A/N : Haloo maafkan daku yang update seenak jidat dengan cerita yang spontan, dan maaf juga rating nya gak naik - naik padahal hint dan moment sudah tersebar dimana - mana
Moga tahun ini sang Author bisa produktif ya xD
Hope ya enjoy it!


Chapter 3

Tahun baru adalah momen dimana banyak orang berlibur dan menyaksikan pergantian tahun bersama orang - orang yang mereka sayangi.

Tetapi untuk seorang manusia yang berprofesi sebagai satpam, semua hal yang se simple itu tidak mudah ia dapatkan.

Karena ia tinggal bersama empat monster yang tak bisa dimusnahkan dari bumi tercinta ini.

Cuaca di California tidak pernah stabil, hujan salju sering terjadi dan kadang jalanan tidak bisa dipakai karena tumpukan salju yang susah untuk dipindahkan.

Mike Schmidt, seorang pria jerman biasa yang ingin menimba rezeki di negara paman sam.

Tapi sayangnya selama ia kerja di negeri bebas ini, ia mendapatkan pekerjaan yang sungguh sial.

"Freddy, Foxy! Bangun!" Mike yang baru selesai mendapatkan shift pagi pulang kerumahnya dan menemukan kamar reot yang ia susah payah membayar uang sewanya sudah diinvasi oleh makhluk - makhluk yang merupakan benalu baginya.

"Bangun kalian semua!" Tidak cukup sekali ia kasih tahu kepada mereka, Mike mengambil selimut mereka sampai mereka jatuh berputar - putar. Foxy memiliki mood yang buruk kalau baru bangun pagi hari dan manusia setengah rubah itu langsung menyerang Mike.

"Grrrrr, berani - beraninya ganggu tidurku-"

"Eeeh-Stop-Stop jangan-AAA!" Kail milik Foxy nyangkut di baju kerjanya dan SREEEET, dalam sekejap bajunya sudah tersobek - sobek.

"AAA-Bajuku-"

Lalu pahlawan kesiangan datang, mendorong Foxy menjauh dan mengendong Mike. "Pagi, sayangku~"

"Ugh!" Mike paling benci ketika si manusia setengah beruang itu ketika bangun sudah mulai mengombal.

"Kalian ini ngapain saja seharian kok tidak bekerja?"

"Eerr-Golden Week? Ini sebentar lagi sudah akhir tahun tahu, dimana - mana orang libur!" Protes Foxy yang kini kembali ke dalam selimut dan mulai mendengkur lagi.

"Kalian terlalu santai, kau tidak tahu kalau sedang liburan seperti ini justru banyak kesempatan pekerjaan yang lebih profit-"

"Hmmm, kalau begitu kamu berhenti kerja aja," Ujar Freddy sang manusia beruang dengan santai sambil menepuk pundaknya Mike.

"Biar aku yang mencari kerja demi menafkahimu~"

"Beruang Kampret." Mike sudah tidak menanggapi gombalannya, melainkan ia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan beristirahat tapi sang beruang sempat - sempatnya masuk ke dalam kamar mandi dan sudah siap di dekat keran air.

"Mau saya beri service, hmm, Sir?"

"KELUAR!" Mike menendang pria yang lebih tinggi itu keluar dari kamar mandi.

"Makanya sudah kubilang, dia itu seperti pulang dari neraka, semua gombalanmu percuma," Ujar Foxy sambil menggerutu.

"Hush, sudah, jangan seperti Bonnie yang kerjanya nasehatin aku, toh kalian juga hubungannya tidak seserius kita-"

"Pfft, sorry ya, kita tiap malam tidur di hotel tanpa sepengtahuan kalian, okay-"

"HOTEL!?" Mike tiba - tiba keluar dari kamar mandi, hanya menggunakan handuk putih yang sudah kusam dan sedikit bolong - bolong. "Jangan bilang kalian pakai kartu kredit?"

"Eerr- Itu di hotel yang Bonnie part time, Mike-"

"PANTAS SAJA KALIAN GONTA GANTI PEKERJAAN TERUS!"

Hari itu Foxy dan Freddy sangat apes diomeli habis - habisan oleh Mike karena tahun ini ia tidak mendapatkan bonus dan para monster itu tidak membantu finansialnya sama sekali.

Kesimpulannya selama tinggal dengan mereka hampir satu tahun, Mike berusaha mati - matian mengajarkan mereka untuk bersikap seperti manusia biasa, dalam kurun waktu 6 bulan ini, mereka mampu beradaptasi menjadi manusia modern, namun sayangnya, mereka tidak memiliki niat untuk mencari uang, malah mereka ingin terus menumpang hidup bersama satpam ini.

Saat mandi, Mike meng-review semua kejadian yang terjadi di tahun ini, dari awal ia bertemu dengan mereka sampai akhir tahun ini tidak ada memori yang enak untuk diingat, apalagi melihat kelakuan sang pemimpin kelompok Abnormal itu.

Freddy Fazbear.

Bahkan nama belakangnya pun juga beruang, Mike sampai sekarang tidak mengerti kenapa manusia setengah monster itu malah terobsesi dengan manusia biasa, ditambah ia seorang LAKI - LAKI, dan mengikuti kemana ia pergi?

'Kalau saja ia beneran ber-UANG aku pun rela jadi homo-TIDAK! Aku masih ada harapan untuk hidup! Jangan menyerah, Mike!' Mike menghibur dirinya sendiri selama mandi berjam - jam.

Ketika ia keluar, ruangan kamarnya sudah tidak ada orang, Freddy berada di dapur, menyiapkan sarapan seperti biasanya. Foxy? Mungkin ia sedang mengacau kebun orang lain.

"Selamat pagi, sayang-" Freddy membawakan telur mata sapi berbentuk hati dan roti untuknya. "Kubuatkan untukmu ini khusus edisi akhir tahun!"

"Dapat roti ini darimana? Kan sudah kubilang sarapan jangan pakai makanan orang Inggris kayak ini-Duh telur ini sepertinya mahal-" Mike yang was - was uang makan ia sering dibelikan barang mahal olehnya kini menjadi parno.

"Tenang saja, saya mendapatkan ini semua dari Chica, sekarang ia masih bekerja di salah satu restoran yang terkenal di kota ini, bahkan aku sudah memesan reservasi untuk dinner kita berdua,"

Mike hampir terbatuk mendengar kata reservasi yang artinya mereka memesan tempat dulu lalu dibayar, dan Mike hampir tidak memegang uang sepeser pun.

"Hmph! Reservaasi ap-"

"Shuuush, biar aku yang menghandle ini," Freddy memberikan kedipan nakal dan membawa piring kosong itu ke cucian piring.

"Ugh... Fred, aku lebih senang kalau kau menemukan pekerjaan tetap dan menerima bonus tahun ini..."

"Tenang saja, Mike, kita ini berempat, pasti kalau semua mendapat pekerjaan kita bisa menghidupi satu sama lain-"

"Siapa bilang aku betah hidup dengan kalian? Malah... kalian ini... Beban buat aku!"

Rasa amarah dan frustasi Mike sepertinya membuat Freddy terkejut, namun ia mengerti saat manusia sudah dihinggapi emosi yang bertubi - tubi, mereka tidak bisa mengontrol apa yang mereka lontarkan.

"Baiklah, aku akan pergi untuk sementara supaya kamu akan tenang, tapi-" Freddy menunjukan sebuah kartu. "Kalau kamu sudah tenang, jangan lupa untuk datang kesini,"

Awalnya Mike mengira Freddy tidak serius, tetapi Freddy benar - benar pergi dengan mengepak baju - bajunya ke dalam koper yang entah dapat dari mana.

Ketika Freddy sudah menutup pintu dan pergi selama beberapa menit, Mike mengambil kartu yang ia tinggalkan.

Rupanya itu adalah waktu dan tempat reservasi restoran yang dipesan oleh Freddy.

Akhirnya Mike memutuskan ia harus membereskan ruangannya yang sudah kapal pecah. Awalnya Mike tidak merasakan apa - apa saat si penggoda homo itu pergi, tapi ketika ia melihat ruangan bagiannya.

(Note. Meski kamar Mike kecil, tapi ia sanggupin untuk membagi 3 tempat dan menyerahkan kamar tamunya untuk Chica karena ia perempuan)

Banyak foto - foto dan barang pernah diberi oleh Freddy, manusia beruang itu meski sering ganti kerja paruh waktunya, setiap dari tempat kerja terakhirnya pasti ia memberikan sesuatu untuk Mike.

Awalnya Mike marah karena ia menghamburkan duit dan seharusnya uang itu dipakai untuk membayar sewa dan kebutuhan sehari - hari, tapi omelannya tidak mengubah keputusannya. Setiap minggu, Freddy selalu berusaha untuk membelikan ia sesuatu.

Bunga, foto, sepatu, sikat gigi, bantal, boneka, permen, coklat, helmet, palu, dan masih banyak barang yang aneh - aneh diberikan olehnya membuat dadanya sesak.

Perkataannya tadi mungkin agak menyakitkan dan kini Mike dihinggapi rasa bersalah. Baru saja ia mau meneteskan air mata seseorang sudah pulang.

"Kami pulang!" Ujar Chica, sang perempuan anak ayam dengan rambut yang dikuncir satu dengan periang.

"Ah, selamat datang kemba-"

"Eh, Mike kamu kenapa!?" Intuisi perempuan yang setajam silet itu langsung melihat ada yang tak beres oleh pemilik kamar ini.

"Freddy baru meninggalkan tempat ini ya?" Tanya Bonnie yang ternyata ada di belakang Chica.

Mike mengangguk pelan, lalu ia menatap Bonnie dengan heran. "Tunggu- Kamu tahu itu darimana?"

"Freddy sms tadi."

"Oh dia-SEJAK KAPAN DIA PUNYA HANDPHONE!?"

Mike tidak jadi merasa bersalah dengan Freddy, dengan hati yang kesal, ia sangat membenci pria itu.


Pada akhirnya, Mike tetap datang ke restoran itu, berkat dukungan oleh Chica, Bonnie dan Foxy.

'Ugh... Restoran Fancy seperti ini bukan untukku...' Mike merasakan kebraniannya semakin menciut ketika mendatangi tempat yang berkelas.

Ia sudah lama tidak mengunjungi restoran family, bagaimana ia bisa bersikap tenang ketika ia dikelilingi orang - orang berduit?

Mike kembali lagi melihat jasnya. Rupanya Bonnie menyimpan jas formal yang sudah kekecilan dan dimodifikasi oleh Chica untuk sesuai ukuran pakaian Mike.

Ia memasuki restoran itu, seorang pelayan melayaninya dan memberikan arahan dimana kursi yang sudah dipesan untuknya.

Ia duduk di meja yang berada di tengah restoran itu, Mike merasa sangat gugup, dan saat ia melihat jam tangan, jam janjian mereka sudah lewat 5 menit dan itu membuatnya geram.

'Jangan bilang ia ingin balas dendam dengan membuat janji palsu disini-'

JRENG

Tiba - tiba dari arah panggung live show, seorang pria memainkan gitar, lampu sorot pun dinyalakan dan perhatian Mike tertuju kepadanya.

Rupanya Freddy menjadi bintang tamu di restoran itu. Dan tak hanya dia yang muncul, Bonnie, Foxy dan Chica juga bermunculan di panggung kecil itu.

Penampilan mereka sungguh berbeda, mereka tak lagi memakai pakaian yang lusuh, berwajah seram dan menyeramkan, namun mereka kini memakai pakaian mahal dan mengkilat, wajah mereka terlalu tampan dan cantik, bahkan bisa mengalahkan bintang tamu.

"Selamat malam, Ladies and Gentleman, hari ini kami datang untuk menghibur seseorang yang sangat kami sayangi,"

We become victims of this curse.

We still can't forget that surely it's love, surely it's tenderness.
We are foolishly imprisoned and can't go back anymore.
Yeah, just the two of us, in this garden of carnage
strike and are stricken in this brawl!

BABY BABYBY I LOVE YOU

Tak hanya suara yang bagus, music dan permainan mereka sangat menawan bahkan seperti pemain music professional diimbangi dengan gerakan Freddy yang begitu menghayati

Pertunjukan yang diberikan oleh para monster itu memberikan perasaan haru kepada Mike, ia sangat tahu mereka menyanyikan lagu ini untuknya.

Kini ia tak bisa membohonginya diri sendiri, ia tidak membenci mereka, namun ia justru sangat menyayangi mereka. Menyimpan waktu bersama dalam setahun adalah waktu yang lama dan tahu - tahu mereka mempunyai tempat yang special di satpam ini.

"Ugh, dasar, kalian.." Mike menepis air mata mereka dan memberikan tepuk tangan yang meriah.

Setelah mereka turun dari panggung, Freddy menghampirinya. Duduk disamping Mike dengan senyuman penuh arti.

"Bagaimana? Kau kagum padaku sekarang sampai tak bisa marah lagi?"

"Bodoh, aku tidak mungkin bisa marah denganmu sampai berhari - hari."

Freddy tersenyum lebar mendengarkan pernyataan jujur dari Mike.

"Sebenarnya aku ingin memberitahu kenapa selama ini selalu mengganti pekerjaanku," Freddy mengeluarkan buku tabungan yang berasal dari bank yang megah.

Mike tak bisa menutup mulutnya ketika melihat angka yang tertera di tabungan milik Freddy.

"A-Ap-Apa—"

"Aku mengumpulkan uang sebanyak ini hanya untuk satu tujuan—" Freddy mengambil tangan Mike, sang beruang bertopi itu pun mengeluarkan cincin emas.

"Mike Schmidt, Mau kah kau menghabiskan hidupmu bersamaku?"

Si beruang itu kini menjadi ber uang, dan melamarnya di depan umum.

Mike tak tahu harus menjawab apa, ia tidak bisa meyakinkan dirinya kalau ia benar - benar mencintainya, tapi ia yakin satu hal.

Freddy sudah menjajah satu tempat di hatinya yang kini tak tergantikan.

"Asal kamu tahu aja ya, aku menerima ini bukan karena kamu memiliki uang, okay?" Ujar Mike sambil memakai cincin itu.

"Mulai saat ini kamu menjadi tanggung jawabku, jadi jangan pernah menghilang seperti ini lagi."

Freddy menyeringai, ia pun mendekati wajahnya dan menarik dasi biru gelap itu untuk membuat wajah mereka dekat satu sama lain.

"Dan kau kini milikku."

"Fred, sudah kubilang jangan menc-Humph!" Terlambat memberitahunya, bibir milik satpam itu sudah diraup oleh manusia berkedok setengah hewan itu.

Setelah Mike memakai cincinnya, Freddy menculik satpam itu ke atap gedung restoran itu dan menonton pesta kembang api yang diadakan di taman bernama Town Square.


Saat itu juga, Chica, Bonnie dan Foxy menikmati pesta perayaan di Town Square.

Chica sangat kegirangan ketika ia bergabung menari bersama para manusia di Town Square. Bonnie hany duduk di pinggir pagar taman, menemani Foxy yang sedang muntah - muntah karena salah makan.

"Makanya sudah kubilang jangan memakan kerang yang busuk, penciuman hidungmu sudah tumpul ya?"

"Hoekk- Kau tahu kan hidungku-Hoek- Tidak bisa berfungsi kalau sedang musim dingin..." Setelah Foxy puas mengumpat, muntahannya pun berhenti.

Bonnie pun mengelus punggung Foxy dengan tenang, ia memberikan minuman air mineralnya kepada Foxy untuk meredakan sakit perutnya.

"Hey, Bon"

"Hmph?"

"Kalau misalkan Freddy dan Mike jadi tinggal sendiri-"

"Apa yang kulakukan? Ya tentunya merawatmu dan Chica lah." Potong Bonnie sambil meminum wine gratis yang dibagikan oleh pihak penyelenggara.

Foxy terdiam dengan pikirannya, meski ia si perusuh dan yang paling susah diatur diantara 4 ini, dia sendiri tidak mau tertinggal oleh lainnya.

"Chica itu memang masih perlu dijaga, karena masih terlalu polos untuk hidup di dunia ini- Kalau kamu mau ya-"

"Ugh, tidak apa - apa deh daripada harus hidup dengan mereka berdua-"

"Hahaha, lelah ya melihat pertunjukan drama opera sabun mereka? heh,"

Bonnie menarik kail milik Foxy untuk mendekatkan diri. "Tapi kalau kau tanya siapa yang akan kuajak hidup bersamaku-Kamu pasti yang aku pilih."

Kini wajah Foxy semerah rambutnya. "Ah—Eerr—Kenapa?"

Bonnie melemparkan senyum mautnya. "Kenapa? Tentunya karena kamu paling bodoh dan tak bisa diharapkan tentunya—"

"HEY!" Foxy hampir mengacungkan tangan yang hanya ada cungkilannya, namun dihentikan dengan jari telunjuk Bonnie yang menempel di mulutnya.

"Dan yang paling manis yang pernah kutemui," Ujar Bonnie sambil mengelus dagu Foxy dengan kedipan nakal.

"Ugh, jangan menjadi Freddy, plis, apapun tapi itu." Foxy memerah sambil mendorong Bonnie dengan kasar, namun Bonnie hanya tertawa karena gombalannya berhasil, Chica yang dari jauh menontoni mereka hanya tersenyum lebar sambil memakan popcorn entah darimana.

-FIN-


A/N :

Mohon maaf sebesar - bearnya jika ada yang kurang, php, banyak gaje dan OOCnya dan berpikir 'sejak kapan FNAF jadi sinetron begini' saya sendiri juga tidak mengerti :""""
Tapi terima kasih banyak sudah membaca sampai habis dan jangan lupa Review dan Favoritenya ~

Note : Title song - Mad Head Love