Author : chen21ina

Title : ME VS YOU

Cast :

Kim Jongdae

Wu Minseok

and other

Rated : T

Chapter Bonus

"Huweeeekkk"

"Huweeekkkkk"

Minseok sedang menyiapkan sarapan pagi, ini sudah memasuki enam bulan usia pernikahannya dengan Jongdae. Namun kegiatan memasaknya harus terhenti karena mendengar suara seperti orang muntah dari arah kamar mandi mereka.

Minseok melepaskan celemek yang sedari tadi ia kenakan, langkahnya ia percepat ketika melihat Jongdae sedang mendudukan diri di depan kloset. Ia terus saja memuntahkan cairan bening dan wajahnya tampak sangat pucat.

"Jongdae-ah gwenchana ?" tanya Minseok khawatir, perlahan ia membantu sang suami untuk berdiri dan membawanya berbaring di atas ranjang.

"kau sakit ?" tanya Minseok lagi.

"Entahlah Min, perut ku tiba-tiba saja mual" jawab Jongdae lemah.

" Yasudah hari ini kau tidak usah ke kantor yah ? sekarang sebaiknya kau beristirahat dan nanti siang kita ke dokter" ucap Minseok sementara Jongdae hanya mengangguk lemah.

Minseok kembali ke dapur setelah memastikan Jongdae kembali tertidur, padahal semalam suaminya tersebut masih baik-baik saja kenapa pagi ini Jongdae langsung sakit.

.

.

"Min nanti kita jadi bertemu kan ?" Minseok mengapit teleponnya diantara leher dan juga telinga karena ia sedang beres-beres rumah.

"Sepertinya aku tidak bisa ikut Baek maaf, Jongdae sedang sakit nanti siang rencananya kami akan ke dokter"

"Dia sakit apa ?"

"Aku tidak tahu, mungkin masuk aangin"

"Yasudah titip salam saja untuk Jongdae kalau begitu"

"Ne gomawo"

Pip

Minseok kembali menghela nafas, rencananya siang ini ia akan bertemu dengan Baekhyun, Kyungsoo dan juga Luhan. Sejak menikah enam bulan lalu Minseok memang menyibukan dirinya, ia berniat untuk segera menyelesaikan kuliah dan semua terbayar dua bulan lalu. Minseok kini telah resmi menjadi seorang sarjana, hanya saja ia masih belum menentukan akan dibawa kemana gelar sarjananya, membuka usaha sendiri seperti Chanyeol, meraih cita-cita seperti Kyungsoo atau bekerja di perusahaan seperti Jongin. Aaahh mengingat tentang sahabatnya tersebut ngomong-ngomong kini Kyungsoo tengah berbadan dua usia kehamilannya sudah memasuki usia kelima sementara Chanyeol telah mendapat izin untuk meminang Baekhyun tinggal menunggu undangan mereka sebar, dan Sehun masih harus berjuang keras untuk mendapatkan izin dari Kris. Ayahnya itu mendadak menjadi ayah yang over protektif.

Bruk

"ehh"

Minseok tersentak ketika mendengar suara seseorang, ia hanya dapat menghela nafas Jongdae kini duduk di atas sofa namun matanya masih terpejam.

"kalau masih mengantuk kau lebih baik tidur dikamar saja"

"Min "

"Hmmm"

"Kemarilah " Jongdae mengarahkan tangannya seakan-akan sedang memanggil Minseok.

"Apa ada yang terasa sakit ?" tanya Minseok ketita wanita tersebut sudah berada dihadapan Jongdae.

"Aniya aku hanya ingin memelukmu" Minseokk hanya diam ketika Jongdae menariknya dan membuat Minseok kini berada diatas pangkuan Jongdae.

"Min, rambutmu wangi sekali . Apa kau mengganti merk shampo ?"

"Tidak, aku masih pakai merk yang lama. Ada apa ?"

"tidak ada, hanya saja aku sukaa dengan wangi rambutmu itu membuat mual ku hilang"

"Jongdae kau aneh "

.

.

Pukul sepuluh pagi Minseok segera membawa Jongdae ke rumah sakit, ia tahu bahwa suaminya memang menyebalkan namun Jongdae yang sakit bermetaforsis menjadi sosok yang sangat manja.

"Jadi suami saya sakit apa ?" Minseok menatap penuh antisipasi pada dokter yang kini berada di hadapannya, sedangkan Jongdae hanya memperhatikan sang dokter dengan tatapan tak suka.

"Tuan Kim baik-baik saja ia hanya kelelahan, saya akan memberi resep vitamin "

"Kau yakin suami ku tidak sedang menderetita suatu penyakit ?" tanya Minseok lagi.

"Astaga Min apa kau mengharapkan aku sedang sakit ?" ucap Jongdae tak terima.

"Bukan begitu aku hanya ingin memastikan saja"

"Kau tidak perlu khawatir Min, suami mu baik-baik saja"

"Baiklah, aku percaya padamu Myungsoo-ah" ucap Minseok sambil tersenyum.

Perjalanan tidak pernah sesepi ini sebelumya, Jongdae terus saja mendiamkan Minseok semenjak tadi mereka dari rumah sakit.

"Ck kau ini kenapa sih ?' tanya Minseok yang sudah tak tahan dengan keheningan di dalam mobil namun Jongdae masih tetap diam.

"Astaga Kim Jongdae !" teriak Minseok namun Jongdae masih tak merespon laki-laki tersebut tetap fokus pada jalanan di hadapannya.

"Jongdae-ya ~"

"Dae-ah ~"

"Yeobo ~"

Minseok tersenyum ketika melihat Jongdae menghela nafas kemudian ia mulai menepikan mobilnya.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu " tanya Jongdae matanya menatap Minseok dalam. "Siapa laki-laki tadi ?" lanjutnya . Minseok mengerjap bingung.

"Myungsoo maksudmu ?" Jongdae mengangguk.

"Dia temanku semasa kuliah, tapi Myungsoo lulus berbarengan dengan Kyungsoo. Eh tunggu apa kau cemburu ?"

"Aku tidak suka kau tersenyum seperti tadi pada laki-laki lain " ucap Jongdae dingin dan Minseok yakin bahwa suaminya tersebut memang sedang terkena sebuah penyakit.

Sesampainya di rumah jongdae masih tetap diam, jujur saja Minseok lebih menyukai sosok Jongdae yang berisik, menyebalkan bahkan manja dibandingkan dengan ia yang mendadak diam seperti ini.

Tok

Tok

Tok

Minseok berjalan untuk membuka pintu, langkahnya mendadak terasa lemas.

"Minseooookkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk" Minseok hampir saja terjungkal ketika baekhyun tiba-tiba memeluk Minseok ketika pintu rumah mereka terbuka.

"Ya ampun Baek !"
"Hehehehhehe"

Chanyeol menatap Jongdae malas, apa-apan dia sedari tadi tidak pernah melepaskan Minseok barang sedikitpun. Tangannya ia lingkarkan pada pinggang Minseok sementara kepala Jongdae sembunyikan di perpotongan leher Minseok.

"Ck istrimu tidak akan hilang kau tidak perlu memeluknya seperti itu" cibir Chanyeol.

"Bilang saja kau iri, makanya cepat nikahi sepupuku ini " balas Jongdae sementara Minseok dan Baekhyun hanya dapat memutar mata mereka malas.

"Aku kemari karena tadi Minseok mengatakan bahwa kau sakit, tapi sakit apanya " ucap Baekhyun.

"Aku tidak berbohong tadi pagi Jongdae muntah-muntah dan wajahnya pucat. Aku sudah membawanya ke dokter tapi dokter mengatakan jika Jongdae hanya kelelahan"

"Muntah-muntah ?" tanya Chanyeol "Min apa kau hamil ?" lanjutnya .

"Ehh ? " Minseok mengerjap, Jongdae kini melepaskan pelukannya sementara Baekhyun menatap perut Minseok penuh minat.

"Kurasa tidak, karena aku tidak merasakan sesuatu. Lagi pula yang muntah-muntah kan Jongdae bukan aku " jawab Minseok.

"Di beberapa kasus ibu hamil kadang kala justru sang suami yang mengalami mual dan morning sick. Kapan terakhir kali kau mendapat tamu bulanan ?" tanya Chanyeol lagi.

"Aku tidak ingat "

"Min sebaiknya kau periksa !"

.

.

Minseok menatap jengah pada Jongdae, sejak mendengar perkataan Chanyeol tadi siang Jongdae terus saja memaksanya untuk memeriksakan diri. Bahkan kini Minseok sedang berada di dalam toilet untuk memeriksakan urin nya menggunakan test pack pun Jongdae ikut kedalam.

"kau tunggu di luar saja " ucap Minseok cepat.

"Menangnya kenapa ?"

"Aku mallluuuuu ~ "

"Tidak perlu malu, bahkan aku sudah pernah melihat semuanya " Minseok hanya memutar matanya malas mendengar ucapan Jongdae.

"Yasudah tapi kau berbalik "

Satu

Dua

Satu

Dua

Satu

Dua

"I-inii dua garis kan ? mataku tidak salah kan ?" tanya Jongdae memastikan sementara Minseok sudah berkaca-kaca.

"Oh Minseok terima kasihhh " Jongdae membawa Minseok kedalam pelukannya ia bahagia bukan main, kini didalam perut wanita yang paling ia cintai tengah tumbuh sang buah hati.

Jongdae tidak pernah tahu jika kehamilan akan sangat merepotkan, ia tidak masalah jika harus mencari makanan aneh bahkan di tengah malam pun. Ia tidak keberatan jika harus melakukan hal-hal absurd, hanya saja untuk kehamilan Minseok ini ia yang mengalami Moring sick bahkan kini Minseok selalu ikut bersama dengan Jongdae ke kantor karena Jongdae yang sering merasa mual dan ia akan merasa sembuh jika sudah menghirup wangi shampoo Minseok.

.

.

"Apa aku terlihat gendut ?" Minseok terus saja mematut dirinya di cermin.

"kau tetap cantik Min" Jongdae memeluk Minseok dari belakang kemudian kedua tangannya ia gunakan untuk mengusap sayang perut Minseok.

"Kau selalu cantik dimataku, ayo kita berangkat nanti kita bisa terlambat datang ke acara pernikahan Baekhyun dan Chanyeol" Minseok kemudian mengangguk semangat.

Hari ini adalah hari paling bahagia untuk sahabatnya Chanyeol karena di hari ini Chanyeol resmi mempersunting Baekhyun sebagai pendamping hidup.

Acara pernikahan Baekhyun dan Chanyeol berlangsung dengan hikmat,air mata tak dapat Baekhyun tahan ketika mereka sudah berhasil mengucapkan janji suci.

"Baek selamat yah, astaga aku benar-benar senang sekali" Minseok segera memeuk Baekhyun.

"Iya Baek selamat atas pernikahan kalian, walaupun Chanyeol sangat menyebalkan tapi dia adalah orang yang baik " ucap Kyungsoo.

"Terima kasih semua " Baekhyun memeluk satu persatu sahabatnya disana.

"Akh "

"Sss Akhhhh " Semua mata menatap Kyungsoo.

"Kyung !"
Jongiin yang pertama kali bereaksi, perkiraan dokter Kyungsoo akan melahirkan minggu depan namun wanita tersebut mengalami kontraksi dengan waktu yang lebih cepat dari perkiraan.

Kini Minseok,Jongdae, Baekhyun serta Chanyeol sedang berada di ruang tunngu ruma sakit. Bahkan pasangan Chanbaek masih menggunakan pakaian pengantin mereka semua menunggu dengan cemas tentang kabar persalinan Kyungsoo sementara Jongin sudah berada di dalam ruang operasi.

tap

tap

semua mata menatap kearah Jongin, kemeja nya tampak kusut rambut berantakan serta jejak air mata yang terlihat jelas.

"Jongin-ah bagaimana ?" Minseok berdiri kemudian menghampiri Jongin.

Grep

Jongin tidak mampu berkata-kata ia kini hanya memeluk Minseok dan mengeluarkan air matanya di bahu wanita yang sudah menjadi sahabatnya sejak sekolah menengah.

"hiks aku aku-" ucap Jongin terbata, Minseok hanya mengelus pelan punggung sahabat nya tersebut " Aku sudah menjadi ayah Min, anak ku laki-laki"

Minseok menatap penuh takjub bayi laki-laki yang kini berada di dalam box bayi, baru tadi Kyungsoo selesai memberikan anaknya ASI pertama dan sekarang jagoan kecil ini sudah lelap tertidur.

"Dae-ah nanti kita akan memiliki anak juga " ucap Minseok sambil mengelus perutnya di ikuti dengan Jongdae. Keduanya saling tatap kemudian kembali menatap bayi kecil dalam box.

.

.

Usia kehamilan Minseok kini sudah memasuki usia ke tujuh, perutnya sudah semakin membesar namun karena dulu diawal kehamilan Minseok selalu menemani Jongdae ke kantor akhirnya wanita tersebut sudah terbiasa dengan kegiatan kantor.

Jongdae maupun Kris sudah melarang namun bukan Minseok namanya jika ia dengan mudah menurut. Walaupun dengan perut buncit namun tak ada seorang pun yang meragukan kecantikan seorang Kim Minseok ia tetap tampil fashionable.

"Mulai besok kau harus beristirahat di rumah, aku melarangmu datang lagi ke kantor" ucap Jongdae tajam.

"Aku sudah terbisa kerja, akan aneh rasanya jika harus berada di rumah"

"Jangan membantah Min, sekali saja dengarkan kata-kataku"

"Kau juga sekali saja turuti kemauanku "ucap Minseok tak mau kalah.

"Ck kenapa kau ini susah sekali diberi tahu "

"Kau pun sangat sulit sekali mengerti kemauanku "

Jongdae menghela nafas lagi, sabaarrrr .

"Aku akan ke kantin " Jongdae hanya melirik sekilas ke arah Minseok kemudian ia kembali menatap layar komputer di mejanya.

Minseok terus saja menggerutu sepanjang jalan menuju kantin kantor, ia merasa sangat kesal dengan Jongdae suaminya ini selalu saja mau menang sendiri. Tidak kah Jongdae tahu bahwa hanya diam di dalam rumah itu sangat membosankan. Sapaan beberapa karyawan banyak yang Minseok hiraukan dan ia tak peduli karena memang ia masih sangat kesal.

Sret

Bruk

"Aaaakkkkhhhhhh !"

Karena kecerobohannya Minseok tersandung ujung sepatunya sendiri ia terjatuh dengan posisi tengkurap. Bukan main rasa sakit yang Minseok rasakan, darah segar mulai merembes di sela-sela kakinya.

"Ya tuhan Minseok !"

Jongdae berlari seperti orang gila setelah salah satu karyawannya memberi kabar bahwa Minseok terjatuh di loby menuju kantin. Sudah tidak ada lagi wajah tenang, tidak ada lagi wajah konyol nan menyebalkan kini tatapan khawatir terlihat jelas di wajah pria tersebut. Tangan nya terus saja menggenggam tangan Minseok yang merintih sakit. bahkan sampai mobil yang mereka tumpangi sampai di rumah sakit pun Jongdae tak melepaskan tangannya dari Minseok.

"Maaf tuan tapi anda silahkan menunggu di ruang tunggu " Jongdae menatap tajam pada perawat yang menghalangi jalannya.

"menunngu kau bilang ? istri dan anakku sedang menghadapi maut dan kau menyuruhku menunggu ? dimana otak mu ?!" bentak Jongdae.

"Tuan mohon tenang "

"Tuan Kim silahkan masuk Nyonya Minseok membutuhkan anda " dan Jongdae langsung meninggalkan perawat tadi di depan pintu.

Jika boleh biar saja Jongdae yang merasakan sakit kali ini, biar saja ia yang mengalami semua rasa itu seperti ketika dulu ia yang mengalami morning sick. Demi tuhan Jongdae tidak tega melihat Minseok mengerang menahan sakitnya.

"Tuan air ketuban milik nyonya Minseok sudah pecah kami harus segera mengeluarkan bayi anda jika tidak ini bisa sangat membahayakan"

"Lakukan apa pun untuk menyelamatkan istri dan anak ku, ku mohon" Jongdae sudah tak sanggup lagi berpikir ia kini hanya fokus mengusap sayang peluh di kening Minseok memberikannya rasa aman dan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Kris dan Jessica segera datang ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar bahwa Minseok di larikan ke rumah sakit, sedangkan Luhan segera pergi meninggalkan kampus ketika mendengar berita bahwa Minseok terjatuh.

Kris memang terkenal dingin dan kaku namun jika menyangkut sang putri ia akan menjadi pribadi yang sangat lemah. Bahkan ia tak kuasa menahan air matanya, Jessica lah sosok yang terlihat jauh lebih kuat.

.

.

Jongdae kini sedang membawa Minseok menggunakan kursi ruda menuju ruang inkubator, Minseok berhasil melahirkan bayinya dengan selamat walaupun harus menempuh jalur cesar. Bayi perempuan yang sangat manis, Minseok tak dapat menahan air matanya ketika melihat sosok mungil itu sedang tertidur.

"Apa kau sudah memberikannya nama ?" tanya Minseok namun Jongdae hanya menggeleng. "Kalau begitu bolehkah aku yang menamainya ?" lanjut Minseok.

"Tentu saja Min "

"Aku ingin putri kita bernama Kim MinZi " Jongdae mengernyit mendengar penuturan Minseok.

"Kim MinZi , adalah sebuah singkatan Kim untuk nama mu Kim Jongdae, Min untuk Minseok dan Zi untuk Zitao ibuku . Bolehkah ?" Minseok menatap penuh harap ke dalam mata Jongdae.

"Tentu sayang, Kim MinZi "

Epilog

"Appaaaaaaa ~"

"Appppaaaaaaaa ~" Minzi merangkak naik ke atas ranjang tempat ayahnya sedang ttertidur, sudah menjadi kebiasaan jika di pagi hari Jongdae belum bangun maka sang putri lah yang akan membangunkannya.

"Minzi-ya appa masih mengantuk" ucap Jongdae kemudian ia menyelimuti tubuhnya sendiri sampai menutupi seluruh tubuhnya.

"Eommmaaaaaaaaaaa" Minseok datang tak lama setelah Minzi berteriak, ia hanya melihat kesal kearah Jongdae. Ia tahu jika Jongdae sudah terbangun hanya saja jika sehari Jongdae tidak membuat putrinya menangis maka bukan Kim Jongdae namanya.

"Eommaa kenapa appa senang sekali tidul siihh ?" tanya Minzi dengan akses cadel khas anak kecil.

"Taeoh bilang Jongin appa yang setiap pagi buat taeoh bangun, tapi kenapa appa tidak au bangun "

"hmmm kalau begitu Minzi cari saja appa baru, bagaimana ?" ucap Minseok ia terkikik geli sendiri.

"Eomma pintalll, kalau begitu Minzi akan mencali appa balluuuu " Minzi kemudian meloncat-loncat senang diatas kasur.

"Yaaakkk apa-apaan kalian !" Jongdae segera bangkit dan menatap tajam istri serta anaknya.

"Kalian mau mencari appa baru ? " tanya Jongdae dan di luar dugaan Minzi langsung menganggu semangat.

"ia Minzi mau punya appa yang setampan Sehun ahjuci, bisa masak sepelti Chanyeol ahjuci dan selalu bagun pagi sepelti Jongin appa " ucap Minzi polos sedangkan Minseok hanya terkikik geli.

"Oh astaga"

.

.

End

Apa ini apaaaaaaaa end dengan tidak elitnya ..

Bow hehehehe

Di chap terakhir ME VS U banyak yang minta sekuel duh aku lum sanggup bikin nya jadi aku buat bonus chap ajja yahhhh

Dan untuk ff ku yang lain bakal aku update cepet ko .. maafkan lama soalnya kemarin laptop ku mati huhuhuhuhu

Semoga ini tidak mengecewakan yahhh

Love you