Tiga hari pasca kami putus, hidupku masih tenang. Namun hari selanjutnya, aku hanya bisa tenang di toilet perempuan dan di rumahku. Bahkan tak jarang dia juga merusuh di rumahku, untung saja dia tak merusuh di toilet perempuan. Dia benar-benar menggila tanpa sebab.


Crazy Ex Boyfriend

.

.

Naruto (c) Masashi Kishimoto

Warning : Alternative Universe, Out of Character, misstypo, nista, etc. Don't Like eh? Don't Read!

.

.


Kami saling menatap satu sama lain. "... Menurutmu apa yang terjadi, Sasuke?" tanyaku.

Ia mengangkat bahunya. "Kisah shojou manga. Paling mentok, gadis itu tadi adalah gadis masa lalu Gaara. Cih, berasal dari shojou manga mana mereka?" sindir Sasuke.

"Kau yakin? Tapi ... Gaara gak pernah menceritakannya kepadaku," ucapku ragu.

Sasuke mendecih. "Memangnya semua tentang dia harus kauketahui?"

"E-eh, enggak ... bu-bukan begitu. Maksudku—"

"Sudahlah, nanti juga pasti Gaara memberitahukan semuanya padamu kalau dia memang sudah siap. Bukannya kau 'sepupu kesayangannya'? Lupakan soal itu. Sehabis ini pelajaran Biologi. Kita praktek di lab. Perlengkapan yang Orochimaru-sensei suruh bawa sudah kau bawa lengkap?"

Whoa, Sasuke berbicara cukup panjang gaes. Aku mengangguk mantap. "Tentu saja! Kaupikir aku murid macam apa? Macam kau? Ups."

"Beraninya kau—" Sasuke menggelitik sekitar pinggangku, membuatku menggelinjang geli dan tertawa dengan sangat keras. Sialan, Sasuke. Sejenak aku sedikit bernostalgia saat kami masih berpacaran. Biasanya dia menggelitikku saat aku sedang tidak ingin makan atau saat aku tidak ingin menemaninya ke suatu tempat. Dia memang pria yang egois.

Egois, sampai-sampai tidak membiarkan aku move on dan terus mempermainkanku.

Bel sudah berbunyi 5 menit sebelum Gaara kembali. Lelaki besurai merah itu berjalan ke bangkunya dengan wajah datar seperti biasa walaupun terdapat aura suram disekitarnya. Gaara juga tampak tidak takut dengan tatapan membunuh yang berasal dari Orochimaru-sensei. Bahkan dengan santainya ia mengambil buku Biologi dari dalam tasnya.

Orochimaru-sensei menggeram pelan. "Kau ... siswa berambut merah, tidak punya sopan santun! Semua pakai jas lab kalian, dan berbaris menuju lab. Kau, tetap di sini. Pulang nanti temui aku di kantor guru." Setelah mengucapkan itu, Orochimaru-sensei berjalan cepat meninggalkan kelas—menuju lab.

Oh Gaara, kau membuat kesalahan yang cukup fatal. Setidaknya itu lah yang dipikirkan bagi para murid yang sudah sangat tahu tabiat Orochimaru-sensei dalam menghukum muridnya.


.

.


"Sasukeeeee temani aku membeli novel. Pokoknya harus! Aku sudah bilang sama mama, kalau aku akan pergi untuk mencari novel dan Sasuke yang akan bertanggungjawab jika terjadi sesuatu kepadaku. Kautahu 'kan, mama itu orangnya bagaimana?" Aku terus saja mengoceh dengan senyum tiga jari di bibirku.

Sasuke hanya mengangguk dan mengeluarkan senyum tipisnya. Beberapa siswi yang berada di koridor yang kami lewati ini memekik kecil melihat senyum Uchiha Sasuke yang warbyasah, dapat membuat hati setiap wanita meleleh hanya karena senyum—yang bahkan—sangat tipis itu. Ugh, bolehkah aku merasa tidak suka dan menyuruh Sasuke untuk tidak tersenyum di depan mereka?

Aku melihat Gaara berjalan dengan cepat ke arah kantor guru. Tentu, aku mengkhawatirkannya. Begitu bel pulang berbunyi tadi, aku langsung bertanya kepada Gaara.

"Apakah kau tak apa?"

Namun ia langsung menjawab dengan nada dingin. "Seperti yang kaulihat." Dan itu sangat bukan Gaara. Dari kami kecil hingga sekarang, itu tadi kali pertama Gaara berkata dengan nada dingin kepadaku. Mengerti akan keadaannya, aku hanya bisa pasrah dan pergi keluar kelas bersama Sasuke.

Jujur, aku sangat sedih. Tapi mau bagaimana lagi? Selain itu aku juga tidak ingin memperlihatkan kesedihanku di depan Sasuke. Maka itu, terbersit ide untuk membeli novel bersama Sasuke. Aku pergi ke toilet dan menghubungi mamaku. Ya, itu karena jika aku tidak bilang sudah terlanjur menghubungi mama, Sasuke pasti akan mengeluarkan seribu satu alasan untuk tidak menemaniku. Yap, Sasuke sangat tidak menyukai toko buku atau pun buku itu sendiri. Aku heran, orang malas belajar seperti Sasuke mengapa bisa pintar, ya?

Hanya yang menyangkut calon mertuanya lah, baru dia akan pasrah menemaniku ke toko buku. WHAT?! KEPALAKU PASTI SUDAH TERBENTUR. ASTAGA. HOMINAHOMINAHOMINAHOMINA. Ap-apakah secara tidak sadar tadi aku bilang mamaku adalah calon mertua Sasuke? Tidak, tidak, tidak. Itu pasti hanya ... hanya ... hanya—

Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. Sasuke sontak menahan kepalaku agar tidak menggeleng lebih banyak lagi. Bagus, dalam kurun waktu beberapa jam ini, Sasuke sudah melakukan dua hal yang seakan dia masih menganggap kami masih sama seperti dulu. Ya, kebiasaan menahan kepalaku saat aku menggeleng dengan cepat merupakan kebiasaan Sasuke saat kami masih berpacaran dulu.

Mz, kusyudah tjapek kamu baperin mulu.

Aku menatap sebal kepada Sasuke. Jika dulu tatapan sebal yang kutunjukkan pada Sasuke sehabis dia menahan kepalaku mengandung arti bahwa aku benar-benar kesal padanya, maka sekarang mengandung arti kalau aku kesal karena dibaperin terus. Dikasih harapan, tapi digantungin. Sasuke maunya apa sih? Nih ya, kalau dia minta balikan sekarang juga, aku 99% bakalan langsung nerima. Jangan anggap aku cewek murahan atau apa lah itu. Dari awal hubungan kami putus, aku langsung bermaksud move on. Eh, harapan datang terus. Ditambah anggapan orang-orang kalau kami masih saling mencintai, membuatku semakin percaya diri.

Peduli setan dengan alasan dia memutuskanku. Aku ingin balikan! Andai saja Sasuke tak memperumit segalanya dengan 'petunjuk-petunjuk' gila.

"Sakura, kau ingin terus berdiri di situ sambil berkomat-kamit atau masuk ke mobilku dan kita pergi ke toko buku?"

Yah, memikirkan Sasuke tak ada habisnya, hingga tanpa sadar sekarang sudah berada di parkiran sekolah. Aku hanya mengangkat bahu dan masuk ke mobilnya. Sepanjang perjalanan aku lebih banyak diam. Mataku memperhatikan toko-toko yang ramai oleh pengunjung. Aku melihat lampu-lampu indah yang menggantung di depan toko. Ya, menggantung, bukan berdiri. Sangat indah. Hm ... lampun itu menggantung, namun mengapa bisa indah, ya? Hubunganku menggantung, kok gak indah sama sekali?

SAKURA, DEMI CAPTAIN AMERIKA YANG SUDAH TIDAK ADA TEMENGNYA LAGI! BERHENTILAH MEMIKIRKAN SASUKE.

Sesampainya di toko buku, wajahku yang murung tadi berubah menjadi kelewat cerah. Aku mulai berpetualang mengelilingi toko buku langgananku ini. Benar-benar surga dunia! Namun Sasuke yang hanya mengekor di belakangku adalah satu hal yang sedikit menggangguku.

"Eng ... Sasuke, kau bisa duduk atau memilih bukumu. Aku sedikit tidak suka diikuti."

"Hn." Tatapan Sasuke tampak tidak fokus. Ia melihat ke arah pintu masuk, di mana ada dua orang lelaki dan satu orang perempuan. Kondisi di sana tampak tak enak. Aura mencekam menguar dari salah satu lelaki.

"Kau bermain di belakangku! Mengaku saja lah!"

"Apa maksudmu?! Menuduhku seenaknya! Kau bahkan tak punya bukti!"

"TENTU AKU PUNYA! Siapa lelaki ini?! Kau semakin sering pergi bersamanya, sialan."

Perempuan itu tertawa sinis. "Kalau kubilang dia sepupuku, kau mau apa?"

Sasuke mendengus dan mengusap rambut depannya ke belakang. Aku menatapnya heran. "Kau menonton sepasang kekasih bertengkar, Sasuke."

"Itu sama persis."

Keningku mengerut. "Sama persis?"

"Sama persis dengan kita," ucapnya cepat.

Sama persis dengan kita? Tu-tunggu! "Jangan bilang karena itu ...?"

Sasuke hanya mengangguk pelan. "Aku ... merasa sangat bocah."

"Sasuke?! Itu garing maksimal, kau tahu. Kau..."

DAMNDAMNDAMN! Tapi ... yah, tidak begitu terkejut sih. Sasuke sudah mengakuinya waktu kemarin kami makan bekal bersama. Tapi, kupikir bukan hanya karena satu alasan ia memutuskan hubungan kami. Namun kalau memang begitu, maka ia adalah pacar paling idiot yang kekanakan sedunia.

Aku menggeleng. "Benar-benar hanya karena itu?"

"Tidak juga sih. Jujur saja, mantan pacarku kembali dari California. Sekitar tiga minggu yang lalu dia datang ke rumahku, beramah-tamah dengan ibuku. Dan tiba-tiba saja dia memintaku untuk kembali padanya. Walaupun ibu hanya bilang terserah, aku tahu kalau beliau mendukung kami. Aku memikirkan itu selama empat hari penuh. Kemudian awalnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita dan aku bisa bersama mantan pacarku itu. Karena ... yah, kautahu, kau itu adalah seorang pacar yang cuek. Dan mantan pacarku orang yang lembut dan sangat perhatian.

"Maksudku, tentu aku sangat mencintaimu, jadi tak perduli kalau kau cuek atau apa pun itu. Juga akan sangat susah untuk berpaling darimu. Tapi ... hubungan kita terasa membosankan dan jalan di tempat. Aku tak tahu hasru berbuat apa. Aku cuek, dan kau cuek. Walau terkadang semua terasa seru. Dan saat aku melihat foto kau bersama pemuda berambut merah. Oh, sebut saja aku adalah pacar cemburuan yang sangat kekanakan. Bahkan aku berpikir kau bermain di belakangku. Tapi kemudian aku berpikir lagi. Tak mungkin kau bermain di belakangku. Kau adalah gadis yang baik dan kuyakin kau serius mencintaiku seperti aku mencintaimu. Jadi aku merubah persepsiku, dan kupikir kalian teman tapi mesra," jelas Sasuke dengan cepat seperti rentetan kereta api.

Aku terdiam. Dia tampak frustasi saat menjelaskan semua itu. Dan fokusku saat ini adalah, aku tak percaya Sasuke telah berbicara sebanyak itu. Faktanya dia memang pacar yang kekanakan. Sasuke yang dingin, jenius, dan segala predikat yang membuat harga dirinya begitu tinggi ... menjadi idiot seperti ini. Bahkan hanya karena alasan konyo ... oh astaga. Boleh aku tertawa? Oh, ya tentu saja boleh. Itu hakku. Maka, aku tertawa dengan keras, membuat Sasuke menampilkan ekspresi bingung di wajahnya.

"DASAR SASUKENTANGBUSUK! Hm, sebagai gantinya kau harus membayar seluruh novel yang akan kubeli!"


.

.


Normal PoV

Setelah selesai menjalankan hukuman dari Orochimaru, Gaara berjalan pelan menuju tempat parkir sekolah. Sebelum menghidupkan motor merah mengkilapnya, Gaara membuka tas dan mengambil sebuah amplop berwarna peach polos. Gaara membuka amplop itu dan seperti yang ia duga, isinya adalah surat. Tak perlu repot melihat nama sang pengirim, Gaara sudah tahu kalau itu merupakan surat dari seorang gadis yang sangat ia cintai. Yang sangat ia sayangi, sekaligus ia rindukan.

.

Ne, Gaara-kun apa kabar? Saat aku mendengar kalau di kelas sebelah ada seorang murid baru yang tampan dengan rambut merah, aku langsung teringat kau.

Kemudian saat jam istirahat, aku langsung menyempatkan untuk melihat siapa murid baru itu.

Dan ya! Ternyata itu kau. Senang, dapat melihatmu kembali. Kau bertambah tampan. Garis wajahmu semakin tegas. Jika dulu kau hanya sedikit lebih tinggi dariku, maka sekarang kau sudah jauh lebih tinggi dariku. Ahaha, tentu saja.

Bahumu semakin lebar, dan yah, seperti biasa, kau kembali menjadi populer di kalangan para gadis. Walaupun tak sepopuler Uchiha pacar sepupumu itu. Ups!

Dan kau lah yang paling tahu kalau aku tak pandai dalam berkata-kata, apalagi menulis surat melankonis seperti ini. Jadi ... jika kau merindukanku, maka bawa lah makanan sebanyak mungkin—jangan lupakan, harus ada dango!—dan datang lah ke rumahku! Ehehehe.

Tenang, aku sudah memaafkanmu.

.


To be Continued

.

.

Author's Note:

Yha amphun, saya mau nulis fanfik multichapter request-an dari orang, tapi rasanya fanfik multichapter yang belum tamat itu serasa menghantui! Jadilah saya berencana untuk menamatkan—atau setidaknya update sampai akan tamat—fanfik multichapter saya. Dan sepertinya satu atau dua chapter lagi udah tamat.

Maaf untuk chapter ini yang tidak sesuai dengan ekspetasi kalian. Saya masih berusaha bangkit dari WB yang menyerang /plak. Dan saya udah memperingatkan kalau alasan Sasu mutusin Saku itu ga bakalan serius-serius amat karena ini fanfik humor. Nanti, saya bakalan buat fanfik drama /plakplak. (fanfik mc lo yang lain belum kelar, Din!)


Okay, karena ini hari Minggu, saya bakalan balas review kalian!

Yanti Sakura Cherry: Maaf gak cukup panjang xD dan typo nya geli banget. Din jadi Udin... Hm.

Kimberchantik: Udah sedikit terjawab di chapter ini dan bakalan ada di chapter depan juga! Halo kak ^^

UchiHaruno Sya-Chan: Ini udah dilanjut. Makasih ^^

EchaNM: Iya, kan. Gimana mau move on kalo Sasu kek gitu :"" Btw nama kamu mengingatkanku akan tempat shopping langganan, H & M, bray /slapped/ /garing/

Zarachan: Iya ini udah lanjut. Makasiiih :*

Rizumu Amamiya: Yap, jawabannya ada di chapter ini dan di chapter depan. Makasih udah mau review!

Harika-chan ELF: Hm ... Gaara sepupu Sakura, loh ya. Incest emang ide bagus, tapi kayaknya di fanfik lain deh, nanti aku buat /slap /fanfik mc lo yang lain belum kelar, Din! (2)

Haters Sakura: Masa? BODO! Mau kamu benci sama Sakura, atau pun kamu anggap Sakura apalah apalah, saya ga peduli, wkwkwk. Kalo gak suka yha ga usah baca lah. Apalagi sampe review kek gitu. Ada filter, mba. Biar kutebak, kamu pasti penghuni baru di sini. Makanya gak mempergunakan filter dengan baik.

Uchihana Rin: Halo! ^^ maaf ini belum apdet kilat, hahahah. Makasih udah review.

Ongkitang: Gaara Cuma over protective aja koook. Nggak incest xD

Hanazono Yuri: Ini udah lanjut. Makasih udah review kaaak ^^

Suket alang-alang: Iya kaaan Sasu emang gak gentel banget. Payah dalam urusan cinta /ea/ /ditendang/

Guest: Makasih, ini udah lanjut.

Sasha Rira: Halo Sasha! ^^ ini udah lanjut. Makasih udah review yaaaa.

Shinn: Udah, ga usah dilawanin. Kaya kata Sasu, yang waras yang ngalah ;)

Elzakiyyah: Jawabannya ada di chapter ini dan chapter depan ^^ Makasih udah review yaaa.

As: Hay Kak! ^^ coba nulis ajaaa. Nanti lama-lama juga terasah kemampuannya /eaaa. Yakin deeeh. Makasih buat pujiannya! Inget, coba nulis! ^^

Mustika 447: Jawabannya ada di chapter ini dan chapter depan! Makasih udah review ^^

Kucing Genduttidur: Maaf kalo ini belum panjang! Makasih udah review ^^

Luca Marvell: Halo Kak ^^ Makasih udah review yaaa!

Choco: Halo kaaak! Kebetulan ku tidak menonton Crazy Ex Girlfriend :" waktunya gak tepat mulu, pas mau nonton. Jadwal Star world, tau lah xD Tapi awalnya aku juga gak mau buat Saku semudah itu untuk nerima Sasu balik. Tapi ... nanti chapternya makin panjaaang :'( kuharus bagaimanaaaa. Jadinya yha, kek gitu aja xD maaf kalo mengecewakan.

Khofita Rena Zalfran: Kalo aku juga gitu lah! AHAHAH /tos/ Tapi sayang, di sini Sakura gak kayak kita /plak. Lagian isi suratnya juga udah ada 'kan? Makasih udah review!

Makasih buat semua yang udah review, fav, dan alert! :)

Review?