Chapter 1

REASON I LOVE JEJU ISLAND

.

Main Cast : Choi Hansol / Seventeen's Vernon

Boo Seungkwan / Seventeen's Seungkwan

Pairing : Verkwan / Boonon

Another Cast : All Member Seventeen

.

Negara Korea Selatan. Siapa yang tak mengenal negara dengan beribu seni yang estetik itu? Dari mulai kehidupan para grup Hallyu yang menjadi trademark dari Korea Selatan, sampai ke makanan-makanan yang selalu membuat kita hampir meneteskan air liur kita.

Tentunya, negara beribukota Seoul ini pun mempunyai tempat-tempat wisata yang indah nan eksotis. Namsan Tower, Pasar Myeongdong, dan tentu saja, Jeju Island.

Jika seseorang ditanya oleh seseorang lainnya mengapa ia menyukai Pulau Jeju, pasti jawabannya karena pulau itu sangat indah, hawa sejuk, dan berbagai kalimat pujian tentang pulau eksotis itu.

Namun pemuda kelahiran Amerika ini tak berkata demikian. Ia menyukai pulau Jeju karena alasan lain.

.

"Hei tuan HVC, bangunlah. Yang lain sudah di meja makan." Vernon terbangun dan menguap. Pemuda berpipi chubby di depannya meringis namun jauh di dalam hatinya ia terkekeh melihat tingkah Vernon.

"Hei cantik, sudah pagi ya ternyata?" Seungkwan mengambil bantal di sebelah Vernon dan melemparkan bantal itu hingga mengenai kepala Vernon.

"Kau buta? Lihat sana ke jendela. Apa langitnya gelap?" Seungkwan memutar bola matanya sedangkan Vernon terkekeh. Seungkwan hendak berbalik sebelum tangan Vernon mencegahnya.

"Kau mau kemana?" Seungkwan menghela nafas. Ia berbalik dan menatap Vernon garang.

"Astaga, Tuan Choi Hansol, Seungcheol hyung dan yang lainnya sudah menunggu di meja makan untuk sarapan, oke? Kau cepatlah bersihkan dirimu lalu pergi ke meja makan. Jangan berani-berani mendekati ranjang lagi, mengerti?" Seungkwan menghembus nafasnya karena sedari tadi ia menahan nafas untuk menahan amarahnya.

"Oke, aku mengerti, Putri Jeju-ku. Tapi boleh aku meminta morning kiss ku?" Pemuda chubby itu tersenyum. Ia mendekat ke arah Vernon. Vernon mulai kesenangan. Semakin dekat, hingga-

"AWH! BOO SEUNGKWAN! KENAPA KAU MENGGIGIT HIDUNGKUU!" Seungkwan facepalm.

"Cepat pergi ke kamar mandi sebelum aku seret kau ke kamar mandi." Seungkwan berkata datar. Bukannya takut, Vernon malah menyeringai.

"Eii, kau ingin ikut ke kamar mandi bersamaku, Boo?" Seungkwan memerah.

Satu-

Dua-

Tiga-

BRAK

"ARRGGHH!"

"Mau kupatahkan juga lenganmu?"

"Awh." Seungkwan menoleh ke bawah dimana Vernon terbaring setelah dibanting olehnya. Seungkwan yang menyadari Vernon tak bisa melawan lagi tersenyum sinis di dalam hatinya. Namun sebagaimanapun Seungkwan membenci Vernon, Vernon tetap saja kekasihnya -uhm- agak ganjil namun memang seperti itu kenyataannya.

Melihat Vernon yang masih terbaring memegangi punggungnya, Seungkwan merendahkan badannya. Seungkwan mencicit pelan.

"Vernon, kau tak apa-apa?" Vernon masih tetap memegangi punggungnya.

"Astaga Vernon, katakan sesuatu! Apa aku membantingmu terlalu keras?" Vernon masih memejamkan matanya. Seungkwan makin gelisah.

"Vernon! Vernon!" Masih tetap bergeming.

"Vernon, hiks, maafkan aku." Vernon yang mendengar Boo nya menangis langsung membuka matanya dan menarik wajah Seungkwan ke depan wajahnya. Seungkwan tersentak. Vernon menciumnya. Tepat di bibir.

"Jangan menangis, Boo. I'm alright. Walaupun kau membantingku memang terlalu keras. But, if that is you, i will be alright." Seungkwan masih shock. Tapi dua detik selanjutnya ia menghambur ke pelukan Vernon.

"Maafkan aku, Vernon. Aku memang kekasih yang buruk untukmu, maafkan aku." Seungkwan terisak di bahu Vernon. Vernon menarik pelukan Seungkwan sehingga pelukan mereka terlepas. Vernon menatap mata Seungkwan dalam. Seungkwan terhipnotis mata Vernon.

"Dengar, Boo. Walaupun kau memang jarang sekali bersikap manis terhadapku, kita jarang bermesraan, kau sering mencueki ku, memarahiku, tapi kau tetap Putra asal Jeju yang aku cintai. Aku menikmati apa yang kita lakukan saat ini. Aku menikmati cara berpacaran kita. Karena kesannya kita ini anti-mainstream, haha." Vernon menjeda sebentar. Seungkwan mulai berkaca-kaca kembali.

"I love the way we are. Aku mencintaimu apa adanya. Boo Seungkwan yang cerewet, periang, jutek tapi manis. I love you, Boo." Mereka masih bertatapan. Vernon tersenyum dan menghapus air mata yang baru saja jatuh dari manik indah Seungkwan.

"Kau sudah selesai berbicaranya?" Seungkwan berkata sambil tetap menatap mata Vernon dan kedua pipinya mulai bersemu. Vernon menaikkan alisnya.

"Huh? Maksudmu?"

'CUP'

"Terima kasih telah mencintaiku apa adanya, Vernon. Aku juga mencintaimu." Vernon tersenyum tampan dan Seungkwan makin memerah.

"Ya. Tetaplah menjadi dirimu sendiri, Putri Jeju-ku." Seungkwan tersenyum dan memeluk lagi Vernon sebelum-

"YAK CHOI HANSOL, BOO SEUNGKWAN CEPATLAH KELUAR PERUTKU SUDAH LAPAR, BODOH!" Teriakan Jeonghan menginterupsi mereka berdua. Vernon berdecak, Seungkwan terkekeh.

"Cepatlah keluar, aku tunggu di luar." Seungkwan berjalan ke luar kamar Vernon. Vernon memegang dada kirinya. Vernon tersenyum. Detakan jantungnya saat berdekatan dengan Seungkwan adalah detakan paling menyenangkan yang pernah Vernon rasakan seumur hidupnya.

.

Vernon mencintai pulau Jeju. Sangat-sangat mencintainya. Namun alasannya tidak seperti orang kebanyakan. Alasannya simpel.

Karena seorang Boo Seungkwan yang terlahir di pulau Jeju.

Karena seorang Boo Seungkwan yang sering memarahinya.

Karena seorang Boo Seungkwan yang mencintai dirinya dengan caranya sendiri.

Karena ia sangat mencintai Boo Seungkwan.

Simpel. Anti mainstream katanya.

OMAKE

"Eih, kemarin aku mimpi apa melihat Vernon dan Seungkwan bisa bergandengan tangan begini?" Dokyum menengadah ke atas mengingat mimpi semalamnya.

"Kau tak memimpikanku?" Hoshi merengut di sisi Dokyum. Dokyum menyengir.

"Ah iya, aku memimpikanmu, sayang. Aku baru ingat." Dokyum mencubit pipi Hoshi dan Hoshi tersenyum sampai eyesmile nya terlihat. Uh, lucu sekali.

"Karena Verkwan sudah datang, ayo kita makan!" Seungcheol berseru.

"MAKAN!" Seru member Seventeen lainnya.

Suasana di meja makan kali ini sangat penuh dengan aura lovey dovey. Meanie saling berebut makanan namun berakhir dengan saling menyuapi. Seunghan makan dengan sebelah tangan bertaut. Junhao yang masih malu-malu hanya saling melirik dan ketika pandangan mereka bertemu, mereka memalingkan muka dengan wajah merah. Seoksoon masih saling menggelitiki. Jizi saling mengambil makanan tanpa diketahui pemiliknya.

Dan Verkwan makan dengan biasa. Sebenarnya tidak terlalu sih. Karena jika kita perhatikan lebih dekat, mereka selalu tersenyum di sarapan kali ini.

Melihat hyung-hyung nya ber lovey dovey, Dino hanya meringis pelan.

"Astaga, kenapa jumlah member harus tiga belas?" Batin Dino miris.

fin