Oh Sehun dan Park Chanyeol.

Mereka berdua sama, hidup dalam kegelapan dunia, dalam kekejaman dunia, Oh Sehun dan Park Chanyeol. Mereka tidak mirip ataupun kembar, tapi mereka sama. Mereka sudah memiliki sepasang kekasih untuk masing – masing, selalu berdua, jika di situ ada Sehun pasti ada Chanyeol, ataupun kebalikannya. Mereka hidup dalam kehidupan yang sama, menyukai hal – hal malam, mempunyai tattoo di sekujur tubuhnya, oh betapa seksinya berdua. Jadi menurut kami mereka berdua itu sama tapi berbeda, susah menjelaskannya.

Oh Sehun dan Park Chanyeol.

Dua orang yang sama tapi berbeda, Oh Sehun yang sudah memiliki Kim Jongin dan Park Chanyeol yang sudah memiliki Byun Baekhyun. Sehun yang menyukai motor, Chanyeol yang menyukai mobil. Sehun yang menyukai red wine, Chanyeol yang menyukai white wine. Sehun yang sedikit senyum, Chanyeol yang banyak senyum. Sehun yang diam, Chanyeol yung berisik. Sehun yang penuh misterius, Chanyeol yang penuh kejutan. Sehun yang egois, Chanyeol yang murah hati. Sehun yang tidak pintar masak, Chanyeol yang pintar masak. Mungkin itu sebagian dari perbedaan mereka. Terima kasih.

"Oh Sehun," panggil seseorang dari belakang. Jongin memanggilnya penuh arti. Saat malam seperti ini mata Jongin masih terlihat terang untuknya, sangat kontras dengan sinar bulan hari ini.

Mata Sehun menatapnya, "Apa kau tetap ikut balap hari ini?" Tanya jongin dengan raut cemas.

"Ya, memangnya kenapa? Selama ini aku tidak pernah terjadi apa – apa, kan."

"Hn, tapi hari ini aku takut." Jongin mengalihkan matanya dari Sehun lalu menunduk. "Apa yang kau takutkan sayang, cukup. Jangan membuat diriku takut." Ingin Jongin melempar sepatu kehadapan pemuda ini, jelas – jelas balapan motor itu berbahaya tapi Sehun tetap melakukannya, dasar keras kepala.

"Jangan pergi kemana – mana." Pinta Sehun, lalu mengecupnya sekilas, lalu pergi. Jongin menghela nafas berat. Kapan kekasihnya akan berubah.

Jongin berpikir sebentar, kegelisahannya tentang Sehun kembali lagi. Lalu ia menarik nafas, buang. Sehun padahal adalah laki – laki yang baik menurut Jongin. Hey, dia masih 18 tahun, jadi masih labil. Sehun yang memiliki latar belakang tidak jelas, menurut Jongin. Dia yakin keluarga Sehun masih ada, tapi Sehun selalu menyembunyikannya saja. Sehun yang memiliki pergaulan yang menurut Jongin tidak biasa, tidak seperti dirinya yang sangat takut bergaul dengan orang lain. Sehun yang keras kepala dan terkadang brengsek menurutnya, tapi Jongin masih menyayangi kekasihnya, ia bingung kenapa Sehun bisa menjadi kekasihnya. Padahal Sehun adalah orang yang sulit untuk dipertahankan.

Jongin mengetuk – ngetuk telapak kakinya,menunggu kapan selesai balapan motor itu. 'Oh Tuhan, tolonglah aku ingin ia selamat.' Ia memainkan jemarinya selagi iamelihat seperti anak kecil yang sedang tersesat. Ia seharusnya mendengarkan Sehun untuk tidak mengikutinnya.

Hidup Kim Jonging berubah seketika setelah ia pindah ke Los Angeles berhubung tempat kuliahnya berada di dekat dengan LA dan Washington DC. Ia kuliah di WSU cukup dekat dengan tempat tinggalnya, bukan. Ia hanya tinggal subway untuk sampai ke tempat kuliahnya.

Mengenai kehidupan Jongin sekarang mungkin telah berbeda dengan kehidupannya yang dulu, memang tetap dengan Jongin lugu dan polos. Tapi sekarang berbeda semenjak ia berkenalan dengan Oh Sehun, ia seakan tau kehidupan kejam dan gelap di dunia itu seperti apa.

Oh Sehun pria ber-tattoo dengan tindik di bibir bawah kirinya, dengan wajah oriental dan warna rambutnya yang blonde, Sehun mewarnai rambutnya atau, mungkin Sehun akan mewarnainya lagi. Saat itu Jongin tidak tahu siapa Oh Sehun sebenarnya, tapi Jongin keras kepala dan ingin tahu lebuh jauh. Jika saja Jongin tetap mendengarkan perkataan Oh Sehun, ia pasti tidak mengenal apaitu balapan liar. Tapi Oh Sehun – lah yang membuat ia tak bisa jauh darinya. Seperti narkoba pribadinya.

Rute balapan Oh Sehun cukup panjang apalagi balapan kali ini Sehun harus bertemu teman lamanya, bisa dibilang dalam kata lain, Kris itu musuh Oh Sehun. Kris dan Sehun di jalur yang sama. Mereka bertatapan sekilas,sebentar lagi mereka akan masuk ke gari finish. Sehun menancapkan gasnya, lalu …

"Mereka masuk ke garis finish secara bersamaan!" teriak dari salah satu orang di sana.

"Pemenangnya adalah Oh Sehun, lihat rekaman ini." Tunjuk seorang lagi.

Kim Jongin lari ingin menghampiri Oh Sehun, tapi ia menurungkan niatnya.

Kalian pikir balapan motor yang Sehun lakukan ini illegal, kalian memang benar. Tapi biasanyapolisi akan dengansigap memberantas balapan liar yang sering terjadi, tapi tidak dengan yang balapan tadi. Mereka semua sudah menyuap semua polisi yang akan berpatroli. Mereka tidak sebidih yang kalian kira.

"Kim Kai, kau sendirian?" Tanya seseorang dengan suara berat, tapi Jongin yakin itu bukan Sehun.

Jongin berbalik menatap orang itu, takut – takut ia melihat orang itu. Persetan dengan suasan ini, karena tempatini masih sepi karena orang – orang masih merayakan kemenangan Sehun.

"K-Kris.." kata Jongin terbata – bata.

"Sayang sekalu manusia polos sepertimu harus ikut terlibat dengan kehidupan Oh Sehun, kau harus menjauhinya Kai, sebelum sesuatu terjadi padamu atau sebelum semua rahasia Oh Sehun terkuak di hadapanmu." Kris memajukan satu langkah Jongin memundurkan satu langkah.

Jongin ingin kabur dari Kris tapi tubuhnya sudah menyentuh kap mobil. Jongin ingin kabur tapi lengan Kris yang besar itu mengunci dirinya. Seringaian itu menyeramkan. 'Oh Sehun, tolonglah' ia berbisik nama Sehun.

"Memanggil namanya, heh?" Tanya Kris menyeringai.

Jongin menutup matanya berharap kekasihnya akan datang.

"Hey!" Sehun menarik Kris dari belakang lalu meninjunya mentah – mentah ke wajah Kris.

"Sehun, berhenti." Pinta Jongin.

Sehun menatap Jongin sebentar lalu membawanya pergi dari tempat menjijikan itu. "Apa yang ia katakan padamu?" Tanya Sehun menatap tajam Jongin. "Kai, jawab!" Jongin tidak suka Sehun memanggil namanya dengan nama samarannya. "Sudah berapa kali ku katakana—"

"Jangan pernah mengalihkan pembicaraan kita, Jongin." Wajah Sehun menatapnya dengan serius dengan rahang mengatup kuat.

"Tidak ada ia hanya menanyakan kabar saja dan mengucapkan selamat, lalu salam lewat aku karena kau sibuk." Bohong Jongin.

"Kau bohong, kalau ia ingin mengucapkan selamat kenapa harus lewat kau, padahal aku bersamanya tadi. Apa tiap kali bertemu dengan seseorang harus se – intens itu? Atau kau ingin selingkuh di belakangku?" Jongin tertohok mendengarkan pernyataan Sehun tadi.

"Apa?! Oh Ya Tuhan, Oh Sehun, ia hanya memanggilku dania memajukan dirinya dan aku terkunci dengan tubuhnya. Kau tau, aku ingin mati saat Kris menghadapku seperti itu. Aku menunggumu tapi kau masih di sana sibuk, dan Kris datang di belakangku aku tak tau harus apa, tubuhku beku begitu saja, lalu ia melangkah maju, tapi tangannya menutup diriku,mengunciku. Ia berkata aku harus menjauhimu dan pergi sebelum rahasiamu terkuak." Tubuh Jongin bergetar.

"Jongin maafkan aku.." Sehun ingin merengkuh Jongin sekarang, tapi ia mengelak.

"Oh… kumohon, sayang." Sehun maju memeluk Jongin.

"Aku takut Sehun, kau tidak datang dan aku berakhir dengan dia." Jongin memeluk Sehun lebih erat.

"Jangan pernah berbicara dengannya lagi atau dengan manusia – manusia di sini."

Sepasang kekasih yang memiliki masing –masing hati yang sangat rapuh.

"Ayo kita pulang," Sehun menggandeng tangan Jongin.

"Tapi aku lapar, Hun."pinta Jongin manja.

"Okay."

Seketika itu juga dua sejoli itu kembali seperti semula, seperti 'Jack and Sally' atau dua merpati yang tidak pernah menjauh.

Baekhyun merendamkan dirinya di air hangat, ia butuh istirahat, setiap hari sangat penat, bagaimana tidak? Ia memiliki tugas dari dosen 'killer'nya sangat banyak.

"Hey sayang, apa kau masih lama mandi? Ini sudah setengah jamdari jam makan malam, kalaukau sakit aku juga repot, tau." Oh, ya Tuhan,kekasihnya cerewet sekali.

"Iya, sabar aku pakai baju." Baekhyun mendengus sebal.

Baekhyun pergi kemeja makan. Flat mereka tidak begitu besar tapi tetap saja ini lumayan karena ditinggali mereka berdua. Baekhyun hidup dengan Park Chanyeol, berandalan brengsek yang memikat hatinya. Mereka berdua dekat satu samalain seperti Tom & Jerry, tidak pernah akur, tapi apa yang terjadi. Ya, seperti pepatah jaman dulu, benci menjadi cinta.

Baekhyun mencintai seseorang yang penuh tattoo di sekujur tubuhnya, dan tindik di ujung bibir kanannya, terlihat seperti berandalan bukan?

Park Chanyeol bukan manusia yang bodoh, karena memiliki tattoo yang banyak itu sangat rentan dengan HIV/AIDS, tapi ia yakin karena tattoo yang dibuatnya di tempat yang terbaik. Ia sudah memeriksa darhnya juga, HIV/AIDS bersih dari dirinya. Meski sebelum bertemu Baekhyun ia melakukan hal – hal dengan wanita lain. Tapi ia tidak bodoh, ia selalu memakai pengaman.

Baekhyun adalahseseorang yang memikat hati Chanyeol, setidaknya ia telah berubah sedikit karena Baekhyun.

"Hm… Baek, bagaimana kabar, Kai?" Tanya Chanyeol.

"Tumben kau menanyakannya. Dia baik, lalu bagaiaman dengan Sehun?" Apa perlu Baekhyun menanyakan si mukarata itu.

Kai itu menjadi teman Baekhyun sejak orientasi siswa di WSU, lagipula WSU masih meminta mahasiswa baru untuk diorientasi. Tidak jelas? Memang.

Baekhyun mengambil hubungani internasional dan kai mengambil sastra/ literature, lalu Chanyeol masuk multimedia, dan Sehun jurusan filsafat. Baekhyun bingung apa Sehun tidak gila masuk jurusan itu, secara biasanya, kalian tahu sendirikan. Kurasa Sehun masih cukup waras tentang keberadaan Tuhan di dunia ini. Lalu bagaimana dengan Park Chanyeol yang juga memiliki cerita yang panjang, aku malas menceritakannya.

Baekhyun memakan makanannya dengan pelan – pelan, sepertinya hari ini hatinya tidak enak. "Chanyeol, kau hari ini tidak ada balapan, kan?" Tanya Baekhyun takut – takut.

"Hm, tidak. Mengapa?" Tanya Chanyeol.

Baekhyun menggeleng.

Dering telepon Chanyeol mengagetkan dirinya. "Halo," Chanyeol berkata pada orang di handphonenya.

"Iya"

"Oh, okay."

"Baek aku harus pergi, bye"sebelum Baekhyun membuka mulutnya Chanyeol sudah pergi.

Meninggalkan Baekhyun yang sendiri dirumah dengan rasa kecewanya dia.

Persetan dengan semuanya.

TBC :)