TOILET

By Cinnamons Tea

.

.

.

Disclaimer : Tite Kubo Sensei

Pairing : Rukia K, Ichigo K dan masih banyak lagi chara di sini.

Genre : Romance&Friendship

Warning : AU, TYPOS, and many more gaje

Summarry : Curhat di toilet? Santai di toilet? Toilet penghilang stres? Apa jadinya jika Toilet adalah tempat untuk bersantai dan curhat sekaligus penghilang stres? Mereka akan membuktikannya.

A/N : Fic ini terinspirasi dari film pendek dari Jepang yang berjudul Sakura Toilet. Special fic saya persembahkan untuk teman-teman yang selama ini mendukung dan memberi semangat. Love u...

.

.

Karakura Park

Sebuah taman, berdiri indah di tengah kota Karakura yang padat penduduk. Taman ini merupakan taman yang di tumbuhi berbagai jenis tumbuhan dan bunga-bunga di di dalamnya. Taman kota ini juga di lengkapi dengan arena bermain anak serta toilet umum yang tersebar dibeberapa titik untuk pengunjung. Kenyamanan yang di tawarkan di tempat ini memang cukup membuat tempat ini banyak di pilih oleh mereka untuk sekedar bersantai atau berolah raga.

Di sudut lain dari taman ini, terdapat dua bilik toilet umum yang sangat berbeda dari toilet yang terdapat di taman ini. Toilet ini merupakan toilet untuk pria dan wanita. Sekilas toilet ini tampak dari luar biasa saja, namun jika di perhatikan dari dalamnya, kalian pasti akan mendapatkan sesuatu yang berbeda dengan toilet ini.

Di dalam kedua bilik toilet ini, terdapat masing-masing paper bag dengan warna berbeda. Oke, sedikit dijelaskan mengenai apa yang terdapat di dalam kedua bilik toilet tersebut. Toilet wanita, terdapat sebuah paper bag berwarna putih bercorak bulan sabit. Isi dari dari paper bag tersebut antara lain adalah, cermin, handphone model lama tipe Nokia 7210, power bank, buku diary kosong, bolpoin,kertas origami, syal,jarum, benang wol, serta kutek. Sedangkan pada toilet pria, terdapat sebuah paper bag berwarna hitam bercorak matahari. Isi dari paper bag bilik toilet pria ini tak kalah unik, yakni , handphone model lama tipe Nokia 2600, power bank, buku sketsa, bolpoin, jam tangan, rubik serta sebuah novel misteri karya Agatha Christie.

Entah apa yang dipikirkan orang yang meninggalkan benda tersebut di situ, yang pasti toilet ini konon katanya mampu membantu orang-orang yang stres menjadi lebih baik setelah menggunakan toilet tersebut.

Flashback

.

.

Sepasang kekasih tampak begitu kelelahan akibat rutinitas sekolah yang begitu padat. Yah, mereka baru saja pulang mengikuti pelajaran tambahan sejak tadi siang sampai menjelang sore, saat ini. Mereka mengeluh kelelahan dan ingin bersantai sejenak sambil menikmati suasana senja di taman Karakura ini.

Rukia Kuchiki dan Ichigo Kurosaki, nama pasangan kekasih itu. Mereka adalah pasangan yang membuat semua orang iri. Tentu saja, mereka sama-sama kaya, cantik dan tampan juga sama-sama jenius di bidangnya.

Kembali lagi ke Rukia Kuchiki dan Ichigo Kurosaki. Mereka asik berjalan-jalan di taman tersebut tanpa menyadari bahwa sang gadis sejak tadi menahan keinginannya untuk buang air kecil.

"Ichigo, toilet umumnya di mana ya?" tanya Rukia frustasi.

Ichigo menghentikan langkahnya. Ia lantas memandang kekasihnya dengan raut wajah yang tidak bisa di artikan sama sekali oleh Rukia. "Biasanya di sekitar sini ada kok toiletnya. Kau kebelet dari tadi, midget?"

"Huh, kalau aku nggak menahan pipis dari tadi, sudah ku hajar kau karena memanggilku seperti itu." Setengah mati Rukia benar-benar ingin sekali memukul kepala duren milik kekasihnya itu, namun mengingat dirinya yang tersiksa menahan pipis membuat ia mengurungkan niatnya memukul kepala kekasihnya.

"Hahahaha. Astaga, wajahmu lucu sekali, Rukia-chan," ejek Ichigo di sertai dengan kekehan kecil yang keluar dari bibirnya.

Rukia meringis. Ia sudah tidak tahan lagi ingin buru-buru buang air kecil. "Jeruk, aku ssu-dah tidak tahan lagi. Ayo cepat cari toilet." Rukia kemudian berlari, disusul dengan Ichigo yang berada di belakang. Mereka berdua berlari mencari toilet terdekat sampai akhirnya mata mereka tertuju pada dua bilik toilet di dekat sebuah pohon Mapple. Rukia segera bergegas berlari menuju ke dalam toilet di susul Ichigo yang masuk di bilik toilet di samping Rukia.

Byurrrr

Siraman air dari dalam kloset, pertanda mereka telah selesai melaksanakan ritual rutin (baca:buang air kecil). Sebenarnya sejak tadi Ichigo juga kebelet, namun ia tahan demi menjaga imagenya di depan kekasihnya.

"Rukia," panggil Ichigo dari samping toilet yang Rukia tempati.

"Apa?" jawab Rukia malas.

"Kau tidak buru-buru, kan? Aku masih ingin berada di dalam sini, Rukia?" tanya Ichigo dengan suara yang agak keras agar bisa di dengar oleh kekasihnya.

"Kalau begitu, aku temani kau berlama-lama disini, Ichi." Rukia setuju dengan ide Ichigo, tidak ada salahnya kan berduaan seperti ini.

"Memangnya tidak apa-apa berlama-lama di sini?"

"Kau lupa ya, Ichi? Toilet ini sepertinya jarang di kunjungi karena letaknya yang sedikit jauh dari taman bermain anak."

"Aku lupa."

Ichigo dan Rukia masih berada di dalam bilik tersebut. Entah kenapa mereka berdua berbikir jika coretan di pintu toilet itu sangat jelek dan mengotori pintu itu.

"Ichi, tidak kah kau lihat coretan di kanan dan kirimu itu mengganggu?" tanya Rukia memecah keheningan.

"Tentu saja. Kau punya ide mengatasinya agar tidak terjadi hal yang lebih parah dari ini?" tanya Ichigo.

Rukia tampak ragu membicarakan idenya pada Ichigo. Dengan satu tarikan nafasnya, Rukia mulai bersuara. "Ada sih tapi ini akan sedikit konyol kedengarannya."

"Aku akan mendengarkan idemu." Ichigo kemudian mendengarkan ide yang Rukia pikirkan. Hal pertama yang di ungkapkan Rukia adalah kebiasaan yang harus dihilangkan pada pengguna toilet yaitu mencorat-coret fasilitas umum termasuk toilet. Rukia menjelaskan pada Ichigo perlunya media untuk mengunggapkan tulisan mereka pada sebuah buku.

Ichigo tampak tak yakin. "Kau yakin dengan menyediakan alat tulis mereka akan berhenti mencorat-coret fasilitas taman ini, Rukia?"

"Tentu saja aku yakin. Nah, sebaiknya kita keluar dulu dari tempat ini. Kita akan membahasnya di luar." Mereka berdua kemudian keluar dari bilik toilet itu. Baik Ichigo maupun Rukia memilih duduk di bawah pohon Mapple yang letaknya tak jauh dari toilet tersebut.

"Pertama-tama, kita sediakan di masing-masing bilik toilet pria dan wanita sebuah diary dan buku sketsa kosong serta bolpoin atau pensil dan penghapus. Kita letakkan saja di dalam paper bag. Kita akan tahu apa yang mereka isi."

"Apa tidak mengganggu privasi orang lain Rukia?"

"Ah, sebaiknya aku memberikan sedikit catatan untuk yang satu ini." Rukia kemudian mengambil kertas kecil dan menuliskan sesuatu.

Dear pengunguna toilet

Aku sangat prihatin dengan kondisi toilet di salah satu sudut taman ini. Dinding dan pintu toilet penuh sekali coretan dan tulisan kemarahan kalian, bahkan terdapat juga pesan untuk seseorang. Alangkah bijaknya jika kalian sedikit mengurangi kebiasaan buruk yang dapat merusak keindahan lingkungan tempat ini. Aku hanya menyarankan, jika berkenan tolong buka paper bag ini dan gunakan dengan semestinya. Aku harap itu bisa membantu kalian. Oya, tolong sebutkan inisial nama kalian saja jika ingin mengisi tulisan di buku yang aku sediakan. Salam kenal

From R.K & I.K (Chappy want to Orange)

"Kata-kata yang manis. Baiklah sekarang sebaiknya kita perlu media yang tadi kau sebutkan, Rukia."

"Hehehe. Aku sudah menyiapkannya sejak tadi sebenarnya. Kau tahu kenapa aku membawamu ke toko alat tulis setelah pulang sekolah tadi?"

Ichigo terdiam. Ia mencerna kembali ucapan kekasihnya. "Oh, jadi itu rencana yang dulu sempat kau bicarakan itu pada Orihime ya."

"Betul sekali. Nah sebagai seorang gadis remaja, aku ingin mengisi paper bag ini dengan cermin, handphone model lama tipe Nokia 7210, power bank, buku diary, bolpoin,kertas origami, syal, jarum, benang wol, serta kutek. Aku rasa benda-benda ini cocok bagi wanita yang ingin menghabiskan waktu di toilet, hihihihi." Rukia terkekeh, ia kemudian memasukkan benda-benda itu serta menempelkan tulisan yang tadi ia buat bersama kekasihnya untuk di tempel di bagian luar paper bag itu.

"Sebanyak itukah? Lalu kenapa harus dengan handphone dan power bank itu juga." Oh, Tuhan, Ichigo sungguh tak habis pikir dengan ide Rukia. Disisi lain ia juga bangga Rukia memikirkan ide sedetail itu.

"Kau tahu, Ichi? tadinya aku ingin membuang handphone dan power bank lama ini. Awalnya aku pikir handphone dan power bank sudah kuno, tapi dari pada di buang alangkah baiknya kita manfaatkan lagi Ichi. Lagian, handphone ini juga masih bisa di gunakan dengan baik, kok," ucapnya bangga.

Ichigo tersenyum mendengar penuturan Rukia. Ia lantas mengacak pucuk kepala Rukia dengan lembut. "Kalau begitu aku juga sama. Handphone dan power bank lama ini juga sebaiknya aku sumbangkan saja. Jangan lupa, hapus semua nomer dan data yang ada di handphonemu, Rukia," ucap Ichigo memberi saran.

"Tentu saja. Nah sekarang, masukkan buku diary dan buku sketsa serta alat tulisnya juga. Selanjutnya terserah kau, mau di isi dengan apa saja paper bag itu."

"Handphoneku Nokia 2600, power bank, buku sketsa, bolpoin, jam tangan, rubik serta sebuah novel misteri karya Agatha Christie sepertinya ini cukup untuk menghabiskan waktu di toilet."

"Kau rela menyumbangkan salah satu koleksi Agatha Christie-mu itu?"

"Tentu saja. Why not?"

Rukia hanya menggangguk saja ketika kekasihnya sudah memutuskan hal demikian. Ya, sebenarnya untu hal yang berbau Agatha Christie, Ichigo sedikit 'berlebihan' mengingat ia sangat menggilai koleksi dari Agatha Christie. Maka dari itu Rukia sedikit tidak percaya jika Ichigo rela menyumbangkan salah satu koleksinya yang berharga itu.

"Nah, sekarang kita letakkan paper bag di tempat gantungan baju yang terdapat di belakang pintu itu. Kita akan berkencan di sini setiap minggu pagi dan kita lihat apa yang mereka tulis. Deal?"

Ichigo sedikit cemberut dan memprotes ucapan kencan itu di tempat romantis, bukan di toilet. Pemuda bermarga Kurosaki itu sedikit mengacuhkan pandangannya ke arah lain untuk menghindari tatapan maut khas Rukia. "Kencan kok di toilet, kalau orang berpikir yang tidak-tidak tentang kita kan repot?" ucap Ichigo sedikit ngambek.

Rukia tersenyum lembut. Ia ingin meyakinkan kekasihnya bahwa ia tidak peduli dengan anggapan orang seperti apa. "Yang terpenting kita tidak seperti tentang apa yang mereka pikirkan. Ichi."

"Huh, ya sudah, aku mengalah. Tapi ingat, hanya jika ada kesempatan kita kesini. Jika tiap minggu kemari, aku tidak janji," kata Ichigo akhirnya luluh.

"Oke-oke. Aku mengerti Ichi."

End of flashback

.

.

To be continued

...

Fic gaje untuk mengisi 15 hari kedepan '15 days to 26 years'... hahhahaha... entahlah, terpikirkan buat ngisi waktu selama 16 hari. Hal-hal yang pengen saya lakuin selama 16 hari. Hal konyol, gokil,atau keributan entahlah.. selama 15 hari pengennya happy aja.. 15 hari pertama saya buka dengan publish fic ini. sekian curcolnya.

Oya, sebelumnya nonton filmnya dulu ya. Bagus kok. Inspiratif sekali filmnya. Nantikan chapter selanjutnya... next chapter, akan ada orang-orang yang mengisi buku yang Ichigo dan Rukia sediakan. See u