Irony

Chap 5

Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadotoshi

Irony (c) Hanyo4

Genre : Romance, Hurt/Comfort, Fantasy

AkaxKuroxMayu

WARN : Typo(s), OOC untuk kebutuhan cerita, Sho-Ai, Alur yang terlalu cepat

[a/n : Untuk Akashi di masa lalu (Ksatria Emperor) di panggil Seijurou. Sedangkan Akashi Seijurou di masa ini di panggil Akashi]

Dont Like? Dont Read!

.

.

.

I've Already Warn You.

So, Enjoy!


"Suatu kebetulan bisa bertemu denganmu disini, Ksatria Emperor" pemuda bersurai kelabu itu menatap sinis sosok yan berdiri di hadapannya. Walaupun tempat itu minim akan penerangan, Mayuzumi yakin lawannya akan menatap dirinya bak predator kelaparan yang mendapatkan mangsanya.

Sang Ksatria Emperor—sebutan Mayuzumi untuk Akashi, berjalan mendekati dirinya.

"Ku kira kau sudah lama mati. Membusuk di dasar neraka, sang penyihir kelabu" sosok itu kian mendekat hingga berhenti di bawah cahaya lampu. Menampilkan sepasang heterokom yang berkilat tajam.

"Sasuga, Ksatria Emperor. Ku ucapkan selamat karena dirimu berhasil bereinkarnasi kembali" ucap Mayuzumi sarkas.

Tak terpancing akan ejekkan, Akashi diam di tempat—walaupun darahnya sudah mendidih hingga ke ubun-ubun.

Oh, demi tuhan! Bagaimana bisa musuh dirinya di masa lalu mucul tiba-tiba seperti ini?! Dirinya belum mempersiapkan apapun—hanya cerita walas tentang dirinya di masa lalu dari Seijurou yang menjadi bekalnya. Lagipula ia belum tahu seperti apa sosok Mayuzumi Chihiro yang sesungguhnya.

"Apa yang kau ingin kan? Merebut Tetsuya?" Tanya Akashi tanpa basa-basi.

Mayuzumi mengenduskan napasnya. Akashi sadar bahwa pemuda tersebut sedang menyembunyikan gelak tawa. "Lucu sekali. Merebut Tetsuna dari mu? Sejak kapan ia menjadi milikmu?"

Manik Akashi memincing tidak terima. "Manusia setengah iblis sepertimu, tak pantas untuk menyetuh Tetsuya. Dan apa yang kau katakan tadi? Tetsuna? Kalau ingatanmu masih jernih, seharusnya kau tahu gadis itu sudah lama mati, tuan penyihir"

Angin berhembus kencang diantara keduanya. Lampu tempat itu berkedip sehingga menampilkan kesan seram. Tak ada yang berbicara diantara mereka. Hanya tatapan yang kian lama kian tajam seolah keduanya mengibarkan bendera peperangan secara tersirat.

"Kau salah tuan muda" Mayuzumi adalah orang pertama yang memutuskan kontak mata. Ia berjalan mendekati Akashi lalu berhenti sejenak tepat di samping pemuda merah itu. "Tetsuna belum mati. Jika ingatannya kembali, ku rasa lebih baik kau menyerah saja. Hal yang sama tidak akan terjadi untuk dua kali, Akashi Seijurou"

Mayuzumi tersenyum penuh kemenangan seraya melewati Akashi.

"Jangan lupa sampaikan salamku untuk dirimu yang lain, Akashi seijurou" tambahnya lagi ketika dirinya makin menjauh dari Akashi.

Untuk beberapa saat, Akashi mencerna apa yang dikatakan lawannya barusan. Hanyut dalam pikirannya membuatnya diam membeku bagai patung.

"Jangan lengah dulu. Kau belum tahu apa yang selanjutnya terjadi"

"Memang, apa yang akan terjadi?"

"Mungkin… ingatannya sebagai Tetsuna akan kembali?"

Akashi masih ingat jelas percakapannya dengan Seijurou waktu itu. Ingat dengan sangat jelas sampai-sampai terasa seperti kaset film yang terus-terusan berputar mengulangi adegan yang sama.

"Ingatannya sebagai Tetsuna akan kembali"

"Ingatan Tetsuna"

"Tetsuna"

"Jika ingatannya kembali, ku rasa lebih baik kau menyerah saja"

Tak mau membuang waktu, Akashi melangkahkan kakinya menuju suatu tempat. Ia berlari sekuat tenaga seolah hampir kehabisan waktu.

Ia harus pulang ke rumahnya! Lalu tidur dan bertemu dengan sosok dirinya dari masa lalu!

Ya, Akashi hanya bisa menemui Seijurou ketika jiwa dan raganya terpisah.

Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya. Seperti; Apa yang akan terjadi apabila Tetsuya memiliki ingatan dari dirinya di masa lalu Atau Apa hubungan diantara dirinya—dimasa lalu, dengan Mayuzumi Chihiro dan Kuroko Tetsuna.

Seijurou tak pernah menceritakan kisahnya secara mendeteil. Yang Akashi tahu, hanyalah keluarga Kuroko yang di adu domba untuk menghabisi keluarga Akashi. Dan cinta segitiga yang terjadi diantara ketiganya.

Yang ia pahami dari keseluruhan ini, hanyalah satu. Melindungi Kuroko Tetsuya, apa pun yang terjadi.

Namun melindunginya dari apa? Sosok Mayuzumi Chihiro kah? Atau dari ingatannya di masa lalu? Sungguh, Akashi sama sekali tidak mengerti! Masih banyak puzzle yang belum ia temukan.

Kalau boleh jujur pada awalnya, mencintai seorang Kuroko hanyalah kewajiban baginya. Namun lambat laun rasa itu tumbuh kian membesar. Ia melindungi Kuroko bukan karena Seijurou yang memerintahkannya. Akan tetapi itu murni keinginan dari hatinya sendiri.

Mencintai Kuroko yang mengubah kehidupannya menjadi lebih berwarna. Membukakan matanya akan dunia luas yang belum terjamah. Membuatnya lenih menikmati hidup.

Tapi apa ini?

Ingatan Kuroko akan masa lalunya membuat Akashi takut untuk kehilangan pemuda itu.

Memangnya apa yang terjadi dulu?

Mengapa takdir begitu kejam kepadanya dan Kuroko?

Akashi yakin, Seijurou bisa menjawab semua pertanyaannya itu. namun ketika ia sampai di dunia dalam bunga tidurnya itu, sosok Seijurou tidak ada.

. . . . .

Lagi, Kuroko kembali ke dalam dunia itu. Dunia dimana ia melihat sisi lain dari Akashi seijurou, dan juga sosok yang serupa dengannya.

Ia ingat pernah bermimpi tentang dunia ini sebelumnya. Namun ingatan itu hilang ketika ia terbangun. Kuroko tak mau memikirkannya terlalu jauh.

Baginya, ini hanyalah bunga tidurnya.

"Kau kembali lagi," sebuah suara menyadarkannya dari lamunan. Suara yang sangat ia kenali itu. "Apa kau memutuskan untuk mengetahui dirimu lebih jauh lagi, Kuroko-kun?" sesosok wanita berdiri di hdapannya.

Wanita yang memiliki paras serupa dirinya, namun anggun di mata Kuroko.

"Bukan," Kuroko menggeleng. "Bukan itu"

Sebuah penolakkan membuat sosok tersebut tersentak kaget. "Lalu?"

"Aku tidak tahu tempat apa ini. Atau siapa dirimu yang sesungguhnya. Tapi aku tahu satu hal, kau bukan aku. Dan aku bukan dia"

Sebuah seringai tercipta di wajah si wanita. "Kau memang pandai, Kuroko-kun. Aku memang bukan kau—itu sebuah kebenaran. Tapi kau adalah dirinya, sosok ini. Kau adalah reinkarnasi dari Kuroko Tetsuna. Sebuah takdir yang tak bisa kau tolak"

"Aku tidak peduli dengan sosokku di masa lalu. Kuroko Tetsuna atau siapalah itu, apa salahnya jika aku hidup normal seperti kebanyakkan orang?"

"Tidak salah. Tapi mau tidak mau kau harus menghadapi kenyataan, Kuroko-kun. Mencintai Akashi Seijurou, adalah sebuah kesalahan. Jangan bermain api bila kau tak mau terbakar"

Iris aqua Kuroko melebar. "A-Akashi Seijurou? Akashi-kun? Apa yang kau maksud—"

Belum sempat Kuroko menyelesaikan kata-katanya, sosok tersebut menghilang.

Kuroko membuka matanya sambil memegang kepalanya yang berdenyut kesakitan.

"DIAM! DIAM! DIAM!" Teriaknya frustasi entah kepada siapa.

Napasnya tersenggal-senggal, pandangannya mengabur. Tangannya yang lain mencengkram seprai erat demi mengusir rasa sakit.

Namun setelah rasa sakit di kepalanya hilang, dadanya masih terasa sesak serta perih.

. . . . .

Mayuzumi tersenyum penuh kemenangan.

Sebuah buku tua tebal, ia tutup pelan.

Semua sudah berjalan sesuai dengan rencananya.

"Sang ratu sudah terbangun," ia melirik ke langit malam tanpa bintang di luar jendela. "Tinggal menyingkirkan pemuda merah sialan itu!"

TBC


Selamat datang di pojok curhatan Author~

Sebenernya saya pribadi mager buat ff yang wordnya banyak, jadi yaa... begini dah hasilnya *bow*

Terima kasih untuk Reviewer : QuEE lu-VIZ, poppy-san, dan FriendShit.

Terima kasih juga untuk para silent reader yang menunggu kelanjutan fic ini.

So minna, mind to RnR?

Arigatou Gozaimasu~