LET'S TALK ABOUT GHOSTS

Main Cast:

Song Yunhyeong

Goo Junhoe

Jung Chanwoo

Other Cast:

Kim Jiwon

Kim Hanbin

Genre: Romance, a little bit horror

Disclaimer: Tokoh punya YGent dan orang tua masing-masing

Warning: Yaoi, Typo, Cerita membosankan, Alur cepat, ide cerita murni hasil pemikiran author

Happy Reading

.

.

.

Yunhyeong menyeruput minumannya sedikit-sedikit. Matanya terus menatap Hanbin yang sedang duduk didepannya, tanpa berkedip.

"Kau pasti bahagia sekali." Katanya sedikit iri.

Hanbin tersenyum lebar. "Tentu saja."

Yunhyeong terdiam. Ia menundukkan kepalanya.

"Suatu saat kau pasti merasakannya,Yoyo-ah." Kata Hanbin menyemangati sahabatnya itu. "Sudah berapa lama kau menikah?"

"Dua tahun."

"Kau sering 'melakukannya', bukan?"

"Tidak pernah."

"Mwo?"

"Sama sekali tidak pernah."

Hanbin menatap Yunhyeong seperti orang gila yang kehilangan akalnya. "Ya Song Yunhyeong! Kau belum pernah- Tunggu. Aaa…." Ia memegang belakang lehernya yang berdenyut kesakitan.

"Gwaenchana?" Tanya Yunhyeong khawatir.

"Gwaenchana gwaenchana. Aigoo… Aku sudah bertambah tua." Hanbin memejamkan matanya sebentar, lalu kembali menatap Yunhyeong heran. "Ya! Kau ini kenapa? Apa kau sedang bertengkar dengan Junhoe hyung?"

"Aniya, kami tidak pernah bertengkar." Jawab Yunhyeong pelan.

"Lalu? Kalian tinggal satu rumah dan tidak pernah melakukan apa-apa?"

"Eo."

"Kalian seperti bukan suami istri."

Yunhyeong lagi-lagi tidak menjawab.

"Wah… Jinjja… Aku bahkan sedang mengandung anak keduaku dan kau yang menikah lebih dulu belum pernah- Ah sudahlah…." Hanbin menggerakkan tangannya, mengipasi wajahnya yang mendadak gerah.

"Ah benar. Dimana Kyungbin? Kau tidak membawanya hari ini."

"Aku menitipkannya pada Ibu mertuaku. Keundae, kau benar-benar belum pernah…."

"Eo…."

Hanbin menghela napas. Nada suaranya menurun. "Yoyo-ah, sebenarnya ada apa denganmu? Kau sudah cukup sukses. Lihat." Ia menunjuk beberapa orang pegawai restoran yang dilihatnya. "Kau mempunyai banyak pegawai. Kau bahkan berencana membuka cabang restoranmu yang ketiga di Myeongdong. Dan Junhoe hyung, usahanya juga bertambah lancar. Dari segi keuangan kalian sudah sangat baik."

"Arra…."

"Kalau kau sudah tahu, lalu apa lagi yang kau tunggu?"

"Hm… Keugo…." Yunhyeong mengedarkan pandangannnya, berusaha mencari jawaban. "Aku dan Junhoe-ssi sama-sama sibuk. Jadi tidak ada waktu untuk-"

"Kau tidak kasihan dengan dengan Junhoe hyung?"

Yunhyeong tidak menjawab.

"Aku tahu mungkin kau belum siap. Tapi apa kau pernah memikirkan suamimu itu? Coba bayangkan jika kau berada diposisinya. Menikah selama dua tahun dan pasanganmu seperti menghindarimu. Yunhyeong-ah, setidaknya kau harus berusaha, eo?"

Yunhyeong terdiam untuk beberapa saat, lalu ia tersenyum kecil.

"Keurae! Jangan takut. Lagipula kau akan ketagihan 'melakukannya'." Kata Hanbin sambil tertawa genit. Tak lama kemudian ia berdiri dari tempat duduknya.

"Kau sudah mau pulang?" Tanya Yunhyeong sedih.

"Eo. Aku dan Jiwon ingin menjemput Kyungbin. Anak itu sedikit rewel akhir-akhir ini. Aa!" Tiba-tiba Hanbin teringat sesuatu. "Kau datang ke pernikahan Chanwoo bukan? Minggu depan?"

"Eo. Tentu saja."

"Keurae. Aku pergi dulu. Sampai jumpa minggu depan." Hanbin berjalan ke arah pintu, beberapa langkah kemudian ia berbalik dan mengedipkan sebelah matanya pada Yunhyeong. "Fighting!"

.

.

.

Yunhyeong membuka pintu rumah secara perlahan. Dilihatnya sebuah sepatu yang tidak asing dimatanya, dan tidak salah lagi, pemilik benda itu sudah pulang.

Yunhyeong menghela napas. Pembicaraannya dengan Hanbin tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya. Bukannya Junhoe tidak pernah mengajaknya 'bermain', tapi memang waktunya selalu tidak tepat. Selama satu tahun terakhir ini, Yunhyeong selalu disibukkan dengan restorannya yang semakin terkenal, ditambah lagi ia sering bolak-balik Korea-Jepang untuk memantau usahanya itu.

Junhoe juga tidak ada bedanya. Ia juga sering pergi ke luar negeri jika ada klien yang ingin menikah di luar Korea. Bahkan kemarin saja Junhoe berada di Macau selama seminggu.

Seringkali Yunhyeong melihat suaminya itu seolah memberikan kode padanya. Tapi kadang ia terlalu lelah dan Junhoe juga tidak mempermasalahkannya.

"Aku tahu mungkin kau belum siap. Tapi apa kau pernah memikirkan suamimu itu? Coba bayangkan jika kau berada diposisinya. Menikah selama dua tahun dan pasanganmu seperti menghindarimu."

Yunhyeong termenung. Ia mendudukkan dirinya di sofa depan kamar tidur. Untuk beberapa lama ia hanya memandang langit-langit rumah yang tidak bercorak itu.

Sekali lagi Yunhyeong menghela napas. Lalu ia bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam kamar. Dilihatnya Junhoe sedang duduk dipinggir tempat tidur dengan sebuah buku ditangannya.

"Eo? Waseo?"

Yunhyeong hanya tersenyum. Ia menaruh tasnya dan berjalan ke arah lemari, mengambil pakaian yang akan dipakainya tidur. "Kau sudah makan?"

"Eo." Junhoe mengangkat kepalanya dan menatap Yunhyeong dari jauh. "Istirahatlah, kau pasti lelah."

Yunhyeong mengambil handuknya dan mandi. Selesai mandi, ia berjalan mendekati Junhoe yang masih berkutat dengan bukunya.

"Kau sibuk?" Tanyanya sambil mengelus kepala Junhoe lembut.

"Aniya, pernikahan Chanwoo sudah rampung sembilan puluh persen. Aku hanya memastikan beberapa hal."

Yunhyeong mengambil buku itu dari tangan Junhoe dan menaruhnya dimeja kecil disampingnya. "Kau juga harus beristirahat, yeobo."

Junhoe tersenyum kecil. Dikecupnya bibir Yunhyeong beberapa kali. "Keurae."

"Junhoe-ssi." Yunhyeong menatap mata Junhoe dalam. Perlahan ia menarik tengkuk namja itu dan mendekatkan wajahnya. Yunhyeong melumat bibir Junhoe pelan.

Junhoe ingin mengakhiri ciuman mereka karena ia tahu istrinya itu tidak menyukai 'lebih' dari itu. Tetapi yang terjadi kemudian justru Yunhyeong duduk dipahanya, berhadapan, tanpa melepas ciuman mereka. Tidak seperti biasanya.

Junhoe mendorong Yunhyeong pelan, karena untuk pertama kalinya ia kehabisan napas saat berciuman. "Wae irae?" Tanyanya dengan napas memburu. Dilihatnya Yunhyeong menatapnya sayu dengan wajah memerah. Membuat Junhoe agak sedikit….

"Mianhae, kau sudah menunggu terlalu lama." Jawab Yunhyeong sambil tersenyum.

Junhoe terdiam sebentar. Kemudian ia menyambar bibir Yunhyeong dan menciumnya penuh nafsu. Kali ini Junhoe bertindak sedikit lebih jauh. Dicium dan dihisapnya leher putih Yunhyeong.

"Ahhhh~"

Desahan Yunhyeong membuat Junhoe semakin gila. Ia menarik namja manis itu dan menindihnya. Dibukanya satu persatu kancing piyama Yunhyeong tanpa melepas ciuman mereka.

Kemudian bibir Junhoe bergerak turun ke dada Yunhyeong dan dijilatnya sebuah benda kecil berwarna merah muda disana.

"Shhhh… Ahhhh…." Yunhyeong membusungkan dadanya dan dijambaknya rambut Junhoe. Tubuhnya terasa panas.

Junhoe perlahan membuka celana Yunhyeong. Ditatapnya namja manis itu dari kepala sampai kaki, tanpa sehelai benang pun.

"Nggghh…."

"Yunhyeong-ah, tahan sebentar." Junhoe memasukkan satu jari ke dalam hole istrinya.

Yunhyeong meringis menahan sakit.

Junhoe kembali memasukkan jarinya, kali ini tiga, sambil mencium bibir kenyal Yunhyeong.

Merasa Junhoe tidak menciumnya lagi, Yunhyeong membuka matanya, dilihatnya suaminya itu sedang kesulitan membuka bajunya. Yunhyeong mendudukkan dirinya dan membantu Junhoe tidak sabaran.

"Junhoe-ssi, ppalli." Katanya malu-malu.

Junhoe tersenyum. "Kau kenapa hari ini?"

"Aku… Iri pada Hanbin…."

"Karena anak keduanya sebentar lagi lahir?"

Yunhyeong menganggukkan kepalanya. "Eo. Aku juga ingin…. Junhoe-ssi, mianhae. Aku bukan istri yang baik." Ujarnya.

"Aniya. Aku justru merasa beruntung bisa menikah denganmu. Aku harus berterima kasih pada halmeoni. Minggu depan kita harus mengunjunginya, eo?" Junhoe mencium dahi Yunhyeong lembut. "Apa aku bisa mulai sekarang?"

Yunhyeong mengangguk malu. Mungkin mulai dari sekarang ia harus lebih fokus pada keluarga kecilnya.

(Mianhae saya tidak bisa menulis lebih dari ini = Kurang berpengalaman )

.

.

.

THE END

.

.

.

Bonus

"Hanbin-ah…."

"Hmm…"

"Kim Hanbin~"

"Apa?"

"Aku ingin makan apel goreng."

"Yoyo-ah, jangan macam-macam. Cepat tidur."

"Apel goreeeengggg~"

"….."

"Kalau begitu belikan aku ingin makan roti ayam. Jiwon-ah~"

"AKU HARUS BELI DIMANA PAGI-PAGI BUTA BEGINI?!"

"Hiks… Anakku yang ada diperut terkejut…"

"Jiwon-ah, cepat tidur."

"Ya! Song Yunhyeong! Pulang ke rumahmu! Kenapa kau malah tidur ditengah-tengah aku dan Hanbin?!"

"Ini keinginan anakku. Kau kan paman yang baik."

"Keurae, yeobo. Kau paman yang baik. Cepat tidur."

"Jiwon-ah~ Sekarang aku ingin makan es krim leci…."

"AKU BISA GILA!"

"Besok aku ingin tidur di rumah Chanwoo. Antarkan aku ke sana, eo?"

.

.

.