Just Stupid

A/N : This Story is probably based on Sandra Bullock's movie, Two Weeks Notice, but no, not really, so there's something similar and something don't. just enjoy.

All of the character is not mine. They're belong to J.K Rowling.

1.

September 2006

Hermione berjalan cepat menuju ke ruangannya, ia terlambat. Siapa suruh Draco "Pain in the arse" Malfoy tidak membiarkannya pulang sebelum kontrak dengan Falmouth Falcons selesai. Alhasil ia semalaman mengerjakan kontrak investasi itu dengan penasihat keuangan dan penasihat hubungan masyarakat Malfoy Enterprise dan baru kembali ke rumahnya sekitar pukul tiga pagi dan harus sudah kembali ke kantor pukul delapan pagi.

"Pagi Miss Granger." Anna, asisten pribadi Hermione menyapanya dan menyodorkan kopi kesukaan Hermione sebelum Hermione memasuki ruangannya.

"Terimakasih banyak Anna, apa Mr. Malfoy sudah datang?" Hermione bertanya, menyesap kopinya.

"Belum." Anna menggeleng.

"Kalau ia sudah datang beritahu aku." Hermione lalu masuk ke ruangannya. Ia menggantung jacketnya, meletakkan kopinya, dan sekali lagi mengecek kontrak Malfoy Enterprise dengan Falmouth Falcons.

Ia melirik jam tangannya, sudah pukul sepuluh dan Malfoy sepertinya belum juga datang, apa Hermione harus tidur sebentar? Lima belas menit? Setengah jam? Atau mungkin bisa satu jam? Siapa tahu?

Hermione mengangkat telepon di mejanya dan menghubungi Anna. "Anna, aku akan tidur sebentar, hanya sebentar, jika Mr, Malfoy sudah datang, bangunkan aku."

"Okay, Miss Granger." Anna berkata, Hermione lalu menutup teleponnya, dan segera menuju ke sofa.

Hermione sudah bekerja sekitar satu setengah tahun di perusahaan milik Malfoy ini. Setelah bekerja di kementrian sekitar dua tahun, ia akhirnya muak dan berhenti. Awalnya Hermione menerima tawaran bekerja di kementrian dengan harapan bisa membangun kementrian dari dalam, menjadi kementrian yang lebih bersih dan baik, tapi setelah dua tahun mencoba, ia menyerah.

Kementrian Sihir Inggris sudah terlalu menyedihkan, terlalu parah untuk di perbaiki, mungkin satu-satunya cara adalah menghancurkan seluruh gedungnya, mengganti semua karyawannya, dan dengan begitu seluruh bagian di kementrian akan lebih bersih dan baru.

Kementrian Sihir penuh dengan korupsi, semua petingginya korupsi, mungkin ada satu atau dua orang yang bersih, seperti Arthur Weasley, tapi sisanya kotor. Karyawan-karyawan tidak bekerja dengan baik, mereka malas dan sering menunda pekerjaan, Hermione lelah menjadi satu dari sedikit orang yang bersih dan benar-benar kompeten di kementrian, akhinya ia menyerah.

Akhirnya ia mengundurkan diri dari posisinya sebagai kepala Departement Of Muggle Relation.

Selain karena sudah lelah dengan kebobrokan kementrian, Hermione juga akhirnya mengundurkan diri karena bayarannya sebagai kepala departement sangat kecil, bukan karena ia mata duitan atau semacamnya, tapi Hermione punya rencana hidup kedepannya, dan ia tidak bisa begitu saja menghabiskan waktunya di kementrian, ia harus menghasilkan banyak uang untuk mencapai mimpinya.

Setelah menganggur sekitar satu bulan. Draco Malfoy datang ke rumahnya dan meminta Hermione menjadi penasihat hukum perusahaannya. Awalnya Hermione menolak, tentu saja, jelas-jelas menolak. Pertama, Ia tidak berada dalam hubungan yang baik dengan Draco Malfoy jadi ia tidak mungkin bekerja dengan orang yang membenci dan dibencinya, kedua ia tahu betapa kapitalisnya perusahaan mereka, ia tidak mau berhenti dari kementrian hanya untuk lanjut bekerja di perusahaan yang mungkin sama bobroknya.

Malfoy tidak berhenti begitu saja, Hermione Granger menolak tawarannya pertama kali,tapi ia datang lagi dengan laporan keuangan perusahaan mereka dan menunjukkan kalau perusahaan mereka bersih dan sehat. Ia dan ayahnya mungkin seorang mantan Death Eater, tapi mereka profesional, Hermione benar soal kapitalis, perusahaan mereka memang mencari keuntungan sebesar-besarnya tapi dengan cara yang tidak melanggar hukum.

Hermione masih menolak tawaran Draco, tahu masih ada yang belum di jelaskan lagi padanya, ada yang masih disembunyikan oleh Malfoy.

Malfoy datang lagi, menjelaskan apa saja keuntungan-keuntungan yang akan didapatkan Hermione jika mau bekerja di perusahaan mereka, mulai dari jumlah gaji yang besar (sangat besar, sampai-sampai saat itu mata Hermione hampir lepas melihat jumlah nol yang ada di situ), uang pensiun dan pesangon yang besar, bonus, fasilitas, dan keuntungan-keuntungan lainnya, kali itu Hermione akhirnya berpikir dua kali, jumlah gaji yang ditawarkan perusahaan Malfoy benar-benar menggiurkan, Hermione hanya perlu bekerja sekitar satu atau dua tahun dan ia sudah bisa memiliki tabungan yang cukup untuk merealisasikan mimpinya.

Tapi Hermione menolak, masih menolak.

Akhirnya pada kunjungan kali ke limanya, Draco mengatakan apa tujuan utamanya menawarkan posisi itu pada Hermione.

Pertama Hermione Granger adalah satu dari The Golden Trio, dengan mempekerjakannya maka perusahaan mereka akan dipandang baik oleh masyarakat luas, maka perusahaan dan sekaligus keluarga mereka akan mendapatkan citra yang lebih baik, terutama setelah perang, mereka bisa mulai membersihkan nama mereka secara tidak langsung.

Kedua, selama ini mereka tidak pernah punya penasihat hukum perusahaan yang kompeten, mereka sering rugi di bagian pembuatan kontrak karena penasihat hukum mereka antara terlalu bodoh atau terlalu licik –mudah disogok pihak lain-.

Ketiga, Malfoy Enterprise berencana meluaskan perusahaan mereka ke dunia Muggle, dan mereka perlu seseorang yang benar-benar mengerti seluk beluk dunia Muggle dan hukum Muggle.

Keempat, Kementrian sudah memberi mereka ultimatum karena sering ada masalah dengan kontrak-kontrak yang mereka buat dengan perusahaan Muggle, dan mereka benar-benar butuh bantuan Hermione yang merupakan lulusan jurusan Hukum di universitas Muggle dan Sihir.

Dan akhirnya disinilah Hermione sekarang, berbaring di sofa ruangannya yang mewah dan mahal. Ruangannya tiga kali lebih besar daripada saat ia bekerja di kementrian, ia punya asisten yang baik, ramah, sopan, dan paling penting kompeten, hampir semua karyawan yang bekerja di Malfoy Enterprise memiliki kepribadian yang baik, perusahaan ini memiliki sistem yang baik dalam proses perekrutan karyawan, jadi selain dari pemiliknya yang menyebalkan, perusahaan ini memang baik dan sehat.

Hermione terbangun karena Anna membangunkannya pelan. "Miss Granger." Hermione bangun dan mengusap matanya yang bengkak, bekerja di Malfoy Enterprise memberikannya gaji yang besar, tapi menyedot semua waktu dan tenaganya.

"Mr. Malfoy sudah datang?" Hermione bertanya.

Anna mengangguk. "Mr. Malfoy sudah berada di ruangannya dan Mr. Malfoy senior juga datang, dan mereka berdua meminta anda segera datang ke ruangan Mr. Malfoy."

"Lucius?" Hermione memastikan.

Anna mengangguk.

Hermione segera menuju ke toilet pribadinya dan mencuci mukanya, kemudian merapikan pakaiannya yang sedikit kusut lalu berjalan menuju ke ruangan Draco, jadi hari ini ia buka hanya akan menghadapi satu ular melainkan dua. Tapi tidak apa-apa, ia seekor singa, dan singa tidak takut ular.

.

Hermione mengangguk pada asisten pribadi Malfoy yang duduk di meja di depan ruangan Malfoy, lalu mengetuk pintu.

"Masuk." Ia mendengar Draco berteriak dari dalam. Hermione masuk dan disapa oleh lirikkan kesal dari Draco dan tatapan dingin Lucius.

"Pagi." Hermione berseru dan duduk di sofa dimana ayah dan anak itu duduk berhadapan. Ia tadinya ingin duduk di samping Draco, tapi Lucius bicara dengan matanya agar duduk disampingnya, menyerah, akhirnya Hermione duduk di sofa yang berada di sisi lain dan tidak duduk di samping keduanya.

"Miss. Granger, kenapa kau biarkan Draco berinvestasi di Falmouth Falcons?" Lucius bertanya dingin, seperti biasa.

"Well, Mr. Malfoy, percayalah, aku sudah menyelesaikan kontrak investasi dengan Chudley Cannons, saat Draco Malfoy dengan seenaknya tiba-tiba berkata tidak jadi berinvestasi Cannons dan memutuskan memindahkan uanganya ke Falcons." Hermione membela dirinya.

"Kan sudah ku katakan, investasi di Cannons tidak akan menguntungkan, tim itu sudah hancur, mereka akan segera bangkrut dalam waktu dekat, aku tidak mau rugi." Draco juga membela dirinya.

"Draco, sudah berapa kali kukatakan? Kita tidak bisa benar-benar mengacu pada keuntungan sekarang ini, berinvestasi pada Cannons mungkin tidak akan benar-benar menguntungkan, tapi kita akan mendapat simpati masyarakat, dan itu yang kita perlukan saat ini." Lucius berseru, frustasi dengan tingkah laku Draco.

"Tidak, aku tidak mau berinvestasi di Cannons." Draco melipat tangannya di dadanya.

Lucius dan Hermione menghela nafas mereka. Lucius berdiri, ia melirik Hermione sebelum pergi.

"Help him." Lucius berkata pada Hermione sebelum pergi dan keluar dari ruangan Draco.

"Lihat kan!" Hermione menghardik Draco. "Siapa suruh kau tiba-tiba berubah pikiran?" Hermione sebenarnya tidak begitu peduli kemana Draco akan membuang uangnya, hanya saja ia mengubah keputusannya tiba-tiba dan membuat pekerjaannya menumpuk dalam satu malam.

Draco menghela nafasnya. Hermione meletakkan map yang dibawanya dan meletakkannya di depan Draco. "Ini kontraknya." Hermione kemudian berdiri.

"Baca dulu, dan nanti sebelum jam pulang aku akan mengambilnya lagi disini." Hermione berkata lalu keluar.

"Granger!" Draco memanggilnya sebelum Hermione keluar pintu.

"Apa?" Hermione bertanya.

"Apa kau bisa ikut makan siang dengan pemilik perusahaan … ugh, apa namanya? Perusahaan komunikasi dengan nama buah itu?" Draco bertanya, tidak bisa mengingat.

Hermione memutar matanya. "Honestly Draco, kau bahkan tidak bisa mengingat nama perusahaannya tapi ingin berinvestasi disana?"

Draco tertawa pelan, "Instingku kuat Granger, aku yakin perusahaan ini akan membuatku makin kaya beberapa waktu kedepan." Draco berkata.

Hermione menggeleng. "Aku ingin ikut makan siang dengan tim-mu, tapi kau baru saja menyuruhku memperbaharui kontrak dengan Wal-Mart, jadi aku tidak bisa." Hermione lalu pergi dan keluar dari ruangan itu.

Draco melihat Hermione keluar dari ruangannya dan kemudian menyuruh asistennya memberi komando pada timnya untuk bersiap menuju ke California, tempat pusat perusahaan bernama buah itu berada, mereka akan menggunakan Portkey kesana dan kembali sebelum jam tiga waktu London. Sayang sekali Muggleborn favoritnya tidak bisa ikut.

.

Hermione baru selesai memperbaharui kontrak Malfoy Enterprise dengan Wal-Mart saat ia sadar sudah lebih setengah jam dari waktu normal kerjanya. Ia benar-benar butuh tidur yang panjang, dan sudah memutuskan untuk langsung tidur begitu sampai dirumahnya.

Hermione meminta asistennya memberikan salinan kontrak ke bagian keuangan, lalu menuju ke ruangan Malfoy untuk meminta pendapat bosnya itu tentang salinan kontrak Falcons yang diberikannya tadi pagi.

Hermione tidak menemukan Mark, asisten Malfoy di tempatnya, padahal lampu diruangan Malfoy masih menyala, ini artinya… Hermione tertawa pelan.

Ia menerobos masuk ke ruangan Malfoy dengan cepat.

"Oh shit… Granger!" Draco berteriak kencang begitu melihat Hermione di depan pintunya, ia segera menarik bagian intimnya dari perempuan asing yang merunduk di mejanya, berbalik dan menarik celananya.

"Oh, My God Malfoy! Berhentilah melakukan hal menjijikkan di kantor." Hermione kemudian pergi, berusaha menahan tawanya.

Hermione tahu, jika asisten Malfoy tidak ada di tempatnya, hanya ada beberapa kemungkinan, kemungkinan pertama asistennya ke toilet, kemungkinan kedua, asistennya pergi, tidak tahan mendengar boss-nya melakukan hubungan intim dengan wanita tidak di kenal diruangannya.

Dan Hermione Granger dengan senang hati mengganggu mereka, menghancurkan mood, dan menjauhkan Draco Malfoy dari masalah.

Selain mengurusi hal-hal legal yang berhubungan dengan perusahaan, sebagai seorang penasihat hukum Hermione mau tidak mau juga harus mengurusi perilaku-perilaku pribadi Draco Malfoy yang kemungkinan besar akan membawa masalah hukum.

Dan bukan satu kali atau dua kali Draco Malfoy di laporkan pada pihak berwajib atas tuduhan pelecehan seksual. Hermione tahu betul apa pengertian pelecehan seksual, dan tidak ada satupun perempuan yang dilecehkan oleh Malfoy, mereka semua melakukannya dengan sukarela, hanya saja hasil akhirnya tidak pernah sesuai dengan harapan mereka jadi mereka berharap dengan menuntut Draco mereka akan mendapatkan sesuatu.

Sepuluh dari sepuluh perempuan yang tidur dengan Malfoy berharap Malfoy akan jatuh cinta pada mereka dan menjadikan mereka kekasihnya atau istrinya atau semacamnya atau paling tidak memberikan mereka uang dalam jumlah yang besar, padahal Draco hanya mencari perempuan yang bisa menghangatkan kasurnya atau mejanya atau jok belakang mobilnya sementara.

Awalnya Hermione merasa kasihan pada perempuan-perempuan itu, tapi lama-kelamaan Hermione sadar kalau merekalah yang bodoh. Siapa yang tidak tahu tingkah laku Draco, ia selalu menghiasi Prophet dan Witch Weekly dengan perempuan berbeda dan skandal berbeda tiap kalinya, dan itu berarti salah mereka, kenapa masih mau didekati dan mendekati Draco Malfoy?

Tentu saja setelah Hermione menjadi penasihat hukum, merangkap pengacara, merangkap notaris, merangkap asisten tidak ada satupun tuntutan yang menang atas Draco.

Hermione akan berusaha menemui mereka dan menyuruh mereka mundur terlebih dahulu sebelum masuk ke pengadilan, menyuruh mereka mencabut tuntutan mereka dulu, jika bujukannya berhasil biasanya Draco akan memberikan mereka beberapa ribu galleon, tapi jika mereka menolak mencabut tuntutannya maka Hermione akan memastikan perempuan itu tidak mendapatkan apa-apa, satu sickle-pun tidak.

Hermione tertawa pelan dan menuju ke ruangannya, poor Draco Malfoy, ia harus mencari perempuan lain lagi nanti malam. Hermione tertawa dan membereskan barang-barangnya, memakai jacketnya lalu menuju ke saluran floo dan pulang kerumahnya.

Ia akan tidur nyenyak malam ini.

Bodoh.

Untuk apa membohongi dirinya sendiri.

Tidurnya tidak pernah nyenyak semenjak bekerja di Malfoy Enterprise. Apalagi jika ia baru saja menangkap basah Draco dengan perempuan. Jujur ia merasa bahwa mengganggu Draco yang sedang berhubungan intim merupakan hiburan untuknya, melihat ekspresi Draco dan perempuan manapun yang ada disitu benar-benar bisa membuat dirinya tertawa.

Tapi ia bohong jika ia bilang kalau perasaannya tidak sakit. Bagaimana perasaanmu jika menemukan pria yang kau sukai selama hampir dua tahun dengan mudahnya tidur dengan perempuan tergampang yang ada disekitarnya? Perempuan normal mana yang perasaannya tidak terluka?

.

Draco membentur-benturkan kepalanya di mejanya, setelah menyuruh Lizzy atau Lisa atau siapapun perempuan tadi pergi dengan janji akan menghubunginya lagi.

Kenapa Granger harus masuk di saat seperti itu? Kenapa ia dengan bodohnya lagi-lagi tidak mengunci ruangannya? Kenapa asistennya tidak memberitahu Hermione Granger bahwa ia sedang ada tamu? Well, asistennya pasti sudah kabur begitu tahu Draco membawa perempuan keruangannya, itu kebiasaan Mark dan Draco tidak bisa menyalahkannya.

Draco membentur-benturkan kepalanya di mejanya lagi. Kenapa Hermione harus sering sekali masuk dan menghancurkan kegiatan pentingnya?

Draco menghela nafasnya, Granger akan menertawakannya sampai dua atau tiga hari kedepan, jadi ada baiknya Draco menghindari Hermione Granger sampai tiga hari kedepan, berharap Granger akan segera melupakan kejadian barusan dengan cepat.

Kenapa ia selalu lupa mengunci pintu? Kenapa? Kenapa selalu lupa?

Apa mungkin?

Mungkinkah sebenarnya hati kecilnya berharap Granger akan masuk dan menghentikannya seperti biasanya? Apa sebenarnya Draco berharap Hermione menerjang masuk tiba-tiba dan berteriak padanya, menghancurkan moodnya, dan terpaksa menghentikan kegiatannya dan menyuruh perempuan yang ada di depannya pergi? Apa sebenarnya alam bawah sadar Draco menginginkan Hermione menghentikannya? Sehingga ia selalu sengaja-lupa untuk mengunci pintu.

Draco menghela nafasnya.

Ia tahu melakukan hal seperti itu dikantor adalah perbuatan tidak profesional, ia selalu mengklaim dirinya adalah seorang yang profesional, tapi ia tidak bisa menahan dirinya, pasti akan ada seorang perempuan yang dadanya besar dan roknya terlalu pendek menggodanya saat makan siang atau saat sedang minum kopi atau semacamnya, dan bukan salahnya jika Draco Junior bekerja aktif.

Hah… yang benar saja, Draco tidak mungkin sengaja tidak mengunci pintu karena ingin Hermione Granger menghentikannya, ia sengaja tidak mengunci pintu agar Hermione Granger kesal dan tahu akan ada kemungkinan pekerjaan tambahan jika perempuan yang ditidurinya itu menuntutnya, hell, Granger bahkan bisa menjadi saksi bahwa perempuan yang menuntutnya kelak melakukannya dengan sukarela, bukan dipaksa.

Yup, benar, tentu saja, tidak mungkin Draco berharap Hermione menghentikannya, memangnya dia siapa?

Draco melihat kontrak perusahaannya dengan Falmouth Falcons yang diberikan Granger tadi pagi, lalu tersenyum, bloody hell, perempuan itu selalu mengerjakan pekerjaanya dengan baik, bahkan setelah Draco membuatnya lembur dan tiba-tiba harus membuat kontrak baru.

Kenapa Draco Malfoy tiba-tiba memutuskan untuk tidak jadi berinvestasi pada Cannons melainkan pindah ke Falcons?

-Flashback-

Draco dan beberapa anggota tim kerjanya termasuk Hermione Granger duduk di ruangan rapat di kantornya, menunggu perwakilan dari Chudley Cannons datang.

Hermione Granger memberinya ide investasi cemerlang. Hermione meyakinkan dirinya dan juga Lucius bahwa berinvetasi pada Chudley Cannons akan memberikan dampak baik bagi mereka, pertama mayoritas fans-fans Chudley Cannons adalah kalangan menengah kebawah dan half-blood dan muggle-born, jadi jika mereka berinvestasi pada Chudley Cannons sedikit banyak mereka akan mendapatkan respect dari fans-fans Chudley Cannons, baik sekali.

Kedua, Chudley Cannons adalah salah satu tim Quidditch paling tua di Inggris dan mereka hampir bangkrut, sudah beberapa tahun belakangan ini mereka selalu mengakhiri musim di peringkat paling bawah, jadi dengan uang segar Malfoy Enterprise, Chudley Cannons bisa melakukan perbaikan, belanja pemain atau semacamnya, dengan begitu penggemar Quidditch lain yang bukan fans Chudley Cannons akan juga menghargai usaha Malfoy Enterprise untuk menjaga keberlangsungan salah satu tim Quidditch paling tua di Inggris.

Mungkin mereka tidak akan mendapat banyak keuntungan dari Chudley Cannons, tapi mereka akan mendapat banyak respect dari kalangan masyarakat.

Beberapa orang memasuki ruangan, pemilik Chudley Cannons saat ini, pelatih, asisten pelatih, dan beberapa pemain senior, termasuk salah satu mantan Keeper terbaik Hogwarts, Oliver Wood.

Draco bisa melihat Hermione tersenyum lebar melihar Wood, begitu juga sebaliknya, Wood tersenyum tidak kalah lebar begitu melihat Hermione. Penasihat keuangan Draco mengatakan beberapa hal, meminta kejelasan keadaan tim secara finansial, dan menjelaskan apa saja yang mereka inginkan jika jadi berinvestasi di Chudley Cannons.

Draco tidak mendengarkan, hanya memperhatikan Hermione dan Wood yang asik mengobrol satu sama lain, tersenyum dan berbisik satu sama lain.

Sampai asistennya bertanya bagaimana pendapatnya, Draco tidak mendengarkan rapat sama sekali.

"Well, kami akan memikirkannya beberapa waktu." Draco berkilah lalu menutup rapat.

Semua orang berdiri dan meninggalkan ruang rapat.

"Granger? Kau mau kemana?" Draco bertanya saat Hermione berjalan disamping Wood.

"Aku dan Oliver akan makan siang bersama." Hermione berkata lalu pergi, bergandengan tangan dengan Oliver Wood dan pergi menjauh.

"Mr. Malfoy?" Mark asistennya menghampirinya.

"Apa hubungan Granger dan Wood?" tanya Draco tidak sadar.

"Kalau tidak salah mereka sempat menjadi sepasang kekasih." Mark menjawab ringan.

-End of Flashback-

Akhirnya keputusan Draco jelas, ia tidak ingin berinvestasi pada tim lemah yang memiliki Oliver Wood sebagai pemainnya. Karena ia cemburu?

Yang benar saja!

Memangnya Hermione Granger itu siapa?

.

Hermione duduk di bathubnya. Ia menghela nafasnya, meregangkan ototnya yang kaku.

"Hah…" Hermione menghela nafasnya.

Badannya sakit semua, semua. Otot-ototnya tegang, lututnya sakit, telapak kakinya sakit, dan yang paling penting kepalanya sakit. Bekerja di perusahaan Malfoy benar-benar menguras tenaganya.

Secara teknis, sebenarnya Hermione-lah yang menjalankan perusahaan, ia yang melakukan semua pekerjaan yang ada, sementara Draco hanya mesin yang kerjanya hanya tanda tangan dan jabat tangan. Well, ada Theodore Nott, sebenarnya, wakil direktur perusahaan mereka, Theo cukup sering membantunya melakukan beberapa pekerjaan, hanya saja Theo sebentar lagi akan menikah dengan Daphne Greengrass dan ia tidak lagi banyak menghabiskan waktu di kantor.

Tapi ia sadar kalau ini demi mewujudkan mimpinya. Ia hanya tinggal bekerja tiga bulan lagi dan kemudian ia bisa mewujudkan mimpinya. Tiga bulan lagi, dan ia akan berhenti dari perusahaan Malfoy dan melakukan apa yang diinginkannya. Tiga bulan lagi dan ia akan berhenti menderita karena ia menyukai Draco Malfoy.

Setelah tiga bulan, ia tidak perlu lagi menderita karena melihat Draco yang terus-menerus bergonta-ganti pasangan di depan matanya, ia tidak perlu lagi menderita karena Draco hanya menganggapnya sebagai orang yang bisa membawanya keluar dari semua masalah yang ada, ia tidak perlu lagi menderita karena tahu Draco tidak akan pernah punya perasaan padanya.

Hermione menutup matanya, membiarkan air hangat disekitarnya menghilangkan kekakuan ditubuhnya.

Hermione kemudian memikirkan apa yang akan dilakukannya besok dan lusa, hari sabtu ia akan menghabiskan waktu seharian di rumah, bermalasan dikasur dengan Crookshanks, membaca buku yang dibelinya namun belum sempat dibacanya, memesan Pizza dan kemudian tidur lagi sampai hari minggu.

Kemudian hari minggu ia akan pergi ke Burrow , kemudian berangkat bersama ke pertandingan Quidittch, Hermione masih tidak menyukai Quidittch, tapi Quidittch menjadi media untuknya dan teman-temannya menghabiskan waktu bersama. Lagipula Oliver mengundangnya datang ke pertandingan minggu ini. Setelah itu ia akan pulang dan tidur lagi sampai Senin pagi, Senin pagi yang menyebalkan.

Hmm, ibunya beberapa hari yang lalu menghubunginya dan memintanya datang kerumah. Hermione rindu pada kedua orangtuanya, ia sudah hampir dua bulan tidak berkunjung, hanya saja ia tahu jika ia pulang maka kedua orangtuanya akan membicarakan hal yang sama sampai kupingnya merah.

Pernikahan.

Kedua orangtua Hermione, benar-benar ingin Hermione segera menikah, beberapa hari lagi ia genap berumur 26 tahun, dan kedua orangtuanya merasa kalau Hermione sudah seharusnya segera menikah dan memberikan mereka cucu. Haha. Bagaimana caranya ia menikah dan memberikan kedua orangtuanya cucu jika pacar saja ia tidak punya.

Bukannya Hermione tidak mau menikah. Tentu saja ia ingin menikah, ia ingin menggunakan gaun putih panjang yang indah berjalan ke altar dengan ayahnya, menjadi pengantin perempuan yang melempar bunga, kemudian tinggal di rumah sederhana yang memiliki halaman kecil di depannya, kemudian punya anak dan mengantar anaknya ke Hogwarts.

Hermione menginginkan semua itu.

Tapi itu bukan alasan yang tepat untuk menikah.

Hermione tidak ingin menikah hanya karena ia kesepian, ia ingin menikah karena cinta. Ia ingin menikah dengan pria yang dicintainya dan juga mencintainya. Dan ia belum menemukannya.

Well, secara teknis Hermione mencintai seorang pria, tapi pria itu tidak mencintainya, dan kemungkinan mereka menikah mungkin lebih kecil dari kemungkinan Voldemort kembali hidup.

Yang berarti tidak mungkin.

Hermione menghela nafasnya.

.

Hermione baru akan memesan Pizza untuk makan malamnya saat tiba-tiba seekor burung hantu datang dan meletakkan dua surat di tempat suratnya di dekat jendela.

Hermione cepat-cepat memesan Pizza-nya lalu melihat surat apa yang ada disana. Surat pertama adalah undangan pesta keluarga Malfoy yang akan diadakan besok. Hermione menghela nafasnya.

Hermione jarang sekali mendatangi pesta yang diadakan keluarga Malfoy, biasanya ia hanya datang pada pesta yang berhubungan dengan perusahaan dan tidak mendatangi pesta pribadi mereka.

Hermione membaca isi undangan itu dan kemudian kakinya lemas.

Pesta pertunangan Draco Malfoy dengan Pansy Parkinson.

Hermione menutup matanya, meletakkan tangannya ditembok, berusaha menemukan keseimbangannya.

Hermione meletakkan undangan itu di meja kemudian membuka surat yang satunya.

Hermione,

Hermione bagaimana kabarmu? Kita sudah lama tidak bertemu, kau pasti sangat sibuk mengurusi perusahaan dan mengurusi Draco.

Hermione datanglah besok, datanglah, aku sudah lama tidak bertemu denganmu, ada beberapa hal yang ingin kubicarakan.

Jangan lupa datang.

Narcissa Malfoy.

Hermione menghela nafasnya. Bagaimana bisa ia tidak datang padahal Narcissa Malfoy sudah mengundangnya. Hermione menghela nafasnya lagi. Ia benar-benar tidak ingin datang, ia tidak ingin melihat Draco bertunangan dengan seorang perempuan dan hanya berdiri menyaksikannya.

Ugh.

Kepalanya sakit.

.

Draco tidak tahu apa yang terjadi, bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin Lucius tiba-tiba memutuskan bahwa besok ia akan bertunangan dengan Parkinson. Ia tahu Lucius mungkin menjadi sedikit gila setelah mengikuti Voldemort, tapi ia tidak tahu kalau otak pria itu bergeser terlalu jauh.

Draco merasa ia terlalu muda untuk menikah, ia masih ingin menghabiskan masa mudanya, dan demi Merlin ia sama sekali tidak menyukai Pansy.

Draco tahu ia terlihat seperti pria brengsek kelas satu dari luar, tapi ia juga ingin menikah dengan perempuan yang dicintainya dan memiliki keluarga seperti orang normal, ia ingin punya rumah sederhana dengan dua atau tiga anak, pergi liburan bersama, menghias pohon natal bersama, melihat anaknya pergi ke Hogwarts dan sesekali tidur bersama seluruh anggota keluarganya di kasur yang besar dengan satu selimut dan saling menghangatkan satu sama lain saat diluar sedang hujan salju.

Draco menghela nafasnya, jika Theo dan Blaise mendengar pemikirannya barusan ia pasti dianggap gila, kalau Granger mendengarnya perempuan itu juga pasti menertawainya.

Apa ia harus mendobrak rumah Theo sekarang juga dan meminta bantuannya? Atau Granger? Um, dimana perempuan itu tinggal, ia bisa menjadikan hal ini sebagai alasan untuk datang kerumahnya.

Draco tersenyum. Ia mengambil mantelnya lalu berjalan menuju pintu kamarnya.

Tidak bisa dibuka.

Draco mengeluarkan tongkatnya, menggumamkan alohomora tapi juga tidak terbuka, ia kemudian menghabiskan beberapa waktu untuk membuka pintu itu dengan semua mantra yang diketahuinya, terakhir ia bahkan menggunakan bombarda. Tapi tidak terjadi apa-apa.

"Berhentilah mencoba Draco. Kau harus berada dikamarmu sampai pesta pertunanganmu besok. Apa kau pikir aku tidak mempertimbangkan hal ini?" Lucius berseru dari luar dengan senyuman penuh kemenangan.

"Shit." Draco bergumam pelan, ia berpikir sebentar. "Lucius, buka pintunya aku harus ke toilet."

"Kau pikir aku bodoh?" Lucius menendang pintu kamar Draco keras. "Dikamarmu ada kamar mandi."

Draco menggeleng. "Aku harus mengambil beberapa berkas yang tertinggal dikantor." Draco mencoba lagi.

"Hah… Jangan bercanda! Kau bahkan tidak pernah membaca berkas-berkas itu saat di kantor, kenapa tiba-tiba harus membawanya pulang." Lucius berkata lagi.

"Sudahlah Draco! Diamlah saja disana dan tunggu sampai besok malam." Lucius kemudian pergi menuju ke kamarnya sambil senyum-senyum sendiri.

"Draco mencoba melarikan diri?" Narcissa bertanya begitu suaminya memasuki kamar mereka.

"Menurutmu?" Lucius bertanya balik dan melepaskan mantelnya lalu duduk dikasur mereka.

"Apakah kita tidak terlalu jahat melakukan ini padanya?" Narcissa bertanya sambil menyisir rambutnya.

"Kita harus bertindak tegas sebelum semuanya terlambat." Lucius berkata lagi.

Narcissa mengangguk.

-Flashback-

"Cissy, aku tidak yakin mau masuk kedalam, kau sajalah." Lucius berseru.

"Kita harus masuk berdua. Ayolah cepat." Narcissa menarik suaminya masuk kedalam ruangan yang ditutupi tirai merah besar itu.

Lucius menghela nafasnya. Ia sebenarnya tidak mau ikut kesini, pria waras mana yang datang ke tempat seorang peramal.

"Sheer Orpington." Narcissa berseru.

"Oh.. Mrs Malfoy." Seorang perempuan dengan pakaian yang tidak kalah nyentrik oleh Prof. Trelawney duduk ditengah ruangan yang redup itu.

Narcissa kemudian menarik Lucius dan duduk di kursi yang berada di tengah ruangan, berhadapan langsung dengan Sheer Orpington dan bola kristalnya.

"Apa yang bisa kubantu Mrs Malfoy, Mr Malfoy." Sheer Orpington berseru dengan nadanya yang khas.

"Well, kami ingin tahu tentang anak laki-laki kami." Narcissa memulai.

Lucius memutar matanya. Awalnya ia tidak percaya sama sekali dengan Sheer Orpington, awalnya ia hanya merasa kalau Sheer Orpington hanya orang yang berhasil menguras uangnya lewat istrinya, tapi ia kemudian salah.

Suatu hari Narcissa pulang membawa kabar bahwa Lucius harus membuat investasi pada toko ramuan kecil di ujung jalan perbatasan Knockturn Alley dan Diagon Alley.

Lucius akhirnya memutuskan untuk melakukannya, ia akan menghabiskan beberapa ratus ribu Galleon disana, kemudian membuktikan kalau prediksi Sheer Orpington salah, kemudian dengan alasan kerugiannya ia akan memaksa Narcissa untuk berhenti mendatangi Sheer Orpington.

Ia tidak tahu ia harus marah atau senang setelah itu. Investasinya berhasil. Ternyata saat itu anak pemilik toko itu baru saja lulus Hogwarts dan merupakan orang yang cakap dalam ramuan dan memiliki visi yang bagus sekali ia punya rencana hebat untuk mengembangankan toko mereka. Dan dalam waktu satu tahun, toko mereka, bekerjasama dengan Malfoy Enterprise berhasil menjadi toko dengan cabang paling banyak diseluruh dunia sihir di Inggris dan sekitarnya, dan keuntungan yang didapat mereka berlipat-lipat.

Toko ramuan itu menjadi toko yang paling mudah ditemui di jalan-jalan di dunia sihir, semua penyihir dengan mudahnya mendapatkan suplai ramuan jadi dan bahan ramuan mereka tanpa harus bersusah payah.

Setelah itu ia mau tidak mau selalu mendengarkan apa kabar yang dibawa Narcissa ke Manor, jika Sheer Orpington menyuruhnya berinvestasi di suatu toko atau perusahaan maka ia akan melakukannya, jika Sheer Orpington menyuruhnya melepas atau menutup satu anak perusahaan maka ia akan melakukannya. Dan Lucius selalu untung besar. Selalu.

Begitu juga saat Sheer Orpington menyuruhnya merekrut Hermione Granger. Tapi tetap saja, sebenar apapun prediksi Sheer Orpington, Lucius tetap merasa tidak nyaman.

"Apa hal yang ingin kau ketahui?" Sheer Orpington bertanya

"Kami ingin tahu tentang masalah percintaan Draco." Narcissa berkata.

"Well, Let See…" Sheer Orpington meletakkan kedua tangannya di bola kristalnya.

Lucius memperhatikannya lekat-lekat, ia ingin tahu apa yang akan dikatakan Sheer Orpington.

Tiba-tiba sekujur tubuh Sheer Orpington bergetar hebat, bagian hitam matanya menghilang ke atas dan kemudian ia seperti tersengat listrik dan kemudian ekspresinya kembali seperti semula.

"Bagaimana Sheer Orpington?" Narcissa bertanya, tidak seperti Lucius yang kaget melihat Sheer Orpington mendapatkan pengelihatannya, Narcissa sudah terbiasa dengan hal seperti ini.

Sheer Orpington menarik nafasnya panjang. "Aku tidak yakin bagaimana menyampaikan hal ini pada anda." Sheer Orpington bingung. Ia tahu siapa keluarga Malfoy dan bagaimana pandangan politik mereka. Ia tidak yakin bisa begitu saja memberitahu apa yang baru saja dilihatnya.

"Ada apa?" Lucius bertanya tidak sabar. "Apa yang baru saja Sheer Orpington lihat?" Lucius bertanya.

"Aku akan memberitahu kalian, tapi berjanjilah akan menanggapi hal ini dengan bijaksana." Sheer Orpington mencoba, ia tidak ingin membuat perempuan yang dilihatnya tadi di visinya berada di dalam keadaan bahaya karenanya.

Narcissa dan Lucius mengangguk penuh antusias lalu menarik kursi mereka lebih dekat.

"Perempuan yang kulihat, ia bukan seorang darah-murni." Sheer Orpington berseru pelan.

"Bukan darah-murni?" Lucius bertanya dengan nada tinggi.

"Perempuan?" Narcissa juga bertanya dengan nada serupa. Hanya saja Narcissa lebih fokus kepada kata perempuan sementara Lucius pada kemurnian darah.

"Apa ia seorang darah-campuran?" Lucius bertanya lagi.

Sheer Orpington menggeleng.

"Siapa perempuan ini?" Narcissa bertanya, ia benar-benar penasaran dengan siapapun yang akan menjadi pasangan anaknya kelak.

Sheer Orpington tidak yakin apa ia harus memberitahu siapa perempuan yang dilihatnya sebagai pasangan Draco Malfoy. Well, ini memang pekerjaannya, ia mencari uang dari sini, tapi ia tidak yakin apa ia bisa membahayakan penyelamat dunia sihir hanya demi uang.

Ia takut perempuan ini akan dilukai oleh Lucius atau semacamnya, ia tidak ingin mengambil risiko.

"Ia seorang kelahiran Muggle." Sheer Orpington bicara, ia bisa melihat ekspresi wajah Lucius yang menjadi keras. "Tapi sepertinya aku tidak bisa memberikan identitasnya pada kalian." Sheer Orpington memberitahu. "Karena sepertinya kalian mungkin akan membahayakannya."

Narcissa menghela nafasnya, ia langsung melihat ke arah Lucius dan mengerti apa maksud Sheer Orpington.

" Sheer Orpington, aku dan suamiku pulang dulu." Narcissa dengan cepat menarik suaminya keluar dan mereka pulang.

"Apa kau berencana melakukan sesuatu yang buruk pada perempuan ini, siapapun dia? Hanya karena ia kelahiran Muggle?" Narcissa bertanya.

Ekspresi wajah Lucius tidak bisa dibaca. Sepertinya ia sedang berpikir keras.

"Lucius, kau tidak bisa melakukan ini, jika memang perempuan ini adalah jodoh Draco, maka kita harus bisa menerimanya." Narcissa berseru. "Apa kau mau Draco terjebak dalam pernikahan yang tidak bahagia sepanjang sisa hidupnya?" Narcissa bertanya, tidak ingin Draco berakhir sepertinya dan Lucius.

"Apa tidak cukup kita membuat masa remajanya menderita? Apa tidak cukup kita membuatnya berada dalam bahaya selama ini? Apa kau mau menghilangkan kemungkinan Draco untuk memiliki cinta sejati?" Narcissa bertanya, berkaca-kaca.

"Tapi perempuan ini seorang kelahiran Muggle. aku tidak bisa membiarkannya begitu saja, kalau ini dibiarkan, kalau Draco akhirnya menikah dengan seorang kelahiran Muggle, maka keturunan darah-murni Malfoy akan berakhir." Lucius berseru.

Narcissa menghela nafasnya, ia melihat suaminya dengan mata yang berkaca-kaca. "Di saat-saat seperti ini aku benar-benar berharap kau pergi saja dengan Mastermu." Narcissa kemudian pergi.

Lucius memegangi kepalanya yang sakit. Masalah ini membut kepalanya sakit, dan kata-kata Narcissa membuat hatinya sakit.

Dua hari kemudian Lucius akhirnya membuat keputusan, ia akan membiarkan Draco dan cinta sejatinya itu, meskipun perempuan itu seorang Muggleborn, setidaknya, sekali ini ia ingin anaknya bahagia. Dan Narcissa benar, ia tidak ingin melihat anaknya terjebak dalam pernikahan yang tidak bahagia sepanjang sisa hidupnya.

Maka ia mengajak Narcissa kembali ke tempat Sheer Orpington.

"Kami ingin tahu siapa perempuan itu." Narcissa berkata. "Dan kami menjamin bahwa ia tidak akan berada dalam bahaya karena kami." Narcissa tersenyum, melirik Lucius pelan.

Sheer Orpington tersenyum, ia akan tahu apa yang terjadi pada Lucius setelah ini, mungkin beberapa hari lagi saat Narcissa datang sendirian Narcissa akan memberitahu apa yang menyebabkan Lucius Malfoy berubah pikiran. Selama ini, ia dan Narcissa menjadi tumbuh menjadi teman dekat, setelah dua tiga kali kunjungan Narcissa dan Sheer Orpington menemukan kalau mereka berdua sangat cocok sama lain.

"Well, baiklah, aku percaya pada kalian berdua, aku akan memberitahu identitas perempuan ini, dan semoga kalian bisa menggunakannya dengan bijaksana." Sheer Orpington berkata.

Lucius dan Narcissa mengangguk antusias.

"Hermione, Hermione Granger."

-End of Flashback-

Semenjak itu, Narcissa dan Lucius giat sekali mendekati Hermione Granger dan berusaha mendekatkan Hermione dengan Draco. Tapi hasilnya nihil. Nihil, benar-benar Nihil.

Hermione benar-benar fokus pada pekerjaannya, ia bahkan tidak berkencan dengan pria lainnya, hanya berkencan dengan pekerjaannya dan kucingnya, tidak lebih dan tidak kurang.

Begitu juga Draco, berkencan dengan hampir semua perempuan yang bisa ditemuinya, tapi tidak Hermione Granger. Blaise sekali bercanda, jika kursi diruangannya di pasangi bikini maka mungkin Draco akan mengencaninya.

Lucius mulai ragu apakah prediksi Sheer Orpington benar. Akhirnya dengan bantuan Theo dan Sheer Orpington sendiri, Lucius dan Narcissa menjalankan rencana terakhir mereka.

Menurut Sheer Orpington, jika sampai akhir tahun ini Draco dan Hermione tidak juga bersatu, maka mereka tidak akan pernah bersatu selamanya, Narcissa hampir terkena serangan jantung karena perkataan itu, itu artinya Draco tidak akan pernah menikah sampai selamanya, tidak bisa hidup normal dan bahagia, dan tidak akan bisa memberikannya cucu.

Sekarang sudah bulan September, dan mereka tidak punya banyak waktu sampai tahun ini berakhir.

.

Draco merebahkan diri dikasurnya, ia sedang memikirkan cara bagaimana untuk kabur dari Manor. Bagaimana caranya agar ia bisa membatalkan pertunangannya dengan Pansy.

Sepertinya pilihannya hanya satu. Ia akan melarikan diri beberapa saat sebelum acara dimulai, ia pasti akan dikeluarkan dari kamarnya sebelum acara dimulai, dan hanya itu satu-satunya celah untuknya agar bisa melarikan diri.

Ia kemungkinan tetap tidak bisa ber-dissaparating dari dalam Manor ataupun bagian halaman Manor. Jadi ia harus berlari dengan cepat keluar dari gerbang depan Malfoy Manor kemudian kabur.

Draco mengangguk-angguk, merasa rencananya sangat bagus dan sempurna. Ia kemudian memutuskan untuk tidur.

.

Hermione tidak bisa tidur. Ia benar-benar tidak mau datang dan menghadiri pertunangan Draco Malfoy, ia takut ia akan melakukan sesuatu yang bodoh untuk membatalkan pernikahan pria bodoh itu.

Hermione menghela nafasnya, ia berusaha menutup matanya, menarik selimutnya menutupi wajahnya, berbalik ke kanan dan ke kiri, dan tetap tidak bisa tidur.

Apa ia harus mengirim surat pada Narcissa dan memberitahu kalau ia tidak enak badan? Tapi Narcissa bahkan mengiriminya surat pribadi dan memintanya datang, akan sangat tidak sopan jika ia tidak datang.

"ARRRGGGGHHHHHH!" Hermione berteriak kesal. Ia bangkit dari kasurnya kemudian menuju ke lemari obatnya dan mengambil satu pil obat tidur. Peduli setan.

Keesokan harinya Hermione hanya mondar-mandir sepanjang hari di flat-nya, rencananya untuk membaca buku sambil bermalas-malasan hanya tinggal wacana.

Apa ia harus berangkat atau tinggal dan pura-pura sakit? Hanya itu yang ada dipikirannya.

Akhirnya pukul tiga sore, Hermione memutuskan ia akan datang, ia akan datang ke pesta pertunangan Draco Malfoy dan Pansy Parkinson, mendengarkan apa yang ingin dibicarakan Narcissa kemudian izin pulang lebih cepat.

Iya betul, Hermione akan langsung pulang. Tidak masalah.

Hermione dengan cepat kemudian menuju ke kamarnya, ia dengan cepat merapikan kasurnya, kemudian berlari ke dapur dan memberi makan Crookshanks kemudian kembali ke kamarnya dan membuka lemarinya.

Hermione menghela nafasnya. Ia kemudian berjalan cepat ke saluran floo-nya dan menghubungi Ginny Potter.

.

Draco sudah selesai bersiap-siap, ia dan hanya tinggal tunggu waktu saat beberapa peri rumah menjemputnya dan mengantarnya ke ballroom Malfoy Manor.

Ia akan melaksanakan rencananya dengan cepat, ia akan berjalan dengan peri rumah sampai dekat pintu keluar, kemudian dengan cepat lari keluar.

Draco berjalan ke dekat jendelanya. Ada yang aneh kenapa tidak ada seorangpun diluar? Tidak ada kereta kuda sama sekali, tidak ada mobil juga, dan anehnya tidak ada hiasan-hiasan sama sekali di halaman depan mereka, biasanya jika keluarga Malfoy mengadakan pesta maka cahaya lampu-lampu yang dipasang di halaman mereka bisa terlihat sampai berkilo-kilo meter jauhnya.

Draco mengangkat alisnya, ada yang aneh, apa terjadi sesuatu?

Tidak lama pintunya diketok. "Draco, keluarlah." Draco mendengar suara ibunya dari depan pintunya.

Sial. Kenapa ibunya yang berada disana? Kenapa ibunya yang datang dan menjemputnya. Draco melipat kedua tangannya di depan dadanya kemudian mengetuk-ngetukkan sepatunya kelantai.

"Draco, cepatlah." Narcissa berseru. Draco menghela nafasnya kemudian beranjak ke arah pintu.

"Aku sudah siap, bukalah pintunya Mother." Draco berseru.

Narcissa menggumamkan beberapa mantra dan tidak lama pintu kamar Draco terbuka.

Narcissa dengan cepat memeggang tangan Draco dan menyeretnya pergi.

Draco benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya, ia berusaha tetap tenang dan akan tetap berusaha melarikan diri saat posisinya melewati pintu depan.

"Mother, kenapa sepi sekali? Apa belum ada yang datang?" Draco bertanya.

"Beberapa orang sudah datang." Narcissa berbohong.

"Kenapa halaman tidak dihias?" Draco bertanya lagi.

"Beberapa peri rumah belum selesai mengerjakannya, sebentar lagi." Narcissa mengelak, ia mempererat genggamannya pada pergelangan tangan Draco dan bergerak lebih cepat.

Draco dan Narcissa sudah sampai di depan ruang utama, mereka akan segera melewati pintu depan kemudian akan sampai di Ballroom, Draco baru akan melepaskan genggaman ibunya dan berlari saat ia melihat siluet perempuan yang dikenalnya.

"Ayolah, cepat tamu kita sudah menunggu." Narcissa berseru.

Entah kenapa rencana Draco untuk melarikan diri seketika runtuh. Ia merasa sepertinya ia harus masuk ke Ballroom itu. Maka Draco dengan wajah kosong mengikuti ibunya. Mereka kemudian masuk ke dalam.

Ballroom itu kosong, tidak ada orang selain Hermione dan Lucius yang sedang mengobrol satu sama lain.

"Ah, Draco kau sudah datang." Lucius kemudian dengan cepat berjalan ke arah pintu keluar dan Narcissa menariknya cepat keluar, mereka berdua kemudian menutup pintu dengan cepat.

"Mother, Lucius, apa yang kalian lakukan?" Draco dengan cepat menyadari apa yang terjadi. Ia seketika menggedor-gedor pintu besar yang sudah tertutup di depannya.

Ia tidak mendengar suara kedua orangtuanya.

"Granger, apa yang kau lakukan, ayo cepat bantu aku membuka pintu ini." Draco berseru.

Hermione yang masih bengong langsung bergerak dan mengeluarkan tongkatnya, ia kemudian menggumamkan semua mantra yang ia ketahui untuk membuka pintu tapi tidak ada gunanya. Ia bahkan menggunakan bombarda dan reducto tapi tidak ada manfaatnya.

Draco juga begitu, mereka berdua menggumamkan semua mantra yang mereka ketahui dan tidak ada manfaatnya. Hermione melepas heelsnya kemudian mundur beberapa langkah

"Malfoy, sebaiknya kau mundur." Hermione berkata.

Ia mulai menggumamkan mantra-mantra yang belum pernah didengar Draco sebelumnya. Mantra pertama membuat api berwarna merah muncul dan membakar seluruh bagian pintu tapi kemudian api itu menghilang. Kemudian mantra-mantra lainnya mulai bermunculan menghasilkan ledakan-ledakan besar yang belum pernah dilihat Draco sebelumnya, hanya saja tetap tidak ada efeknya pada pintu itu.

"Granger, berhentilah." Draco bergumam.

Ledakan terdengar lagi.

"Granger." Draco berseru lagi.

Hermione mengeluarkan mantra lainnya.

"Hermione, berhentilah, tidak ada gunanya." Draco berseru keras.

Hermione menurunkan tongkatnya, nafasnya terengah-engah.

"Kenapa kau ada disini?" Draco bertanya.

"Kenapa? Aku diundang ibumu! Narcissa bilang kau akan bertunangan dengan Pansy Parkinson dan dia memintaku datang! Menurutmu apa lagi?" Hermione berteriak kesal. "Kenapa kau ada disini? Dan kenapa tidak ada orang?"

"Sepertinya tidak ada pertunangan." Draco menjawab.

"Apa maksudmu?" Hermione bertanya tidak mengerti.

"Apa kau lihat di depan? Tidak ada hiasan sama sekali! TIdak ada tamu juga yang datang selain kau! Menurutmu?" Draco menjawab ketus.

"Lalu kenapa kedua orangtuamu mengunci kita disini?" Hermione bertanya.

"Entahlah." Draco mengangkat bahunya.

Ia kemudian menyadari Hermione Granger yang berdiri di depannya. Hermione menggunakan gaun berwarna merah panjang dengan punggung yang terbuka, gaunnya menyapu lantai dengan belahan tinggi di kaki kanannya yang menunjukkan kakinya yang panjang dan bagus.

"Kau terlihat cantik." Draco bergumam pelan.

"Apa?" Hermione tidak mendengar Draco, ia sedang panik, bingung bagaimana keluar dari ruangan itu.

"Tidak."

"Ugh, bicara saja tidak jelas!" Hermione bergumam kesal. "Sekarang apa yang harus kita lakukan? Bagaimana caranya keluar dari sini? Malfoy! ini kan rumahmu! Lakukan sesuatu!" Hermione kesal.

"Kau pikir jika aku tahu bagaimana cara keluar dari sini aku masih ada disini?" Draco menjawab kesal.

"Ugh." Hermione berjalan ke pojok ruangan, dimana ada beberapa kursi disana. "Sial, apa yang harus kulakukan!" Hermione bergumam sendiri. "Ah… Malfoy! aku akan mengirimkan patronus pada Harry, ia pasti akan segera datang dan mengeluarkan kita dari sini." Hermione bergumam.

"Betul! Kalau begitu kirimkan patronus-mu cepat!" Draco yang juga sudah duduk di ujung ruangan lainnya hanya duduk sambil melipat kakinya.

Hermione kemudian mengirimkan patronusnya dengan pesan bahwa ia terkurung di ruangan di Malfoy Manor dan meminta Harry datang menolongnya.

"Baiklah, sekarang kita tinggal tunggu Harry datang." Hermione berkata pelan. Ia kemudian mengambil sepatunya yang ada di tengah ruangan dan membawanya ke pojok tempatnya duduk tadi.

"Hah." Hermione menghela nafasnya. Ia duduk dan menutup matanya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Mrs dan Mr Malfoy mengurungnya disini bersama Draco Malfoy. Ia yakin undangan pertunangan yang diterimanya asli, tapi kenapa tidak ada tamu undangan lain disini? Kenapa tidak ada tanda-tanda bahwa akan diadakan pesta disini? Kenapa Draco juga sepertinya sama tidak tahunya dengan dirinya?

Ugh, terlalu banyak kenapa.

Dimana Harry? Kenapa Harry belum juga datang.

"Argghhhh…" Hermione bergumam kesal.

"Kenapa Granger?" Draco bertanya sambil tertawa. "Jangan biarkan kepalamu meledak karena memikirkan hal ini!" Draco menggoda Hermione.

"Bagaimana kau bisa tenang? Kenapa kedua orangtuamu mengurung kita disini?" Hermione bertanya.

"Entahlah." Draco mengangkat bahunya. Ia memperhatikan Hermione yang benar-benar terlihat cantik malam ini, rambutnya yang biasanya hanya dikuncir satu sekarang ditata rapih dan membuatnya terlihat seperti putri.

Hermione menghela nafasnya.

.

"Apa menurut anda ini akan berhasil?" Harry bertanya pada Lucius dan Narcissa.

"Berharap saja mereka tidak saling membunuh satu sama lain di dalam." Theo menjawab.

Harry, Ginny, Theo, Narcissa dan Lucius berada di ruang teh Malfoy Manor, mereka berharap setelah malam ini Hermione dan Draco akan bersatu

"Aku tidak yakin ini akan berhasil." Lucius mengutarakan pendapatnya.

"Lucius, berhentilah pesimis." Narcissa berseru. "Lagipula apa kau punya rencana lain lagi?" Narcissa bertanya pada suaminya.

Lucius diam. Mereka semua sudah melakukan banyak hal selama setahun belakangan ini. Mereka melakukan banyak hal untuk mempersatukan Hermione dan Draco, tapi hasilnya nihil.

Mulai dari mengirim keduanya berkali-kali untuk perjalanan bisnis hanya berdua, membuat mereka berdua lembur berdua bermalam-malam, dan hasilnya nihil, Theo bahkan bersumpah pernah memberikan Amortentia pada keduanya, tapi hasilnya nihil.

"Aku takut mereka saling melukai di dalam." Ginny berseru.

"Tidak, mereka berdua tidak mungkin saling melukai satu sama lain, mungkin mereka akan bertengkar atau semacamnya, tapi tidak mungkin saling melukai." Narcissa berseru.

"Kuharap anda benar." Harry bergumam.

.

Keesokan paginya, Narcissa dan Lucius Malfoy, membuka ruangan dimana Hermione dan Draco mereka kunci semalaman.

Sebagai orangtua mereka berharap keduanya baik-baik saja, berharap mereka sudah menyelesaikan masalah mereka dan sudah memproklamasikan perasaan mereka satu sama lain, tapi sisi pervert mereka berharap menemukan Hermione dan Draco dalam posisi tertentu, let say posisi yang bisa membawa cucu mereka kedunia ini.

Lucius perlahan membuka pintu dan melihat ke dalam, yang ia temukan sungguh diluar dugaan. Lucius dan Narcissa sebenarnya sudah mempersiapkan diri mereka untuk hal yang paling buruk, mereka bahkan sudah siap di serang begitu pintu dibuka –jika memang rencana mereka gagal- tapi yang mereka berdua temukan sungguh diluar dugaan.

Hermione dan Draco duduk di lantai, bersender di pojok ruangan. Hermione tertidur lelap, kepalanya bersandar di bahu Draco yang juga sama lelapnya, Draco sudah tidak memakai dasinya, dan jasnya dipakai Hermione.

Narcissa tersenyum.

"Ehm…ehm…" Lucius membersihkan tenggorokkannya, berusaha membangunkan mereka berdua secara halus.

Draco terbangun duluan, Narcissa tersenyum lagi, dari kecil Draco memang tipe orang yang tidak pernah tidur lelap.

Draco melihat ke sekelilingnya, ia kemudian menyadari ada dimana, ia melihat kepala Hermione yang ada di bahunya, ia baru akan tersenyum saat menyadari kalau kedua orangtuanya –kedua orang yang sama dengan orang yang mengurung mereka semalaman disini- memperhatikan mereka berdua.

Maka Draco dengan cepat menggerakan bahunya dan membuat kepala Hermione terpental.

"Arghhh…" Hermione mengerang.

"Astaga Draco!" Narcissa berjalan dengan cepat mendekat ke arah Hermione, ugh, leher anak itu pasti sakit. "Draco, kenapa kau jahat sekali? Leher Hermione pasti sakit." Narcissa berjongkok dan memegangi kepala Hermione.

"Hermione, kau tidak apa-apa?" Narcissa bertanya pelan.

Hermione yang kepalanya masih miring, mendesah kesakitan. "Ugh, Mrs Malfoy, sepertinya aku tidak bisa menggerakkan leherku."

"DRACO! LIHAT APA YANG KAU LAKUKAN!" Narcissa berteriak marah.

"Hermione, aku akan membantumu, apa kau bisa berdiri?" Narcissa bertanya panik.

"Well…" Hermione berseru, ia bangkit berdiri dibantu oleh Narcissa yang kemudian membantunya keluar ruangan. Draco memperhatikan Hermione lekat, ia kuatir, apa baru saja ia membuat leher perempuan itu terkilir? Kenapa ia bisa begitu bodoh?

"Good job son, bukannya membangunkannya baik-baik kau malah membuat lehernya terkilir." Kata Lucius sarkas.

"Lucius, sebenarnya apa yang kau dan Mother rencanakan?" Draco bangkit berdiri.

Lucius menghela nafasnya, ia menggeleng kemudian keluar ruangan.

.

"Mrs. Malfoy, ada apa sebenarnya?" Hermione bertanya. Ia berada di ruangan pribadi Narcissa dan mereka sedang menunggu Healer pribadi keluarga Malfoy untuk datang dan membantu Hermione dan lehernya.

Narcissa bingung bagaimana menjawab Hermione. Ia tidak bisa begitu saja memberitahu Hermione : Hermione, aku ingin kau dan Draco segera memberiku cucu.

"Hermione, sudah berapa kali kukatakan, panggil aku Narcissa." Narcissa berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia kemudian menghela nafasnya, tahu tidak terjadi apa-apa pada mereka tadi malam.

.

Narcissa baru saja memberi kabar pada Ginny Potter kalau rencana mereka tidak berhasil. Kepalanya sakit, apa yang harus ia lakukan sekarang, jika sampai akhir tahun Hermione dan Draco tidak juga bersatu maka mereka tidak akan pernah bersatu.

"Lucius, kita harus memikirkan rencana lain." Narcissa memberitahu suaminya.

"Pikiranku sudah buntu." Lucius menjawab sambil meminum tehnya.

Narcissa menghela nafasnya.

"Apa kita seharusnya mengurung mereka lebih lama? Dua hari? Tiga hari?" Narcissa bertanya.

Lucius menggeleng. "Seminggu-pun mereka dikurung tidak akan ada hasilnya."

"Ah…Lucius, apa yang harus kita lakukan?" Narcissa berseru putus asa.

.

Draco baru akan menyapa kedua orangtuanya dan sekaligus pamit, ia akan mampir ke rumah Blaise dan mereka akan menonton pertandingan Quidittch bersama saat ia kemudian tidak sengaja mendengar pembicaraan ibu dan ayahnya.

Apa maksud mereka? Kenapa mereka dengan sengaja mengurungnya dan Granger semalaman, apa mereka merencanakan sesuatu? Ada apa sebenarnya?

Draco mundur dan tidak jadi masuk ke ruangan dimana kedua orangtuanya berada, sebaiknya ia pergi. Maka Draco langsung pergi menuju ke rumah Blaise.

"Bisa kau percaya itu? Mereka mengurungku dengan Granger semalaman, apa menurutmu mereka masih waras?" Draco bercerita sambil berjalan menuju tempat duduk VIP dimana mereka biasa duduk.

"Lalu apa yang kau dan Hermione lakukan semalaman?" Blaise bertanya. "Jika aku jadi kau, aku pasti sudah melakukan semua fantasi-fantasiku dengannya. Ugh, sial, apa kau lihat bokongnya saat ia menggunakan rok ketatnya yang berwarna abu-abu itu? Ugh.. Malfoy kau beruntung sekali bisa bekerja dengan wanita itu setiap hari."

Draco memukul kepala Blaise. Draco tidak sadar apa yang dilakukannya, kenapa ia memukul Blaise? Draco melihat tangannya yang baru saja memukul kepala Blaise.

"Shit, Draco! Kenapa kau memukulku?" Blaise bertanya, mengelus-elus kepalanya yang sakit sekali.

Draco masih menatapi tangannya sendiri. "Tanganku bergerak sendiri Blaise!" Draco berbisik tidak percaya.

"Jangan bercanda!" Blaise berteriak. "Kalau kau tidak suka aku membicarakan bokong Granger katakan saja! Tidak perlu sampai memukul kepalaku segala!"

"Bokong siapa yang kalian bicarakan?" Theo bertanya. Entah muncul darimana.

Blaise menggeleng. Ia kemudian menarik Theo mendekat dan mereka segera berjalan menuju tempat duduk mereka dan meninggalkan Draco yang masih menatapi tangannya seperti orang gila.

.

Ginny dan Hermione duduk bersama di box VIP, mereka berdua menonton pertandingan Cannons dan Falcons. Ginny datang karena ia memang menyukai Quidittch, sebentar lagi Harry, Ron, juga George akan datang dan mereka akan makan malam bersama setelah pertandingan selesai.

Ginny dengan teropongnya sedang memantau seisi stadion.

"Hermione! Ada Malfoy disana." Ginny berseru, menunjuk ke arah box VIP disebrang mereka.

Hermione melirik garang kearah Draco dan teman-temannya berada, ia bisa melihat mereka tertawa-tawa. Hermione teringat sesuatu.

"Ginny, sabtu malam Harry dimana? Apa kau bersamanya?" Hermione bertanya.

"Iya, aku dan Harry dirumah, ada apa memangnya?" Ginny memberitahu. Well, ia dan Harry sempat mampir ke Malfoy Manor sebentar tapi mereka lebih banyak dirumah.

"Apa kau tidak melihat Patronus yang kukirimkan pada Harry?" Hermione bertanya, ingat kalau Harry tidak datang menolongnya.

"Kau mengirim Patronus?" Ginny bertanya, pura-pura tidak tahu.

Hermione mengangguk.

"Memangnya ada apa?" Ginny bertanya. "Apa terjadi sesuatu saat kau berada di Malfoy Manor?" Ginny bertanya, pura-pura kuatir dan pura-pura tidak tahu.

Wajah Hermione memerah, ia tidak mungkin memberitahu Ginny kalau ia dan Malfoy dikurung semalaman di satu ruangan. "Ugh, tidak, tidak terjadi apa-apa."

.

"Kurasa aku punya ide bagus." Theo berbisik pada Blaise. Mereka berdua berbisik satu sama lain sambil memperhatikan Draco yang sedang sibuk tebar pesona dengan penjual makanan ringan yang terlalu seksi untuk menjadi penjual makanan ringan.

"Ide apa?" Blaise bertanya.

"Sudahlah, percaya saja, aku yakin ideku kali ini akan berhasil, mereka akan bersatu, jadi sebaiknya kita segera mengadakan rapat besar dan menjelaskan rencana selanjutnya untuk mempersatukan Draco Malfoy dengan Hermione Granger."

"Ah, aku malas ikut pertemuan kalian itu." Blaise mengeluh. Ia pernah sekali ikut pertemuan bodoh yang diikuti Narcissa dan Lucius Malfoy, Harry dan Ginny Potter, juga Theo Nott, pertemuan mereka membicarakan bagaimana cara menyatukan Hermione dan Draco.

Ia merasa pertemuan mereka konyol, jika dua orang memang ditakdirkan bersama maka mereka akan bersama dengan sendirinya, tidak perlu bantuan berlebihan dari orang lain.

Itu yang dikatakan Blaise pada mereka, padahal ia tidak mau ikut pertemuan itu karena ia menyukai Hermione.

"Tapi rencanaku kali ini melibatkanmu." Theo berseru.

"Rencana apa?" Draco bertanya.

"Rencana pernikahannya." Blaise berimprovisasi. "Kenapa? Kau mau ikut direpotkan mengurusi pernikahannya dengan Daphne?" Blaise bertanya, ia tahu Draco akan langsung malas begitu mendengar kalau ia dibutuhkan untuk membantu rencana pernikahan orang lain.

"Tidak, tidak, jangan pernah berpikir untuk melibatkanku!" Draco memberitahu.

Blaise mengedipkan sebelah matanya pada Theo.

"Ah, pertandingan sudah akan dimulai." Draco berseru, ia duduk di tempatnya dan memperhatikan pemain-pemain Falcons yang memasuki lapangan.

Draco, Blaise, dan Theo mulai fokus pada pertandingan, mereka mulai membicarakan tentang pemain dan teknis permainan, sambil mendengarkan komentator.

"Iya seperti yang bisa sama-sama kita lihat, pemain Chudley Cannons sudah memasuki lapangan, Ah, itu dia Keeper kesayangan seluruh pendukung Cannons, Oliver Wood dengan sapu terbarunya memasuki lapangan. Ah, dia tidak langsung terbang ke arah gawangnya tapi ia menuju ke bagian VIP dan menyapa seseorang."

"Ah, Hermione Granger saudara-saudara. Hahahaha… Sudah lama sekali Hermione Granger tidak mendatangi permainan Cannons, apa Oliver dan Miss Granger kembali bersama? Hahaha… mari kita fokus pada pertandingan hari ini saja."

Theo menyikut Blaise pelan. Blaise juga menyikut Theo pelan. Mereka saling sikut-sikutan sambil melihat Draco yang sepertinya sedang menahan rasa cemburunya melihat Oliver Wood terbang di depan box dimana Hermione Granger duduk, mereka bicara sebentar, Hermione kemudian melambai dan Wood menuju ke posisinya.

Theo dan Blaise berusaha menahan tawanya, Theo terutama, ia yakin rencananya kali ini pasti berhasil.

.

Hermione lagi-lagi sedang lembur dikantornya. Kepalanya sakit, dan ia sudah menghabiskan empat gelas kopi hari ini, ia benar-benar ingin satu gelas lagi, tapi ia berusaha menahan dirinya, lagipula ia tidak enak hati menyuruh Anna yang sedang hamil untuk membuatkannya kopi, ia bahkan tidak enak membuat Anna ikut lembur dengannya, tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa ia benar-benar membutuhkan bantuan Anna, jadi Hermione memintanya bertahan dua jam setelah jam pulang normal.

"Miss Granger." Anna berjalan masuk. Ia membawa baki berisi makanan dan gelas berisi teh panas.

"Anna, ada apa? Kau sudah mau pulang?" Hermione bertanya.

Anna mengangguk, ia meletakkan baki itu di meja Hermione. "Miss Granger, makanlah ini, pelan-pelan saja, anda harus makan malam." Anna memberitahu. "Aku pulang duluan." Anna memberitahu.

"Berhati-hatilah, dan sampaikan permohonan maafku pada suamimu, aku benar-benar merasa tidak enak." Hermione berseru.

Anna tersenyum, ia mengangguk kemudian pamit pulang.

Hermione menghela nafasnya, ia meletakkan penanya sebentar dan memutuskan untuk paling tidak meminum tehnya sebelum dingin. Hermione baru akan mengangkat gelas tehnya saat ia sadar bahwa tangannya bergetar hebat, sepertinya ia terlalu lemas dan lapar.

Hermione meletakkan gelasnya, ia baru akan mengambil sendok yang berada disamping piring makanan yang dibawa Anna saat tiba-tiba semuanya gelap.

.

Draco bosan diruangannya, Mark sudah pulang duluan, ia bilang istrinya sedang hamil besar dan ia harus membantu istrinya. Aneh, kapan Mark menikah? Draco berusaha mengingat-ingat, Ah, waktu itu, sepertinya sekitar tiga tahun yang lalu Mark pernah memberikannya undangan pernikahan, tapi pada hari H ia terlalu hangover untuk pergi.

Draco menggeleng. Apa ia waktu itu memberikan uang selamat pada Mark? Ah, dia memang atasan yang buruk, ia harus memberi Mark hadiah saat anaknya nanti lahir.

Draco menghela nafasnya, apa ia harus pergi dan mengganggu Granger sekarang? Draco tertawa ia kemudian bangkit berdiri dan menuju keruangan Hermione Granger.

Kantor mereka sudah sepi, asisten Granger bahkan sudah pulang, Draco langsung membuka ruangan Hermione tanpa mengetuk seperti biasa.

"Granger?" Draco berseru. Draco melihat ke sekeliling ruangan dan Hermione tidak ada, aneh. Kemana ia pergi? Apa Granger di toilet? Pikir Draco. Ia kemudian mengetuk pintu toilet, tapi tidak ada respon, ia lalu membukanya dan Granger juga tidak ada didalam.

Draco menyapu seluruh ruangan dengan matanya, ini aneh, bukankah tadi Granger bilang ia akan lembur, kenapa ia sudah tidak ada diruangannya, dan biasanya Granger akan mematikan lampu jika ia sudah pulang, kenapa lampunya masih menyala?

Ugh, bagaimana mungkin ia tahu kalau Granger selalu mematikan lampu sebelum pulang?

Kemudian gelas dan piring yang ada di meja menarik perhatiannya, Draco berjalan ke arah meja kerja Hermione yang berada di ujung. Ia kemudian bisa melihat rambut keriting Hermione di bawah meja.

"Dasar bodoh, tidur di lantai." Draco berseru, ia kemudian berjalan mendekat dan berencana mengganggu tidur Hermione.

"Granger." Draco berjongkok kemudian menarik beberapa helai rambut Hermione keras.

Hermione tidak bergeming.

"Granger." Draco menarik-narik kuping Hermione.

Hermione tidak merespon.

Draco mulai cemas. "Granger." Draco menggerak-gerakkan bahu Hermione dan tetap tidak ada respon.

"Astaga! Granger! Apa kau pingsan?" Draco terus menggerak-gerakkan bahu Hermione. Ia kemudian menggendong Hermione dan dengan cepat membawanya ke St. Mungo.

.

Draco tidak tidur semalaman. Ia menunggui Hermione Granger yang pingsan di St. Mungo. Healer yang menangani Hermione memberitahunya kalau Granger kelelahan dan ia kurang darah, maag-nya kambuh, dan ia kurang tidur. Healer itu memberitahu kalau Hermione harus bertahan di St. Mungo paling tidak dua hari sebelum boleh pulang dan ia tidak boleh memforsir pekerjaannya dulu.

Draco tidak pernah merasa bersalah selama hidupnya. Dan hari ini ia mengalaminya pertama kali. Ia merasa bersalah pada Hermione Granger, dan karena itu ia menungguinya semalaman. Pagi harinya Ia memberitahu Potter-perempuan kalau Hermione berada di St. Mungo karena kelelahan.

Draco hanya pergi sebentar membeli kopi saat ia mendengar suara rusuh dari kamar Hermione.

"Happy Birthday… Happy Birthday… Happy Birthday Mione…"

Draco mendengar beberapa orang menyanyikan lagu ulangtahun untuk Hermione kemudian mendengar suara confetti dan tawa riang.

Draco makin merasa bersalah, karenanya Granger terpaksa merayakan ulangtahunnya di rumah sakit.

Draco berdiri di depan pintu kamar Hermione dan mendengarkan percakapan beberapa orang di dalam.

"Mione, kau harusnya berhenti dari perusahaan Malfoy, kau hanya menyiksa dirimu sendiri, kau kelelahan, sakit, kurang tidur. Jika seperti ini terus kau akan menua dengan cepat." Draco mengenali suara Weasley nomor 6.

"Hermione, kau seharusnya menjaga kesehatanmu, bagaimana mungkin kau sampai tidak sadarkan diri." Weasley nomor 7 menambahkan.

"Hermione, apa kau akan terus memaksa dirimu seperti ini?" Potter sekarang berseru.

"Sudahlah, kalian datang kesini untuk menasihatiku atau memberiku selamat ulangtahun?" Hermione bertanya.

"Well, sebenarnya kami datang untuk memintamu mentraktir kami makan." Weasley dengan satu kuping berseru.

Seisi ruangan tertawa.

"But, Seriously Hermione!" Weasley-kuping-satu memberitahu lagi. "Kau harus mencari pekerjaan lain"

Draco menghela nafasnya kemudian pergi.

.

-To Be Continued-

I solemnly swear that this story only up to 5 chapter.

Read and Review…

-dramioneyoja