Wanita itu kini tersenyum melihat raut wajah terkejut kai. Jarinya terjulur menujuk kearah kursi yang ada di posisi hadapan kai .

"Oh silahkan." Wanita itu -krys bergerak mengeser kemudia menduduki bangku tersebut.

"Oh ya, kau ingin pesan apa ?." Kai mengambil daftar menu, melirik kearah krys meminta tanggapan dari krys.

"Aku pesan White coffe saja." Kai menganggukan kepalanya, mengerti. Tangannya terangkat keatas memberi gestur memanggil pelayan restorn. Pelayan restorn datang berjalan kearah meja yang kini tengah mereka duduki. Kai langsung menyebut apa yang di pesan nya kemudian menaruh buku menu itu kembali ke tempat nya semula di atas meja.

"Sudah lama kita tidak bertemu krystal, kau semakin cantik saja." Wanita bernama lengkap krystal itu hanya tersenyum menanggapi ucapan kai. Krystal membasahi tenggorokannya kemudian memasang wajah jenaka.

"Dan tuan kim kai juga sudah semakin putih."

"Sialan." Kai mendesih seketika, sedangkan Krystal tertawa geli melihat ekspresi merengut yang ditunjukan kai.

"Jadi bagaimana dengan perusahaan mu, baik baik saja bukan ?." Krystal berguma terima kasih ke pada pelayan yang mengatar pesanan nya dan kembali lagi memandang ke arah wajah kai.

"Ya semakin lebih baik." Kai tersenyum penuh arti ke krystal. Krystal hanya tersenyum lembut menanggapi ekspresi kai tadi. Satu kata yang terlintas di benak Krystal saat memandangi wajah karismastik milik kai sekarang. Kai sudah berubah. Wajah yang dulu selalu sering terkena luka lebam entah itu dari pukulan tangan, tendangan, atau pukulan apapun lainnya itu Sekarang sudah berganti dengan wajah yang tampan, rahang tegas dan mempesona. Tubuh yang dulu kurus hanya setengah daging itu sekarang sudah lebih berotot tegap. pakai yang urakan dengan gaya bad boy dulu, sekarang bergantikan jas hitam dipadupadakan kemeja biru dengan dua kancing atas terbuka menampakan tulang selakang miliknya yang terlihat seksi. Kai sekarang lebih gagah dan terlihat begitu jantan . Tak dipukiri bahwa awalnya krystal sedikit terpesona dengan penampilan kai sekarang.

"Kau... Banyak berubah." Krystal menyeruput white coffenya. Kemudian kembali memfokuskan pandangannya ke arah wajah kai.

"Benarkah, tapi bukan bertambah putih kan ?." Krystal menggeleng geleng kepalanya, geli. Tangan nya mengibas ngibas ke arah kai menampik ucapan kai barusan.

"kau terlihat lebih gagah." Ucap krystal dengan nada jenaka.

Kai tertawa renyah nyaring, menanggapi ucapan krystal. Krystal hanya mendelikan kedua bahunya sembari mengusap pelan cincin emas di jari manisnya .

"Oh, thanks for you information." krystal mendengus kemudian meminum lagi white coffe nya yang sudah mulai mendingin.

"Bagaimana dengan, kekasih mu itu?." Kai awalnya terkejut mendengar pertanyaan krystal, sama sekali tidak menyangka bahwa krystal akan mempertanyakan hal itu.

"Mmm... Yah kami tetap bersama." Kai berdehem mengatasi keterkejutannya.

Krystal menatap kosong wajah karimastik kai. Deru bising dari mobil mengalihkan pandangnya ke arah jendela tepat di samping kanan tubuhnya. Entah apa di dalam fikiran krystal sekarang, tapi kai yakin bahwa krystal tidak mungkin-tanpa-sengaja tiba-tiba datang dihadapannya sekarang duduk-termenung, memandangi mobil dan para pejalan kaki yang hilir mudik di pandangan-nya. Kai harus mencari tahu apa maksud dari pertemuannya yang mendadak ini dengan krystal. Apapun itu entah kenapa kai sedikit cemas dengan kehadiran krystal sekarang.

.

.

.

Sehun namja berwajah oriental berkulit putih susu itu kini tengah duduk bersandar di sofa ruang tamu. Tanganya masih asik memegang benda bersegi panjang. Smartphone-nya. Mengotak-atik Membuka aplikasi akun pribadinya. Pandangnya beralih, Menoleh kekanan dan kekiri. Sehun Bangkit dari duduknya kemudian kedua kakinya jenjang melangkah berjalan kearah dapur berniat mengambil air hangat.

Tap

Sehun meletakan gelas itu setelah Menghabiskan semua air hangat-nya. jam masih pukul 3 sore tapi, rumahnya sudah terasa begitu sepi . Dia bosan dengan kesunyian rumah yang iya tempati dengan kai selam 4 tahun belakang ini. Dia ingin rumah ini berwarna seperti rumah keluarga kecil lainnya. Semua keluarga datang berkumpul, bercengkrama, menyiapkan hidang makanan , bersama-sama makan dengan keluarga, dan bersantai senang dengan para anggota keluarga lainnya. Sehun ingin itu .

Air mata tiba-tiba jatuh ke pipi putih tirusnya, dia bingung apa yang harus dilakukannya saat ini. Efek kesunyian ini membuat dirinya tertekan. Membuat hatinya resah.

Sehun selama ini berusaha tegar dengan menujukan aku-baik-baik-saya-dengan-keadaan-kesunyi-ini. tapi adakalanya dia tidak bisa mempertahankan kokohnya ketegaran dalam Dirinya itu.

seperti sekarang. sehun hanya ingin menangis. Menumpahkan rasa sedihnya Sekarang ini, tangannya bergetar menekan rasa sesak dibagian dada kirinya 'it's ok sehun, its ok' bibirnya berucap lirih menampik semua rasa resa yang bersemanyang di dalam hatinya saat ini.

Triiiinngggg, Triiiiingggggg

Sehun buru-buru menghapus sisa air mata di kedua pipinya, lalu memejam-melek kan matanya menghalau air mata yang berniat akan jatuh kembali ke pipi mulusnya. Dia Berdehem. Menetral Nada suaranya senormal Mungkin.

From: 0xxxxxxxx

|Bisa kita bertemu tuan sehun.|

.

...

Suara tawa nyaring itu menggema ke penjuru ruangan, di susul dengan suara teriakan anak kecil yang semakin menambah bising keadaan ruangan tersebut.

"Apakah ryeowook selalu seperti ini jika nakal." Suara itu terdengar seperti nada merengekan.

"Kau ini berlebihan anakku ryeowook tidak nakal cadel!." Suara kali ini lebih bernada ketus dan mendesis.

"Hyung! suho hyung, lihat sih kyungsoo pendek !."

"kalian kan sudah berteman sejak lama kenapa tidak bisa akur sih." Suho-namja tampan bertubuh pendek tegap itu hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya melihat interaksi dari dua lelaki yang kini tengah melemparkan tatapan apa-sini-kalau-berani.

"Sudah sehun, wookie itu memang tidak nakal dia lucu malahan." Kali ini suara berat sedang yang angkat bicara mencoba mencairkan aura hitam di sekitarnya.

"Kai kenapa membela si cebol jerapah itu sih!." Ucap sehun manja merengek tidak terima ucapan dari kai-suaminya.

"Ya! Manusia cadel, bibir mu itu mau kustrika." nada suara itu meninggi kesal mendengar penuturan dari bibir merah sehun.

"Kyungsoo chagi, sudah." Kyungso -namja manis bertubuh pendek, berambut hitam cepak itu kini tengah mendelik tidak-suka kearah wajah manis milik sehun. Kai yang beraada di samping tubuh sehun -istrinya kini hanya bisa menggaruk tengkuknya canggung.

Jangan tanyakan sehun, dia juga ikut mendelik tajam melawan tatapan mata 'owl' milik kyungsoo bibirnya sesekali berguma 'APA ?!'.

"Sehun baby, sudah nya. Lihat kalian berdua membuat ryewook baby jadi ingin menangis." Kai meringis melihat tatapan mata ryeowook yang kini mulai berkaca-kaca, kyungsoo yang tahu dengan keadaan 'anak'nya-pun hanya bisa menghela nafas pelan memutuskan pandangan mematikannya ke mata cipit milik sehun, mengalah dengan bocah seperti sehun.

Kyungsoo mengakat tubuh mungil balita berumur 12 bulan lebih itu kepangkuannya. Untuk Mengajak ryewook berbicara. ryewook balita manis itu menangapi ucapan kyungsoo 'eomma'nya dengan celotehan khas anak balita pada umumya.

"Ayo ini siapa ? Ap- a.a.a-ppa... Appa suho." Ucap kyungsoo mengakat tangan mungil milik ryeowook menujuk mengarahkan ke wajah suaminya-suho.

"Ini ap-appa... Ayo baby wookie bilang appa.. Appa." Suho ikut berucap membantu kyungsoo agar ryeowook anak mereka berdua dapat menggumakan kata 'appa'.

"Aph-apha..." Ucap ryeowook spontan, lalu langsung mendapatkan tepuk tangan riuh dari kai,sehun,kyungsoo dan suho.

"Yee! Babynya eoomma appa memang pintar." Kyungsoo langsung memeluk erat tubuh mungil padat milik ryeowook kedalam dekapannya. Suho hanya bisa mengusap lembut rambut hitam legam milik ryewook Yang berbentuk mangkuk tersebut.

"Hyung boleh aku mengendong baby wookie?." Ucap kai yang kini menatap gemas kearah ryeowook.

"Oh, tentu ini wookie sama ajjushi kai,ne. Cha ~." Kai langsung mengambil alih gendong kyungsoo tadi ke ryeowook.

Sehun yang sedari tadi diam, hanya bisa memperhatiakan saja. Senyum simpul manis terukir di wajah oriental miliknya kini.

Namun senyum itu tidak berlangsung lama hanya persekian detik lalu kembali lagi Keraut wajah Sehun yang datar, kaku.

Pikirannya jauh melayang mengigat pertemuan nya dengan seseorang yang paling tidak ingin ditemui sehun.

Flashback.-

Sehun duduk, dengan tangan berada tepat di atas pahanya yang terlapisi celana jins yang iya gunakan. Kepalanya menuduk dalam hingga membuat helain halus poni berjatuhan di dahi datar miliknya.

Seseorang duduk seberang sana di hadapan sehun yang kini tengah memandangi wajah sehun lekat-lekat. 'Cih' dia-seseorang itu berdecih keras sengaja, membuat langsung tubuh sehun merespon, terkejut.

"Aku akan langsung saja... Apa yang kau harapkan dari jongin ?." Sehun mengakat wajah orientalnya pelahan, memandang ragu tepat di mata hitam berkelopak eyeliner milik seseorang tersebut.

"Karna aku menyayangi jongin, e-eom-eooma." Seseorang itu sosok wanita yang dipanggil eooma oleh sehun kini tengah tersenyum remeh lalu berdecih tidak suka mendengar ucapan sehun.

"Apa karna cuma dia lelaki yang bisa menerima lelaki tidak nomal seperti dirimu ?." Nyut! Ucapan itu begitu datar namun tersirat nada mereh yang benar-benar membuat hati sehun berdenyut nyeri sakit, sebenci itukan eooma-jongin kepadaku? Batin sehun.

wanita itu eomma dari kai-jongin suaminya kembali meminum teh hijau dari dalam gelas putih milik cafe yang sekarang dijadikannya membuat pertemuan ini dengan sehun.

"Lepaskan jongin." Ucap eomma kai mutlak.

DEG!

Sehun terdiam seketika. Refleks kepalanya menggeleng pelan. mengapa ucapan yang selalu keluar dari dalam mulut eooma kai mampu membuat sosok seorang sehun ingin menangis .

"Ke-kenapa, eomma." sehun berucap lirih memberanikan diri untuk bertanya. Sehun mati-matian menahan suara isakan yang keluar kapan saja dari bibir mungilnya tanpa bisa di cegah.

pertanyaan yang dilontarkan sehun tadi sontak membuat eooma kai nyonya kim tersenyum sinis memandang jijik kearah wajah oriental sehun. "Kau! tidak akan pernah bisa menghasilkan Seorang ANAK!." Nyonya kai mendesih dan menekan kuat ucapan 'Anak' di hadapan sehun. Jari telunjuknya menujuk tepat kedahi datar milik sehun, kemudian mengetuk pelan dahi tersebut. Sehun terisak tapi suara isakan itu tidak keluar dari mulutnya.

"Jangan berpura-pura menangis depan ku. Kau kira aku akan iba dengan melihat mu menangis, cukup aku yang menangis menanggu perbuatan mu kepada jonginnku. Yang ku minta kau menjauhi jongin, apa salahnya ?." Ucapan itu tajam. Memukul perasaan sehun. Nyonya kim seketika bangkit dari tempat duduk nya. memandang remeh ke arah sehun. Tangannya menepuk-nepuk bagian depan baju yang iya gunakan. Lalu Memusatkan pandangan nya kepenjuru kafe tersebut.

"Menjauh sehun. Dan tinggalkan jongin jika kau benar-benar... Mencintainya." Ucap nyonya kim. Setelah itu iya berbalik berjalan kearah pintu keluar kafe meninggalkan sehun yang kini menahan keras tangisnya.

"Hiks, k-k-kai... Ottok-eh." Pertahan sehun runtuh setelah mendengar bunyi 'cring' dari arah pintu. Sehun menjendut-kan pelan dahi nya ketepian meja segi empat kafe tersebut. Air mata iti kembali melunjur deras di kedua pipinya, tubunya bergetar kuat, bahunya naik turun tidak teratur. sedangkan nafasnya terasa begitu sesak sedari tadi saat, menahan tangisnya.

Sehun mengeleng-gelengkan kepalanya pelan. ucapan eooma kai kini melayang-layang di kepalnay hingga menimbulkan rasa sakit di otaknya, 'meninggalkan jongin?' Ucap Batin sehun resah.

Tidak. iya tidak bisa. Di tidak akan pernah bisa merasakan hidup, jika suatu hari kai akan pergi dari sisinya. Lelaki tampan berkulit eksotis itu adalah dunia sehun. Serta kebahagian sehun. Sehun begitu sangat mencintai kai. Begitu pula dengan perasan kai ke sehun. Dimana ada kai situ pula ada sehun. Seperti lembaran takdir yang dibuat tuhan untuk mereka berdua. Sehun juga tidak bisa jauh dari kai sumber kasih sayangnya. Jika tanpa ada-nya massalah. Tapi kenapa dunia seakan mempermaikan mereka. Kai begitu menerima sehun apa adanya, begitu pula sehun. Namnu mengapa dunia ingin menjauhkan sepasang manusia yang saling mencintai ini. Di mana letak salahnya?!.

Sehun menghapus sisa-sisa air matanya, Merapikan bajunya yang sedikit basah akibat tetesan cairan bening asing yang keluar dari dalam kedua bola matanya tadi. Sehun Mengerjap-ngerjapkan matanya, menghalau terjunnya air mata yang kini mengenang di masing-masing pelupuk matanya. Iya bangkit dari tempat duduknya, menimbulkan suara decitan yang terdengar agak keras hingga beberaa orang berada di kafe tersebut sekarang memandang kearahnya.

setelah 5 menit merasa lebih baik, sehun kemudia berjalan melangkah lurus kedepan pintu masuk keluar kafe tersebut.

'Apapun yang terjadi ini lah resiko hidupku.' Ucap sehun tegas didalam hatinya. Kemudian iya membuka pintu mobilnya, lalu pergi bergerak meninggalkan kafe tersebut.

.

FlashBack end.

.

.

.

.

.

.

.

.

[FOR HUNKAIHUN]

.

.

.

.

.

.

.

Klik.

Lampu ruangan itu menyala terang, 2 sosok lelaki berbeda postur tinggi serta badan itu masuk dan merebahkan masin-masing tubuh mereka.

"Sehun, tidak mandi ?." Kai- lelaki berkulit tan berucap lebih dulu kemudai mengedus pelan leher milik sehun.

"Geli..., sebentar lagi. Kenapa?, kalau tidak kau saja yang mandi lebih dulu." Sehun memaikan rambut kai yang keriting gelombang berwarna coklat tua sedikit panjang itu, membelainya lembut membuat sang empunya, kai memejamkan matanya. Suka atas prilaku sehun.

"Ayo kita mandi bersama." Ucap kai memeluk erat tubuh kurus milik sehun dar samping.

"Dasar! Tidak mau kai." Sehun mencoba mendorong tubuh kekar milik kai-suaminya. Sayang nya tubuh itu semakin erat dan melengeket kuat memeluknya badanya.

"Sehun baby~." Kai mengeluarkan rengekanya membuat sehun kini meringis geli memandang kerahnya.

"Tidak. Mau." Ucap sehun mutlak.

"Huuftt..., baiklah-baiklah aku mengerti, aku mengalah, setelah ini lekas kau mandi yah." Kai mengusap gemas helain rambut coklat terang milik sehun. berlalu meninggalkan sehun yang kini tengah memandang punggung kai dengan rasa sedih.

Cklek.

Uapan putih mengeruak keluar dari dalam tubuh kai terlihat menadai bahwa dia baru saja menyelesaikan mandinya. Kai melangkah berjalan Kearah sehun yang kini sudah terlelap manis di king size milik mereka, sembari mengosok kuat helain rambut basahnya.

"Sehun, hei yeobo kau tidak mandi hem..." Iya menguncang pelan tubuh sehun.

" ... "

Kai menghebuskan nafasnya pelan, menyadari bahwa sehun kini sudah terlelap tidur. Iya langsung Membawa dirinya berbaring di sebelah kanan tubuh sehun memandang punggung kecil itu yang kini tengah berbalik memunginya. Lelah, mungkin ucap batin kai melihat tidak biasanya sehun tidur dijam segini. Kai melingkarkan tanganya di pinggang ramping milik sehun, memeluk erat tubuh sehun. mengecup pelan tenguk putih itu. Lalu menyelusupkan wajahnya ke rambut mewangi coklat sehun.

"Selamat tidur." Ucap kai terakhir kali berbisik di kuping sehun sebelum memulai mimpinya.

Kai tidak tahu bahwa sehun sedari tadi tidak tertidur ataupun bergerak. Mata kecoklatan miliknya memandang kosong dinding dingin didepan matanya kini .

Pikiranya berkecamuk sekarang. sedangkan Hatinya resah saat ini. bayang-bayang kai pergi meninggalkannya jauh dari sisinya membuat jiwanya takut. Sehun merasakan akan terjadi sesuatu kepada kebahagianya dan juga kai. Tapi dia tidak tahu apa itu ...


TBC ?

Lama yah gk publish ff ini ...

Kangen juga sama KaiHun, gara-gara liat photo kaihun yang sie sehun manja banget nempel di punggung kai *colek dagu sehun*

Btw, thanks buat reader HKS/KHS yang udh review pendapat kalian saya hargai

Maaf jika banyak typo dan kata-kata amburadul lainnya.

FF akan tetap berjalan asalkan riew juga mengalir cepat :) ...

Thanks-

.

.

.

|OkkyNa ^^