Sejak hari dimana Sasuke, Hinata dan Daisuke menghabiskan waktu bersama, Sasuke jadi semakin gencar untuk mendatangi kediaman Hinata. Sasuke juga sudah kebal dengan setiap sambutan tidak bersahabat dari Hinata setiap kali ia berkunjung. Tapi Hinata selalu tidak bisa berkutik jika Daisuke tiba-tiba muncul dan malah menyambut kedatangan Sasuke. Mau tidak mau Hinata hanya bisa pasrah dan membiarkan Daisuke menghabiskan waktu bersama dengan Sasuke. Mulai dari hanya bermain dan belajar di dalam rumah, sampai bermain di luar rumah, Sasuke selalu menemani Daisuke.

Jujur, meski Hinata masih tidak terlalu senang dengan kedatangan Sasuke, tapi Hinata harus mengakui jika tindakan Sasuke secara tidak langsung membantu Hinata. Karena di setiap kedatangan Sasuke, Hinata dapat melihat raut kebahagiaan di wajah putranya. Saat mengingat itu, Hinata secara tidak sadar akan tersenyum dengan tulus melihat keakraban mereka berdua. Tapi gambaran masa lalunya selalu hadir dan membuat senyuman itu luntur seketika. Jika saja Sasuke tidak pernah melakukan hal itu padanya, mungkin Hinata akan sangat berterima kasih dengan apa yang Sasuke lakukan saat ini.

.

.

IF

.

Warning : AU, OC, OOC, [miss]TYPO, minim dialog, alur cepat, ide pasaran, dsb.

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate: T

Pairing : Sasuke x Hinata

Genre : Romance, Hurt/comfort

.

Hari ini Hinata terpaksa tidak masuk kerja dulu. ia menelpon salah satu teman di tempatnya bekerja-Ino-untuk menyampaikan hal itu pada atasannya. Sejak semalam Daisuke demam tinggi. Semalaman Hinata menjaga Daisuke di sisi tempat tidurnya, tapi sampai keesokkan harinya demam yang diderita Daisuke tidak juga membaik karena itulah hari ini Hinata ingin membawa Daisuke ke dokter. Hinata bahkan tidak sempat memberitahukan sekolah perihal tidak masuknya Daisuke hari ini. Dia sudah terlalu dibuat panik karena keadaan Daisuke.

Hinatasudah bersiap untuk membawa Daisuke ke dokter, sebelum langkahnya terhenti begitu melihat Sasuke sudah berdiri di depan pintu rumahnya.

"Menyingkirlah, Aku harus segera pergi" Hinata tidak bisa berbasa-basi saat melihat Sasuke, sekarang yang ada dipikirannya hanya segera membawa Daisuke untuk berobat.

"Kau mau kemana dengan membawa Daisuke seperti itu ?" Sasuke jelas terkejut, niatnya untuk menyambangi rumah Daisuke untuk mempertanyakan ketidakhadirannya hari ini terhenti begitu melihat Hinata yang terlihat tergesa-gesa dan kepayahan menggendong tubuh Daisuke yang tidak bisa dikatakan kecil itu.

"Kau bisa bertanya nanti, Aku harus segera pergi sekarang" Hinata sedikit mendorong tubuh Sasuke kesamping agar tidak menghalangi jalannya.

"Nghh... Kaa-san.." mendengar suara Daisuke yang terdengar lemah dan matanya yang sayu dan terlihat tidak bisa fokus juga keadaan fisik Daisuke yang hanya bisa terkulai lemah digendongan Hinata membuat Sasuke mengambil kesimpulan jika Daisuke sedang sakit saat ini, yang Sasuke lakukan begitu ia mendapatkan kesimpulan itu adalah segera mengambil alih tubuh Daisuke dari gendongan Hinata.

"Kau ingin pergi ke dokter bukan ? Aku akan mengantarmu kesana. Astaga, badannya panas sekali" tanpa menunggu jawaban dari Hinata, Sasuke segera mebawa Daisuke ke dalam mobilnya. Hinata yang merasa tidak dapat menolak tawaran Sasuke kali ini, dirinya sendiripun sudah dibuat bingung karena harus merawat Daisuke yang seperti ini sendirian.

"Sejak kapan Daisuke seperti itu ?" Begitu masuk ke dalam mobil, Sasuke segera menanyakan hal itu pada Hinata yang duduk di kursi belakang mobilnya bersama dengan Daisuke yang terkulai di pangkuannya.

"Sejak semalam"

"Kenapa kau tidak memberitahuku, seharusnya Kita bisa segera membawa Daisuke ke dokter sejak semalam" Sasuke tahu jika dirinya tidak memiliki hak untuk marah pada Hinata karena nyatanya sampai detik inipun dia bukanlah siapa-siapa bagi Hinata. Tapi mengingat sikap keras kepala Hinata, bahkan hanya untuk sekedar menghubunginya saja dalam keadaan mendesak seperti ini, Hinata enggan untuk melakukannya, membuat Sasuke tidak bisa menahan diri untuk tidak bersikap seperti sekarang ini. Padahal Sasuke sudah meninggalkan nomor yang bisa Hinata hubungi jika memerlukan bantuannya seperti saat ini.

"..." Hinata tidak bisa membantah ucapan Sasuke kali ini. Sebenarnya sejak semalam Hinata bisa saja menghubungi Sasuke untuk meminta bantuannya, tapi dia terlalu enggan untuk melakukannya.

.

.

Tempat yang mereka tuju sudah mulai tampak terlihat. Tempat itu hanyalah rumah sakit umum yang tidak terlalu besar, mengingat daerah ini masih termasuk dalam kawasan yang tertinggal. Begitu Sasuke selesai memarkirkan mobilnya, ia segera menggendong Daisuke dan membawanya masuk ke dalam diikuti dengan Hinata yang mengekor di belakangnya. Seorang perawat yang melihat mereka masuk ke dalam dengan tergesa-gesa, segera membawa mereka ke salah satu ranjang pasien dan menyuruh Sasuke untuk meletakkan Daisuke disana. beberapa saat kemudian seorang dokter datang dan segera memeriksa keadaan Sasuke. Hinata dan Sasuke diminta untuk sedikit menjauh oleh seorang perawat agar tidak mengganggu pemeriksaan.

Melihat Daisuke yang sudah mendapat perawatan dari dokter membuat Sasuke dapat sedikit bernafas lega. Tapi kelegaannya mendadak menghilang begitu melihat Hinata yang sejak tadi diam saja terlihat menangis tanpa suara di sampingnya. Melihat Hinata yang seperti itu, mengingatkan Sasuke pada kejadian beberapa tahun silam. Jika dulu Sasuke memilih mengabaikannya, kali ini Sasuke tidak bisa tinggal diam melihat air mata Hinata. Sasuke segera menarik tubuh Hinata ke dalam pelukannya, mendekapnya dengan sangat erat seolah memberikan perlindungan padanya.

"Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja sekarang. Kau tidak sendirian, ada Aku disini" bagaikan mantra, perkataan Sasuke membuat Hinata merasa menjadi lebih tenang. Ditambah dengan pelukan yang Sasuke berikan padanya membuat Hinata merasakan sesuatu yang baru saat bersama dengan Sasuke. Rasa nyaman. Hinata menganggukkan kepalanya untuk merespon ucapan Sasuke.

.

.

Setelah mendapatkan pemeriksaan dari dokter, Daisuke segera dipindahkan ke kamar pasien. Dokter mengatakan jika Daisuke menderita demam karena sistem kekebalan tubuhnya sedang lemah karena pergantian musim. Hal ini biasa terjadi pada anak seumuran dengan Daisuke. Tapi meski begitu, Daisuke masih harus diinfus.

"Kaa-san, dimana kita sekarang ?" begitu terbangun, Daisuke jelas merasa asing dengan tempatnya berbaring saat ini.

"Kita di rumah sakit, Daisuke" Hinata mengusap-usap kepala Daisuke denga penuh sayang begitu melihat Daisuke sudah mulai membaik.

"Lalu kenapa kita di rumah sakit, Kaa-san ?"

"Tentu saja karena jagoan Kaa-san sedang sakit saat ini. Karena itulah Kaa-san membawamu kemari" Daisuke hanya dapat mengangguk lemah mendengar penjelasan dari ibunya itu. Daisuke pun merasa jika saat ini dia merasa sedikit aneh dengan tubuhnya, dan Daisuke tidak suka itu. Ditambah dengan selang infus yang berada di tangan kirinya membuat Daisuke merasa sakit ketika tidak sengaja menggerakkannya terlalu keras.

"Jangan terlalu banyak bergerak dulu Daisuke" Sasuke tiba-tiba datang dengan dan masuk kedalam dengan membawa beberapa obat dari dokter yang harus Daisuke minum agar cepat sembuh.

"Lho, kenapa Sasuke-sensei juga ada disini ?" Daisuke jelas merasa terkejut melihat gurunya itu disini.

"Tentu saja Sensei disini untuk menjagamu dan juga Kaa-sanmu itu" Hinata yang mendengar jawaban Sasuke entah kenapa membuat wajahnya memunculkan rona merah yang jarang sekali diperlihatkannya.

"Emmb.. Kalau begitu terima kasih karena Sensei sudah mau menjagaku dan juga Kaa-san" tidak beda jauh dengan Hinata, wajah Daisuke juga terlihat sedikit memerah saat mengatakannya. Tapi tentu saja alasan kenapa Daisuke menjadi seperti itu berbeda dengan Hinata, Daisuke hanya merasa sangat senang mendengar jawaban dari gurunya itu. Sosok Sasuke saat ini terlihat seperti seorang pahlawan super yang siap menjaga dan melindunginya kapan saja.

"Hn, Sama-sama. Sekarang kau harus minum obat ini dulu. Begitu cairan infusnya habis, aku akan mengantarkan kalian pulang" Sasuke memberikan obat yang tadi dibawanya pada Hinata agar Hinata dapat membantu Daisuke meminumnya.

.

.

If

.

Begitu meminum obat yang diberikan dokter, beberapa saat kemudian Daisuke sudah tertidur pulas karena efek dari obat yang diminumnya. Berhubung cairan infus yang diberikan pada Daisuke sudah habis, Hinata dan Sasuke memilih membawa Daisuke pulang ke rumah meski Daisuke sendiri masih terlelap. Sasuke yang selalu menggendong dan memindahkan Daisuke, ia selalu menolak jika Hinata menawarkan diri untuk membawa Daisuke di gendongannya.

Sesampainya di rumah Hinata, Sasuke membopong dan memindahkan Daisuke ke kamarnya.

"Tinggallah sebentar, akan kubuatkan teh untukmu" Hinata merasa tertolong dengan bantuan yang Sasuke berikan hari ini, jadi setidaknya ia bisa sedikit menunjukkan rasa terima kasihnya.

"Hn" Sasuke tentu saja dengan senang hati menerima tawaran dari Hinata. Lagipula ada hal yang memang ingin Sasuke bicarakan dengan Hinata. Sasuke merasa ini adalah saat yang tepat untuk membicarakannya dengan Hinata. Sasuke sudah bulat dengan keputusannya ini, apalagi setelah melihat begitu paniknya Hinata saat Daisuke sakit, itu semakin membuat Sasuke yakin bahwa keputusannya ini adalah hal yang tepat.

"Maaf karena hanya bisa menawarimu secangkir teh" beberapa saat menunggu, Hinata datang dengan 2 cangkir teh di tangannya. Meletakkannya di meja sebelum mengambil tempat duduk di sebelah Sasuke.

"Tidak masalah, ini saja sudah cukup" setelah itu, tidak ada lagi salah satu dari mereka yang memulai pembicaraan. Mereka seperti disibukkan dengan pikiran mereka masing-masing. Sasuke yang sedang berpikir tentang memulai pembicaraan 'penting'nya dengan Hinata, dan Hinata sendiri juga sedang kebingungan untuk memulai pembicaraan dengan Sasuke mengingat mereka berdua belum pernah sedekat ini sebelumnya.

"Terima kasih karena sudah membantuku hari ini" setelah tercipta keheningan yang cukup lama diantara keduanya, Hinata memutuskan membuka pembicaraan dengan mengucapkan rasa terima kasihnya langsung pada Sasuke. Butuh keberanian besar bagi Hinata meski hanya untuk mengucapkan rasa terima kasihnya, bahkan Hinata tidak berani menatap mata Sasuke langsung saat mengatakannya.

"Sama-sama" setelah itu, mereka kembali terdiam. Terjadi jeda yag cukup lama sebelum akhirnya Sasuke kembali membuka suaranya."Hinata"

"Hm?"

"Aku sudah cukup lama memikirkan ini, dan setelah kejadian hari ini, sekarang aku tidak ragu lagi. Ayo kita menikah" Tegas, Sasuke mengatakannya dengan tegas tanpa ada sedikit pun keraguan dalam setiap kata yang diucapkannya. Bahkan saat mengatakannya, Sasuke menatap langsung ke arah Hinata untuk menunjukkan betapa seriusnya kalimat yang baru saja dikatakannya. Mendengar hal yang mengejutkan dan mendadak semacam itu, membuat Hinata kehabisan kata-kata. Saking terkejutnya, Hinata sampai harus memerlukan waktu beberapa detik sebelum akhirnya sadar dengan maksud ucapan Sasuke.

"Apa ini yang kau maksud dengan cara untuk menebus kesalahnmu ? Jika memang benar, aku menolak" Setelah mengerti maksud dari ucapan Sasuke, Hinata kembali teringat dengan perkataan Sasuke di hari dimana untuk pertama kalinya Hinata dan Sasuke pergi ke taman.

"Lalu apalagi yang bisa kulakukan, kau sendiri pun tahu. Daisuke membutuhkan sosok seorang ayah, kau membutuhkan sosok lain untuk membasarkan Daisuke, dan keluarga kecilmu ini membutuhkan sosok kepala keluarga untuk melindungi dan menjaga kalian berdua. Lalu apa ada yang salah jika aku ingin menjadi ketiga sosok itu ?" Sasuke menjelaskan alasannya pada Hinata.

"yang salah disini adalah kau dan juga rasa belas kasihanmu itu. Kau melakukannya hanya karena rasa belas kasihanmu itu padaku, intinya kau terpakasa menikahiku karena menurutmu itu adalah tanggung jawabmu bukan karena kau memiliki perasaan yang lebih padaku. Kalaupun aku setuju menikah denganmu, lalu apa? Kau pikir pernikahan seperti itu akan bertahan berapa lama ?" Setelah Hinata selesai mengatakannya, Sasuke mulai memikirkan semuanya.

Apa benar keinginananya untuk menikahi Hinata semata-mata hanya karena rasa kasihan ?

Jika dia benar menikahi Hinata tanpa ada perasaan sedikitpun padanya, lalu berapa lama pernikahan itu akan bertahan ?

Dan seandainya Dia dan Hinata memilih untuk berpisah setelah mereka menikah, bukankah itu akan semakin menyakiti Daisuke dan juga Hinata ?

"Kau mungkin benar, saat ini aku masih belum memiliki perasaan yang mendalam padamu seperti cinta. Tapi itu bukan masalah, jika perasaan itu belum ada, maka bukankah itu menjadi tugas kita berdua untuk menciptakannya ?" perkataan Sasuke membuat Hinata sedikit terkejut. Hinata pikir setelah mengatakan semua itu pada Sasuke, pada akhirnya Sasuke akan menyerah tentang dirinya dan Daisuke.

"Aku tidak tahu bagaimana akhir dari semua ini. Apakah pada akhirnya aku akan memiliki rasa cinta padamu atau tidak. Namun, bukankah kita tidak akan tahu akhirnya jika tidak pernah memulainya ?. Jadi, bagaimana menurutmu ? apa kau ingin memulainya bersamaku ?" Sasuke dengan mantap mengulurkan tangannya ke arah Hinata. Untuk sejenak Hinata hanya menatapnya, tapi dengan perlahan ia mulai mengangkat tangannya untuk menyambut uluran tangan dari Sasuke.

"Aku memang tidak tahu akan seperti apa hubungan kita di masa depan. Tapi kau bisa mempercayai satu hal, aku sungguh menyayangi Daisuke. Karena itulah apapun pilihan yang kita ambil di masa depan, akan kupastikan pilihan itu tidak akan pernah menyakiti Daisuke" Sasuke menggenggam erat tangan Hinata sebagai tanda dari keteguhan hatinya.

Untuk saat ini, Hinata rasa memulai semua hal ini dengan Sasuke bukanlah pilihan yang buruk. Setidaknya, Sasuke berjanji akan membuat keputusan yang tidak menyakiti Daisuke dan bagi Hinata itu sudah cukup. Benar, untuk saat ini, itulah yang terpenting.

.

.

.

TBC

.

.

.

Special Thanks for:

, Lavienda, oormiwa, Miss Lily lavender, hinatachannn2505, NurmalaPrieska, Shinigami onyx, naira86, HipHipHuraHura, baby niz 137, GhiRiUta, Eve Seven, Green Oshu, sushimakipark, dec chan, sasuhina always, yuma, Mishima, kaa-san, hyuga hime chan RJN, epam yumi, MellyZainal, Sandi, Taomio.

.

.

Makasih yang udah mau review dan nunggu lama buat kelanjutan ff saya ini...

Sampai ketemu di chapter depan.. ^^

.

.

R

E

V

I

E

W

Please...?