dariku " Ujar Naruto

Hinata perlahan berdiri masih dengan lengan miliknya yang terluka. " Dia telah menjadi Shinobi sejati sekarang, dia adalah pahlawan kita " Ucap Hinata tersenyum menatap Naruto. Pandangan Hinata beralih pada Boruto yang menatap sinar matahari. Hinata melangkahkan kakinya beberapa langkah.

Sasuke datang dan menatap Naruto " Kau kacau sekali " Ucapnya mengejek Naruto.

" Begitu juga dirimu " Balas Naruto tak mau kalah. Sasuke duduk tak jauh dari Naruto.

" Ya .. aku hampir saja tidak bisa berdiri " Ucapnya santai membuat Naruto tertawa kecil.

" Aku memenangkan Kontes ini." Ucap Sasuke.

" Hn? " Naruto tak mengerti dengan ucapan Sasuke

Sasuke memandang Naruto " Jiwa seorang Shinobi tidak pernah berubah… Bahkan dalam diri anakmu." Sasuke berganti menatap Boruto.

Naruto memandang Boruto sekali lagi. Melihat kembali anaknya. Dia mengenakan pakaian lusuh, mirip dengannya.

' Boruto.. Kau benar.. Aku berbeda dengan jaman ayahku dulu. Aku Hokage yang berada di sini sekarang. Itulah mengapa mulai saat ini… Aku akan mengawasimu ketika kau tumbuh.'
Batin Naruto

Sementara Hinata berdiri tak jauh dari tempat Sasuke dan Naruto, ia terus memandang Boruto. Air matanya mengalir membasahi pipi mulus miliknya, Hinata memegang dadanya yang berdebar-debar. Perasaan ini …. Perasaan ini sangat menyakitkan tetapi Hinata menyukainnya.

Hinata membiarkan air matanya mengalir, ia menatap Boruto sambil tersenyum. ' Boruto, kau telah tumbuh menjadi Shinobi yang sebenarnya. Kau sangat mirip dengan Naruto, emosimu dan kau bahkan tidak rela melihat orang yang kau sayangi terluka. Maafkan kaa-san yang selalu mengecewakanmu tapi kau tau … kau tetap penyemangat hidup Kaa-san . ' Batin Hinata senang.

Boruto berlari dan melompat menuju Hinata, Boruto menatap Hinata heran melihat air mata diwajah Hinata.

" Kaa-san apakah kau kesakitan ? " Ucap Boruto cemas

Hinata menggeleng " Tidak, ini hanya luka kecil " balas Hinata. Boruto tertunduk, ia belum meminta maaf pada Kaa-sannya.

" Kaa-san tentang waktu itu, aku sangat minta maaf karena berani membentak Kaa-san. Bahkan aku sampai mengucapkan hal yang menyakiti dirimu. Aku tidak pernah tahu betapa besar kasih sayangmu padaku, Himawari, dan juga Tou-san. Maafkan aku yang membuat Kaa-san bersedih dan pergi dari kami. Kumohon Kaa-san jangan lakukan itu lagi, seberapa nakalnya aku, aku mohon pada Kaa-san agar tidak pernah pergi dari Sisi kami …. Kami tidak bisa hidup tanpa Kaa-san " Jelas Boruto panjang lebar, Hinata terpaku mendengarnya.

Boruto menatap Hinata " Jadi … Kaa-san maukan memaafkanku? " Tanya Boruto ragu.

" Tidak! " Boruto terkejut atas ucapan Hinata

" Ke-kenapa Kaa-san apa salahku! " Ucap Boruto yang masih terkejut.

Hinata menatap tajam Boruto " Akan Kaa-san maafkan jika kau bersujud dan meminta maaf dengan tulus! " Ucap Hinata dingin, Boruto seketika bergidik ngeri dengan Kaa-sannya saat ini.

" Ta-tapi- "

" Tidak mau ya? Ba- "

" Aku akan melakukannya! " Ujar Boruto cepat, Boruto memandang Naruto yang sekarang berada disamping Hinata meminta bantuan, namun pandangan Naruto seolah mengatakan – ikuti saja – Boruto menghela nafas, baiklah ia akan melakukan hal ini! . Boruto mulai menundukan badannya-

GREEPP!

Mata Boruto membulat sempurna melihat Hinata yang memeluknya " Kaa-san telah memaafkanmu, kau memang Shinobi yang pemberani " Ucap Hinata senang, Boruto menatap Naruto yang tersenyum. Boruto membalas pelukan Hinata. Tak lama Naruto bergabung dan ikut memeluk Naruto juga Hinata " Aku sangat mencintai kalian " Ujar Naruto.


...

Kediaman Uzumaki

Mereka telah kembali ke Konoha, tangan Hinata sedang diobati dan diperban begitu juga dengan Boruto.

" Bagaimana keadaanya Tsunade Baa-san? " Tanya Naruto yang duduk disamping Hinata

" Lukanya sudah cukup membaik, untung saja Hinata masih dapat bertahan walau lengannya seperti itu " Ucap Tsunade sambil memasang perban pada lengan kiri Hinata.

" Sudah selesai " Ucap Tsunade. Lengan Hinata sudah diperban begitu juga dengan lengan Boruto. " Baiklah aku akan pergi dulu " Ucap Tsunade meninggalkan Himawari, Hinata, Boruto dan Naruto.

Boruto menatap Hinata " Kaa-san benar-benar memaafkan aku kan? " Tanya Boruto ragu, tangan Hinta yang tidak diperban menepuk puncak kepala Boruto. " Tentu saja, apa Kaa-san terlihat bohong? " Tanya Hinata. Boruto menggeleng.

Naruto menyadari sesuatu " Sepertinya ada yang hilang … apa kau melihat Himawari ? " Tanya Naruto pada Hinata

" Huh? Tadi dia ada disi- " Pandangan mereka tertuju pada seorang anak kecil yang mencoba memasang perban pada tangannya sendiri.

" Himawari kau kenapa? " Tanya Boruto heran

" Oni-chan, Hima juga ingin diperban! Masa lengan Kaa-san, Tou-san dan Nii-san diperban sementara Hima nggak? Hima mau juga samaan ! " Rengek Himawari. Boruto, Naruto dan Hinata tertawa melihat tingkah lucu Himawari dan berakhir dengan lengan Himawari yang juga diperban.

Hinata yang kembali merasakan kehangatan dikeluarga ini menangis bahagia, air matanya benar-benar keluar begitu saja. Naruto yang melihatnya terkejut.

" Ada apa Hinata? Apakah lenganmu sakit? " Tanya Naruto cemas

" Kaa-san ada apa? " / " Kaa-san ada apa? " Boruto dan Himawari mengatakannya bersama.

Namun Hinata menggeleng " Tidak, Aku … aku hanya bahagia mempunyai kalian. Aku bahagia melihat kalian selalu bersamaku disini, kita adalah keluarga, kita saling mengisi dan saling melengkapi. Kalian merupakan kebahagiaanku, tanpa kalian mungkin aku bisa mati " Ujar Hinata sambil terisak. Naruto memeluk Hinata, Boruto dan Himawari juga ikut memeluknya.

" Kaa-san tidak perlu khawatir! Kita akan selalu bersama, kami akan selalu menjaga Kaa-san. Kami mencintai Kaa-san " Ucap mereka bertiga bersamaan.

Hinata tersenyum " Kaa-san juga mencintai kalian … Sangat " Ucap Hinata sambil membalas pelukan hangat dari keluarga kecil Uzumaki.

- THE END -


...

Akhirnya selesai juga! Terimakasih untuk readers yang selalu setia membaca, dan yang udah review cerita ini, Author ucapkan terimakasih! Maaf jika ada yang tidak suka, tapi Author ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada kalian. Maaf Author nggak bisa balas review kalian semua, tapi yang penting terimakasih udah mendukung dan meninggalkan jejak di cerita ini #nangismelukdinding Sampai jumpa di lain waktu. Untuk terakhir kalinya.

Please

R

E

V

I

E

W

...