Kwick memiliki tagline yang merupakan kepanjangan dari namanya: a quick way to find your kink, twink, or sick-man (kwick: kink, twink, sick), yang mana dengan sangat jujur, pembuat situs memang menyediakan Kwick sebagai sarana berkumpulnya orang-orang dengan kelainan seksual; tipe kinky, atau yang mencari remaja-remaja puber (yang notabene sangat gencar soal seks), atau 'orang sakit' yang ditujukan pada mereka pengidap parafilia. Kwick membuat penggunanya lebih mudah menemukan 'pasangan', entah hanya semalam atau selamanya. Dan sebagai sosok pendiam yang tak pandai bergaul, Jimin biasanya berkutat disana; dalam jagat Kwick.
Entah apa yang membuat Jimin terjerumus dalam lingkup seks sesama jenis, yang pasti, disana ia merasa nyaman. Beruntungnya, ia tidak pernah (atau belum) melakukan seks. Sama sekali.

jee.p Hei kawan, apa kau online?
jee.p Boleh aku bercerita? Maksudku, selain bagaimana orang-orang memperlakukanku

Selesai mengetik dan mengirim pesan itu, Jimin berguling tengkurap ke sisi lain tempat tidur, kaus tidurnya yang berwarna ungu pastel nampak tersingkap hingga ke punggung, rambut bagian belakang kepalanya terjengkang ke atas. Benar-benar penampakan bangun tidur, meski ini adalah jam ke tigabelasnya di hari Minggu.
Meraba kulitnya yang putih bersih, cerah seperti anak-anak (Jimin adalah siswa SMA), udara dingin dari AC mengendap. Wajah Jimin masih sembap karena terlalu lama berbaring―ia bahkan belum mandi, ditambah kini ia disibukkan oleh PSP, pipinya semakin membulat tembam karena menunduk. Ia mengenakan kacamata yang bingkainya benar-benar berbentuk bulat dengan warna hitam legam, kontras berpadu pada kulitnya.
Dring―ponselnya berbunyi sesaat, merengek untuk segera dijenguk. "Akhirnya kau datang," Gumam Jimin.

db9393 yo jee,
db9393 langsung ceritakan saja

"Sudah kuduga, dia pasti mau meladeniku!" Sekarang Jimin kegirangan. Memiliki teman berbagi meski sesederhana ini membuatnya senang. Dengan gerakan jemari yang pelan dan―tanpa ia sadari―terlihat lucu, Jimin mulai bercerita. Ia menceritakan kisahnya di sekolah, namun berbeda dari biasanya, yang kali ini Jimin ceritakan adalah mengenai seseorang.
Serta sebesar apa Jimin menganggungkannya.

jee.p aku biasanya hanya menonton pertandingannya dari bangku paling depan, dari semua hal yang pernah kuceritakan padamu, kau pasti tahu tentangku yang bahkan pipis di celana ketika disuruh memperkenalkan diri di hadapan seluruh kelas. Jadi, sudah pasti aku tidak pernah mengajak pemain handal tim basket, seperti dia, untuk berkenalan
db9393 kenapa?
jee.p Apa aku senekad itu?
jee.p Dia bukan gay, kawan
jee.p Dan lagi, penggemarnya kebanyakan gadis-gadis manis...

Tanpa sadar, Jimin membenamkan wajahnya pada bantal, seolah orang yang ia ajak bicara sedang menatap wajahnya lekat-lekat. Jimin sudah menyerah bahkan sebelum ia sempat mencoba apa-apa; tentang ini, tentang idolanya ini. Si pemain andalan tim basket sekolah. Orang-orang di sekolahnya, para penggemar tim basket, menilai Si Pemain Andalan itu sebagai sosok dingin yang sulit ditaklukkan, sehingga penggemarnya malah kian bertumpuk. Berbeda dengan Jimin, ia menganggap idolanya sebagai sosok berhati malaikat.

jee.p dia sangat baik, seperti malaikat! Pahlawan! Pangeran yang datang saat dongeng hampir selesai!
db9393 jangan terlalu berkhayal, itu bisa menyakitimu saat kau menemukan faktanya
jee.p tapi dia memang baik, kawan
jee.p kau harus tahu tentang ini: dia menolongku dari berandalan sekolah yang berniat mengambil uang iuran sekolahku
db9393 kau yakin kau tidak berimajinasi? Orang itu seperti karangan

Jimin kesal, ia bahkan menghempas ponselnya sembarangan―yang kemudian ia pungut di sela-sela tempat tidur dan dinding. Ia kesal karena orang ini tidak mempercayainya.

jee.p tapi Yoongi benar-benar ada! Dia bukan karanganku
jee.p aku menangis minta ampun agar uangku tidak diambil, aku bahkan dihajar karena terus menangis. Untung saja saat itu dia datang, dia mendorong berandal-berandal itu dan melihat ke arahku, lalu dia menendang dan memukul mereka
jee.p ia bahkan mengusap pipiku, yang sebenarnya bukan masalah karena aku tahan dipukul, lalu menanyakan keadaanku. Dan ekspresinya saat itu hdjwisjdhd
jee.p bjdjrjdhshj

Lagi, Jimin berguling di atas kasurnya. Mengingat Yoongi, idolanya, ketika menolongnya waktu itu sangat menyenangkan. Larut dalam khayal, Jimin baru sadar kalau ia sudah tertidur selama tiga jam saat tengah bercerita soal Yoongi. Dan ketika ia memeriksa ponsel, ada tiga pesan belum dibaca dari kawan Kwick-nya.

db9393 hei jee, aku bosan dengan topik ini
db9393 di rak buku deret kedua perpustakaan sekolahku ada buku rahasia, dan mitosnya, semua sekolah di Korea Selatan memiliki buku yang sama, yang diletakkan dengan cara yang sama. Aku ingin memastikan mitos itu. Coba cek perpustakaanmu besok dan kabari aku hasilnya
db9393 satu lagi, karena ini buku rahasia, lebih baik kau periksa saat pulang sekolah saja

Meski mengernyit, Jimin tetap berjalan menuju perpustakaan karena rasa penasaran yang meluap-luap. Ia merasa dibodohi, tapi sisi dirinya yang lain merasa kalau ini bisa menjadi topik obrolan bagus nantinya.
Berjalan mengendap, Jimin menyempatkan diri untuk memeriksa keadaan, kalau-kalau masih ada orang lain dalam perpustakaan. Jenguk sana, jenguk sini, nihil. "Baik, sekarang aku bisa memeriksa rak-nya." Kata Jimin, segera melangkah menghampiri rak tujuan ketika terdengar suara cekrek kecil yang nyaring, menggema dalam ruangan yang sepi. "... Hantu?"
Beriringan dengan suara tadi, menyusul pula derap langkah pelan samar-samar, membuat jantung Jimin tak henti menari, kepalanya sampai pusing saking panik dan ketakutan yang membludag.
"WA―"
"Sst," Seseorang tiba-tiba muncul tepat di hadapan Jimin, membungkam mulutnya sebelum ia sempat menjerit. "Kau yakin mau berteriak? Di perpustakaan?"
Yoongi! Hati Jimin adalah satu-satunya yang masih sanggup menjerit saat ini. Bagaimana tidak, sang idola tengah berdiri amat dekat dengannya, bahkan menyentuh wajahnya. Lagi.
"Apa kau menemukan buku itu?" Yoongi menarik tangannya dari wajah Jimin, melempar pandang pada sederet buku pada sisi kanan tubuhnya. Jimin hanya mampu menarik nafas dan menggeleng. Ia belum sempat mencari apa-apa.
"Bagaimana kau tahu soal itu?" Jimin tergagap, suaranya sangat pelan, namun menyita seluruh perhatian Yoongi. "Kalau aku sedang mencari buku―oh," Ia kemudian membelalak. Astaga, ia baru menyadarinya.
"Ya, itu aku."
"Apa, apakah selama ini kau tahu itu aku?"
"Huh?"
"Bahwa aku pengguna Kwick, kau sudah tahu?"
"Kau kira aku peramal?" Alis Yoongi mengerut. "Aku mengetahuinya kemarin."
"Oh, begitu... Bagaimana bisa?"
"Kau menyukaiku, kan?"
Hening.
Benar juga.
Tentu saja Yoongi mengetahui Jimin dari kejadian yang diceritakan kemarin; kejadian Jimin dengan para berandal.

Jimin tidak tahu, ia juga tidak mengerti. "Yoongi..." Ia tidak mengerti kenapa situasinya jadi seperti ini; kedua tangannya diikat pada tiap sisi, pada bingkai-bingkai besi rak menggunakan dasi yang beberapa saat lalu masih melingkari kerah mereka. Kakinya lurus berdiri, sedikit melebar menopang beban tubuhnya
Dan memberi akses lebih untuk Yoongi.
"... Ah," Jimin mengerang pelan ketika lagi-lag Yoongi menggapai lehernya, mencekiknya seperti yang telah ia lakukan beberapa saat lalu. Ruam kemerahan bahkan tercetak pada leher putih Jimin, berbekas seukuran telapak tangan Yoongi. Penis Jimin terasa dingin akibat liur yang diterpa udara―Yoongi baru selesai pada bagian itu―dan kakinya lemas. Ia butuh merebah, ini adalah seks pertamanya dan ini terlalu mengejutkan. Ia melakukannya dengan Yoongi. Yoongi. Idolanya.
"Sst, kau manis," Yoongi berbisik, hidungnya melekat pada pipi Jimin yang dibasahi air mata. Air mata yang terurai setelah Yoongi membuatnya terbatuk hebat karena dicekik. "Bibirmu makin merah, lehermu tegang," Dengan tangan kanan masih melingkari leher Jimin, Yoongi mengocok penis Jimin dengan tangan kirinya. Ia bisa merasakan ketika dua kaki Jimin menekuk nyaris membuatnya berlutut jika Yoongi tidak mengikat tangannya di atas sana.
"... mm,"
"Ya?" Yoongi, dengan wajahnya yang penuh simpati dan kasih, menatap Jimin lamat-lamat kemudian mencium pipi basah itu. "Teruslah menangis,"
"...―kh!"
"Ah, manisnya." Yoongi terkekeh pelan melihat betapa basah celana Jimin yang terkulai tepat di bawah kakinya, menjadi alas bagi semburan nafsu pemiliknya. "Kau keluar hanya dengan mendengar permintaanku?" Kini Yoongi melepas cekikannya, menelusur jejak merahnya dengan jari, membiarkan Jimin terbatuk-batuk sementara ia kini membebaskan penisnya sendiri; sudah setegang itu oleh pemandangan Jimin yang pasrah dan menangis.
Min Yoongi, dengan nama pengguna Kwick db9393, pemain basket andalan sekolah, adalah seorang yang memiliki dua parafilia sekaligus: asphyxiation dan dacryphilia.
Ia terangsang saat harus mencekik dan melihat pasangannya menangis.

Cantik. Sangat cantik. Untuk dapat melihat lekuk tubuh Jimin dari belakang, sementara pinggul Yoongi bergerak maju-mundur, menggerakkan penisnya pada anus Jimin yang belum pernah 'dikunjungi' siapapun, sementara tangan kanannya menggapai ke depan pada leher Jimin, mencekiknya.
Indah. Sangat indah. Suara isak yang Jimin perdengarkan saat Yoongi dengan sengaja memasukkan penisnya secara paksa. Dengan rasa sakit itu, Jimin akan benar-benar menangis.
"Tidak boleh berisik, Jimin. Ini di perpustakaan." Goda Yoongi, menjilat bibir, makin gemas untuk menghujamkan penisnya dalam-dalam. Jimin mengangguk, melenguh dan mengerang karena sulit bernafas. Namun ia juga tak memungkiri bahwa seks pertamanya terasa sangat menantang; dan Jimin menyukainya.
"... Ngg―Ngi," Jimin terbatuk, memanggil Yoongi yang masih terlena pada sensasi memanjakan dari penisnya. "Yooh-ngi..."
"Menangislah, ayo," Yoongi menggigit bibir, matanya buram oleh nafsu. "Aku menyukai tangisanmu; aku menyukaimu."
Sial.
Jimin mencapai puncaknya. Lagi.

jee.p kawan
jee.p heiiiii, kau online?
jee.p aku merindukanmu
jee.p hei
jee.p oh
jee.p oke oke
jee.p Yoongi sayang
db9393 ya
jee.p aww kau manis sekali
jee.p Yoongi sayang
db9393 apa?
jee.p terima kasih bonekanya, sayang
jee.p padahal ini baru bulan pertama, seharunya kau beri hadiah saat kita mencapai satu tahun saja
db9393 akan kuambil lagi besok
jee.p hei, bukan begitu! Tidak, ini milikku

Satu bulan yang lalu, Yoongi mengatur pertemuan mereka di perpustakaan.
Satu bulan yang lalu, Yoongi menggandeng tangan Jimin dan mengantarnya pulang.
Satu bulan yang lalu, Yoongi menerima pernyataan cinta Jimin.

Bersambung
Bagian berikutnya: VKook