Daisy present

.

"Tell Me what Boy You're"

.

KrisYeol~

.

BL,Rated T(but, can changed anytime XD LOL)

.

If the first time it was you, then the second is you, and the third is you too, fourth ... until I count down, everything is you ... Love jerk!

.

Park Chanyeol. Name-tag barunya di sekolah asramanya yang juga baru. Ada rasa bahagia tersendiri terselip dihatinya saat memakai name-tag baru yang dipakainya kini. Kadang entah mengapa secara tidak sadar ia akan memandanginya dengan takjub seolah name-tag itu adalah hal menakjubkan yang pernah ia lihat di dunia ini.

"Chanyeol-ah maaf memberitahumu mendadak mungkin Mama dan Papa tidak akan kembali ke Korea sampai kamu menerima hasil raportmu di akhir tahun" seorang yeoja berumur sekitar lima puluhan disampingnya mengatakanya dengan penuh rasa sesal seakan benar-benar meninggalkan Chanyeol lama.

Chanyeol tersenyum, mengerti dengan situasi keluarganya yang cukup sibuk, "tidak apa Ma, aku bisa menunggu" tersenyum manis, seakan ia menerima apapun yang dikatakan asal oleh Mama-nya dan itu memang tak masalah baginya.

Suasana seakan menjadi canggung lagi untuk memihak keduanya. Mama-nya yang seakan menyesali apa yang telah dikatakanya kepada Chanyeol dan Chanyeol yang menyesali menjadi orang yang seperti ini.

"em, apa aku bisa menelpon?" dan wanita itu tersenyum menenangkan kekhawatiran yang ditimpakan seutuhnya pada Chanyeol.

"tentu saja Chan. Kapan saja- lakukanlah jika kamu merindukan kami" dan Chanyeol terbawa suasana hangat oleh senyum Mama-nya.

Beberapa menit setelahnya mobil merah itu berhenti di depan sebuah sekolah asrama terkenal di Seoul, SM High School.

Chanyeol tidak menyangka bisa berada disini setelah bertahun-tahun memimpikan sekolah itu saat di China dulu. Ia menyukai dimana saat-saat para pelajar bermain dan bercanda bersama. Ia jadi merindukan teman-temanya di China.

"mau Mama antar?" tawar Mama-nya dengan senang hati. "tidak perlu Ma, sampai disini saja. terimakasih" dan Mamanya perlahan melangkah mendekatinya mencium dahinya dan tersenyum cerah secerah kilauan matahari hari ini.

"oh ya, kapan Mama berangkat?"

"besok Lusa, akan kuhubungi Chanyeol. Cepatlah beradaptasi dan cobalah sebaik mungkin disini. Mama akan mendukungmu" dan kembali satu kecupan singkat di dahinya sambil tersenyum wanita itu melangkah kembali ke mobilnya.

"Jangan khawatir Mama baik-baik saja. Mama akan menelpon sesampai dirumah" dan kalimat itu menjadi akhir dari perbincangan mereka di tahun ini.

Chanyeol merasa sedih dan bingung. Ia tidak akan bertemu Mama dan Papa-nya lagi kecuali akhir tahun dan itu sangat lama. Orang tuanya akan kembai ke China sedangkan ia akan ada di Korea? Sendirian? Dan fakta itu mengagetkanya.

"sampai bertemu di akhir tahun Mama. Aku akan sangat merindukanmu" dan perlahan walaupun enggan mobil itu akhirnya memacu dengan cepat meninggalkan Chanyeol sendirian disana.

~o0o~

Chanyeol kaget dengan peraturan disini. Ia baru tiba dan langsung saja diberikan kunci kamarnya yang berada di lantai dua dengan nomor "0061" yeah, nomor itu cukup berada diposisi awal.

Dan setelah masuk, tanpa menata barang sedikitpun ia berlari ke kelas barunya karena sudah terlambat dua puluh menit yang lalu.

Yang paling membuat Chanyeol terkejut adalah,

"mengapa siswa baru tidak diberi waktu untuk beristirahat dan beradaptasi selama sehari?"

Dan itulah yang dipikirkanya sejak tadi masuk kesini dan bertemu seorang guru yang nyatanya adalah wali asrama-nya yang langsung memberikanya kunci dan langsung menyuruhnya pergi kekelas.

Chanyeol akhirnya dengan tersenggal dan berlari ke lantai bawah menuju kekelasnya.

Tok…tokk…

Selama menunggu seseorang membukakan pintu Chanyeol mengatur nafasnya yang naik turun saat itu.

Dan akhirnya seorang guru wanita muda berumur sekitar tiga puluhan mungkin atau antara itu tersenyum kearahnya membuat semua rasa gugupnya menguar entah kemana.

"anak baru? Pindahan kan? Silahkan masuk" dan perlahan Chayeol menggiring paksa kakinya yang seakan ingin lari saat itu juga melihat tatapan yang diberikan teman sekelasnya dan…

"Hai…Aku Park Chanyeol, panggil saja Chanyeol… Mohon bantuanya"

Perkenalan konyolah yang mengawali harinya.

Dan ia duduk bersama seorang namja manis yang berasal dari China katanya.

~o0o~

"Bye.. Luhan, terimakasih hari ini aku berhutang padamu" Chanyeol sampai didepan pintu kamarnya dan berpisah dengan Luhan yang kamarnya masih berada di lantai tiga.

"ini kamarmu? Kau tahu siapa roommate-mu?" Luhan bertanya dengan ekspresi yang sulit ditebak dan ujung matanya yang cantik itu melirik kearah papan nama di depan kamar yang menunjukkan kepemilikan.

Chanyeol ikut menoleh dan ia tersenyum, "Kris Wu kan? Aku belum tahu orangnya tapi yang penting aku tahu namanya. Hahha nama itu terlihat sangat cool" dan Chanyeol tertawa lirih setelahnya dan Luhan ikut tersenyum, "kalau mau tahu, dia tadi yang duduk di belakang sendiri, orangnya tinggi rambutya pirang dan dia menyebalkan" Luhan seakan menghujamkan semua perkataanya begitu saja dan Chanyeol kembali dibuat tertawa oleh tingkah manisnya.

"yeah, itu sudah bisa ditebak" Luhan menoleh dan mendengus dengan kesal, "dulunya dia adalah roommate-ku, kalau kau mau tahu sekedar informasi. Dia orang yang menakutkan." Luhan menerawang dimana hari-harinya terasa mencekam antara aura dingin dan kegelapan yang menyeretnya.

"pulang ke kamar asrama adalah neraka bagiku dulu… dia tidak sopan"

Tekk..tekk..

Ehem…

Luhan dan Chanyeol terlonjak mendengar sebuah deheman yang sangat tak asing lagi bagi Luhan dan fakta itu membuat langkah kakinya berbalik meninggalkan Chanyeol dan pemuda yang dulu merupakan roommate-nya itu tanpa sepatah katapun.

Chanyeol mengerjab sesekali mengintip untuk menatap wajah tampan bak seorang model yang sekarang ini ada didepanya.

Dan Chanyeol merasakan apa yang Luhan rasakan dulu saat mata elang yang memancarkan sejuta kegelapan itu menatapnya dengan tajam. Ia yang semula masih berani mengintipnya lewat lirikan kini mulai berhenti menatapnya dan Chanyeol bersumpah ia tidak akan menatap pria itu lagi apalagi tepat dimatanya.

Chanyeol tahu mengapa…

Dan tanpa sepatah katapun kaki panjang pria itu melangkah lebar dan tenang melewati Chanyeol dengan sejuta perasaan panik yang ia rasakan.

Pria pirang itu benar-benar tak menyuruhnya masuk atau mengatakan sebuah sapaan nan murah "hai" untuk siswa baru yang faktanya tidak tahu apapun- lalu Chanyeol harus bagaimana.

Tiba-tiba sebuah perasaan tak mengenakkan muncul dibenaknya, berbagai macam pertanyaan mulai menggerogoti hampir separuh jiwanya, membuatnya mendesis untuk pengalihan.

Haruskah ia masuk? Ia merasa seperti seorang maling yang menyelundup kedalam kamar orang padahal ini kamarnya juga.

Apakah pria itu akan membiarkanya tidur dikamar yang sama denganya?

Apakah pria itu akan merasa senang dan nyaman saat Chanyeol berada disekitar ruang lingkupnya?

What The Hell...

Apakah semua yang Chanyeol fikirkan menjadi sia-sia?

-Ya,tentu saja-

Dan sebuah jawaban bantuan dari dewa batinya membuatnya gemetar dengan sendirinya.

"apakah bisa?"

"tentu saja Chanyeol, tendang saja pantatnya kalau dia tidak sopan padamu" dan Chanyeol dengan segala perasaan tak menentunya menyeretkan kaki panjangnya lebar-lebar agar terlihat setenang mungkin. Dan dengan leher jenjangnya ia menengok kedalam sebelum jari-jari kakinya menyentuh ujung area kegelapan itu.

Chanyeol mendapati si Kris Wu itu sedang tiduran di atas ranjang miliknya sendiri sambil memainkan handphone-nya dengan asal-asalan. Bermain sebuah game angry bird yang sama sekali tidak diperhatikanya karena ia asal-asalan menyentuh touchscreen-nya.

Chanyeol memasuki kamar itu akhirnya dan benar dengan semua perkataan Luhan. Seketika Chanyeol merasa bulu-bulu kulitnya minta diperhatikan karena kedinginan. Saat Chanyeol masuk, jendela samping tempat tidurnya menghembuskan angin terlalu kencang.

Chanyeol mendengus dengan kesal padahal anginya tidak lari kearahnya saja tetapi fokus ke Kris-Kris itu. Tapi kelihatanya si pria-yang-katanya-tidak-sopan itu benar-benar mengabaikanya.

Brakk…

Chanyeol sengaja menutup pintu jendela tersebut dengan keras dan Kris memperhatikanya dengan sebuah umpatan "brengsek" yang membuat Chanyeol seketika tetap terdiam ditempat tanpa berniat untuk pergi setelah mendengar ucapan tidak sopan dari orang yang sama tidak sopannya.

"apa kau ingin minta perhatian? Jangan merusak sarana-prasarana disini. Semuanya bukan milikmu" suaranya terdengar membentak dengan menahan segala amarah yang mungkin akhirnya meletup-letup juga.

Chanyeol gugup. Hatinya terasa pecah dan mengkerut didalam sana membuatnya sesak. Seumur-umur yang namanya dimarahi dan dibentak ia baru sekali ini dan dengan orang yang tidak ia kenal sama sekali.

"apa itu buruk?" Chanyeol menantang, terlihat benar-benar mencari perhatian yang berlebihan pada Voldemort tua Bangka tak tahu diri itu.

Kris mendengus kesal lalu melempar tak niat handphone-nya agar tidak menimbulkan kerusakan dan bunyi yang berlebihan. Kris tidak suka ada orang-orang yang berlebihan seperti Chanyeol didepanya.

Dari Chanyeol yang bergerak mundur dua kali lipat dari langkah kaki Kris yang pendek membuat bibirnya sedikit menyunggingkan sebuah senyuman seringai kecil.

Chanyeol merasa orang ini benar-benar tidak sopan dari cara tersenyum saja Chanyeol sudah tahu Kris bukanlah orang yang baik-baik.

"h-hey!" Kris menekan, terlalu keras brengsek batin Chanyeol mengumpat dengan keras. "Sialan! Ap-apa yang kaulakukan" Chanyeol mengumpat, mencoba mendorong lebih keras doronganya dari yang sebelumnya.

Kris datang dengan cepat, dunianya seakan diputar saat menghirup aroma dingin dan manis dari Chanyeol. Pria itu mencoba menahan gejolaknya untuk tidak menyambut sorotan panas dari dalam nyali terbesarnya.

Chanyeol masih mengumpat, berkali-kali untuk mencoba mengingatkan Kris apa yang telah dilakukanya. Gila! Ini gila! Lebih dari sekedar Gila!

Kris menekanya lagi, menekan dinding dingin dibelakang Chanyeol. Membuatnya terpojok dengan pose gila. Kris kembali menghirup aroma manisnya Chanyeol dan instingnya bekerja lebih cepat dari apa yang diperkirakanya.

Ap-apa?!

Basah…dan, terasa asing…

.

.

.

.

To Be Continued…

It's my first post here...

sorry for typo, sorry for everything...

my fanfiction it's really look weird :3

cause, saya sendiri gk bisa ngrasain apa ini :"3 prolog udah ancur apalagi seterusnya :v

sejauh mana kalian bisa ngira saya melanjutkan ini? semuanya tergantung kalian :) karena ini yg pertama saya minta bantuanya...

please give me review :"3