Harry Potter by J.K. Rowling

Wildest Boys

by

Majiko Harada

Summary: Tanpa kau sadari. Mereka sudah berada di antaramu, menunggu saat yang tepat untuk melakukannya. VampFic story.

Genre: Romance, slice of life, Fantasy, little bit comedy?

Warning: BL, typo bertebaran, mungkin OC and other.

Pair: All x Harry, seiring berjalannya cerita.

Rating: T+ (seiring berjalannya cerita.)

Satu lagi. Tidak diperkenankan untuk nge-FLAME. Jika pembaca ga suka apa yg uda gw buat, silahkan tekan tombol esc/back. It's easy right? :v

Ok, enjoy yo!

-Previous-

"Entahlah, aku hanya sedang ingin. Tapi syukurlah kau ada di sini, Draco."

"I'll wait until the full moon has arrived."

"... this is my room?"

"OH MA GOD! DRACO! YOU NAKED!"

Chapter Three

Harry berlari dengan tergesa-gesa di koridor dengan nafas tak teratur dan pajamasnya yang sedikit terbuka akibat perbuatan Draco di menit yang lalu.

Dan entah mengapa dia benar-benar sampai dikamarnya. Cepat-cepat Harry menutup pintu dan menguncinya, Harry pun tersungkur di tempat sambil menangkupkan kedua tangannya ke dada; wajah Harry amatlah merah.

Tak lama, Ia pun berdiri dan bergegas masuk ke kamar mandi, dengan cepat Harry masuk ke bathubnya. Selama berandam di bathub, Harry pun merenungkan sesuatu.

Tidak... Draco ada sahabat yang sangat kusayang, tidak mungkin kan Draco melakukan hal s-seperti itu terhadapku...

Ahh! Tapi itu sudah terjadi! dan wajah itu! Seolah-seolah seperti tidak terjadi apa-apa, aarrgh! Aku benci!

Aku tidak kuat... Aku tidak kuaaatt!

"K-KENAPA KAU MENCIUMKU, DRACOOOOOO!"

Seketika Harry pun menangkupkan kedua tangannya ke mulutnya.

[skip time]

Harry keluar dari kamar dengan wajah lesu, serta beban pikiran yang kini telah datang padanya.

"Good morning, harry."

Lagi-lagi sebelum harry akan pergi, seseorang tengah menyapanya. Harry terkejut dan menolehkan wajahnya.

"Ah, g-good morning,"

Sekilas Harry melihat perawakan wajah orang tersebut. Tinggi, putih, serta wajah-wajah anak bangsawan yang cakepnya ga ketulungan. Ok abaikan yg terakhir.

"Oh, Harry. Rambutmu masih berantakan,"

Orang tersebut mengusap rambut Harry, untuk merapikan rambutnya yang sedikit kusut.

"eh? Kau benar! Aku bahkan lupa untuk menyisir rambutku sendiri, terima kasih, um..."

"Cedric Diggory, just call me Cedric, Harry." Mendengarnya Harry terkejut.

"Wait... How did you know my name? We haven't not even met, right?"

Harry berpikir positif, mungkin saja Draco sudah membicarakan kedatangannya terhadap teman-teman manornya disini. Author bilang sih ga.

"Kalau begitu... salam kenal."

Cedric mengangkat tangan kanannya dengan senyum yang hangat. Harry ragu, ia pun menjabat tangan Cedric.

Tangannya dingin...

"tanganmu hangat sekali, Harry. Kau sakit?"

Cedric mengeluarkan raut wajah khawatirnya terhadap Harry, kemudian ia menempelkan tangannya ke jidat Harry untuk memastikan Harry benar-benar sakit atau tidak.

"T-tidak! Aku tidak sakit, aku baik-baik saja." Harry menunduk; tidak berani menatap wajah Cedric.

Tangan Cedric pun kini berpindah ke pipi kiri Harry; mengelusnya pelan. Harry bergidik pelan merasakan sentuhan dingin dari tangan Cedric.

"Begitu kah? Pastikan kau selalu sehat, Harry, sampai bertemu di ruang makan."

Ia pun akhirnya pergi meninggalkan Harry, sang empu hanya terdiam kemudian menyentuh pipi kirinya tadi yang telah dielus oleh Cedric. Harry blushing ria.

.

Good morning, Harry...

.

.

"Huh?"

Ke-blushing-an ria kini sirna tetiba Harry mengingat kembali suara Draco menyebut namanya dengan intonasi suara yang seksi.

"AAA! Aku tidak mau mengingat kejadian itu lagi!"

Dan Harry pun kembali mengamuk. Plus pipi Harry yang semakin merah seperti tomat.

.

.

.

.

.

~pharaoh~

.

.

.

.

.

[Draco's Room]

Draco bangkit dari kasur, kemudian ia masuk ke kamar mandi. Membuka bajunya sambil menatap pantulan wajahnya di kaca. Ia mengelus pipinya yg merah dengan pelan.

"tamparan yang diberikan olehnya cukup sakit juga,"

Oh, setelah Draco tak sengaja memberikan morning kiss ke Harry, bukannya membuat sang empu senang, Draco malah mendapatkan tamparan telak dari Harry (karna shock).

(sigh) what have I done?

[Flashback in the morning day]

"OH MA GOD! DRACO! YOU NAKED!"

Draco pun membuka matanya sedikit.

"Shhh... keep your voice down, Harry..."

Draco menarik tangan Harry dan memeluknya posesif.

"And I need more sleep, now."

Harry pun berpikir bahwa Draco masih belum sadar dari tidurnya, Ia pun menggelak pelan.

"D-draco... ini sudah pagi! Dan kenapa kau memelukku layaknya aku ini bantal?! Draco! Wake up, now!"

Harry pun mencubit kedua pipi Draco dengan keras.

Sang korban cubit pun mengaduh keras dan terbangun; melepaskan pelukannya dari Harry.

"It Hurts, Harry..."

Draco menatap sangar ke Harry, dan Harry sempat berdesir melihat tatapan Draco yang sedikit... err.. seram. Namun Harry mengesampingkan itu.

.

.

.

"it can be helped."

Batin Draco. Ia khawatir dengan perbuatannya itu, Harry akan menjauhinya.

Well, Draco hanya mengangkat bahu tidak peduli.

Kalau memang terjadi ya terjadilah.

Paling tidak aku sedang tidak mengisap darahnya atau melakukan hal-hal yang memang belum saatnya terjadi.

By the way, bibir Harry cukup lembut saat menyentuh dengan bibirku.

Ah… aku ingin melakukannya lagi…

what's wrong with me…

OOC Draco muncul. Tidak ke-Draco-an sekali. Author meminta maaf.

.

.

[skip time]

.

.

Di pagi yang cerah, terlihat para anak bangsawan-bangsawan kece tengah menyantap makanan yang telah disediakan oleh para maid serta para koki ternama yang kini menaruh hidangan di hadapan Draco.

Draco pun memakan hidangannya sambil menatap kursi yang kosong; disamping Tom yang masih sibuk makan. Draco berpikir apakah Harry tersesat lagi?

Mengelap mulutnya dengan serbet, Draco memanggil salah satu Maid dan membisikkan sesuatu yang membuat Maid pun menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan ruang makan.

"Kenapa Harry tidak ada di sini?" Cedric membuka suara. Lantas Draco dan Tom menatap Cedric dalam diam.

Sebastian yang selalu siap sedia berada di sisi ruangan pun menjawab pertanyaan Cedric.

"Saya melihat Tuan Harry berada di taman belakang ketika saya tengah melintasi koridor. Sebelumnya saya sudah mengingatkan kepada Tuan Harry untuk bisa mendatangi ruang makan dan Tuan Harry pun hanya mengiyakan saja. Berkenan jika saya akan segera menjemput Tuan Harry?"

Mendengarnya dari Sebastian sebelum ia akan pergi.

"Tidak usah menjemputnya." Titah Draco sambil berdiri dari kursi dan keluar dari ruang makan.

Melihat kepergian Draco, Cedric pun hanya mendesah pasrah dan meneruskan makannya yang terhenti.

.

.

.

.

.

Menit selanjutnya, Cedric pun sadar akan sesuatu.

"Wait, where's Tom?"

.

.

.

.

.

~pharaoh~

.

.

.

.

.

[In the backyard]

Saat ini Harry tengah berada di kebun belakang pemirsa. Ia duduk di pinggiran air pancuran, sedang menikmati angin yg berhembus hingga mengenai sedikit poninya.

Sebenarnya Harry tidak akan pergi ke ruang makan dan berpikir untuk berlama-lama di sini. Jujur saja, Ia sedang tidak ingin bertemu bahkan bertatap muka dengan Draco. Yap, kalian tahu sendiri kan kejadian pagi tadi yang lagi-lagi membuat pipi Harry memerah kembali? Hahaha ok stop, thor. *slapped*

Harry berpikir untuk berpindah tempat menuju Gazebo. Sesampainya disana, Ia menyenderkan punggungnya ke salah satu bantal hijau yang cukup besar. Terasa empuk dan nyaman hingga membuat sang empu seperti akan kembali tidur. (Nda usah tanya kenapa di gazebonya ada bantalnya, ini berdasarkan hasil survey author. Sumpah gazebo macam ranjang tidur kek ada atapnya gitu wkwk.)

.

"Harry..."

.

Harry mendengar seseorang telah memanggilnya, Ia pun membuka matanya perlahan namun masih belum sadar sepenuhnya.

Dihadapannya terdapat seorang cowok mapan nan cakepnya ga ketulungan duduk dan menatap Harry lekat. Kemudian dengan keisengan cogan tersebut, ia pun berbisik ke telinga Harry dengan suara sensual dibuat-buat.

"Harry... wake up..."

Harry bereaksi, ia berdenguh(?). Cogan tersebut terkekeh pelan dan meniup telinga Harry pelan.

"hmmh... geli... Eh?" akhirnya diapun mulai menyadari sesuatu. Membuka matanya dengan cepat dan menatap keatas.

"kenapa kau tidak makan bersama kami? Tidak lapar, Hm?"

Cogan diatasnya menatap Harry dengan tampang tak berdosa. Detik berikutnya Harry mendorong bahu si cogan.

"akhirnya kau bangun juga, hihi~"

Cogan pun tersenyum ria. Harry langsung bangun dan mulai mengatur detak jantungnya yang berdegup kencang. Kembali Harry menatap lekat-lekat ke cogan tersebut.

"aku bertanya sekali lagi, kenapa kau tidak makan bersama kami, Harry?"

"tidak... aku tidak lapar...um..." Harry was-was. Bahkan tidak tahu nama cogan dihadapannya ini. Duyy

"panggil saja, Tom." Ucap cogan ato sebut aja sekarang Tom. Seolah-olah Ia tahu apa yang ada di pikiran Harry sekarang.

.

Gyuuuuuuut~ [sfx kalo lapar trus perutnya bunyi]

.

Oh God

Harry menyeruakan suara hatinya dengan menyebut kata Tuhannya. Wajah Harry yang tadinya lagi stabil harus kembali memerah lagi menahan malu.

Mendengar suara perut Harry yang berbunyi membuat Tom terkekeh. Dan Tom pun memberikan sebuah kotak bekal yang berisi Sandwhich ke Harry.

"makanlah,"

Harry terbengong ketika ia sudah memegang dan membuka isi bekalnya, Harry ngiler.

"ini... ini tidak apa-apa? Aku boleh memakannya?" Harry berucap dengan sedikit terbata. Tom melihatnya terkekeh kembali.

"aku tidak tahu kenapa kau tidak bergabung bersama kami, tapi prioritas utama adalah isi perutmu dulu. Makan saja."

Mata Harry berbinar, tanpa pikir panjang pun ia mencomot satu sandwhichnya dan langsung memasukkan ke mulutnya.

Tom menatap Harry tengah memakan sandwhichnya sambil bertopang dagu. Harry sadar telah ditatap intens oleh Tom, dan melihat sikap makannya yang seperti anak kecil. Ok ini terlalu imut yalord.

"saus tomat di sudut bibirmu..." tom membersihkan sudut bibir Harry dengan menggunakan jempolnya, kemudian Ia menjilatnya dihadapan Harry.

.

.

.

.

.

.

.

Kode keras.

Melihatnya Harry ber-blushing-ria dan gelagapan tak karuan. Dan Harry mencoba berpikir positif, barangkali Tom juga sedang lapar sama seperti dirinya.

"Tom, kalau kau lapar, kau bisa memakan sandwhich ini..." Harry bermaksud untuk menawarkannya ke Tom, dan sang empu pun menolak dengan halus.

"Tidak, aku sudah kenyang, terima kasih sudah menawarkan." Tom tersenyum ganteng. Dan Harry pun berpikir serta terdiam melihat raut wajah Tom yang –ehem- memang ganteng pas lagi tersenyum, bukan senyum pas dalam mode menggoda seperti tadi.

"Kau... kalau tersenyum... aku suka!" Harry berucap dengan lantang. Pasalnya Harry melihat sisi 'baik'nya Tom lewat senyumannya yg menawan, dan Harry suka itu.

Mendengarnya tom terkejut, kemudian Ia menghadap kearah lain sambil menahan pipinya yang sedikit memerah. Tidak disangka bahwa Harry menyukai senyumannya. Melihatnya Harry kebingungan dan mendekati Tom.

"ada apa, Tom? Kau kenapa?" Harry bertanya dengan tatapan khawatir.

Tom berdehem, kembali menstabilkan suasana hatinya sekarang(?) dan berbalik menghadap Harry.

.

.

Jiiiiit (sfx kalo lagi mandang orang secara intens)

.

.

Tanpa sadar ketika Tom membalikkan wajahnya, hidung mereka pun saling bersentuhan.

"..." Harry menatap sangat dekat dengan Tom.

...

"..." Begitu juga dengan Tom.

.

.

.

Blush!

TOO CLOSEEE!

.

.

.

"Uwaaaaaa!" Harry lebih dulu bereaksi dan langsung mundur sejauh mungkin dari Tom.

"I...I...I'm sorry, Tom!" Harry membetulkan letak kacamatanya yang tadinya kedodoran.

"No... it's fine..." Tom menatap kearah lain lagi sambil menggosok pelan hidungnya yg memerah.

"um... anu...err" Harry ingin memecahkan suasana. Tapi sepertinya Harry tidak bisa melakukannya. Ia terlalu nervous memikirkan bagaimana agar mereka bisa berbicara lagi setelah kejadian barusan.

.

.

TOO AWKWARD!

.

.

"I should go. Bye, Harry..." Tanpa babibu lagi Tom langsung pergi meninggalkan Harry. Disaat itu juga Harry mencoba memanggilnya lagi, namun nihil. Tom sudah menghilang bagai hantu di siang hari.

"Tom... kadang dia pervert. Tapi ternyata dia baik juga..."

Membuat Harry tersenyum dan lanjut memakan satu lagi sandwhich.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

Heyo~! Majiko is BACK!

Yalord, ga nyangka cerita gw ada yang mau baca~ *tears so hard*

Ok, seperti yg gw ketik di chap sebelumnya, BAHWA gw ga janji bakal apdet kilat... yang katakan saja gw PEHAPE. Jadi gw minta maaf sebesar-besarnya kepada para pembaca sekalian. *tears again*

Ohya gw juga minta maaf kalo beberapa pembaca dari kalian ini pada kepo gimana sistem sekolahnya ntar. Karna sampe chapter ini juga lokasi ceritanya masih disitu-situ aja, ya gw taw kok. -_-

Terserah dari kalian yg kepo itu pada bersabar atau kagak. Jujur author benar-benar disibukkan dengan kegiatan kampus sampe saat ini (curhatsss). Konsep kedepannya sebenarnya sudah ada cuman pikiran sama tangan lagi ga saling berkesinambungan(?) jadi ya... mohon doanya aja mudahan bisa dilanjutin ni cerita dan alurnya ga lambat melulu. T.T

Satu lagi, kayaknya gw kenalin chara-chara disini satu-persatu sesuai chapter. Jadi yaaaaa... gitu deh (plakked) :3 SO MYSTERIOUS

Sebelumnya gw berterima kasih banyakkkk pada para pembaca yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca cerita gaje gw :3

Annnndddd welcome to my fanfic guys~!

Deeaza, amai no egao, love drarry, Dodomppa, naraey, hatakehanahungry, Naikochan , Dwi341 , fie, AlmeiraPrince, mika

Balas review~

BlueSky Shin

Dibilang mau dikurangin. Perasaan percakapan bahasa inggrisnya cuma sedikit-sedikit aja kok. Lagian setting ceritanya kan di negara Inggris broh.

Wakakak betewe buswe thanks uda review~! ^.^)

Vilan616

hehe, serasa tua lah begitu taw-taw gw uda ada maba di kampus gw T.T

btw gw memang pengen bikin satu manor itu seme semua #eaaaaak jadi Harrynya aja yang uhukUkeuhuk #HAHAHAHAHAHA

Wakakak betewe buswe thanks uda review~! ^.^)

DraRry Shipper

Njir wkwk, merasa berdosa gw(?) haha XD

Iyap bener banget. Gw memang bikin konsep harem no jutsu (?) ukenya Cuma satu... mungkin.

Namanya dia Vampire broh. Insra penciumannya tajam, setajam silet #plak

Yayaya i know i know! Semoga chapter ini terbayar ya~!

Wakakak betewe buswe thanks uda review~! ^.^)

Dodomppa

YAP DATS RIGHT!

Semuanya terinspirasi dari diabolik~

Wakakak betewe buswe thanks uda review~! ^.^)

Naikochan

There you go, dear~! Hope u always like my story ya~!

Wakakak betewe buswe thanks uda review~! ^.^)

Dwi341

Dibilang lemon, mudahan ada sih... gw lebih suka lime sih, too much nganu-nganu tapiga sampe situ *plakked*

Wakakak betewe buswe thanks uda review~! ^.^)

AlmeiraPrince

Yes. Belum. Sekolah Hogwarts. Memang sengaja gw bikin semua charanya misterius :3

Sorry, ndak janji broh~ :3

Wakakak betewe buswe thanks uda review~! ^.^)

Mika

There you go, dear~! Semoga suka terus ya sama fanfic gw yg gaje :'3

Wakakak betewe buswe thanks uda review~! ^.^)

.

Sorry ya nda semua gw balas, intinya terima kasih banyak uda baca deh~! Sampai jumpa dichap selanjutnya~ salam 2 jari gays~!