Title: One Confession

Gendre: Brothership/ Freindship/ Family

Rating: Fiction T

Chapter: 5

Cast: Park Jungsoo/Leeteuk(24), Park Donghae(20), Cho Kyuhyun(19), Park Hejoon(60), Min Hari(50), and Other Cast

Summary :

/Pengganggu! Kau pengganggu, aku benci kalian.../ tidak ada yang bisa aku harapkan darimu/ inikah alasannya? Kenapa sejak awal appa tidak mengatakan apapun?/ mianhae hyung.../

"apa kau mencoba menjadi dekat denganku Donghae-ya?" teriak Kyuhyun dan berlari kembali.

"aishh, bocah setan itu..." Donghae akan berlari mengejar Kyuhyun namun dia begitu terkejut saat melihat Kyuhyun tiba-tiba berhenti dan jatuh.

"Kyuhyun-ah!" Donghae berlari menghampiri Kyuhyun yang tengah jatuh.

"Kyuhyun-ah? Irona! Bangun! YA!"

Selanjutnya...

Donghae tengah duduk dikursi disamping tempat tidur dimana Kyuhyun tengah berbaring disana. Ruang kesehatan yang berada disekolah tersebut terbilang sangat lengkap dengan dokter yang ada disana. Dengan wajah kawatirnya, Donghae terus memandang wajah Kyuhyun yang terlihat pucat ditambah selang infus yang menancap tenang dilengan Kyuhyun.

"sebenarnya apa yang terjadi padamu?" gumam Donghae sambil menatap wajah Kyuhyun.

Seorang dokter masuk untuk mengecek keadaan Kyuhyun.

"apa yang terjadi padanya?" ucap Donghae pada dokter tersebut.

"gwaenchana, dia hanya butuh istirahat... tubuhnya sangat lemah..." ucap dokter tersebut dengan tenang.

"apa dia tidak mempunyai penyakit yang parah, lalu obat itu..." Donghae menghentikan ucapannya sejenak.

"obat? Apa dia mengkonsumsi obat tertentu?" tanya dokter tersebut.

"aku pernah menemukan obat yang bertuliskan Abana" ucap Donghae.

"apa dia mengkonsumsinya? Itu adalah obat yang meredakan rasa sakit.. aku tidak tahu dia mengkonsumsinya untuk apa tetapi bisa jadi dia mempunyai masalah dengan jantungnya..." ucap dokter tersebut.

"jantung? Tetapi sepertinya dia mempunyai ketakutan pada petir dan aku melihatnya begitu kesakitan..." ucap Donghae lagi.

"sepertinya dia menderita Astraphobia atau ketakutan dengan petir sehingga membuat kerja jantungnya meningkat, itu biasa terjadi pada orang yang mengalami trauma tertentu.." jelas dokter tersebut.

"trauma?" Donghae mencoba berpikir atas penjelasan yang diberikan oleh dokter tersebut.

Donghae menjaga Kyuhyun selama 2 jam dan terus berpikir mengenai keadaan Kyuhyun. Banyak sekali yang Donghae pikirkan mengenai semua yang berhubungan dengan Kyuhyun.

Lamunan Donghae terganggu dengan gumaman lemah Kyuhyun.

"a...ap...pa..." Kyuhyun merancau dalam tidurnya memanggil sang appa yang sudah meninggal.

"Kyuhyun-ah? Apa kau sudah sadar?" tanya Donghae karena mendengar Kyuhyun mengigau.

Kyuhyun mulai membuka matanya mendengar panggilan Donghae. Dengan wajah pucatnya, Kyuhyun mencoba memfokuskan pandangannya.

"eom...ma..." Kyuhyun memandang Donghae sembari memanggil nama eommanya.

Tanpa sadar, air mata Kyuhyun mengalir membasahi pipi Kyuhyun. Hal tersebut membuat Donghae merasa iba.

"wae gurae? Apa kau merasa sakit?" tanya Donghae dengan nada yang lembut.

Kyuhyun hanya diam dan kembali memejamkan matanya. Donghae yang tidak mendapat jawaban dari Kyuhyun hanya dapat memperhatikan wajah Kyuhyun yang terus menerus dibanjiri air mata.

Hejoon yang sudah berada di Amerika, menemani Min Hari menjalani perawatan. Kondisi Min Hari benar-benar diluar perkiraannya. Kanker yang menyerangnya membuat wanita paruh baya tersebut tidak dapat melakukan apapun. Dokter mengatakan jika waktu yang dipunyai wanita tersebut sudah tidak lama lagi. Dokter juga memberikan sebuah buku, sebuah kotak yang berukuran sedang dan juga sebuah surat yang ditujukan untuk Hejoon.

Hejoon membuka surat tersebut dan membacanya saat itu juga.

Hejoon-shi, kamsahamnida sudah melakukan semua hal untuk aku dan Kyuhyunie. Mianhae, karena sepertinya aku harus menitipkan Kyuhyun padamu. Aku tahu jika waktuku sudah tidak lama lagi, aku sudah sangat merindukan Hyunjae. Aku harap kau menjaga uri Kyuhyun menggantikan aku dan Hyunjae. Jangan pernah memberi tahu Kyuhyun mengenai masa lalu Hyunjae dan masa lalumu karena hal itu akan menyakitimu dan juga Kyuhyun. Biarlah hal itu menjadi rahasia kita dan juga eomma Donghae. Maafkanlah Kim Aera dan jangan biarkan Donghae kehilangan eommanya seperti Kyuhyun dan Jungsoo. Aku harap kau bahagia, berikan kotak dan buku tersebut pada Kyuhyun setelah aku pergi...

Hejoon terdiam membaca surat dari Hari yang begitu membuatnya semakin merasa bersalah. Pikirannya kembali pada masa dimana hal yang paling tidak pernah dia harapkan didunia ini. Sebuah kenangan dimana hanya dia, Hyunjae, Minhari dan Kim Aera yang tahu hal itu.

Flashback

3 tahun yang lalu...

Hejoon dan Hyunjae sedang berjalan untuk menghirup udara segar malam hari sebelum kembali ke perusahaan mereka. Mereka berdua adalah pemilik saham terbesar dan dengan kata lain, mereka berdua adalah pemilik sebuah perusahaan yang sangat terkenal dalam bidang properti. Saat mereka sedang berjalan bersama tiba-tiba seorang namja dengan pakaian yang lusuh menghampiri keduanya.

"KAU! Kau pembunuh!" ucap namja tersebut dengan keras dan membuat beberapa orang yang lewat didepannya memandang Hejoon dengan wajah aneh.

"paman, bukankah kau pegawai bagian pemasaran?" tanya Hyunjae yang merasa kenal dengan bawahannya tersebut.

"kembalikan anakku!" namja tersebut sambil memegang kerah baju Hejoon. Hejoon terlihat sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh orang tersebut.

"apa maksudmu? Bukankah aku sudah memecatmu, lalu apa masalahmu denganku? Aku tidak mengenal anakmu" ucap Hejoon yang merasa tidak mempunyai salah pada orang tersebut.

"bukankah aku sudah memohon padamu agar tidak memecatku? Karenamu, anakku tidak bisa mendapatkan perawatan dan meninggal karenamu!" namja tersebut memandang Hejoon dengan wajah yang penuh amarah.

"Jo Jinho-shi... lepaskan tanganmu, aku akan menuntutmu karena perbuatanmu ini!" Hejoon mengancam orang yang bernama Jo Jinho. Seseorang yang Hejoon berhentikan dari perusahaannya belum lama ini.

"aku akan membunuhmu! Karenamu juga, istriku meninggal dan sekarang anakku meninggal karenamu juga... aku akan membunuhmu!" ucap Jinho.

"apa maksudmu?" tanya Hejoon tidak mengerti dengan apa yang Jinho ucapkan.

"18 tahun yang lalu, kau mengambil jantung yang seharusnya untuk istriku.. kau gunakan jantung itu untuk istrimu.. karena uangmu, kau bisa membeli apapun untuk istrimu.. seharusnya jantung itu untuk istriku! Anakku yang baru berusia 2 tahun harus kehilangan eommanya karenamu dan sekarang diusianya yang baru 20 tahun, dia harus meninggal karenamu... aku akan balas dendam padamu!" ucap Jinho yang sangat serius dengan ucapannya.

"mwo? maksdumu jantung untuk eomma Jungsoo? Apa kau mengambil untuk menyelamatkan istrimu?" tanya Hyunjae yang berdiri disamping Hejoon.

"anio, aku mendapatkannya dari dokter bedah istriku... aku bahkan sangat membenci jatung itu karena jantung itu sama sekali tidak cocok dengan istriku... seharusnya memang jantung itu untuk istrimu" ucap Hejoon pada Jinho.

"MWO?"

"apa kau tahu jika anakku juga kehilangan eommanya saat usianya baru 3 tahun?" ucap Hejoon.

"lalu kenapa kau mengambilnya HUH? aku sudah menunggu sangat lama untuk jantung itu dan kau merusak semuanya.. sekarang karena kau memecatku, anak perempuanku juga harus pergi menyusul eommanya karena aku tidak bisa memberikan perawatan yang baik untuknya.. semua karenamu! Kau harus membayar mahal untuk ini!" Jinho berteriak keras dan pergi meninggalkan Hejoon dan Hyunjae.

Hejoon terlihat sedih saat Jinho mengingatkan kembali pada istri pertamanya Hejoon (eomma Jungsoo) yang telah meninggal saat usia Jungsoo 3 tahun.

"gwaenchana?" tanya Hyunjae pada Hejoon.

"hmmmm, gwaenchana..." ucap Hejoon.

"setidaknya saat ini, Jungsoo punya Aera yang menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri.. diusia Jungsoo yang ke-21 saat ini, kau sudah mengajarinya mengelola perusahaan.. ahhh bukankah sekarang Donghae sudah berusia 17 tahun? Anak-anak kita bahkan belum pernah bertemu sama sekali, apa kita terlalu sibuk bekerja?" Hyunjae mencoba mengalihkan pembicaraan dengan topik yang berbeda agar Hejoon tidak mengingat kejadian yang buruk lagi.

"Aku yakin sekali mereka semua tidak tahu jika kita berdua bersahabat dengan sangat baik" jawab Hejoon dengan santainya.

"Hahahaha, sepertinya begitu... sekali-sekali kita harus melakukan pertemuan keluarga" ucap Hyunjae menyarankan hal yang memang tidak pernah dia lakukan bersama Hejoon meskipun mereka bersahabat. Kesibukan membuat keduanya terlalu asik dengan dunia mereka sendiri.

"apa kita sedekat itu? bahkan kita tidak punya anak yang bisa kita jodohkan, buat apa kita melakukan pertemuan keluarga" ucap Hejoon sembari bercanda.

Keduanya berjalan kembali menuju ketempat parkir mobil mereka yang memang berada dipinggir jalan raya. Suasana malam hari membuat beberapa pusat perbelanjaan banyak yang sudah tutup dan membuat jalan sedikit lenggang.

Saat keduanya hendak menyebrang jalan, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang kearah mereka padahal lampu jalan menunjukkan tanda merah untuk para pengendara. Hejoon tidak menyadari hal tersebut dan beranjak untuk menyebrang jalan. Hyunjae paling cepat menanggapi hal tersebut dan segera berlari menuju arah Hejoon. Hyunjae mendorong keras Hejoon ketepi jalan dan membuat dirinya yang menjadi korban tabrakan tersebut. Hyunjae terseret dan terpental 100 meter dari tempat Hejoon. Hejoon sempat terkejut dengan apa yang baru saja dia alami. Hejoon sadar jika Hyunjae berusaha menolongnya dan saat ini menggantikannya terbaring dan menjadi korban tabrak lari. Mobil yang menabrak Hyunjae segera pergi meninggalkan Hyunjae begitu saja. Dengan langkah gemetar, Hejoon menghampiri Hyunjae yang tergeletak berlumuran darah.

"Hyunjae-ya..." panggil Hejoon dengan pelan. Hyunjae terlihat masih membuka kedua matanya meskipun kepalanya begitu banyak mengeluarkan darah membasahi seluruh wajahnya. Hejoon terduduk didepan Hyunjae dan mencoba berbicara pada Hyunjae.

"Hee...jon..." Hyunjae berusaha menggapai tangan Hejoon yang berada ditubuhnya. Hejoon segera meraih tangan itu dan mencoba memberikan sebuah pesan pada Hejoon. Salah seorang warga yang melihat kejadian tersebut segera menghubungi 911 dan kantor polisi untuk mengabarkan tabrak lari tersebut.

"ja...ga... K...kyu...hyun..."ucap Hyunjae mencoba berbicara sebelum dia benar-benar tidak bisa berbicara lagi.

"Hyunjae-ya, jangan berbicara..." ucap Hejoon agar sahabatnya berhenti berbicara omong kosong yang tidak ingin Hejoon alami.

"Ha..Ri... a..kan.. pergi... ju... ga...jaga.. Kyu..hyun..." ucap Hyunjae disisa tenaganya.

"apa yang kau bicarakan! Andwe... Hyunjae-ya... andwe..." Hejoon berteriak histeris saat Hyunjae semakin tersiksa dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"mi...an..." Hyunjae mengucapkan kata terakhirnya dan menutup mata untuk selamanya.

"Andwe!"

Kata terakhir yang Hyunjae ucapkan sebelum dia pergi. Dia tidak menyangka jika Hari akan benar-benar pergi menyusul Hyunjae. Jika Hejoon mengingat kejadia itu, dia benar-benar sangat tersiksa.

Flasback end

Hejoon memandang wajah Hari yang sudah semakin tirus dan pucat. Kanker berhasil membuat hidupnya tersiksa.

"apa yang harus aku lakukan dan katakan pada Kyuhyun?" gumam Hejoon sambil memandang Hari.

Saat Hejoon memandang Hari, handphone Hari berdering menandakan jika ada sms yang masuk. Handphone tersebut diberikan pada Hejoon saat Hejoon tiba di Amerika oleh salah seorang perawat yang merawat Hari.

Hejoon membuka sms tersebut dan semakin sedih saat melihat sms Kyuhyun yang belum sempat dibaca oleh Hari.

"dia anak yang baik, dia bahkan bilang jika dia sangat menyayangimu... apa yang harus aku katakan pada anak sebaik dia? Dia berharap jika kau cepat sembuh, lalu apa jadinya jika kau pergi begitu saja tanpa berbicara padanya?" ucap Hejoon merasa sangat sedih karena sudah tidak ada harapan lagi untuk kesembuhan Hari.

Hejoon kembali mengingat masa dimana Kyuhyun kehilangan Hyunjae ditambah dia harus menerima jika eommanya mengidap kanker.

Flasback

Dilorong rumah sakit seorang namja berusia 15 tahun berlari sekencang mungkin mencari sebuah ruangan UGD. Langkahnya yang awalnya kencang menjadi melambat saat sebuah bangsal keluar dari ruangan tersebut.

"Kyuhyun-ah..." Hari memanggil pelan anaknya yang terlihat begitu kacau.

Kyuhyun terdiam ditempatnya berdiri seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Sang eomma terlihat begitu rapuh dipelukan Aera yang sedari tadi menunggu jalannya operasi bersama Hejoon.

"a...ppa..." Kyuhyun menghampiri bangsal yang dihentikan oleh para dokter tepat didepan Kyuhyun.

"Apa yang terjadi?" tanya Kyuhyun sambil memandang wajah Hyunjae yang sudah menutup rapat kedua matanya.

"appa..." Kyuhyun memanggil dan bertanya pada jasad appa yang ada didepannya.

"Kenapa kau diam saja?..." tanya Kyuhyun lagi seolah tidak ingin percaya jika yang ada didepannya adalah appanya.

"lusa adalah ulang tahunku yang ke-16, apa saat ini kau sedang mengerjaiku? Bangunlah, ini sangat tidak lucu... aku tahu kau ingin membuat kejutan untukku... hehehe, bangunlah aku tahu ini hanya sebuah lelucon..." ucap Kyuhyun masih mencoba mengelak apa yang terjadi.

"Kyuhyun-ah..." Hejoon menghampiri Kyuhyun dan memeluknya.

"irona appa, leluconmu sangat menakutkan..." Kyuhyun mencoba untuk tidak percaya.

Bangsal tersebut, akhirnya didorong kembali meninggalkan Kyuhyun dan semuanya. Tetapi Kyuhyun begitu tidak terima dengan apa yang dilakukan para dokter dan perawat tersebut.

"andwe, jangan bawa appaku... APPA! APPA!" Kyuhyun berteriak dengan keras dan mencoba untuk mengejar jasad appanya tetapi Hejoon menahan Kyuhyun dengan sekuat tenaganya.

"mianhae Kyuhyun-ah... aku akan menangkap siapapun yang melakukan ini pada appamu..." ucap Hejoon sambil memeluk Kyuhyun.

"APPA!"

Flashback end

"Kyuhyun-ah..." Hejoon menggumamkan nama Kyuhyun saat dia mengingat betapa malang nasib yang dialami Kyuhyun.

Meskipun Hejoon sudah menangkap pelakunya tetapi dia juga masih belum bisa bernafas dengan lega karena ancaman pelaku yang saat ini sudah mendekam dipenjara. Tetapi Hejoon mencoba untuk biasa saja menanggapi ucapan orang tersebut.

"harusnya orang yang meninggal adalah aku bukan Hyunjae... mianhae..." gumam Hejoon.

Donghae dan Kyuhyun masih berada diruang kesehatan sekolah mereka. Kyuhyun sudah mulai membaik dan membuka matanya dengan posisi duduk bersandar ditepi ranjang.

"kembalilah kedalam kelas, kau sudah meninggalkan kelas sangat lama hyung.." ucap Kyuhyun merasa tidak enak terhadap Donghae.

"aishhh sudah aku bilang jangan memanggilku seperti itu" ucap Donghae pada Kyuhyun.

"mian..."

Suasana canggung masih nampak diantara Kyuhyun dan Donghae karena hal itu dapat dilihat dari cara pandang mereka yang masih sedikit kaku satu dengan yang lainnya.

"hyungggg..."

"hmmm jangan memanggilku seperti itu..."

"gomawo..."

"untuk apa?"

"untuk baik dan kawatir padaku"

Donghae terdiam mendengar jawaban Kyuhyun.

"tetaplah bersikap seperti ini" ucap Kyuhyun.

"aku mungkin akan mendengar berita buruk nantinya, aku hanya mencoba untuk akrab dengan kalian.. aku tidak tahu siapa nanti yang akan disisiku..." ucap Kyuhyun lagi.

"apa maksudmu?"

"kau pasti berpikir jika aku dan eommaku adalah perusak hidup keluarga kalian... tetapi, appa adalah orang yang memaksa kami untuk tinggal bersama.." ucap Kyuhyun mulai membuka sebuah pengakuan yang terpendam dalam hatinya.

"aku tidak ingin membahas hal itu..." ucap Donghae yang masih enggan mendengar alasan Kyuhyun.

"aku mendengarnya dari Changmin... kau berubah menjadi dingin seperti sekarang saat eommamu meninggalkan rumah dan appa menikah dengan eommaku..."

"hentikan Kyu, apa kau ingin membuatku marah?" Donghae merasa enggan untuk melanjutkan percakapan dengan Kyuhyun.

"dengarkan aku hyung... tolong dengarkan aku..." ucap Kyuhyun serius sehingga membuat Donghae terdiam saat dia melihat genangan airmata didalam mata Kyuhyun.

"saat usiaku 15 tahun, dua hari sebelum ulang tahunku yang ke-16.. appaku meninggal dunia karena sebuah kecelakaan dan eommaku sudah mengidap penyakit kanker sejak aku masih kecil... aku tahu jika eomma akan segera meninggalkanku dan aku sudah sangat mempersiapkannya bersama dengan appa... hari demi hari kami habiskan hanya untuk membuat eomma bahagia karena satu detik sangat berharga bagi kami.. kematian appa begitu mengejutkan buatku karena aku sama sekali belum mempersiapkannya.. eommamu dan Hejoon ahjushi menemani aku dan eomma sampai acara pemakaman appa.. bahkan ahjushi menangkap pelaku tabrakan itu..bukankah dia sangat hebat hyung?" ucap Kyuhyun mengingat kejadian masa lalunya.

"kenapa appa dan eommaku ada disana?"

"molla, sepertinya appaku dan ahjushi sangat berteman baik" ucap Kyuhyun.

"dia appamu juga sekarang, dia bahkan lebih menyayangimu..." ucap Donghae.

"apa kau cemburu?"

"anio, buat apa aku cemburu padamu" elak Donghae.

"tetapi...semua berubah..." lanjut Kyuhyun dan membuat Donghae kembali terdiam.

"aku tidak tahu apapun dan saat usiaku 17 tahun, ahjushi memintaku untuk menerimanya menjadi appa tiriku... kini aku tahu jika saat itulah ahjushi bercerai dan membuatmu bersikap dingin... jika aku jadi hyung, mungkin aku juga akan bersikap dingin sepertimu" ucap Kyuhyun.

"itu memang terjadi 2 tahun yang lalu.. eommaku pergi begitu saja meninggalkanku bahkan membentak dan tidak ingin melihatku.. appa juga tidak berusaha menahan eomma untuk pergi..." ucap Donghae yang kali ini menceritakan tentang dirinya pada Kyuhyun.

"jadi benar jika kau ditinggalkan? Jadi rumor itu benar?" Kyuhyun spontan melemparkan pernyataan yang sebelumnya dia dapat dari Changmin.

"aku tidak pernah mendengarkan kata orang-orang yang membicarakanku.. mereka hanya melihat apa yang terlihat tetapi tidak pernah tahu apa yang terjadi.." jelas Donghae.

"oh begitu... lalu hubunganmu dengan Jungsoo hyung?"

"jangan membahas dia, aku hanya ingin melampiaskan kemarahanku padanya karena sikap appa padaku dan eomma..."

"ahhhh, aku mengerti..." Kyuhyun mulai memahami alasan dibalik sikap Donghae yang dingin.

"lalu kenapa waktu itu kau melukai dirimu sendiri?"

Donghae terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Kyuhyun.

"karena aku tidak pernah mendapatkan posisi pertama dan aku selalu membuat eomma kecewa.. appa selalu bilang jika itu semua salahku.. kepergian eomma adalah karena aku yang tidak pernah bisa diandalkan" ucap Donghae.

"sulit dimengerti jika itu adalah alasannya... bukankah nilaimu sudah cukup bagus... kau itu pintar hyung..."

"benarkah? Tetapi... tunggu dulu... usiamu dibawahku 1 tahun... apa kau kelas akselerasi?" Donghae baru menyadari jika usia Kyuhyun lebih muda dan sama dengan Changmin.

"hehehehe, ne... aku sempat mengikutinya tetapi aku memutuskan untuk mengikuti kelas reguler ketika masuk SMA.."

"benarkah? Ahhh, sepertinya aku akan punya pesaing lagi..."

"aku akan membantumu belajar hyung"

"mwo? YA! Kurang ajar sekali... aku hyungmu"

"tetapi ini disekolah dan kau orang lain... bukankah aku benar?"

"arraseo, arraseo... aku harap ini menjadi rahasia kita..."

Kyuhyun hanya tersenyum melihat ekspresi lucu yang Donghae tunjukkan. Begitu hangat dan menyenangkan.

Jika kau sangat hangat dan menyenangkan seperti ini, seharusnya kau tidak perlu menutupinya hyung... kau lebih cocok menjadi anak yang baik... Batin Kyuhyun saat melihat senyum manis Donghae.

Donghae memapah Kyuhyun untuk masuk kedalam rumah yang terbilang mewah tersebut. Jungsoo yang duduk diruang keluarga melihat kedatangan Donghae dan juga Kyuhyun.

"Donghae-ya... waeyo? Apa kau terluka?" tanya Jungsoo pada Donghae.

"apa kau tidak lihat jika Kyuhyun yang terluka?" ucap Donghae dingin.

Kyuhyun menahan langkah Donghae.

"wae?" tanya Donghae pada Kyuhyun.

"apa begitu sikapmu pada Jungsoo hyung?" ucap Kyuhyun.

Donghae mamandang Jungsoo yang juga memandangnya. Donghae menghembuskan nafas beratnya.

"mianhae hyung..." ucap Donghae pada akhirnya.

Jungsoo begitu terkejut dengan apa yang diucapkan Donghae padanya. Setelah sekian lama Donghae akhirnya menatapnya dengan tatapan yang dulu selalu Donghae tunjukkan kepada Jungsoo.

"Hae-ya..."

"kajja Kyu" Donghae kembali tidak menghiraukan Jungsoo dan meninggalkan ruangan tersebut. Donghae lebih memilih mengantarkan Kyuhyun kedalam kamarnya.

Jungsoo terlihat bingung dengan perubahan sikap Donghae yang terkesan mendadak. Bahkan dia yang awalnya sangat membenci Kyuhyun, tiba-tiba berubah begitu saja.

Donghae menyuruh ahjumma Kim untuk membantu Kyuhyun karena kondisi tubuh Kyuhyun yang lemah. Setelah itu dia menuju kedalam kamarnya sendiri.

"Hae-ya..." Jungsoo memanggil Donghae dari luar kamar Donghae.

Tanpa disuruh, Jungsoo pun memutuskan untuk masuk kedalam kamar Donghae.

"aku tidak ingin membahas apapun denganmu hyung..." ucap Donghae.

Nada bicara Donghae tetap terkesan pelan meskipun perkataannya masih terdengar tidak perduli.

"wae? kenapa kau tiba-tiba berubah dan bahkan dengan Kyuhyun?"

"apa aku salah?"

"anio Hae-ya, tetapi alasan..."

"aku tidak butuh alasan untuk berubah menjadi lebih baik hyung..." ucap Donghae yang membuat Jungsoo terdiam.

"apa kau sudah dengar tentang bagaimana keadaan Kyuhyun yang sebenarnya? apa kau tahu jika appanya sudah meninggal 3 tahun yang lalu?"

"mwo?"

"aku bahkan membenci orang yang bahkan bernasib lebih buruk dariku... jika eommanya meninggal, dia tidak akan punya siapapun disisinya... meskipun aku membencinya tetapi..."

"kau kasihan padanya?" tanya Jungsoo.

"hyung... itu..."

"tindakanmu sudah benar..." Jungsoo memotong ucapan Donghae.

"Kyuhyun dan eommanya tidak bersalah" lanjut Jungsoo.

"bagaimana bisa kau menyimpulkan seperti itu"

"Hae-ya..." Jungsoo memanggil nama Donghae dengan nada dan tatapan yang serius.

"percayalah padaku... kau sama sekali tidak bersalah atas kepergian eommamu jadi berhentilah menyalahkan dirimu... dan untuk Kyuhyun, aku akan berusaha baik juga padanya seperti apa yang kamu lakukan padanya" ucap Jungsoo.

"apa kau mengetahui sesuatu yang tidak aku ketahui hyung?" Donghae bertanya karena ada sesuatu yang terdengar aneh menurutnya. Sesuatu yang mungkin hanya Jungsoo yang tahu.

"jika saatnya tiba dan kau tahu semua, kau tidak akan menyesali apa yang kamu lakukan sekarang..." ucap Jungsoo.

Semua salah eommamu Hae-ya.. jika ada yang harus disalahkan itu adalah eomma.. Meskipun aku yakin ada sesuatu yang appa sembunyikan lagi, tetapi untuk saat ini eommamu adalah orang yang membuat keluarga kita berantakan... Mianhae Hae-ya, tunggulah sebentar lagi.. Aku yang akan mencari tahu kebenarannya untuk kebaikanmu, percayalah padaku... Meskipun sebuah pengakuan yang menyakitkan harus kita terima, itu jauh lebih baik...

TBC

Jungsoo mulai membuka hatinya untuk Kyuhyun karena Donghae melakukan hal itu juga. Lalu bagaimana nasib eomma Kyu? Bagaimana nasib Kyuhyun selanjutnya? Hanya Jungsoo dan Hejoon yang tahu tentang perselingkuhan eomma Donghae. Jungsoo, Donghae dan Kyuhyun tidak tahu tentang alasan kecelakaan appa Kyuhyun. Bagaimana jika semua rahasia mulai sedikit terbuka? Siapakah yang akan lebih terluka?

See you next Chapter ^^

Terima kasih komentarnya,, seru banget baca komen dari readers semakin nambah semangat buat lanjutin FF meskipun sibuk hehehehe